Teori

Teori Inti Ganda, Salah Satu Teori dalam Tata Ruang Kota

teori inti ganda
Written by Fiska

Teori Inti Ganda – Kota-kota besar di dunia termasuk Indonesia dalam proses pembangunan dan perkembangan belum tentu dibangun tanpa adanya perencanaan. Ada sejumlah kota yang telah dibangun untuk merancang dan memodelkan dengan mempertimbangkan pusat pemerintahan, pusat industri, pusat bisnis, dan banyak lagi secara terstruktur.

beli sekarangBuku ini antara lain memuat bahasan: Konsep dan pengertian dasar tata ruang dan penataan ruang. Dasar pemikiran, asas, dan tujuan penataan tata ruang. Fenomena dan klasifikasi tata ruang: alam dan buatan manusia, faktor ekonomi dan sosial budaya, kriteria penataan ruang, pembentukan dan peruntukan.

Hingga muncul berbagai macam teori terkait penataan ruang kota seperti teori konsentris, teori sektor, teori inti ganda, teori konsektoral (gaya Eropa), teori konsektoral (gaya Amerika Latin), teori poros, teori historis, dan teori konstruksi bangunan.

Masing-masing teori tersebut tentunya memiliki karakteristik tersendiri dan berbeda dalam penataan ruang kota. Maka tidak heran jika terdapat berbagai jenis tata ruang perkotaan, baik yang bentuknya terpusat hingga membentuk lingkaran atau berdasarkan tata guna lahan perkotaan.

Persoalan yang akan dibahas kali ini adalah penataan ruang kota berdasarkan teori inti ganda. Menurut teori inti ganda, dapat dikatakan bahwa penataan ruang kota lebih kompleks dan tidak hanya didasarkan pada rencana konsentris dan sektoral.

Oleh karena itu, Gramedia akan menjelaskan mengenai apa itu teori inti ganda dalam tata ruang kota. Untuk dapat mengetahuinya lebih dalam lagi, mari simak ulasan di bawah ini.

Pengertian Teori Inti Ganda

Teori inti ganda diusulkan oleh Harris dan Ullmann pada tahun 1945. Kedua ahli geografi ini berpendapat bahwa pola konsentris dan sektoral ada di daerah perkotaan, tetapi kenyataannya lebih kompleks daripada yang dikemukakan oleh teori Burgess dan Hoyt. Harris dan Ullman berpendapat bahwa tidak ada kelanjutan yang teratur dari distrik perkotaan, seperti halnya dengan teori konsentris dan sektoral, karena karakteristik distribusi penggunaan lahan ditentukan oleh faktor-faktor unik seperti lokasi kota dan sejarah yang unik. .

Pertumbuhan sebuah kota mulai dari pusat berubah menjadi bentuk yang lebih kompleks. Bentuk kompleks ini disebabkan oleh munculnya nukleus atau inti baru yang berperan sebagai kutub pertumbuhan. Menanggapi penggunaan lahan fungsional mereka, inti baru berkembang dan membentuk struktur perkotaan dengan sel-sel yang tumbuh.

Nukleus kota adalah kampus universitas, bandara, zona industri, pelabuhan, dan terminal bus. Manfaat ekonomi menjadi dasar pertimbangan dalam pengelompokan penggunaan lahan, karena berbentuk inti atau nukleus. Misalnya, kompleks industri mencari lokasi di dekat fasilitas transportasi. Perumahan baru mencari lokasi yang dekat dengan pusat perbelanjaan dan institusi pendidikan.

Dalam teori ini, tidak ada urutan zona perkotaan yang teratur seperti teori konsentris dan sektoral, meski distrik bisnis pusat yang sebenarnya masih berfungsi sebagai pusat kota. Semua kegiatan yang memiliki kesamaan dikelompokkan dalam suatu area, membentuk sub pusat di dalam kota, memberikan kesan bahwa setiap area membentuk “inti” baru.

Pembagian Zona dalam Teori Inti Ganda

Dalam teori inti ganda, terdapat 9 zona yang telah dibagi untuk penataan kota. Berikut adalah zona-zona yang terdapat dalam teori inti ganda.

1. Distrik Bisnis Pusat atau Central Business District

Seperti teori konsentris dan teori sektoral, kawasan ini merupakan kawasan pusat kota di mana sebagian besar aktivitas kota terkonsentrasi. Area ini merupakan pusat untuk transportasi dan di dalamnya terdapat area layanan khusus, seperti “ritel”, area khusus untuk bank, teater, dan lain-lain.\

2. Zona Industri Ringan

Keberadaan jasa angkutan skala besar sangat penting pada zona ini. Pada umumnya zona 2 memiliki banyak kelompok dan terletak di sepanjang jalur kereta api atau di dekat Central Business District. Zona 2 tidak berada di sekitar zona 1 atau pusat kota, hanya letaknya yang cukup dekat. Seperti pusat grosir pada umumnya, fungsi ini membutuhkan transportasi yang baik, banyak ruang yang sesuai, dekat pasar, dan tenaga kerja.

3. Zona Pemukiman Kelas Bawah

Pemukiman membutuhkan persyaratan khusus. Dalam hal ini, persaingan antara kelompok berpenghasilan tinggi dan berpenghasilan rendah untuk lokasi yang nyaman akan sengit. Akibatnya, dapat diprediksi bahwa kelas atas akan mendapatkan area yang nyaman dan kelas bawah akan mendapatkan area yang kurang menguntungkan.

Kawasan ini mencerminkan kawasan yang tidak cocok untuk permukiman karena penduduknya cenderung tergolong kelas bawah dan permukimannya relatif tidak baik dibandingkan kawasan permukiman kelas menengah. Daerah ini berdekatan dengan pabrik, rel kereta api, dan drainase yang buruk.

4. Zona Pemukiman Kelas Menengah

Zona pemukiman kelas menengah jelas berbeda dari zona pemukiman kelas bawah. Zona ini terlihat lebih baik secara fisik dan fasilitas yang lengkap. Orang yang tinggal di zona ini memiliki pendapatan yang lebih tinggi daripada orang yang tinggal di zona pemukiman kelas bawah.

5. Zona Pemukiman Kelas Atas

Di zona ini, lingkungan dan kondisi yang dijadikan landasan adalah tempat terbaik untuk melayani penduduknya. Lingkungan alam juga membantu masyarakat untuk menjalani kehidupan yang aman, damai, sehat, dan menyenangkan. Hanya orang-orang berpenghasilan tinggi, mampu memiliki real estate yang dapat tinggal di zona pemukiman kelas atas.

Zona pemukiman kelas atas terletak cukup jauh dari Central Business District, kawasan industri berat dan ringan, tetapi dalam memenuhi seluruh kebutuhan sehari-hari, tidak jauh dari zona ini terdapat Business District baru dan fungsinya tidak jauh berbeda dengan Central Business District.

beli sekarang

6. Zona Industri Berat

Zona industri berat adalah tempat industri besar dan pabrik berada. Berada di zona ini menghadapi banyak masalah polusi seperti polusi udara, polusi suara, kemacetan lalu lintas, polusi tanah, dan polusi air. Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa tinggal di zona ini bukanlah pilihan yang tepat, tetapi ada banyak pekerjaan di sini. Namun demikian, banyak kelompok berpenghasilan rendah memilih untuk tinggal di zona ini.

7. Zona Bisnis Pinggiran

Zona bisnis pinggiran ini hadir untuk memenuhi kebutuhan semua jenis zona pemukiman kelas menengah dan atas, dan tidak jarang zona ini menarik fungsi lainnya. Tidak heran jika zona ini menjadi inti baru atau nukleus dan kemudian berkembang membentuk pola spasial yang berbeda, bukan pola spasial perkotaan yang konsentrik, tetapi terdistribusi secara khas.

8. Zona Pemukiman Pinggiran

Zona pemukiman pinggiran ini biasanya membentuk komunitas tersendiri di lokasi tersebut. Dalam hal ini, sebagian besar penduduk bekerja di pusat kota dan zona ini hanya digunakan sebagai tempat tinggal. Namun demikian, tempat ini berkembang dari waktu ke waktu dan akhirnya menarik fitur lain seperti munculnya mal, perkantoran, dan sebagainya.

9. Zona Industri Pinggiran

Seperti halnya kawasan industri, transportasi merupakan kebutuhan penting untuk zona industri pinggiran ini. Meski berada di pinggiran kota, kawasan ini memiliki fasilitas berupa jalur transportasi yang sesuai. Zona industri pinggiran kota juga dapat berkembang menjadi pusat-pusat inti baru hingga akhirnya mengembangkan pola distribusi spasialnya sendiri.

Grameds, demikianlah penjelasan mengenai teori inti ganda dalam sebuah tata ruang kota. Teori ini merupakan teori yang menyempurnakan teori konsentris dan sektoral yang lebih kompleks. Dengan mengetahui teori ini maka kalian tahu bagaimana tata ruang kota yang baik dan benar.

Bagi kalian yang ingin belajar lebih dalam mengenai teori inti ganda, tata ruang kota, atau pun ilmu geografi lainnya, kalian bisa membeli buku yang tersedia di Gramedia. Gramedia sebagai #SahabatTanpaBatas telah menyediakan berbagai buku berkualitas yang bisa kalian beli. Yuk Grameds, beli bukunya sekarang juga!

beli sekarang

Buku ini berisi mengenai hal dalam rencana menata ruang kota. Buku ini memberikan ilmu secara detail bagaimana menata ruang kota yang baik dan benar. Kalian bisa mendapatkan buku ini di Gramedia.

About the author

Fiska

Saya Fiska Rahma Rianda dan saya suka dunia menulis dan membaca memang menjadi hobi yang ingin disalurkan melalui sastra. Saya juga senang mereview buku serta membaca buku-buku yang berkaitan dengan sebuah teori.

Kontak media sosial Linkedin saya Fiska Rahma