Teori

Konspirasi Adalah: Pengertian, Jenis, Tujuan, dan Kemunculan Teori Konspirasi

Written by Gilang

Konspirasi adalah – Bagi kamu yang akrab dan sering bersentuhan dengan teknologi terbaru, pasti pernah mendengar atau membaca tentang teori konspirasi. Bahkan, pandemi Covid-19 kemarin juga dianggap sebagai salah satu konspirasi besar di dunia. Banyak sekali teori konspirasi yang muncul saat Covid-19 melanda dunia selama kurang lebih tiga tahun. Bagi sebagian orang, teori-teori tersebut terdengar aneh dan tidak masuk akal. Namun, tak sedikit juga yang menganggapnya masuk akal.

pixabay.com/viarami

Terlepas dari logis atau tidak logisnya, konspirasi adalah sesuatu yang bisa kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Bisa jadi kamu akan atau sedang bersinggungan dengannya. Nah, dalam kesempatan ini kita akan membahas tentang konspirasi dan serba-serbinya.

Semoga dengan membaca artikel ini, kamu tidak akan kebingungan saat mendengar teori konspirasi atau memusuhi orang yang percaya pada teori-teori tersebut. Jadi, simak sampai habis penjelasannya, ya!

Apa Itu Konspirasi?

Konspirasi adalah sebuah persekongkolan yang dilakukan secara bersama-sama oleh dua orang atau lebih untuk menjalankan suatu rencana besar. Pelaku konspirasi (konspirator) membuat konspirasi semulus dan serapi mungkin agar tidak tidak diketahui dan sulit dibuktikan oleh orang lain. Dengan begitu, orang-orang hanya bisa menebak-nebak apa yang sedang mereka rencanakan dan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Dari sinilah kemudian lahir banyak sekali teori konspirasi dengan sudut pandang yang beragam. Konspirator menciptakan konspirasi dengan tujuannya masing-masing, namun secara umum mereka menggunakannya untuk menyalahkan pihak tertentu atau membuat alasan terkait suatu peristiwa.  Karena itu, konspirasi bisa terjadi di mana saja, mulai Rukun Tetangga di desa-desa yang terpencil hingga kota-kota besar di negara maju.

Jenis-Jenis Konspirasi

pixabay.com/Tumisu

Pada prakteknya, konspirasi terdiri dari beberapa jenis yang masing-masing punya tujuan berbeda. Berikut penjelasan singkatnya:

1. Konspirasi sipil

Jenis konspirasi ini merupakan kesepakatan yang terjalin di antara beberapa orang untuk mendapatkan keuntungan yang tidak adil dengan cara menipu, menyesatkan, atau merugikan pihak lain.

2. Konspirasi pidana

Konspirasi pidana bisa dipahami sebagai perjanjian untuk melanggar hukum yang terjadi antara beberapa orang atau kelompok. Dalam beberapa kasus, mereka telah melakukan suatu tindakan demi melanjutkan perjanjian tersebut.

3. Konspirasi politik

Konspirasi politik merupakan sebuah kesepakatan yang dibuat demi mendapatkan kekuasaan politik maupun memenuhi tujuan politiknya. Kesepakatan ini bisa terjalin antara orang dengan orang atau kelompok dengan kelompok.

Dalam konteks politik, jenis konspirasi ini dilakukan demi merusak, merebut, bahkan menggulingkan rezim yang sedang berkuasa sehingga mereka mendapatkan kekuasaan. Biasanya konspirasi ini akan mengarah pada kudeta revolusioner atau pembunuhan pemimpin rezim yang berkuasa.

Di Indonesia, pernah muncul teori konspirasi politik yang cukup populer. Teori itu berhubungan dengan pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen. Kamu bisa membaca ceritanya dan penjelasan tentang konspirasi politik tersebut dalam buku Konspirasi Antasari

button rahmad jpg

5. Konspirasi hub-and-spoke

Konspirasi hub and spoke merupakan jenis konspirasi yang terjadi saat ada satu atau lebih konspirator utama yang mengadakan perjanjian serupa dengan orang lain. Umumnya keberhasilan konspirasi ini bergantung pada pihak-pihak yang terlibat.

Teori Konspirasi

Konspirasi dan teori konspirasi adalah dua hal yang akan selalu berkaitan satu sama lain. Sebab seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, konspirasi disusun sedemikian rupa agar tidak ada orang yang mengetahuinya. Karena itu, banyak orang menggunakan teori konspirasi untuk mengungkapkan apa yang tidak tampak.

Dengan kata lain, teori konspirasi merupakan sebuah penjelasan yang menguraikan situasi atau peristiwa tertentu dengan menyebutkan kelompok kecil khusus sebagai pelaku utamanya. Menurut teori konspirasi, kelompok kecil ini bergerak secara rahasia demi mendapatkan keuntungan dan mempunyai maksud yang jahat.

Kelompok tersebut dianggap menggunakan kekuatannya untuk menciptakan sebuah situasi atau peristiwa yang berdampak besar. Biasanya, kelompok tersebut dikaitkan dengan pemerintah, brand besar, kelompok minoritas, atau tokoh-tokoh besar.

Adapun yang menarik dari teori konspirasi adalah tidak ada yang bisa membuktikan kebenarannya. Baik pihak yang percaya maupun yang tidak percaya sama-sama sulit membuktikan argumennya. Jadi bisa disimpulkan bahwa teori konspirasi sebenarnya hanya sebuah kemungkinan, bisa benar atau salah.

Memang ada beberapa orang atau kelompok “pro teori konspirasi” dapat memberikan bukti untuk mendukung argumennya. Tapi, bukti-bukti tersebut biasanya tidak bisa dipercaya atau tidak mempunyai kredibilitas sehingga tetap tidak bisa membuktikan kebenaran suatu konspirasi.

Konspirasi dan teori-teori yang menjelaskannya sudah ada sejak era Revolusi Prancis pada tahun 1789. Hingga sampai saat ini, teori konspirasi menjadi cara yang banyak digunakan untuk menjelaskan peristiwa yang kompleks di dunia.

Bagaimana Teori Konspirasi Bisa Berkembang?

Teori konspirasi dapat berkembang karena ada pihak yang menyebarkan dan media yang mempermudah prosesnya. Di zaman teknologi dan internet seperti sekarang, setiap orang punya media untuk menyebarkan teori konspirasi. Bisa lewat media sosial, website pribadi, maupun forum dan komunitas online.

Selain itu, media konvensional juga bisa ikut berperan menjadi penyebar teori konspirasi. Terutama jika penggunanya merupakan masyarakat yang sudah terpapar oleh propaganda, mudah diprovokasi, dan dipenuhi kemarahan. Sebab masyarakat seperti ini sangat mudah percaya pada informasi yang tidak benar dan tidak objektif.

Seperti yang terjadi saat virus covid-19 melanda seluruh dunia. Meski lockdown dan pembatasan wilayah diberlakukan di banyak negara, tapi masyarakat tetap bisa menyebarkan teori konspirasi melalui media sosial. Lewat media sosial, sebagian pihak menyebarkan asumsi untuk menghasut banyak orang. Mereka menyebarkan potongan-potongan informasi yang seolah masuk akal dan bisa diterima oleh logika. Misalnya, tentang covid-19 yang sengaja diciptakan demi kepentingan politik dan ekonomi para elit dunia.

Berhubung sedang bicara soal teori konspirasi, sudah pernah baca buku tentang konspirasi Nazi di Indonesia belum? Kalau belum, kamu bisa coba membaca Jejak Hitler di Nusantara: Petualangan, Intrik, dan Konspirasi Nazi di Indonesia yang ditulis oleh Nino Oktorino.

button rahmad jpg

Buku ini membahas tentang Kisah-kisah mengenai kaki tangan Hitler di Indonesia, kudeta Nazi di Nias, orang-orang Indonesia yang menentang Reich Ketiga, dan adanya penjahat perang Nazi yang bersembunyi di Indonesia setelah Perang Dunia II.

Alasan Banyak Orang Percaya Pada Teori Konspirasi

pixabay.com/garten-gg

Dengan media sosial dan internet sebagai media penyebaran utamanya, tak heran jika kamu mungkin pernah mendengar atau membaca teori konspirasi yang terasa aneh, absurd, tak masuk akal, di luar nalar, dan jauh dari jangkauan logika. Namun, seaneh apapun teori konspirasi, selalu ada orang yang mempercayainya.

Di Amerika, tak sedikit orang yang percaya bahwa Presiden John F. Kennedy dibunuh oleh CIA. Kemudian di Indonesia, ada ribuan orang yang menganggap vaksin covid-19 dan vaksinnya sebagai bagian dari konspirasi segelintir pihak.

Rupanya, ada alasan  mengapa banyak orang percaya pada teori konspirasi meskipun tidak bisa memberikan bukti yang valid dan kredibel. Menurut artikel Bagaimana Muslim di Indonesia Meyakini Teori Konspirasi Yahudi: Peran Ancaman Simbolis dan Kekolotan Religius, Douglas dkk (2019) membedakan alasannya menjadi tiga motif, yaitu motif epistemik, motif eksistensial, dan motif sosial.

1. Motif epistemik

Ini adalah motif yang berhubungan dengan kognitif seseorang. Maksudnya, seseorang mempercayai teori konspirasi agar bisa mendapatkan jawaban terhadap situasi yang tidak pasti, melengkapi informasi yang terbatas, dan mengurangi kebingungan yang dirasakan.

2. Motif eksistensial

Motif ini berhubungan dengan kebutuhan untuk mendapatkan rasa aman dalam sebuah lingkungan serta keinginan untuk bisa mengendalikan situasi dalam sebuah lingkungan. Saat seseorang atau kelompok tidak mempunyai kendali terhadap sesuatu, mereka cenderung mempercayai teori konspirasi.

3. Motif sosial

Motif yang ketiga ini berhubungan dengan keinginan untuk menjaga citra baik. Seseorang atau sebuah kelompok yang diasingkan dan serba kekurangan cenderung menjadikan teori konspirasi sebagai alasan untuk mempertahankan citra baik yang mereka miliki.

Kemudian, Wanodya (2018) menjelaskan tiga faktor lain yang membuat orang-orang mempercayai teori konspirasi, yaitu faktor hyper-logical, anxiety relief, dan western phobia.

4. Hyper-logical

Pola pikir ini merupakan perilaku yang sudah diperhitungkan dengan matang dari tindakan yang akan dilakukan. Dengan begitu, tujuan, aksi, dan efek dapat saling terhubung dengan baik tanpa memiliki celah. Orang yang mempunyai pola pikir ini tidak mempunyai tempat untuk hal-hal yang tidak bisa diprediksi. Bagi mereka, tidak ada yang namanya kebetulan dan semua hal berjalan sesuai dengan rencana orang/kelompok/organisasi jahat.

5. Anxiety relief (penawar kegelisahan)

Dalam faktor ini, konspirasi berhubungan erat dengan jabatan, posisi, dan juga kepentingan tertentu. Dengan begitu, akan ada pihak yang dianggap membahayakan maupun menghalangi konspirator mencapai tujuannya. Akibatnya, konspirasi dianggap sebagai cara untuk menghilangkan jejak si konspirator.

Apalagi mayoritas teori konspirasi berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang menarik perhatian banyak orang. Contohnya seperti peristiwa 911, pembunuhan John F. Kennedy, hingga covid-19. Orang-orang menganggap peristiwa tersebut sebagai ancaman bagi dirinya karena telah mengetahui eksistensi si konspirator. Pada akhirnya, mereka mempercayai teori konspirasi untuk mengurangi kegelisahannya sendiri.

6. Western-phobia

Faktor ini merupakan perasaan yang dirasakan oleh sebagian orang serta kelompok karena faktor kebarat-baratan. Akibatnya, mereka menganggap “orang Barat” sebagai pelaku utama dari berbagai peristiwa yang terjadi.

Wanodya menjelaskan bahwa faktor yang ketiga ini terjadi khusus pada umat Islam saja, seperti “orang Barat” dengan Islamophobia-nya. Faktor ini muncul karena Barat dan Islam merupakan dua entitas yang selalu berbenturan sejak zaman dulu.

Efek Samping Teori Konspirasi

Teori konspirasi tidak bisa dianggap remeh karena memiliki efek samping yang berbahaya. Apalagi betapapun anehnya sebuah teori konspirasi, tetap akan ada yang mempercayainya.  Mereka akan mempercayai ide-ide yang salah dari teori konspirasi dan melakukan beberapa hal, diantaranya:

1. Menyebarkan informasi palsu

Teori konspirasi tidak bisa dianggap sebagai rumor yang tidak berbahaya sama sekali. Contohnya penggunaan vaksin covid-19 itu berbahaya karena digunakan untuk melacak data pribadi, mengandung racun berbahaya, hingga bisa mengubah penerimanya menjadi zombie.

Informasi-informasi tanpa bukti valid dan kuat ini secara tidak langsung dapat mempengaruhi jumlah penerima vaksin. Akibatnya, jumlah orang yang rawan terkena bahaya pun meningkat.

2. Melemahkan orang-orang yang percaya

Teori konspirasi juga mempunyai efek samping bagi orang-orang yang mempercayainya. Umumnya, pihak yang percaya teori konspirasi merupakan kelompok yang lebih kecil di lingkungannya sehingga tidak mempunyai kekuatan. Pada akhirnya, mereka cenderung memiliki perasaan tidak berdaya, cemas yang berlebihan, hingga kerentanan terhadap kekuatan luar.

3. Menurunkan minat masyarakat

Orang-orang yang tidak bisa mendapatkan informasi yang valid dan kredibel, umumnya lebih mudah percaya pada informasi yang mudah didapatkan, termasuk teori konspirasi. Hal ini membuat minat mereka terhadap sesuatu menjadi berkurang.

Contohnya, orang yang percaya pada teori konspirasi vaksin memilih tidak mendapatkan vaksin karena menganggapnya berbahaya. Atau orang-orang yang percaya teori konspirasi bumi datar, memilih tidak percaya pada sains modern.

Contoh Teori Konspirasi

Selama 50 tahun terakhir, ada banyak teori konspirasi yang muncul untuk menjelaskan berbagai peristiwa luar biasa yang terjadi. Berikut beberapa contoh teori konspirasi modern yang pernah ramai diperbincangkan:

Bumi Datar VS Bumi Bulat

Sains modern telah berhasil menjelaskan secara rinci karakteristik planet yang kita tempati ini. Mulai dari kelahirannya pada 4,54 miliar tahun lalu, bentuknya yang bulat pepat, hingga bagaimana bumi menjadi satu-satunya planet yang layak dihuni di sistem tata surya kita.

Meski begitu, masih ada orang yang menganggap bumi bentuknya datar seperti permukaan lantai di rumah kita. Bagi mereka yang percaya pada teori ini, tidak ada yang namanya gravitasi, satelit, dan tepi bumi. Semua foto bumi bulat dan video neil armstrong di bulan adalah editan.

Teror 9/11

Insiden 9/11 terjadi lebih dari dua puluh tahun lalu, akan tetapi teori konspirasi yang membahas peristiwa itu masih ada. Meskipun kelompok teroris Al Qaeda sudah resmi dinyatakan sebagai pelaku utamanya. Sebagian orang percaya bahwa sebenarnya lembaga pemerintah Amerika Serikat yang berkuasa di belakang layar yang bernama “deep state” adalah pelaku utamanya.

Pembunuhan John F. Kennedy Jr.

John F. Kennedy, presiden Amerika Serikat ke-35 tewas setelah ditembak sebanyak dua kali di bagian kepala dan leher pada tanggal 22 November tahun 1963. Tragedi mengerikan itu terjadi di Dallas, negara bagian Texas. Peristiwa ini awalnya diduga dilakukan oleh Lee Harvey Oswald. Namun, dua hari setelah kejadian, Oswald juga tewas ditembak oleh seorang pemilik klub malam bernama Jack Ruby saat menuju ke penjara.

Rangkaian peristiwa ini terasa janggal dan membuat banyak orang percaya bahwa pembunuhan presiden John F. Kennedy sebagai konspirasi pihak tertentu. Salah satu yang dipercaya sebagai penanggung jawabnya adalah CIA. Mereka dianggap ingin melakukan pembalasan atas kegagalan menginvasi Teluk Babi untuk memaksa pemimpin Kuba saat itu, Fidel Castro, menyerah.

Pendaratan di Bulan Palsu

Bulan Juli tahun 1969, Neil Amstrong serta Buzz Aldrin berhasil mendaratkan kakinya di bulan dan menjadi manusia pertama yang melakukannya. Tak perlu waktu lama, hanya dalam kurun waktu satu tahun, sudah ada orang Amerika yang menganggap pendaratan tersebut palsu.

Bahkan William Kaysing pernah menuliskan suasana saat Neil Amstrong dan Buzz Aldrin mendarat di bulan dalam bukunya yang berjudul We Never Went to the Moon: America’s Thirty Billion Dollar Windle. Namun dia menyatakan bahwa adegan itu hanya rekayasa dan direkam di Area 51 Nevada.

Pandemi Covid-19

Teori konspirasi paling baru yang banyak berseliweran di internet adalah pandemi covid-19. Virus corona pertama kali ditemukan di Tiongkok pada bulan Desember tahun 2019. Tak sampai dua bulan kemudian, virus tersebut telah menyebar ke seluruh dunia hingga WHO menetapkannya sebagai pandemi pada 11 Maret 2020.

Tiga tahun berlalu, virus corona masih ada meskipun pemerintah sudah mencabut status pandemi di Indonesia. Selama tahun 2020 hingga 2022, teori konspirasi tentang covid-19 banyak dibicarakan oleh masyarakat Indonesia.

Misalnya seperti teori yang mengatakan bahwa virus ini sebenarnya ciptaan pemerintah Amerika Serikat agar bisa menghancurkan perekonomian Tiongkok. lalu ada juga yang menganggap Bill Gates sebagai perancang virusnya karena dia pernah melakukan pengujian cara menangani wabah pada bulan Oktober 2019, dua bulan sebelum virus corona ditemukan.

Kemudian, sempat muncul teori yang mengatakan pemerintah Tiongkok membuat virus corona untuk dijadikan senjata biologis. Masih banyak lagi teori yang beredar dan bisa kamu temukan jejak-jejaknya di internet.

Jika kamu penasaran dan ingin mengetahui lebih jauh tentang teori konspirasi yang sudah disebutkan di atas, sebaiknya pastikan untuk berhati-hati dan jangan mudah percaya begitu saja. Periksa kembali setiap informasi yang kamu dapatkan, kemudian hindari menyebarkannya pada orang lain sebelum kamu yakin informasinya valid dan kredibel.

Biasakan untuk selalu kritis, terutama pada informasi yang didapatkan dari sumber yang belum jelas, seperti Whatsapp atau media sosial. Pastikan kamu mencari tahu kebenaran informasinya dari sumber-sumber yang terpercaya. Misalnya seperti buku Misteri Konspirasi yang ditulis oleh Peter Knight.

button rahmad jpg

Buku ini membahas tentang bagaimana budaya konspirasi berkembang, dari kecurigaan budaya-tanding (counter-culture) pihak yang berwenang antara 1960 hingga 1990, di mana sikap paranoid bersifat rutin dan ironis.

Demikian pembahasan tentang pengertian konspirasi hingga contoh teori konspirasi.

Sebagai catatan, penjelasan di atas hanyalah sebagai penambah wawasan pembaca. Percaya atau tidaknya merupakan hak dari masing-masing pembaca.

Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca. Dapatkan rekomendasi buku di atas di gramedia.com.

Penulis: Gilang Oktaviana

Sumber:

  • https://hellosehat.com/sehat/informasi-kesehatan/orang-percaya-teori-konspirasi/
  • https://www.orami.co.id/magazine/konspirasi#bagaimana-konspirasi-menyebar
  • https://www.liputan6.com/hot/read/5329313/arti-konspirasi-jenis-jenis-dampak-dan-contoh-teori-konspirasi
  • Akhirul Aminulloh, dkk (2021) Propaganda dan Teori Konspirasi: Wacana Masyarakat Terhadap Covid-19 di Indonesia.
  • Ayusta Gilang Wanodya (2018) Penyetiran Opini Publik di Media Massa: Telaah Teori Konspirasi Atas Pelemahan Islam
  • Audi Ahmad Rikardi (2020) Kaitan Ancaman Simbolis Dengan Kepercayaan Terhadap Teori Konspirasi Yahudi Dan Kekolotan Religius Sebagai Perantara Pada Masyarakat.
  • Audi Ahmad Rikardi (2022) Bagaimana Muslim di Indonesia Meyakini Teori Konspirasi Yahudi: Peran Ancaman Simbolis dan Kekolotan Religius.

Baca juga:

About the author

Gilang

Banyak orang kerap mengaitkan menulis dengan pekerjaan “elit” yang tidak bisa dilakukan semua orang. Namun bagi saya, menulis itu seperti membicarakan sesuatu kepada orang lain.
saya lebih suka menulis hal-hal yang berhubungan dengan bahasa, pendidikan, anime, manga, dan pop culture.

Kontak media sosial Instagram saya Gilang Oktaviana