in

Review Buku Arum Manis Karya Teguh Affandi

Arum Manis: Cerita Bukan Tentang Cerita Kita merupakan karya dari penulis cerita pendek populer asal Indonesia, Teguh Affandi. Buku Arum Manis ini diterbitkan oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama pada Mei 2022. Buku dengan total 167 halaman ini menyajikan kumpulan cerita pendek.

Cerita pendek mengenai seorang pelancong yang mau menanam biji mawar di bibir perempuan, di bawah Jembatan Lempuyangan. Seekor naga yang tersimpan di mulut perempuan, lalu menjadi saksi akan hubungan toxic dengan pasangannya. Sebatang pisang yang tumbuh di meja, lelaki yang tergila-gila dengan kueni, samapai lelaki yang terus-terusan mencari aroma kekasihnya. Kisah-kisah dalam Arum Manis membaurkan batas antara hal yang realis dan surealis, cerita berlatar rural dan urban, pertanyaan kesetiaan dan kegairahan cinta satu malam.

Budi Darma, penulis, esais, dan akademisi Indonesia memberikan komentarnya atas buku Arum Manis ini. Ia mengatakan, “Bayangkanlah jika semua orang tidak suka bergunjing, semua orang diam dan mengurusi urusannya masing-masing, dan tak peduli dengan urusan orang lain. Kehidupan akan sangat membosankan, seperti tanpa warna dan tanpa gairah. Oleh karena itu, masyarakat yang suka bergosip, mencari tahu urusan orang lain, kemudian menyebarkan kebobrokan orang lain ke sejumlah pihak setelah dibumbui sensasi, justru dianggap sebagai masyarakat yang “normal”. Sepertinya, masyarakat yang “normal” inilah yang menjadi incaran ketajaman imajinasi Teguh Affandi”.

Profil Teguh Affandi – Penulis Buku Arum Manis

Instagram @teguhafandi

Teguh Affandi adalah penulis yang pernah jadi juara sayembara cerita pendek Femina, Pena Emas PPSDMS Nurul Fikri, dan Green Pen Award Perhutani. Teguh Affandi sesekali menulis cerita pendek, esai, dan timbangan buku, baik di media online maupun offline. Teguh Affandi dikenal sebagai penulis yang cukup produktif. Ia mengawali karirnya dengan menerbitkan buku pada tahun 2013.

Sejumlah karyanya ada yang berkolaborasi dengan penulis lain, ada juga merupakan karya tunggalnya. Hingga saat ini, Teguh Affandi telah menerbitkan 8 buku, yakni 25 Kisah Cinta Paling Mengharukan, Semesta Cerita Kita, Aku Mau Merapikan Mainan Sendiri (Seri Anak Hebat), Aku Mau Tidur Sendiri (Seri Anak Hebat), Arum Manis, Indonesia Bercerita: Kisah-Kisah Rakyat yang Terlupakan, Perempuan Dalam Cerita, Keluarga Kudus: Cerpen Pilihan Kompas 2021. Bagi kalian yang ingin mengenal sosok Teguh Affandi lebih dekat, kalian bisa melihat dan mengikuti akun media sosial Instagramnya dengan nama pengguna @teguhafandi.

Sinopsis Buku Arum Manis

Pros & Cons

Pros
  • Buku Arum Manis ini menyajikan sejumlah cerita pendek yang topiknya sederhana, tidak berat, tetapi memberikan kesan yang dekat dengan kehidupan sehari-hari pembaca.
  • Teguh Affandi mampu menyampaikan topik-topik yang sederhana tersebut dengan unik, sehingga setiap ceritanya dapat terkesan istimewa.
  • Gaya bercerita teguh kerap kali bercerita secara satir dan menggunakan metafora, tetapi tidak berlebihan.
  • Setiap kisahnya dapat “menampar” pembaca dan menjadi sebuah pengingat.
  • Cara Teguh Affandi dalam menggambarkan emosi karakter-karakternya dipuji, karena disampaikan secara halus, tetapi mengena.
  • Pembaca dapat menemukan banyak metafora-metafora flora yang muncul pada sejumlah cerita.
  • Setiap cerita pendek yang disajikan dalam buku Arum Manis ini berhasil membuat pembaca merasa penasaran akan kelanjutan ceritanya dan akhirnya akan seperti apa.
  • Ini adalah bacaan ringan dan hangat.
Cons
  • Sebagian pembaca mendapatkan kesan yang repetitif antara satu cerita dengan cerita lainnya, karena formatnya sama-sama memberikan ledakan di akhir.
  • Sejumlah pembaca menemukan kendala dalam menafsirkan makna dari beberapa cerita.

Kumpulan cerita pendek Arum Manis ini terbagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama berjudul Saya, mengisahkan tentang kejadian yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Contohnya, seperti kehidupan dengan tetangga yang tidak pernah lepas dari saling menggunjing. Pada bagian ini, Anda bisa mendapatkan kisah yang manis dan juga pahit.

Bagian kedua berjudul Anda. Pada bagian ini, kisah-kisahnya masih belum lepas dari isu-isu sosial, tetapi kisah-kisah ini dituliskan dengan gaya metaforis atau satir yang indah dan misterius. Salah satu contohnya, adalah cerita pendek dengan judul “Tuhan Bermalam di Rumah Melly”, yang mengisahkan tentang Tuhan yang berkunjung ke rumah seorang pelacur yang mempunyai anak yang sedang sakit. Tidak hanya menyembuhkan sang anak, Tuhan bahkan bermalam di rumah Melly. Hal ini membuat penduduk setempat murka, terutama Kyai Toha yang berprofesi sebagai pemuka agama yang sangat dihormati penduduk desa.

Mereka menganggap bahwa Tuhan seharusnya berkunjung ke masjid, mushola, atau ke rumah orang yang taat agama seperti Kyai Toha, bukannya ke rumah pelacur. Penduduk desa pada akhirnya memutuskan untuk membakar rumah Melly, supaya Tuhan tidak bisa lagi berkunjung ke rumah pelacur itu. Sayangnya, mereka lupa memastikan apakah Tuhan sudah keluar dari rumah itu sebelum membakarnya.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Bagian ketiga berjudul Dia. Pada bagian ini, tokoh utama adalah ‘Dia’, seorang kekasih yang tak terjangkau. Isu yang diangkat menyinggung tentang orientasi seksual dan transgender. Isu ini disampaikan dengan cara yang sangat halus, sehingga nyaris tidak terbaca.

Salah satu contoh cerita pendek pada bagian ini, yaitu tentang seorang kutu buku yang jatuh cinta pada sosok manusia yang suka mengunjungi toko buku, bekas tempatnya tinggal. Sang kutu sangat terpesona dengan ketiak si manusia, yang dibayangkan sebagai tempat paling cocok untuk dirinya tinggal, karena hangat dan lembap.

Kelebihan Buku Arum Manis

Buku Arum Manis ini menyajikan sejumlah cerita pendek yang topiknya sederhana, tidak berat, tetapi memberikan kesan yang dekat dengan kehidupan sehari-hari pembaca. Seperti tentang tetangga yang suka gosip, menggunjing kehidupan orang lain, perselingkuhan, kekerasan dalam rumah tangga, cinta yang tidak bisa memiliki, kisah cinta dengan sesama jenis, dan hal-hal lainnya yang marak ditemukan di masyarakat. Namun, Teguh Affandi mampu menyampaikan topik-topik yang sederhana tersebut dengan unik, sehingga setiap ceritanya dapat terkesan istimewa. Gaya bercerita teguh kerap kali bercerita secara satir dan menggunakan metafora, tetapi tidak berlebihan.

Pembaca dapat merasakan setiap cerita pendek yang dituturkan sangat sederhana dan membumi, sehingga dapat memikat mereka dan memberikan kesan yang baik. Setiap kisahnya dapat “menampar” pembaca dan menjadi sebuah pengingat. Cara Teguh Affandi dalam menggambarkan emosi karakter-karakternya pun dipuji, karena disampaikan secara halus, tetapi mengena.

Pembaca menemukan suatu hal yang unik, yang dikatakan baru pernah ditemukan dalam buku Arum Manis ini. Hal itu adalah metafora flora yang digunakan oleh Teguh Affandi. Pembaca menemukan banyak metafora-metafora flora yang muncul pada sejumlah cerita, yang memberikan kesan seperti ciri khas Teguh Affandi.

Setiap cerita pendek yang disajikan dalam buku Arum Manis ini berhasil membuat pembaca merasa penasaran akan kelanjutan ceritanya dan akhirnya akan seperti apa. Pembaca dapat menikmati alur setiap cerita pendek ini dengan nyaman.

Secara keseluruhan, buku Arum Manis ini dinilai sebagai karya yang luar biasa, karya yang matang dan disajikan dengan indah. Ini adalah bacaan ringan yang cocok untuk menemani Anda di waktu senggang.

Kekurangan Buku Arum Manis

Buku Arum Manis ini menyajikan sejumlah cerita pendek yang topiknya dekat dengan kehidupan sehari-hari, yang kerap kali disebut sebagai isu, karena bersifat tragis. Hal ini membuat para pembaca merasa relate dengan kisah ini, dan mampu memahami kisah ini dengan baik, tetapi sebagian pembaca mendapatkan kesan yang repetitif antara satu cerita dengan cerita lainnya, karena formatnya sama-sama memberikan ledakan di akhir. Format penulisan yang berulang ini dianggap seperti “main aman”.

Selain itu, sejumlah pembaca menemukan kendala dalam menafsirkan makna dari beberapa cerita. Hal ini diakibatkan oleh pemilihan diksi dan penggunaan metafora yang tidak umum. Namun, para pembaca dapat menikmati setiap ceritanya, karena gaya penulisan Teguh Affandi yang apik.

Pesan Moral Buku Arum Manis

Berbagai cerita dalam Buku Arum Manis ini seperti membuka mata kita, mengingatkan, dan menyadarkan kita bahwa hal-hal yang terjadi di sekitar kita ini kerap kali merupakan hal yang mengganggu kehidupan kita, tetapi dianggap sebagai hal yang normal, karena hal itu sudah sangat sering terjadi. Seperti menyebarkan rumor tentang orang lain, yang telah dibumbui dengan spekulasi, atau selalu merasa penasaran dengan kehidupan orang lain. Hal tersebut adalah hal-hal yang bersifat negatif, tetapi sudah menjadi sebuah hal yang dianggap normal untuk dilakukan.

Melalui kisah Tuhan Bermalam di Rumah Melly, kita dapat melihat bahwa manusia memiliki kecenderungan merasa lebih tahu, lebih pintar dari orang lain, bahkan Tuhannya sendiri. Manusia kerap kali berpikir hanya dari sudut pandangnya saja, tidak mencoba untuk memandang dari sudut yang lain. Kisah ini mengingatkan kita untuk hendaknya mencoba memahami sudut pandang orang lain, dan jangan gegabah dalam bertindak. Supaya kita juga terhindar dari penyesalan dan perasaan yang buruk.

Sekian artikel ulasan buku Arum Manis karya Teguh Affandi. Menarik sekali ya kumpulan cerita pendek yang dimuat dalam buku ini. Bagi kalian yang penasaran akan cerita-cerita pendek karya Teguh Affandi, kalian bisa mendapatkan buku ini hanya di Gramedia.com. Selain buku Arum Manis ini, Anda juga bisa mendapatkan buku-buku karya Teguh Affandi yang lain, atau berbagai buku lain di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap menyajikan informasi terlengkap dan terbaik bagi Anda. Selamat membaca!

Rating: 3.71

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy