Teori

Apa Itu Teori Abiogenesis: Keunggulan dan Kelemahannya

Written by Fiska

Apakah Grameds pernah bertanya tentang bagaimana dunia ini terbentuk atau tentang bagaimana manusia bisa dilahirkan? Jika iya, maka pastinya kamu akan menemukan jawaban yang bervariasi. Jika kamu pernah mendengar mengenai teori Big Bang sebagai awal terbentuknya Bumi, di dalam Ilmu Biologi juga ada sebuah teori yang bernama teori abiogenesis sebagai teori awal mula terbentuknya makhluk hidup yang ada di Bumi.

Ilmu pengetahuan selalu berkembang setiap harinya. Tak heran bila setiap saat akan ada kemungkinan ditemukannya teori-teori atau bahkan teori yang bisa mematahkan teori yang sudah ada sebelumnya. Hal tersebut disebabkan oleh adanya perkembangan teknologi yang juga berpengaruh pada perkembangan ilmu pengetahuan.

Seperti yang kita pahami bahwa manusia adalah makhluk hidup yang memiliki rasa ingin tahu tinggi. Jauh sebelum adanya teori yang membahas tentang asal usul alam semesta tercipta yakni berdasarkan teori big bang, manusia sendiri sudah memikirkan mengenai bagaimana munculnya suatu makhluk hidup di Bumi ini. Tak heran bila muncul banyak pendapat tentang asal usul makhluk hidup. Salah satunya yaitu teori abiogenesis. Tapi, apa sih sebenarnya teori abiogenesis? Yuk kita bahas selengkapnya di bawah ini.

Apa Itu Teori Abiogenesis?

Teori abiogenesis atau biopoiesis merupakan studi yang membahas tentang bagaimana kehidupan biologis bisa muncul dari materi organik melalui proses yang alami. Secara khusus, istilah yang satu ini merujuk pada proses ketika kehidupan di Bumi muncul. Abiogenesis diperkirakan terjadi pada masa awal Arkean atau sekitar 3 sampai 4 miliar tahun yang lalu.

Sebagian besar asam amino, yang mana sering dijuluki sebagai “bahan dasar kehidupan”, berhasil disintesiskan dalam percobaan Miller-Urey dan percobaan lain yang menyimulasikan kondisi awal Bumi. Adapun bahan biokimia lain yang penting seperti misalnya nukleotida dan juga sakarida bisa muncul dengan cara yang mirip. Di dalam semua organisme, bahan biokimia itu diorganisasi menjadi sebuah molekul yang lebih kompleks lagi seperti protein, asam nukleat, dan juga polisakarida. Tiga molekul tersebut sangat penting untuk fungsi kehidupan dan juga ada di semua organisme.

Pembentukan makromolekul itu diperantarai oleh asam nukleat dan juga enzim, yang disintesis melalui jalur biokimia yang dikatalisis oleh protein. Molekul organik mana yang pertama kali muncul dan bagaimana mereka bisa membantu organisme pertama hingga sekarang masih diperdebatkan.

Kehidupan pertama yang muncul di Bumi ini diduga adalah prokariotik bersel satu yang mungkin saja berevolusi dari protobion atau molekul organik yang dikelilingi oleh struktur mirip dengan membran. Fosil mikro tertua tercatat berasal dari 3,5 miliar tahun yang lalu, rasio isotop karbon, besi, dan juga sulfur menunjukkan pengaruh kehidupan terhadap mineral dan juga sedimen anorganik dan juga sebagai penanda molekuler menunjukkan terjadinya fotosintesis.

Abiogenesis modern yang pertama kali dicetuskan oleh Oparin dan Haldane di tahun 1920an berbeda dengan abiogenesis klasik atau generatio spontanea. Salah satu perbedaan yang paling mendasar yaitu abiogenesis modern adalah penjelasan tentang asal-usul fenomena kehidupan sedangkan abiogenesis klasik yang dicetuskan oleh Aristoteles menjelaskan tentang bagaimana sebagian hewan atau tumbuhan tertentu secara rutin muncul tanpa melalui reproduksi. Untuk perbedaan lainnya yaitu dari segi mekanisme, dimana abiogenesis modern didasarkan pada pengetahuan biokimia modern, sedangkan abiogenesis klasik didasarkan pada konsep-konsep klasik seperti prinsip material, prinsip gerakan, dan juga prinsip ruh. Tidak terbuktinya abiogenesis klasik saat ini sudah semakin kontroversial lagi di kalangan biologiwan profesional, sedangkan untuk abiogenesis modern adalah bidang riset yang masih aktif.

Sejarah Teori Abiogenesis

Teori abiogenesis ini adalah sebuah ilmu yang mempelajari mengenai bagaimana kehidupan biologis muncul dari bahan anorganik secara alami. Dimana teori yang satu ini mengacu pada proses ketika terbentuknya Planet Bumi. Diperkirakan bahwa teori abiogenesis ini terjadi pada awal Eoarkean atau 4 miliar tahun yang lama dalam skala waktu yang relatif. Teori yang satu ini tergolong sebagai teori tertua yang membahas mengenai asal usul makhluk hidup. Bisa dikatakan bahwa teori abiogenesis adalah teori yang menjelaskan apabila makhluk hidup berasal dari benda mati. Pendapat itu muncul berdasarkan pemikiran yang sederhana saat melihat katak ataupun cacing yang muncul dari dalam lumpur ataupun tanah.

Teori abiogenesis dicetuskan oleh Aristoteles pertama kali pada tahun 384 hingga 322 SM yang mana merupakan seorang ilmuwan asal Yunani. Abiogenesis atau yang juga disebut sebagai teori generatio spontanea dibuat berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh Aristoteles bahwa ikan-ikan yang ada di dalam sungai berasal dari lumpur. Tak hanya itu saja, Ia juga melakukan sebuah percobaan pada tanah yang direndam di dalam air dan hasilnya muncul cacing dari tanah tersebut. Berdasarkan percobaan tersebut, teori abiogenesis menjadi kuah, bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati. Generatio Spontanea atau yang disebut teori abiogenesis klasik sudah tercatat di dalam buku Aristoteles dengan judul Historia Animalium.

Teori ini masih terus diyakini hingga akhir abad ke-17 dan salah satu pendukungnya adalah seorang ilmuwan Inggris yang bernama Nedham. Nedham melakukan sebuah percobaan dengan merebus kaldu yang dimasukkan ke dalam wadah selama beberapa menit. Kemudian, Ia menutupinya dengan gabus. Dalam waktu beberapa hari, di dalam kaldu yang disimpannya tersebut terdapat bakteri. Sehingga Nedham mengambil kesimpulan bahwa bakteri yang muncul di dalam kaldu berasal dari kaldu itu sendiri.

Pembuktian teori abiogenesis ini tidak berhenti sampai disini saja. Pendukung lain juga datang dari Antonie Van Leeuwenhoek, ketika Ia menemukan mikroorganisme di dalam air rendaman jerami dengan menggunakan mikroskop, penemuan tersebut memperkuat teori abiogenesis dan juga para pendukungnya mengatakan bahwa mikroorganisme berasal dari jerami yang sudah membusuk. Akan tetapi, Leeuwenhoek menyangkalnya dan berpendapat bahwa mikroorganisme tersebut berasal dari udara.

Pengembangan teori abiogenesis ini terus berkembang sampai muncul teori abiogenesis modern yang dicetuskan oleh Oparin dan juga Haldani pada tahun 1920 an. Terdapat perbedaan antara generatio spontanea atau abiogenesis klasik. Perbedaan tersebut bisa kita lihat bila abiogenesis modern menjelaskan mengenai asal usul fenomena kehidupan. Sementara abiogenesis klasik lebih menekankan mengenai bagaimana hewan atau tumbuhan tertentu secara rutin bisa muncul tanpa melalui proses reproduksi. Perbedaan kedua teori itu juga bisa kita lihat dari sisi mekanismenya, dimana abiogenesis modern didasarkan pada pengetahuan biokimia modern, sementara abiogenesis klasik didasarkan pada konsep klasik berupa prinsip material, prinsip gerakan, dan juga prinsip ruh, seperti yang sudah kita bahas di atas.

Teori Abiogenesis Terpatahkan

Tak sedikit yang ingin mematahkan dan tidak percaya mengenai dasar teori abiogenesis ini sejak teori ini dicetuskan. Upaya menyanggah teori abiogenesis sudah dimulai oleh Francesco Redi dengan cara melakukan percobaan dengan menggunakan daging. Daging itu dimasukkan ke dalam dua buah toples, dimana salah satu toples dibiarkan terbuka, sementara toples yang lainnya tertutup. Setelah beberapa hari, muncul larva di dalam daging yang ada di toples terbuka.

Dari sini, Redi menyimpulkan bahwa larva yang ada di dalam daging tersebut berasal dari lalat-lalat yang masuk ke dalam toples. Selain itu, Ia juga melakukan percobaan yang sama, hanya saja memodifikasi penutup toples dengan menggunakan kain kasa. Hal tersebut bertujuan agar udara bisa masuk ke dalam toples, sementara toples yang lain ditutup dengan rapat. Hasilnya yaitu daging tetap membusuk tapi tidak ditemukan larva di dalam daging tersebut.

Pada tahun 1768, Lazzaro Spallanzani mengulangi percobaan yang dilakukan oleh John Needham. Ia memanaskan air kaldu kemudian menempatkannya ke dalam 2 wadah. Salah satu wadah yang digunakan dibiarkan terbuka, sementara wadah yang lainnya ditutup dengan rapat. Setelah beberapa hari, air kaldu yang ada di dalam wadah yang terbuka berubah menjadi lebih keruh dan mengeluarkan aroma tidak sedap. Sementara untuk air kaldu yang ada di dalam wadah tertutup tetap bening. Dari percobaan tersebut membuktikan bila organisme tidak berasal dari benda mati namun berasal dari makhluk hidup lainnya.

Walaupun begitu, teori abiogenesis tetap bertahan, sampai pada akhirnya Louis Pasteur yakni seorang ahli biokimia dari Perancis berupaya menyempurnakan percobaan yang dilakukan oleh Spallanzani. Pasteur memodifikasi wadah yang dipakai dengan menggunakan tabung labu berleher panjang. Hal tersebut dilakukannya untuk mengetahui indikator lain yang berhubungan dengan tabung labu dengan udara yang berada di luar. Setelah menunggu beberapa hari, diperoleh hasil bahwa air kaldu tetap dalam kondisi bening, tapi di bagian ujung leher tabung banyak debu serta kotoran berkumpul. Kemudian pada tabung yang terbuka, air kaldu banyak mengandung mikroorganisme.

Dari hasil uji coba yang dilakukan oleh Louis Pasteur, teori abiogenesis ini terpatahkan bahwa menghasilkan teori baru, yakni:

1. Omne vivum ex ovo yang berarti semua makhluk hidup berasal dari telur.
2. Omne ovum ex vivo yang berarti semua telur berasal dari makhluk hidup.
3. Omne vivum ex vivo yang artinya semua makhluk hidup berasal dari makhluk hidup lain.

Keunggulan dan Kelemahan dari Teori Abiogenesis

Setiap teori yang muncul tentu akan mempunyai keunggulan dan kelemahannya sendiri. Begitu juga dengan teori abiogenesis ini. Berdasarkan beberapa percobaan yang dilakukan oleh para ahli sebelumnya, banyak yang beranggapan bahwa teori ini terlalu naif, walaupun didukung dengan percobaan yang sudah dilakukan sebelumnya. Berikut ini adalah beberapa keunggulan dan kelemahan dari teori abiogenesis, antara lain:

1. Keunggulan Teori Abiogenesis

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, teori abiogenesis sebenarnya mempunyai beberapa keunggulan, karena memberikan ide dasar terhadap munculnya teori aparin atau teori naturalistik. Teori yang satu ini menyebutkan bahwa asal-usul kehidupan secara biokimia, tepatnya makhluk hidup muncul secara abiotik. Tanpa adanya penelitian ini, maka tidak akan ada Teori Oparin yang dikembangkan.

2. Kelemahan Teori Abiogenesis

Seperti halnya teori lain yang ada di bidang ilmu pengetahuan lainnya, teori ini juga mempunyai kelemahan. Kelemahan tersebut yaitu contoh yang disebutkan dan dijelaskan, lalu dilakukan penelitian oleh para ahli sebelumnya dinilai terlalu naif. Contoh-contoh yang diberikan dianggap tidak dapat mendukung dalil teori yang diberikan. Selain itu, para peneliti pada saat itu juga belum melihat adanya material berukuran kecil seperti bakteri ataupun telur cacing, yang mana sebenarnya adalah awal mula timbulnya kehidupan tersebut.

Itulah penjelasan mengenai teori abiogenesis yang dikemukakan oleh beberapa ahli mengenai awal mula terjadinya kehidupan di dunia ini. Walaupun teori yang satu ini tidak terbukti kebenarannya, akan tetapi mempelajari dan memahami berbagai macam teori yang mungkin saja mendukung terjadinya kehidupan yang ada di Bumi akan memberikan pengetahuan lebih.

Bagi Grameds yang ingin mengetahui secara lebih mendalam tentang teori-teori lainnya dapat membaca buku-buku terkait dengan mengunjungi Gramedia.com. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

About the author

Fiska

Saya Fiska Rahma Rianda dan saya suka dunia menulis dan membaca memang menjadi hobi yang ingin disalurkan melalui sastra. Saya juga senang mereview buku serta membaca buku-buku yang berkaitan dengan sebuah teori.

Kontak media sosial Linkedin saya Fiska Rahma