in

Review Novel Misteri Kereta Api Biru Karya Agatha Christie

Misteri Kereta Api Biru (The Mystery of the Blue Train) adalah sebuah karya fiksi detektif yang ditulis Agatha Christie, penulis asal Inggris. Novel ini pertama kali diterbitkan di Inggris pada 29 Maret 1928 oleh William Collins & Sons, dan di Amerika Serikat oleh Dodd, Mead and Company pada tahun yang sama. Novel ini juga telah diterbitkan dalam Bahasa Indonesia oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama pada September 2018.

Novel ini menampilkan detektif bernama Hercule Poirot. Novel ini mengisahkan tentang pembunuhan seorang pewaris Amerika di Le Train Bleu, tituler “Kereta Biru”. Tokoh utama novel ini, Katherine Grey, yang berasal dari desa fiksi St Mary Mead, yang kebetulan merupakan nama kota kelahiran detektif pemecahan kejahatan paling terkenal kedua, Jane Marple.

Di kantor Cook, Katherine harus mengantri untuk membeli tiket ke Riviera. Sepertinya semua orang akan ke sana, termasuk laki-laki yang berdiri di depannya. Laki-laki itu tiba-tiba menyisih dan Katherine menempati posisinya tadi. Wajah itu seperti dikenalnya secara samae. Di mana Katherine pernah melihatnya? Oh, pagi tadi di Hotel Savoy, di depan kamarnya.

Katherine kemudian melihat ke belakang, terdorong oleh rasa gelisah yang tidak dimengertinya. Laki-laki itu berdiri di depan pintu sambil menatapnya. Katherine merinding, merasa dibayangi kesedihan dan tragedi.

Katherine merasa seperti dia telah mengkhianati kepercayaan orang, tetapi dengan kata “pembunuhan” yang mendengung di telinganya, dia tidak berani merahasiakan apa-apa. Sebisa mungkin dia mengulangi percakapannya dengan wanita yang telah meninggal itu. Setelah mendengar penjelasan Katherine, detektif Poirot mulai mendapatkan petunjuk. Misteri kematian wanita itu pun mulai terjawab.

Profil Agatha Christie – Penulis Novel Misteri Kereta Api Biru

britannica.com

Dame Agatha Mary Clarissa Christie lahir pada 15 September 1890. Wanita yang akrab dipanggil Agatha Christie ini merupakan seorang penulis asal Inggris yang dikenal dengan 66 novel detektif dan 14 koleksi cerita pendeknya, terutama yang berkisah seputar detektif fiksi Hercule Poirot dan Miss Marple. Agatha Christie juga penulis dari drama terlama di dunia yang berjudul The Mousetrap, yang telah ditampilkan di West End sejak 1952.

Pada tahun 1971, Agatha Christie diangkat menjadi Dame (DBE) atas kontribusinya pada sastra. Guinness World Records juya mencantumkan nama Agatha Christie sebagai penulis fiksi paling laris sepanjang masa, karena novel karyanya sudah terjual lebih dari dua miliar eksemplar. Agatha Christie dilahirkan dalam keluarga kelas menengah atas yang kaya di Torquay, Devon. Sebagian besar keluarganya bersekolah di rumah.

Pada awalnya, Agatha Christie adalah seorang penulis yang gagal, karena ia menerima enam penolakan berturut-turut. Namun, nasibnya ini berubah pada tahun 1920 saat ia berhasil menerbitkan The Mysterious Affair at Styles, yang menampilkan detektif Hercule Poirot. Suami pertama Agatha Christie bernama Archibald Christie, mereka berdua menikah pada tahun 1914 dan memiliki satu anak. Namun, hubungan pernikahan mereka berakhir pada tahun 1928.

Cek di Balik Pena : Baby Chaesara

Selama masa Perang Dunia Kedua, Agatha Christie bekerja di sebuah apotek di rumah sakit. Dari pekerjaannya itu, ia memperoleh pengetahuan menyeluruh mengenai racun yang kemudian sia tampilkan dalam banyak novel, cerita pendek, dan drama yang ditulisnya. Pada tahun 1930, setelah pernikahannya dengan seorang arkeolog bernama Max Mallowan, Agatha Christie menghabiskan beberapa bulan setiap tahunnya untuk menggali di Timur Tengah dan menggunakan pengetahuan tentang profesi ini dalam fiksinya.

Menurut Index Translationum UNESCO, Agatha Christie adalah penulis individu yang karyanya paling banyak diterjemahkan. Novelnya yang berjudul And Then There Were None menjadi salah satu buku terlaris sepanjang masa, dengan penjualan mencapai 100 juta eksemplar. Pada tahun 1955, Agatha Christie berhasil menjadi penerima pertama dari Penghargaan Grand Master Penulis Misteri Amerika. Pada tahun yang sama, karyanya yang berjudul Witness for Prosecution juga berhasil menerima Penghargaan Edgar untuk drama terbaik.

Pada tahun 2013, Agatha Christie terpilih sebagai penulis kriminal terbaik dan The Murder of Roger Ackroyd menjadi novel kriminal terbaik yang pernah ada dari total 600 novelis profesional dari Asosiasi Penulis Kejahatan. Pada bulan September 2015, And Then There Were None dinobatkan sebagai “Christie Favorit Dunia” dalam pemungutan suara yang disponsori oleh properti penulis. Banyak buku dan cerita pendek karya Agatha Christie yang telah diadaptasi untuk televisi, radio, video game, dan novel grafis. Ada lebih dari 30 film fitur didasarkan pada karyanya.

Agatha Christie meninggal dunia pada tanggal 12 Januari 1976, di usia yang ke-85 tahun. Diketahui, ia meninggal dunia di rumahnya yang berlokasi di Winter Brookhouse akibat penyebab alami. Agatha Christie dimakamkan di dekat halaman Gereja St Mary’s, Cholsey, di sebidang tanah yang dia pilih bersama suaminya 10 tahun sebelumnya. Upacara pemakaman sederhana dihadiri oleh sekitar 20 wartawan surat kabar dan televisi.

Sinopsis Novel Misteri Kereta Api Biru

Pros & Cons

Pros
  • Novel ini dibentuk dengan kisah yang memuat beragam cerita dari sejumlah sudut pandang tokoh yang membentuk sebuah benang merah yang mengaitkan cerita yang satu dengan yang lainnya.
  • Penggunaan sudut pandang yang berbeda-beda ini membuat pembaca juga dapat mengenal latar belakang, karakter tokoh, alasan mereka berperilaku, serta menebak pelaku utama.
  • Misteri yang disajikan dalam novel ini sederhana, tetapi dikemas dengan sangat apik dan membawa pembaca dalam keseluruhan cerita.
  • Jawaban pembaca yang telah menebak siapa pelaku utama akan dipatahkan dengan plot twist.
Cons
  • Penulisan narasi pada bagian awal cerita dinilai terlalu panjang.

Poirot menaiki Le Train Bleu yang menuju French Riviera. Begitu pula Katherine Grey, yang menjalani musim dingin pertamanya di luar Inggris, setelah baru-baru ini menerima warisan yang relatif besar. Di atas kereta, Gray bertemu Ruth Kettering, pewaris Amerika yang meninggalkan pernikahannya. Ruth tampaknya tak bahagia untuk bertemu kekasihnya.

Namun, keesokan paginya, Ruth ditemukan tewas di kompartemennya, sebagai korban pencekikan. Ruby yang terkenal, “Heart of Fire”, yang baru-baru ini diberikan kepada Ruth oleh ayahnya, ditemukan hilang. Ayah Ruth, jutawan Amerika Rufus Van Aldin, dan sekretarisnya, Mayor Knighton, membujuk Poirot untuk menangani kasus ini.

Pembantu Ruth, Ada Mason, mengatakan bahwa dia melihat seorang pria di kompartemen Ruth tetapi tidak dapat melihat siapa dia. Polisi menduga kekasih Ruth, Comte de la Roche, membunuhnya dan mencuri batu delima, tetapi Poirot tidak menganggap Comte bersalah. Dia curiga pada suami Ruth, Derek Kettering, yang berada di kereta yang sama, tetapi mengaku tak melihat Ruth.

Katherine mengatakan bahwa dia melihat Derek memasuki kompartemen Ruth. Kecurigaan lebih lanjut dilemparkan pada Derek saat sebuah kotak rokok dengan huruf “K” ditemukan di sana. Poirot kemudian menyelidiki dan menemukan bahwa pembunuhan dan pencurian permata mungkin tidak terkait, karena pencuri permata terkenal “The Marquis” terkait dengan kejahatan tersebut.

Pada akhirnya, Mirelle yang serakah, yang berada di kereta bersama Derek, memberi tahu Poirot bahwa dia melihat Derek meninggalkan kompartemen Ruth sekitar waktu pembunuhan itu akan terjadi. Derek pun kemudian ditangkap. Semua orang yakin bahwa kasus ini sudah terpecahkan, tetapi Poirot tidak yakin. Lalu, dia melakukan lebih banyak penyelidikan dan mempelajari lebih banyak informasi, berbicara dengan teman-temannya dan dengan Katherine, akhirnya menemukan kebenaran.

Dia kemudian meminta Van Aldin dan Knighton untuk ikut dengannya di Kereta Biru dan membuat reka ulang pembunuhan itu. Dia memberitahu mereka bahwa Ada Mason benar-benar Kitty Kidd, seorang peniru dan aktris pria terkenal. Katherine melihat apa yang dia pikir adalah seorang anak laki-laki yang turun dari kereta, tapi itu benar-benar Mason. Poirot menyadari bahwa Mason adalah satu-satunya orang yang melihat seseorang dengan Ruth di kompartemen, jadi ini bisa saja bohong.

Dia mengungkapkan bahwa pembunuh dan kaki tangan Mason adalah Knighton, yang sebenarnya adalah “Marquis” yang kejam. Dia juga mengatakan bahwa kotak rokok dengan K di atasnya tidak berarti ‘Kettering’, tetapi untuk ‘Knighton’. Karena Knighton seharusnya berada di Paris, tidak ada yang akan mencurigainya. Derek memang pergi ke kompartemen untuk berbicara dengan Ruth begitu dia melihat dia berada di kereta, tetapi dia pergi ketika dia melihat dia tertidur.

Kelebihan Novel Misteri Kereta Api Biru

Sebagai salah satu novel legendaris karya Agatha Christie, kualitas novel Misteri Kereta Api Biru ini tak perlu diragukan lagi. Novel ini dibentuk dengan kisah yang memuat beragam cerita dari sejumlah sudut pandang tokoh. Seluruh sudut pandang tersebut membentuk sebuah benang merah yang mengaitkan cerita yang satu dengan yang lainnya.

Dengan penggunaan sudut pandang yang berbeda-beda ini, pembaca juga dapat mengenal latar belakang, karakter tokoh, dan alasan mereka berperilaku. Hal ini juga dapat membantu pembaca menebak siapa pelaku utama pembunuhan ini.

Misteri yang disajikan dalam novel ini sederhana, tetapi dikemas dengan sangat apik dan membawa pembaca dalam keseluruhan cerita. Mulai dari hubungan dengan keluarga, aksi jual-beli permata yang berbahaya, hubungan ayah-anak, hubungan suami-istri, dan hubungan dengan mantan. Novel Kereta Api Biru ini dapat membuat pembaca merasa penasaran, greget, bingung, dan asik sendiri.

Bukan Agatha Christie namanya jika tidak memberikan plot twist dalam ceritanya. Jawaban pembaca yang telah menebak siapa pelaku utama dipatahkan dengan sosok pembunuh yang tak terduga. Bagi Anda para pecinta novel misteri atau detektif, novel Misteri Kereta Api Biru ini sangat direkomendasikan untuk Anda.

Kekurangan Novel Misteri Kereta Api Biru

Pembaca menemukan bagian awal cerita agaknya sedikit membuat jenuh, karena penulisan narasi dinilai terlalu panjang. Ditambah lagi, bagian awal cerita menyajikan kisah tentang masing-masing tokoh yang jumlahnya cukup banyak dan berada di lokasi berbeda. Perkenalan para tokoh ini cukup membuat pembaca merasa bingung, karena tidak semua tokoh juga terkait dengan kasus ini.

Pesan Moral Novel Misteri Kereta Api Biru

Dari kisah Misteri Kereta Api Biru ini, kita dapat meneladani sosok Katherine yang bijaksana dalam bertindak. Walaupun ia mendapatkan warisan yang besar, ia tak bersikap seperti ia memiliki segalanya atau berkuasa. Ia tetap rendah hati menjadi dirinya sendiri.

Dari kisah ini juga, kita dapat belajar bahwa perasaan iri hati bagaikan penyakit hati. Perasaan itu dapat membutakan dan mendorong Anda melakukan hal-hal yang tidak baik. Maka itu, hindari perasaan iri dengan mensyukuri apa yang Anda miliki.

Nah, itu dia Grameds ulasan novel Misteri Kereta Api Biru karya Agatha Christie. Siapa pelaku pembunuhan di kereta itu? Daripada penasaran, yuk langsung saja dapatkan novel ini hanya di Gramedia.com. Selamat membaca!

Rating: 3.85

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy