Teori

Apa Itu Teori Ausubel: Cara Menerapkan Meaningful Learning

Written by Fiska

David Ausubel merupakan seorang ahli psikologi pendidikan yang populer dengan teori belajar bermakna atau yang sering disebut dengan teori ausubel. Ausubel sendiri memberikan penekanan terhadap pentingnya pembelajaran yang bermakna dan juga pentingnya pengulangan sebelum dimulainya pembelajaran. Menurut Ausubel, belajar bisa dikategorikan menjadi dua dimensi. Dimensi yang pertama adalah berkaitan dengan cara informasi ataupun materi yang ditampilkan kepada para siswa melalui penerimaan ataupun penemuan. Kemudian dimensi yang kedua adalah berkaitan dengan bagaimana para siswa bisa mengaitkan informasi tersebut pada struktur kognitif yang sudah ada, yang mana meliputi fakta, konsep, dan juga generalisasi yang sudah dipelajari dan diingat oleh siswa.

,Menurut Ausubel, di tahapan pertama belajar, informasi bisa dikomunikasikan kepada para siswa dalam bentuk belajar penerimaan dengan menyajikan informasi yang berbentuk final atau mengharuskan para siswanya untuk menemukan sendiri materi yang akan diajarkan. Kemudian pada tingkatan yang kedua, para siswa menghubungkan ataupun mengaitkan informasi tersebut ke dalam pengetahuan yang sudah dimilikinya. Dalam hal ini, akan terjadi proses belajar yang bermakna.

Teori ausubel ini adalah sebuah teori yang pertama kali dikemukakan oleh David Paul Ausubel, yang mana Ia adalah seorang Psikiater Anak dan juga akademika terkenal yang bergerak di bidang psikologi pendidikan, perkembangan ego, psikologi umum, kecanduan obat, dan juga psikiatri forensik. Sepanjang perjalanan karirnya, baik sebagai seorang psikiater anak ataupun sebagai Profesor di New York University, Ia sudah menerbitkan banyak sekali karya ilmiah dan juga buku yang memberikan kontribusi dan juga pengaruh terhadap bidang psikologi pendidikan yang Ia tekuni.

Sampai saat ini, berbagai macam pemikiran, hasil dari penelitian, dan juga teori-teori ausubel masih sangat relevan untuk diajarkan, dan juga diterapkan, khususnya di dalam bidang psikologi pendidikan. Di bawah ini adalah beberapa penjelasan mengenai teori ausubel.

Biografi Ausubel

David Paul Ausubel lahir dan kemudian dibesarkan di Brooklyn, New York pada tahun 1918. Ausubel ini adalah alumni University of Pennsylvania yang sekaligus lulusan dari Sekolah Kedokteran Middlesex University dan memperoleh gelar Ph.D dalam bidang psikologi pendidikan perkembangan di Universitas Columbia. Proses perjalanannya dalam dunia pendidikan ini diawali dari dunia kedokteran ketika Ia magang di Rumah Sakit New York City Department Hospital, Manhattan, serta di Little Italy dan Chinatown pada tahun 1944 sebagai seorang asisten ahli bedah dan juga psikiatris umum.

Kemudian pada tahun 1950, Ia mendapatkan sebuah jabatan dari Biro Penelitian Pendidikan di Universitas Illinois. Dimana Ia bekerja disana kurang lebih selama 16 tahun dan ketika disanalah Ausubel ini mulai menerbitkan berbagai karyanya dalam bidang psikologi kognitif secara ekstensif. Lalu pada tahun 1966, Ia akhirnya meninggalkan Universitas Illinois untuk menerima sebuah jabatan yang ada di departemen Psikologi Terapan di Institut Ontario, Toronto. Setelah itu, tepatnya di tahun 1968, Ia menjadi seorang Profesor dan juga Kepala Departemen Pendidikan Psikologi, Sekolah Sarjana Universitas New York sampai Ia pensiun dari dunia kependidikan di tahun 1973.

Setelah Ausubel pensiun, Ia kembali ke praktik psikiatri anak yang ada di Rockland Psychiatric. Adapun minat utamanya dalam bidang psikiatri adalah psikopatologi umum, kecanduan obat, perkembangan ego, dan juga psikiatri forensik. Ausubel sudah menerbitkan beberapa buku yang membahas tentang psikologi perkembangan dan juga pendidikan serta lebih dari 150 artikel dalam jurnal psikologi dan juga psikiatris. Kemudian pada tahun 1976, Ia mendapatkan Thorndike Award yang berasal dari Asosiasi Psikolog Amerika untuk “Gelar Kehormatan untuk Kontribusi dalam Psikologi Pendidikan”. Ausubel pensiun dari kehidupan profesional di tahun 1994 dengan tujuan untuk menghabiskan waktunya sebagai penulis dan menghasilkan empat judul buku. Pada akhirnya, Ausubel meninggal dunia pada tanggal 9 Juli 2008.

Teori Belajar Ausubel

Teori Ausubel ini berhubungan dengan bagaimana cara individu dalam mempelajari sejumlah material yang berarti dari tekstual atau verbal, presentasi, ataupun pengaturan dan juga tindakan lainnya di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya. Menurut Ausubel, belajar itu berdasarkan jenis proses superordinat, representasi, dan juga kombinasi yang terjadi selama adanya penerimaan informasi. Sebuah proses utama dalam belajar ini yaitu subsumption, dimana materi baru yang berkaitan dengan gagasan yang relevan dalam struktur kognitif yang ada, berdasarkan substantif nonverbal.

Selain itu, menurut Ausubel, belajar bisa diklasifikasikan menjadi dua dimensi, antara lain:

1. Dimensi yang pertama adalah dimensi yang berkaitan dengan cara penyampaian informasi ataupun materi pelajaran bisa dikomunikasikan kepada para siswa dalam bentuk belajar penerimaan ataupun penemuan.
2. Dimensi yang kedua menyangkut tentang cara bagaimana siswa bisa mengaitkan informasi tersebut pada struktur kognitif yang sudah ada. Kedua dimensi yakni penerimaan atau penemuan serta hafalan atau bermakna tidak akan menunjukkan dikotomi sederhana, melainkan adalah suatu proses kontinum.

Tipe Belajar Menurut Ausubel

Berdasarkan klasifikasi dua dimensi belajar yang sudah dijelaskan di atas, kita bisa memahami bahwa penerimaan dan juga penemuan dari proses belajar tidaklah sederhana dan termasuk suatu proses kontinum yang berbeda-beda. Dengan begitu, proses penerimaan dan penemuan tersebut juga mempunyai beberapa tipe yang berbeda. Menurut Ausubel, ada empat tipe belajar, yang mana diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Belajar Dengan Penemuan Bermakna

Tipe belajar yang satu ini akan mengaitkan pengetahuan yang sudah dimilikinya dengan materi pelajaran yang dipelajari. Ataupun sebaliknya, para siswa terlebih dulu menemukan pengetahuan dibandingkan dengan apa yang akan mereka pelajari. Kemudian penemuan itu akan dikaitkan dengan pengetahuan yang sudah ada.

2. Belajar Dengan Penemuan Tidak Bermakna

Tipe belajar yang satu ini adalah pelajaran yang akan dipelajari dan ditemukan sendiri oleh para siswa tanpa mengaitkan yang sudah dimilikinya, lalu mereka hafalkan.

3. Belajar Menerima yang Bermakna

Yakni materi pelajaran yang sudah tersusun secara logis kemudian disampaikan kepada para siswa hingga bentuk akhir. Lalu, pengetahuan yang baru mereka dapatkan akan dikaitkan dengan pengetahuan lain yang sudah dimiliki.

4. Belajar Untuk Menerima yang Tidak Bermakna

Yakni materi-materi pelajaran yang sudah tersusun secara logis kemudian disampaikan kepada para siswa hingga bentuk akhir. Setelah itu, pengetahuan baru yang mereka dapatkan tersebut dihafalkan tanpa mengaitkannya dengan pengetahuan lain yang sudah mereka miliki.

Proses Belajar yang Bermakna (Meaningful Learning)

Melalui berbagai macam pemikirannya tentang penemuan dan penerimaan bermakna dan tidak bermakna, kemudian terbentuklah konsep meaningful learning atau proses belajar bermakna. Dikatakan bahwa proses belajar ini akan jauh lebih bermakna dan berguna untuk siswa apabila mereka mengalami atau melewati proses belajar yang bermakna. Ausubel mengatakan bahwa yang dimaksud dengan meaningful learning ini adalah pembelajaran yang bisa mengaitkan pembelajaran materi sebelumnya dengan materi pembelajaran yang nantinya akan dipelajari.

Teori Ausubel ini sangat dengan kaitannya dengan teori belajar Konstruktivisme. Keduanya menekankan pentingnya belajar mengasosiasikan fenomena, pengalaman, dan juga berbagai fakta baru ke dalam sistem pengertian yang sudah dimiliki oleh siswa dan menekankan pentingnya suatu asimilasi pengalaman baru ke dalam konsep yang sudah dimiliki siswa.

Ausubel juga berpendapat bahwa pendidik juga harus bisa mengembangkan potensi kognitif siswa melalui proses belajar bermakna. Itu artinya, bisa mengasosiasikan sebuah fenomena, pengalaman, dan juga berbagai macam fakta yang ada di dalam lingkungannya. Sehingga, siswa akan mempunyai sikap perilaku sosial yang terbentuk dari suatu pengalaman yang mereka terapkan, tidak hanya sekadar hafalan dan juga formalitas semata.

Prinsip Pembelajaran Ausubel

Berdasarkan pandangan Ausubel terhadap meaningful learning, Ia mengajukan mengenai tiga prinsip pembelajaran, yakni sebagai berikut:

1. Presentation of Advance Organizer

Advance organizer akan mengarahkan para siswa kepada materi yang nantinya akan mereka pelajari dan menolong mereka untuk mengingat kembali informasi yang berkaitan dan bisa digunakan untuk membantu menanamkan pengetahuan baru. The advance organizer ini berkaitan dengan ide-ide yang disampaikan di dalam suatu pelajaran untuk memberikan informasi kepada para siswa yang sudah siap dalam pikiran mereka dan memberikan skema organisasi yang luas dalam bentuk informasi yang lebih khusus.

2. Presentation of Learning Task or Material

Sebuah pembelajaran yang menggunakan materi baru sebaiknya disampaikan dengan cara memberikan ceramah, diskusi sebuah film, ataupun memberikan tugas kepada para siswa. Ausubel juga menekankan kebutuhan untuk mempertahankan perhatian para siswa sama baiknya dengan kebutuhan dalam mengorganisir materi pelajaran secara jelas guna berkaitan dengan susunan yang sudah direncanakan dalam advance organizer. Ia menyarankan salah satu proses yang disebut dengan progressive differentiation, dimana suatu kemajuan step demi step dari konsep umum menuju ke konsep khusus.

3. Strengthening Cognitive Organization

Di dalam fase ketiga dari prinsip pembelajaran ausubel, para guru disarankan untuk menggabungkan informasi baru ke dalam susunan pembelajaran yang telah direncanakan untuk pelajaran permulaan dengan cara mengingatkan para siswanya tentang bagaimana setiap rincian khusus yang berkaitan dengan gambar yang besar. Selain itu, siswa juga diminta untuk melihat, apakah mereka sudah mengerti tentang pelajaran tersebut dengan pengetahuan mereka yang sudah dimiliki sebelumnya dan menghubungkannya dengan organisasi yang ada di dalam advance organizer.

Langkah-langkah Meaningful Learning

Berikut adalah beberapa langkah dalam menerapkan meaningful learning atau belajar bermakna, antara lain:

1. Menentukan sebuah tujuan pembelajaran.
2. Melakukan identifikasi terkait karakteristik siswa, mulai dari kemampuan awal, gaya belajar, motivasi, dan lain sebagainya.
3. Memilih materi pelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan mengaturnya ke dalam bentuk konsep inti.
4. Menentukan topik-topik dan menampilkannya dalam bentuk advance organizer yang nantinya akan dipelajari oleh para siswa.
5. Mempelajari konsep=konsep inti tersebut dan menerapkannya ke dalam bentuk nyata atau konkret.

Sedangkan menurut Herliani, langkah-langkah yang umumnya dilakukan untuk menerapkan meaningful learning Ausubel atau belajar bermakna adalah:

1. Advance Organizer atau Handout

Ini adalah penyampaian awal mengenai materi yang akan dipelajari oleh para siswa yang bisa berupa handout atau pengenalan singkat tentang apa saja yang nantinya akan dipelajari oleh para siswa secara umum. Melalui handout ini, kita bisa mempersiapkan para siswa secara mental untuk menerima materi, apabila mereka sudah mengetahui sebelumnya materi yang nantinya akan disampaikan dalam pembelajaran.

2. Progressive Differensial

Materi pelajaran yang disampaikan oleh guru seharusnya diajarkan secara bertahap. Diawali dengan hal-hal ataupun konsep yang umum, lalu dilanjutkan kepada hal-hal yang khusus dengan disertai contoh.

3. Integrative Reconciliation

Dalam tahapan ini, guru akan memberikan penjelasan tentang persamaan dan perbedaan dari konsep-konsep yang sudah mereka ketahui dengan konsep yang baru saja mereka pelajari.

4. Consolidation

Pemantapan materi dalam bentuk menghadirkan lagi lebih banyak contoh ataupun latihan. Sehingga para siswa akan lebih paham dan lebih siap menerima materi baru.

Itulah beberapa penjelasan mengenai apa itu teori Ausubel dan beberapa cara dalam menerapkannya. Semoga bermanfaat.

About the author

Fiska

Saya Fiska Rahma Rianda dan saya suka dunia menulis dan membaca memang menjadi hobi yang ingin disalurkan melalui sastra. Saya juga senang mereview buku serta membaca buku-buku yang berkaitan dengan sebuah teori.

Kontak media sosial Linkedin saya Fiska Rahma