in

Review Novel The Time We Walk Together Karya Lee Kyu Young

Apa itu cinta? Apakah jodoh adalah sebuah takdir? Atau jodoh sebenarnya harus dicari dan diusahakan sendiri? Bagaimana cara mencintai?

Pertanyaan di atas adalah beberapa pertanyaan yang paling umum ditanyakan jika berbicara tentang cinta. Cinta memang abstrak, karena itu merupakan sebuah perasaan yang tak mutlak, tidak ada definisi pasti akan cinta, juga tidak ada ekspresi pasti untuk mengungkapkan cinta. Namun, satu hal yang pasti adalah cinta itu nyata.

Kita dapat mengetahui bahwa cinta itu nyata dari berbagai kisah yang telah dialami oleh diri sendiri maupun orang lain. Melalui kisah yang bisa kita dapatkan langsung dari orang sekitar kita, atau kisah yang dituangkan ke dalam media. Salah satu contohnya adalah buku ini.

The Time We Walk Together adalah novel grafis yang ditulis dan diilustrasikan oleh ilustrator populer asal Korea Selatan, Lee Kyu Young. Novel grafis ini pertama kali diterbitkan pada tahun 2018 dalam Bahasa Korea. Novel The Time We Walk Together telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia pada Januari 2020 oleh penerbit Bhuana Ilmu Populer.

Novel ini akan menyajikan perjalanan kisah cinta Lee Kyu Young dengan sang istri, mulai dari awal bertemu sampai pada akhirnya menikah. Ini adalah sebuah novel singkat yang hanya memiliki total 196 halaman. Semua orang di dunia ini mencintai dengan caranya masing-masing. Maka dari itu, marilah kita saling mencintai dengan cara dan cinta kita sendiri. Cinya yang saling percaya, saling menjaga, dan tak goyah.

The Time We Walk Together adalah sebuah novel grafis dengan gambar yang emosional mengenai kisah cinta yang manis dalam kehidupan sehari-hari, yang mungkin relevan dengan pengalaman Anda. Kisah ini seperti mengungkap takdir yang indah, atau kedua orang yang sama-sama berusaha untuk membangun cinta. Ini adalah novel yang tepat bagi Anda yang ingin menghangatkan hati dengan merasakan cinta.

Sinopsis Novel The Time We Walk Together

Pros & Cons

Pros
  • Format novel ini unik, di mana menyajikan narasi yang singkat dan dilengkapi dengan ilustrasi manis di setiap halamannya.
  • Meskipun narasi di setiap halaman singkat, tetapi pembaca bisa merasa terikat dan relevan dengan kisah ini.
  • Buku ini dapat membawa pembaca menyusuri kenangan manis di masa lalu.
  • Versi terjemahan novel ini dalam Bahasa Indonesia dinilai baik dan nyaman untuk dibaca.
  • Novel ini dapat memberikan cinta dan kehangatan kepada para pembacanya.
Cons
  • Sejumlah pembaca merasa terlalu banyak bagian yang dinilai hanya memuat kata-kata dan rayuan gombal saja, sehingga membuat kesan kisah ini seperti tidak nyata.

Tempat aku pertama kali bertemu denganmu adalah fitness center yang berlokasi di dalam gedung kantor. Aku hanya berjalan melewatimu, tetapi sosokmu yang sedang berolahraga terus mengganggu pikiranku. Setelah hari itu, aku pergi ke sana untuk olahraga setiap hari. Namun, aku tak bertemu denganmu.

Pada suatu hari, ketika aku pergi untuk sebuah proyek kerja sama, aku bertemu lagi denganmu di kantor yang berlokasi di lantai bawah gedung yang sama. Kamu menjadi orang yang bertanggung jawab atas proyek tersebut. Pada akhirnya, kita berbagi banyak cerita, ini dan itu dengan alasan pekerjaan.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Aku sekarang jadi tahu bahwa kita seumuran, dan alasan kamu tidak sempat olahraga adalah kamu sedang sibuk. Kita pun membuat janji untuk olahraga bersama. Berkali-kali aku hanya memainkan ponselku, karena takut kamu akan menolak panggilan masuk dariku. Namun, kamu tiba-tiba menelponku dan bertanya, “apakah hari ini kamu bisa olahraga?”

Begitulah awal pertemuan kita.

Bersama Denganmu yang Penuh Cinta

Salah satu hal yang membuat para tukang menggambar bingung, yakni merasakan bahwa diri ini suka dan pandai menggambar, tetapi aku tak tahu ingin menggambar apa. Dulu Lee Kyu Young pun memiliki kebimbangan yang sama. Aku mengambil jurusan seni rupa, di kantor pun pekerjaanku adalah menggambar. Namun, sebenarnya aku tak bisa menggambar apa yang aku mau. Oleh karena itu, aku membuat sebuah akun di media sosial yang bernama “gyung studio”. Di sana aku mengunggah gambar dengan judul “Cuma Gambar yang Ingin Aku Buat”.

Aku memiliki orang yang aku cintai. Hari-hari yang kulalui bersama dia adalah waktu yang paling berharga bagiku. Momen bahagia, momen penuh cinta, dan momen gembira. Aku ingin menuangkan seluruh momen kami ke dalam gambar. Aku senang mengekspresikan perasaanku dengan menunjukkan gambar-gambar ini kepada istriku. Ajaibnya, banyak orang yang menyukai gambar yang memuat kisah kami.

Mereka berkata bahwa kisah cinta kami dapat memberi kekuatan, dan membuat hati mereka menjadi hangat dan terhibur. Dengan empati dan dukungan dari banyak orang, akhirnya aku membuat buku ini. Aku mengucapkan terima kasih banyak. Menurutku, sebutan sebagai “penulis” adalah profesi yang kalian berikan kepadaku, dan buku ini bisa terbit berkat kalian, kalian yang membuatnya.

Sebagai buku pertama, pasti ada bagian yang kurang atau kurang memuaskan. Meski begitu, aku berusaha keras dalam membuat buku ini demi memuaskan kalian. Aku berharap dengan buku ini, banyak orang dapat mengungkapkan cinta kepada orang yang disukai, serta terhibur dan memperoleh kekuatan.

Lalu yang terakhir, aku tak bisa menggambar sendirian. Aku bisa menggambar, karena ada istriku di sampingku. Untuk selanjutnya pun aku ingin menggambar orang yang paling penting dan aku syukuri di dunia, yaitu istriku, beserta cinta yang indah. Terima kasih selalu. Aku cinta kalian.

Kelebihan Novel The Time We Walk Together

Novel The Time We Walk Together adalah sebuah novel grafis yang berhasil menjadi buku yang dipajang di rak best seller. Novel ini tentunya memiliki banyak kelebihan. Kelebihan yang pertama, yaitu dari bentuk atau format novel ini sendiri yang menyajikan kisah singkat, yang dilengkapi dengan ilustrasi untuk memperjelas pesan yang ingin disampaikan. Anda akan menemukan narasi pendek yang disertai ilustrasi yang manis pada setiap halaman di novel ini.

Kelebihan selanjutnya, melalui narasi yang singkat ini, pembaca dapat merasa terikat dengan kisah ini. Sebab, kisah ini mungkin relevan dengan pengalaman banyak orang atau mungkin pengalaman orang yang Anda kenal. Atau mungkin juga tidak relevan. Hal yang pasti adalah pembaca dapat merasakan cinta hanya dengan membaca buku ini, dan tentunya dapat tersenyum saat membaca kisah ini.

Bagi sebagian pembaca, buku ini seperti mengingatkan atau membawa mereka kembali ke masa lalu, masa-masa di mana mereka masih remaja dan baru mengenal cinta. Maka itu, beberapa di antara mereka bisa tertawa dan merasa senang, karena membaca kisah ini. Versi terjemahan buku ini ke dalam Bahasa Indonesia pun dipuji, karena pemilihan katanya dinilai tepat dan nyaman untuk dibaca.

Secara keseluruhan, novel The Time We Walk Together ini adalah novel yang mampu memberikan cinta kepada para pembacanya. Ini adalah buku yang tepat bagi Anda yang membutuhkan sesuatu yang hangat dan manis untuk menenangkan hati Anda dari emosi yang tidak baik, atau sekedar menghibur Anda.

Kekurangan Novel The Time We Walk Together

Selain kelebihan, novel The Time We Walk Together ini memiliki kekurangan. Kekurangan pada novel ini, terletak pada banyaknya bagian yang dinilai hanya memuat kata-kata dan rayuan gombal saja. Beberapa pembaca menilai hal ini membuat kesan yang tidak nyata, karena lebih seperti buku fiksi yang terlalu manis untuk menjadi nyata. Namun, hal ini terkait erat dengan preferensi pembaca.

Pesan Moral Novel The Time We Walk Together

Melalui novel The Time We Walk Together ini, kita diingatkan bahwa tidak ada definisi yang tetap mengenai cinta. Cinta adalah sebuah perasaan yang tidak bisa dijelaskan. Ekspresi cinta tidak tetap, tak seperti ekspresi perasaan yang lain. Setiap orang memiliki caranya masing-masing untuk mencintai.

Kisah cinta Lee Kyu Young dan sang istri pun mengingatkan kita bahwa kita bisa selalu menemukan cinta dari hal-hal paling kecil yang kita lakukan setiap hari. Seperti hanya sekadar mengingatkan satu sama lain. Jadi, ekspresi cinta itu tak selalu harus merupakan gerakan yang besar atau menunjukkan kasih sayang yang berlebihan.

Kemudian, melalui kisah ini, kita dapat mengetahui bahwa cinta itu sejatinya perlu diperjuangkan. Meskipun cinta terkait dengan takdir, kita juga harus berusaha untuk menjaga dan mewujudkan takdir tersebut. Sebab, pada akhirnya, apa yang kita lakukan akan menentukan segalanya.

Nah, itu dia Grameds ulasan novel The Time We Walk Together karya Lee Kyu Young. Bagi kalian yang sedang ingin membaca kisah yang ringan dan manis, ini adalah buku yang tepat bagi kalian. Dijamin, kalian akan bisa merasakan kehangatan dan senyum-senyum sendiri saat membacanya. Yuk langsung saja dapatkan novel grafis ini hanya di Gramedia.com.

Rating: 3.79

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy