Teori

Memahami Teori Auguste Comte dalam Bidang Sosiologi

Written by Fiska

Memahami Teori Auguste Comte dalam Bidang Sosiologi- Sosiologi dalam bidang ilmu pengetahuan sangatlah berperan penting dalam mengembangkan pengetahuan yang semakin pesat pada zaman sekarang. Manusia sendiri adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya pasti bersosialisasi satu sama lain dengan manusia lainnya hal inilah yang menimbulkan cabang ilmu pengetahuan yang bernama sosiologi yang fokus utamanya adalah mengkaji aktivitas sosial antara manusia. Dalam kehidupan bermasyarakat manusia pasti selalu menerapkan nilai-nilai sosiologi dalam aktivitasnya seperti aktivitas transaksi jual-beli, menjalin hubungan bisnis, atau bahkan mencari pasangan hidup memerlukan aktivitas sosial yang berlandaskan nilai-nilai sosiologi karena adalah suatu hal yang mustahil jika manusia melakukan semua kegiatan tanpa memerlukan bantuan orang lain dalam aktivitas sehari-harinya.

Namun jika membahas tentang sosiologi tahukah kalian siapa salah satu pencetus teori sosiologi pertama di dunia? Yaitu seorang filsuf bernama Auguste Comte yang mengenalkan ilmu sosiologi melalui pemikirannya. Pada pembahasan kali ini kami akan mencoba membahas mengenai teori yang dikemukakan oleh Auguste Comte.

Selanjutnya pembahasan tersebut akan kami uraikan di bawah ini!

Sejarah Sosiologi

Sosiologi didirikan oleh orang Yunani kuno. Sosiologi awalnya dikombinasikan dengan  filsafat sosial. Terpisah, karena kemudian diskusi masyarakat berkisar pada isu-isu yang menarik perhatian publik, seperti perang, konflik sosial. Dalam buku Sociology: Society Diving in Society (2007),  filsuf Prancis abad ke-19 Auguste Comte mengungkapkan keprihatinannya tentang keadaan masyarakat Prancis setelah Revolusi Prancis yang berkembang pesat. Dampak revolusi membawa perubahan positif dengan lahirnya suasana demokrasi, selain itu juga membawa perubahan negatif. Perubahan negatif berupa konflik kelas yang berujung pada anarkisme di masyarakat. Konflik disebabkan oleh kurangnya pemahaman untuk menghadapi perubahan atau undang-undang seperti Jamsostek. Dalam kondisi seperti itu, Auguste Comte menyarankan agar studi tentang masyarakat  dikembangkan menjadi ilmu yang mandiri. Sosiologi lahir di sana sebagai cabang ilmu sosial termuda. Istilah sosiologi dipopulerkan oleh Auguste Comte dalam bukunya Cours de Philosophie Positive (1830). Buku tersebut menjelaskan bahwa objek sosiologi adalah orang atau masyarakat luas. Sosiologi kemudian menjadi ilmu yang berkembang di Eropa, terutama di Jerman dan Perancis.

Dalam tahap perkembangannya, sosiologi dapat dipisahkan dari ilmu-ilmu sosial lainnya seperti ekonomi dan sejarah. Sosiologi yang berpikir tentang masyarakat perlahan-lahan berkembang menjadi ilmu  yang mandiri. Banyak upaya, baik  ilmiah maupun non-ilmiah, telah menjadikan sosiologi sebagai ilmu  yang berdiri sendiri. Faktor  utama lahirnya sosiologi adalah semakin besarnya perhatian terhadap kesejahteraan masyarakat dan perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya.

Istilah Sosiologi

Sosiologi adalah  ilmu  yang mempelajari fenomena  masyarakat. Tujuan utama sosiologi adalah untuk memahami pola perilaku dan interaksi sosial. Bapak sosiologi dunia adalah Auguste Comte. Mengapa Auguste Comte disebut sebagai bapak sosiologi? Karena ia pertama kali memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan menggunakan masyarakat sebagai objek kajiannya.

Sosiologi juga dikenal sebagai ilmu yang mempelajari berbagai aspek  masyarakat dan dampaknya terhadap kehidupan manusia. Istilah sosiologi pertama kali digunakan oleh Auguste Comte dan kemudian diperluas menjadi suatu disiplin ilmu oleh Herbert Spencer. Perkembangan sosiologi sebagai ilmu dibagi menjadi empat tahap, yaitu Abad Pertengahan, Abad Renaisans, periode sosiologi sebagai ilmu sosial yang menggunakan metode ilmiah ilmu-ilmu lain (abad ke-18 M) dan periode sosiologi. sains dengan metode ilmiah yang mandiri (abad ke-19 M). Sosiologi memiliki objek kajian yang jelas yang dapat dipelajari dengan menggunakan metode ilmiah dan  dapat disusun menjadi suatu sistem yang rasional dan saling berhubungan. Objek penelitian utama  sosiologi adalah struktur masyarakat, elemen sosial, sosialisasi dan perubahan sosial. Cabang-cabang  sosiologi merupakan gabungan  ilmu tentang fenomena sosial yang terjadi di masyarakat dengan ilmu-ilmu lainnya.

Mengenal Auguste Comte

Auguste Comte (nama lengkap: Isidore Marie Auguste François Xavier Comte; 19 Januari 1798- 5 September 1857) adalah seorang filsuf Perancis yang terkenal karena memperkenalkan bidang  sosiologi dan positivisme. Dengan menggunakan prinsip-prinsip positivisme, Comte membangun landasan yang digunakan para akademisi saat ini, yaitu penerapan metode ilmiah dalam ilmu-ilmu sosial sebagai sarana untuk memperoleh kebenaran. Comte juga orang yang pertama kali menciptakan istilah sosiologi, membuatnya mendapat julukan bapak sosiologi dunia.

Salah satu sumbangsihnya terhadap sosiologi menyangkut hukum perkembangan budaya masyarakat, yang terbagi menjadi tiga zaman, yaitu: Zaman Teologis adalah zaman dimana orang memiliki kepercayaan magis, mereka percaya pada roh, jimat dan agama, dunia bergerak dalam akhirat, untuk menyembah leluhur. , dunia di mana orang mati menguasai orang hidup. Zaman metafisika adalah zaman masyarakat ketika pemikiran manusia masih dibatasi oleh konsep-konsep filosofis yang abstrak dan universal. Era positivis adalah masa ketika semua penjelasan fenomena sosial dan alam dibuat dalam kaitannya dengan  deskripsi ilmiah (hukum ilmiah).

Menurut Auguste Comte, sosiologi adalah disiplin ilmu yang mempelajari manusia. Sebagai manusia, kita memiliki naluri untuk selalu hidup bersama orang lain.

Ide-ide Comte dalam sosiologi dikenal sebagai hukum tiga tahap pemikiran manusia. Tahapan yang disebutkan oleh Auguste Comte adalah tahap teologis, tahap metafisika dan tahap positivis. Kata sosiologi berasal dari bahasa latin socius yang berarti teman atau sahabat. Sedangkan logos berarti ilmu. Menafsirkan dua kata ini, sosiologi adalah ilmu tentang teman.

Secara umum, sosiologi adalah studi tentang interaksi  dalam masyarakat. Ilmu ini  dikenal pada abad ke-19 dan terpisah dari  filsafat. Sosiologi mempelajari hubungan antara manusia dan kehidupan. Selain itu, sosiologi mempelajari kelas, masyarakat, ikatan adat, adat istiadat, kepercayaan, perilaku dan budaya.

Latar Belakang Kehidupan Auguste Comte

Comte lahir di Montpellier, sebuah kota kecil di  barat daya  Prancis. Setelah bersekolah di sana, ia melanjutkan studinya di Ecole Polytechnique di Paris. ECole Polytechnique kemudian dikenal karena kesetiaannya pada cita-cita republik dan filosofi proses. Pada tahun 1816, universitas ilmu terapan tempatnya menempuh studi tersebut ditutup karena reorganisasi. Comte lulus dan melanjutkan studinya di Fakultas Kedokteran Montpellier.

Segera setelah itu, dia melihat  perbedaan yang begitu signifikan antara iman Katoliknya dan pemikiran  monarki yang berkuasa sehingga dia terpaksa meninggalkan Paris. Kemudian, pada  Agustus 1817, ia menjadi murid dan sekretaris  Claude Henri de Rouvroy, Comte de Saint-Simon, yang kemudian membawa Comte  ke dalam lingkaran intelektual. Pada tahun 1824, Comte meninggalkan Saint-Simon, sekali lagi merasa bahwa hubungan mereka bertentangan.

Pada titik ini, Comte tahu apa yang  harus dia lakukan selanjutnya: mempelajari filsafat positivisme. Rencana ini kemudian diterbitkan sebagai Plan de travaux scientifiques nécessaires pour réorganiser la Société (1822) (Indonesia: Plans for Scientific Research to Reorganize Society). Tapi dia gagal mendapatkan posisi akademis, yang menghambat penelitiannya. Kemudian kehidupan dan penelitiannya  mulai bergantung pada sponsor dan bantuan keuangan dari beberapa teman.

Dia kemudian menikahi seorang wanita bernama Caroline Massin. Comte dikenal arogan, kejam, dan licik, sehingga pada tahun 1826 ia dimasukkan ke  rumah sakit jiwa, tetapi melarikan diri sebelum sembuh. Kemudian, ketika kondisi istrinya Massin sudah stabil dan dia kembali bekerja seperti yang direncanakan. Namun sayangnya dia menceraikan Massin pada tahun 1842 karena alasan yang masih belum diketahui. Antara pembaruan rencana dan perceraian, ia menerbitkan Le Cours de Philosophie Positive.

Pada tahun 1844, Comte jatuh cinta dengan Clotilde de Vaux, sebuah hubungan yang tetap platonis. Setelah kematian Clotilde, kisah cinta ini menjadi hampir religius. Tak lama setelah itu, Comte menerbitkan bukunya  Système de politique positive (1851-1854).

Comte meninggal di Paris pada  5 September 1857 dan dimakamkan di Cimetière du Père Lachais.

Teori-Teori Yang Dikemukakan Oleh Auguste Comte

Lahir pada tahun 1842, sosiologi menjadi signifikan ketika Auguste Comte menerbitkan bukunya Positive-Philosophy. Banyak ide dan teori Comte telah dikenal sejak saat itu hingga saat ini. Menurut Comte, sosiologi harus dibentuk berdasarkan pengamatan atau pengamatan terhadap masyarakat, bukan hanya spekulasi tentang masyarakat. Pemikiran paling terkenal dari pria kelahiran 215 tahun lalu ini adalah pemikirannya tentang tiga tahap perkembangan intelektual. Yaitu, tahap pertama Teologis atau fiksi, tahap kedua metafisik, yang merupakan perkembangan tahap pertama, dan ketiga tahap positif, yang merupakan tahap terakhir dari perkembangan manusia. Auguste Comte membagi sosiologi menjadi dua bagian yaitu statika sosial dan dinamika sosial. Statika sosial dimaksudkan untuk mempelajari hukum-hukum aksi dan reaksi antara bagian-bagian dari suatu sistem sosial. Statika sosial adalah bagian paling dasar dari sosiologi, tetapi bukan bagian terpenting dari studi sosiologi, karena pada dasarnya statika sosial adalah hasil dari pertumbuhan.

Menurut Auguste Comte, bagian terpenting dari sosiologi adalah apa yang ia sebut sebagai dinamika sosial, yang didefinisikan sebagai teori perkembangan dan kemajuan masyarakat. Karena dinamika sosial adalah studi sejarah, yang menghilangkan filsafat spekulatif dari sejarah itu sendiri. Comte Membagi sosiologi menjadi dua bagian ini tidak berarti memisahkan mereka satu sama lain. Sementara statika sosial adalah studi tentang masyarakat yang saling berhubungan dan menghasilkan pendekatan sosiologi yang paling mendasar, studi tentang hubungan sosial antara bagian-bagiannya tidak akan pernah dapat dipelajari tanpa memahaminya sebagai hasil perkembangan. Oleh karena itu, Comte berpendapat bahwa ini tidak dapat dicapai, pemahaman yang tepat tentang masalah sosial tanpa menggunakan pendekatan dinamika sosial atau historis.

Sebagai bapak pendiri dari studi Sosiologi, Comte mencirikan seharusnya sosiologi terdiri dari dua bagian utama yaitu Statistik Sosial dan Dinamika Sosial yaitu:

Auguste Comte membagi sosiologi menjadi dua bagian, statika sosial dan dinamika sosial.

  • Teori Dinamika sosial

Dinamika sosial adalah teori  perkembangan dan kemajuan sosial, karena dinamika sosial adalah studi sejarah, yang  menghilangkan filsafat  spekulatif dari sejarah itu sendiri. Dalam bagian dinamika sosial lahirlah teori yang dikenal dengan teori The law of three stages atau (hukum tiga tahap).

  • Hukum Tiga Tahapan

Comte menyatakan bahwa dalam masyarakat ada pembangunan yang terus-menerus, tetapi perkembangan masyarakat secara keseluruhan tidak berlangsung dalam garis lurus. Banyak hal yang menghambat perkembangan suatu masyarakat, seperti ras, iklim dan aktivisme politik. Comte berpendapat bahwa  jawaban atas perkembangan sosial harus dicari pada ciri-ciri yang membedakan manusia dengan binatang, yaitu perkembangan kecerdasan. Comte mengemukakan tiga tingkat kecerdasan manusia, yaitu teori perkembangan atau yang biasa disebut hukum tiga fase atau tahap, yaitu:

1) Fase teologis

Dimulai sebelum tahun 1300 dan mencirikan dunia. Pada tahap ini, segala sesuatu yang terjadi di dunia ini diyakini dikendalikan oleh  dewa, roh atau kekuatan gaib dewa. Pemikiran ini menjadi dasar  mutlak untuk menjelaskan semua fenomena  di sekitar manusia sedemikian rupa sehingga terkesan absurd. Dalam tahap teologis ini, masyarakat memiliki tiga keyakinan. Yang pertama adalah fetisisme (segalanya) dan dinamisme bahwa alam semesta ini memiliki jiwa. Kemudian animisme, yang mempercayai dunia sebagai tempat tinggal makhluk halus atau makhluk halus. Yang kedua adalah politeisme (pilihan), sedikit lebih maju dari  kepercayaan sebelumnya. Politeisme mengklasifikasikan segala sesuatu dan fenomena alam berdasarkan kesamaan di antara mereka. Jadi, politeisme menyederhanakan keragaman alam semesta. Contoh kemusyrikan, sebelumnya setiap sawah memiliki dewa yang berbeda di desa  yang berbeda. Politeisme menganggap bahwa setiap sawah di mana ia berada memiliki dewa yang sama, orang Jawa mengatakan bahwa dewa padi adalah Dewi Sri. Terakhir, monoisme adalah kepercayaan bahwa hanya ada satu Tuhan. Dalam fase teologis, berikut ini dapat kita berikan contoh auman guntur yang dibuat oleh para raksasa dalam peperangan.

2) Fase Metafisik

Fase ini terjadi antara tahun 1300 dan 1800. Pada saat itu, orang mengalami perubahan cara berpikir. Pada tahap ini muncul konsep-konsep abstrak atau kekuatan abstrak selain Tuhan yaitu alam. Segala sesuatu yang terjadi di  bumi adalah hukum alam yang tidak dapat diubah. Misalnya pejabat pemerintah adalah orang terpelajar yang mengetahui ilmu pengetahuan, namun tetap percaya akan hal gaib dan percaya pada kekuatan dukun.

3) Fase Positivisme

Pada tahap ini, semua fenomena atau fenomena alam yang terjadi dapat dipelajari, diuji, dan  dibuktikan secara empiris atau secara ilmiah. Tahap ini membuat sains berkembang dan segalanya menjadi lebih rasional, menciptakan dunia yang lebih baik, karena orang cenderung berhenti mencari penyebab absolut (Tuhan atau alam) dan lebih fokus mempelajari dunia sosial dan fisik, mencoba menemukan hukum yang mengaturnya. Misalnya, tanaman padi berbuah bukan karena  kehendak dewi Sri, melainkan karena perawatan dan pemupukan yang baik.

  • Hukum Hirarki Ilmu Pengetahuan (Hierarchy of Knowledge)

Setelah menciptakan struktur pengetahuan, Comte menyadari tingkat perkembangan pemikiran manusia dalam segala perilaku yang terkandung di dalamnya. Begitu sering  terjadi dalam pemikiran manusia sehingga kita menemukan  tingkat pemikiran yang ilmiah. Pada saat yang sama, berpikir adalah melihat gejala atau realitas teologi.

  • Hukum Korelasi Kegiatan Praktis

Comte percaya bahwa ada hubungan alami antara pemikiran teologis dan militerisme. Cara berpikir teologis mendorong lahirnya upaya untuk menjawab semua masalah dengan kekerasan. Itulah sebabnya kekuasaan dan keuntungan selalu menjadi tujuan  masyarakat primitif dalam hubungannya satu sama lain. Pada tahap metafisik, asas-asas hukum (khususnya hukum alam) menjadi dasar bagi organisasi sosial dan hubungan  manusia. Tahap metafisik legalistik ini merupakan peralihan ke tahap  positif.

  • Hukum Korelasi Emosi

Comte percaya bahwa  hanya emosi yang dapat menyatukan masyarakat. Dengan demikian, sejarah telah menunjukkan hubungan antara  pemikiran manusia dan pembentukan perasaan sosial. Pada tahap  teologis, perasaan dan simpati sosial  terbatas pada komunitas lokal. Namun pada Abad Pertengahan, suasana sosial  berkembang semakin luas dengan berkembangnya agama Kristen. Abad Pertengahan adalah abad yang dianggap Comte  sebagai abad dalam fase metafisik. Namun dalam fase positif/ilmiah, simpati sosial semakin berkembang secara umum. Comte percaya bahwa sikap pikiran manusia yang positif dan ilmiah dapat mengembangkan semangat altruistik (menghormati atasan) dan menguniversalkan perasaan sosial (simpati sosial).

  • Teori Statika sosial

Yang dimaksud dengan statika sosial adalah teori tentang dasar-dasar masyarakat. Comte membagi sosiologi menjadi dua bagian dengan posisi yang berbeda. Meskipun statika sosial merupakan bagian penting dari sosiologi, posisinya kurang penting dibandingkan dinamika sosial. Tugas statistik sosial  adalah  mencari hukum-hukum aksi dan reaksi di berbagai bagian  sistem sosial. Pada saat yang sama, dalam statika sosial, kita mencari hukum  tentang fenomena sosial yang terjadi pada saat yang bersamaan. Ada doktrin dalam statika sosial, yaitu doktrin  individu, keluarga, masyarakat dan negara.

Kesimpulan

Sekian pembahasan singkat mengenai definisi dari teori yang dikemukakan oleh Auguste Comte. Pembahasan kali ini tidak hanya membahas dari teori Auguste Comte saja tapi juga membahas mengenai sejarah sosiologi, definisi sosiologi, dan biografi singkat dari Auguste Comte itu sendiri. Memahami pengertian dari teori yang dikemukakan oleh Auguste Comte menjadikan kita lebih memahami mengenai kajian ilmu sosiologi secara mendalam dan mencoba menerapkan manfaatnya dalam kehidupan sosial.

Demikian ulasan mengenai pengertian teori Auguste Comte Buat Grameds yang mau mempelajari semua hal tentang pengertian teori Auguste Comte Dan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan sosiologi lainnya, kamu bisa mengunjungi Gramedia.com untuk mendapatkan buku-buku terkait.

Sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia selalu memberikan produk terbaik, agar kamu memiliki informasi terbaik dan terbaru untuk kamu. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Pandu Akram

About the author

Fiska

Saya Fiska Rahma Rianda dan saya suka dunia menulis dan membaca memang menjadi hobi yang ingin disalurkan melalui sastra. Saya juga senang mereview buku serta membaca buku-buku yang berkaitan dengan sebuah teori.

Kontak media sosial Linkedin saya Fiska Rahma