Pkn Sosiologi

Pengertian Komitmen: Ciri, Contoh, dan Mengenal Komitmen Organisasi

Written by Aris

Pengertian Komitmen – Apakah Grameds tahu bahwa dalam melakukan hubungan atau interaksi dengan individu lain, baik itu hubungan khusus antara lawan jenis, hubungan kerja, hingga hubungan dalam suatu organisasi itu sangat membutuhkan sebuah komitmen antara pihak-pihak yang bersangkutan. Terutama dalam menjalin hubungan dengan lawan jenis, pasti seringkali keluar kata-kata yang menyiratkan adanya komitmen antara keduanya.

Lalu sebenarnya, apa sih komitmen itu? Apakah komitmen hanya terdapat suatu hubungan antara lawan jenis saja? Bagaimana pula bentuk dan wujud dari komitmen yang dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari ini?

Nah, supaya Grameds tidak bingung akan hal tersebut dan tidak sembarang mengucap kata komitmen dalam menjalin hubungan dengan individu lain, yuk pahami lagi akan hal tersebut!

https://www.pexels.com/

Pengertian Komitmen Secara Umum

Istilah “komitmen” berasal dari Bahasa Inggris, yakni “commitment” yang berarti “menyatukan”, “menggabungkan”, dan “memercayai”. Seiring berjalannya waktu, kata tersebut berkembang menjadi berubah makna yakni menjadi “janji”, “mempercayakan”, “keterikatan”, dan “kewajiban” untuk jangka panjang.

Sehingga secara umum, komitmen adalah bentuk dedikasi atau kewajiban yang mengingat seseorang kepada orang lain untuk tindakan tertentu, terutama ketika menjalani hubungan bersama orang tersebut. Perlu diketahui bahwa dalam menjalani komitmen ini harus dilakukan secara sukarela tanpa adanya paksaan, serta bergantung pada bagaimana situasi dari masing-masing individu.

Maka dari itu, dalam menjalani sebuah komitmen harus disertai rasa tanggung jawab yang besar, tidak hanya sekadar ucapan belaka saja. Melalui pelaksanaan komitmen ini, itu berarti individu tersebut harus bertanggung jawab baik terhadap diri sendiri maupun individu lain yang bersangkutan pada situasi tersebut.

Meskipun dari perubahan maknanya terdapat makna tentang “janji” atau “perjanjian”, tetapi komitmen ini belum tentu dilakukan berdasarkan perjanjian tertulis. Ada beberapa komitmen yang dilakukan hanya berdasarkan janji lisan antara pihak-pihak yang bersangkutan, contohnya adalah komitmen untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis (pacaran).

Menurut John Mayer dan Natalie, berpendapat bahwa komitmen adalah suatu keadaan individu, dimana individu tersebut menjadi terikat atas tindakannya. Melalui tindakannya tersebut, nantinya akan menimbulkan keyakinan yang dapat menunjang aktivitas dan keterlibatannya.

Hal tersebut diiringi juga oleh pendapat Griffin (2004), mengungkapkan bahwa seorang individu yang memiliki komitmen tinggi, kemungkinan akan melihat dirinya sendiri menjadi anggota sejati dalam sebuah organisasi. Untuk pendapat Griffin ini, apabila komitmen dilakukan dalam ranah organisasi, mengingat komitmen itu dapat dilakukan pada individu dalam konteks apapun.

Beli Buku di Gramedia

Ciri-Ciri Komitmen

Suatu hal dapat disebut sebagai komitmen apabila memenuhi ciri-ciri berikut, yakni.

  • Terdapat perjanjian yang telah disepakati, baik terhadap diri sendiri maupun pihak lain yang berkaitan. Perjanjiannya juga tidak harus secara tertulis, sebab yang terpenting adalah pihak-pihak yang berkaitan harus bertanggung jawab dalam menjalankannya.
  • Terdapat tujuan tertentu yang hendak dicapai setelah melaksanakan komitmen. Tujuan tersebut tentu saja harus menguntungkan, baik diri sendiri maupun pihak-pihak yang berkaitan.
  • Semua pihak yang terlibat dalam komitmen tersebut harus bertanggung jawab dengan isi “perjanjian”. Bertanggung jawab dalam konteks ini adalah tidak keluar batas dan mengingkari perjanjian yang telah disepakati sebelumnya.
  • Adanya rasa loyalitas atau kesetiaan, baik dari diri sendiri maupun dari pihak-pihak yang bersangkutan, apabila ingin tujuannya dapat tercapai.

Contoh Perwujudan Komitmen Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Dalam kehidupan sehari-hari ini, tentu saja keberadaan komitmen sangat sering ditemui, bahkan tanpa kamu sadari bahwa hal tersebut ternyata adalah sebuah komitmen. Komitmen tidak hanya dapat terjadi pada hubungan dengan individu lain, tetapi juga dapat terlaksana terhadap diri sendiri. Nah, berikut adalah beberapa contoh perwujudannya dalam kehidupan sehari-hari.

1. Komitmen Terhadap Diri Sendiri

Sebuah komitmen ternyata tidak harus dilakukan bersama dan untuk individu lain saja lho… Bahkan terhadap diri sendiri juga dapat dilakukan. Apabila komitmen tersebut dilakukan berlandaskan adanya keinginan dari dalam diri, maka biasanya untuk mencapai sesuatu yang lebih baik daripada sebelumnya.

Misalnya, ada seseorang yang tengah melakukan diet dan berkomitmen terhadap dirinya sendiri untuk terus mengkonsumsi makanan sehat disertai olahraga. Apabila dirinya terus melakukan komitmen tersebut secara bertanggung jawab dan loyalitas dengan tujuan awalnya, maka hasil akhir yang dapat dicapai adalah tubuhnya menjadi lebih sehat dan memiliki berat badan yang ideal.

2. Komitmen Dalam Suatu Hubungan

Hubungan disini yang dimaksud adalah hubungan dengan lawan jenis. Perlu diketahui bahwa semua hubungan yang melibatkan individu lain pasti membutuhkan sebuah komitmen guna mempertahankan dan menjaga hubungan tersebut supaya tetap baik-baik saja. Dalam hal ini, arti dari sebuah komitmen maka dapat menjadi sebuah keterikatan antara pihak-pihak yang berkaitan untuk tetap melakukan tindakan sesuai yang telah dijanjikan pada awal berkomitmen dan dilakukan secara bertanggung jawab.

Hubungan dengan lawan jenis itu ada beragam, mulai dari hubungan pacaran, hubungan pernikahan, hingga hubungan persahabatan. Misalnya dalam hubungan pacaran, biasanya komitmen tidak tertulis dan berupa untuk saling setia serta tidak mengkhianati satu sama lain. Namun apabila dalam hubungan pernikahan, komitmen biasanya terdapat dalam aturan pernikahan secara tertulis.

3. Komitmen Terhadap Keluarga

Komitmen ini biasanya berasal dari diri sendiri yang merasa bertanggung jawab terhadap keluarganya. Komitmen terhadap keluarga memang tidak tertulis, tetapi merupakan kesadaran dari diri sendiri.

Contohnya adalah komitmen seorang suami selaku kepala rumah tangga terhadap keluarganya untuk memberikan nafkah secara lahir dan batin.

4. Komitmen Dalam Pekerjaan

Sebab komitmen ini berkaitan dengan individu lain, maka pekerjaan tentu saja harus dilandasi sebuah komitmen. Komitmen ini dapat dilaksanakan oleh atasan maupun karyawan sekalipun, sebab pihak-pihak itulah yang kelak dapat mencapai tujuan.

5. Komitmen Terhadap Lingkungan

Hampir sama dengan komitmen yang dilakukan terhadap keluarga, yang mana berasal dari diri sendiri untuk merasa bertanggung jawab akan suatu hal. Sebab, manusia dan alam itu memiliki hubungan yang tidak akan pernah padam, sehingga membutuhkan komitmen supaya kondisi lingkungan alam dapat terjaga secara baik. Lagipula, hubungan manusia dengan alam adalah timbal-balik, apabila salah satu pihaknya tidak merusak.

Contohnya, para pendaki gunung memiliki komitmen yang berasal dari diri sendiri untuk tidak membuang sampah sembarangan sepanjang perjalanannya di gunung. Para pendaki tersebut merasa bertanggung jawab untuk menjaga lingkungan alam, terutama lingkungan alam di gunung supaya tetap asri dan tidak rusak.

Beli Buku di Gramedia

Mengenal Apa Itu Komitmen Organisasi

https://www.pexels.com/

Sebelumnya, telah dituliskan bahwa dalam ranah organisasi ternyata juga memiliki komitmen tinggi antara pihak-pihak yang berkaitan, sebab dalam suatu organisasi pastilah mempunyai tujuan bersama. Dalam hal ini, komitmen organisasi itu sama saja dengan komitmen perusahaan, sebab organisasi dan perusahaan mempunyai makna yang selaras antara satu sama lain.

Komitmen organisasi dipandang sebagai suatu orientasi nilai terhadap organisasi yang bersangkutan dengan individu tersebut, dengan menunjukkan bahwa individu tersebut sangat memikirkan dan mengutamakan pekerjaan sekaligus organisasinya. Individu ini akan berusaha akan memberikan segala hal yang dimilikinya, misalnya usaha dan kerja keras dalam rangka membantu organisasi tersebut bersama-sama dapat mencapai tujuan.

Menurut Robbins dan Judge (2007), komitmen organisasi atau perusahaan adalah suatu keadaan dimana seorang pegawai akan memihak pada tujuan-tujuan organisasi, serta memiliki keyakinan untuk tetap menjadi anggota dari organisasi tersebut.

Sementara itu, menurut Griffin (2004) juga berpendapat bahwa komitmen organisasi menjadi suatu sikap yang mencerminkan akan sejauh mana seorang individu yang berperan menjadi pegawai itu mengenal serta terikat pada organisasinya.

Kemudian, menurut Meyer dan Allen (1990), menyatakan bahwa komitmen organisasi adalah suatu keyakinan yang kuat dan penerimaan akan nilai-nilai serta tujuan organisasi yang ada, dengan melibatkan dirinya sendiri untuk loyal berada di organisasi tersebut.

Nah, berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi ini wajib dimiliki oleh setiap pegawai dengan jabatan apapun. Komitmen organisasi ini menjadi suatu sikap dan perilaku yang wajib dimiliki demi tercapainya kebutuhan serta tujuan dari organisasi tersebut.

Beli Buku di Gramedia

Aspek Komitmen Organisasi

Menurut Meyer dan Allen (1990), dalam sebuah komitmen organisasi yang wajib dimiliki oleh setiap pegawainya ini mempunyai tiga aspek, yakni komitmen afektif, komitmen kontinuan, dan komitmen normatif. Nah, berikut adalah penjelasannya.

1. Komitmen Afektif

Dalam aspek ini mengutamakan adanya keterikatan emosional, identifikasi diri, dan keterlibatannya dalam suatu organisasi. Komitmen afektif ini mengarah pada kemauan atau keinginan dari individu itu sendiri untuk tetap berada dalam suatu organisasi.

2. Komitmen Kontinuan

Dalam aspek ini, didasarkan pada pertimbangan tentang hal apa yang nantinya harus dikorbankan apabila dirinya meninggalkan organisasi tersebut. Aspek komitmen kontinuan ini mengarah pada kesadaran anggota organisasi, bahwa dirinya akan mengalami kerugian jika meninggalkan organisasi tersebut dengan alasan apapun. Sehingga, akan muncul pemikiran oleh individu bahwa dengan menetap pada organisasi tersebut adalah sebagai suatu pemenuhan kebutuhan.

3. Komitmen Normatif

Dalam aspek komitmen normatif ini memiliki keyakinan dari seorang individu tentang tanggung jawabnya terhadap organisasi yang bersangkutan. Individu akan tetap tinggal pada suatu organisasi tersebut karena seolah memiliki kewajiban untuk loyal atau setia pada organisasi tersebut.

Anggota organisasi yang memiliki komitmen normatif ini cenderung merasa bahwa dirinya memang harus berada dalam organisasi tersebut, sehingga akan tetap bertahan dalam keadaan apapun sebab merasa itu adalah suatu kewajiban atau tugasnya.

Beli Buku di Gramedia

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Suatu Komitmen Organisasi

Komitmen organisasi yang dimiliki oleh individu selaku pegawai dalam organisasi tersebut ternyata dapat ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain adalah ciri pribadi dari pekerja itu sendiri, ciri pekerjaan, dan pengalaman kerja.

Namun, menurut Stum (1998), terdapat lima faktor pengaruh akan adanya suatu komitmen organisasi yang dimiliki oleh pegawai, yakni.

1. Budaya Keterbukaan

Dalam hal ini berhubungan dengan lingkungan kerja dari organisasi tersebut. Faktor budaya keterbukaan memiliki korelasi tinggi mengenai sejauh mana organisasi dapat mendorong pegawainya untuk bertindak.

2. Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja dari para pegawai juga menjadi faktor pengaruh dari komitmen organisasi sekaligus kinerjanya. Faktor kepuasan kerja ini dapat mempengaruhi akan produktivitas, kualitas, hingga moral yang dimiliki pegawai dalam organisasi tersebut. Pegawai tentu saja akan merasa puas apabila berada di posisi atau jabatan yang tepat, dengan menyesuaikan kemampuan dan orientasinya.

3. Kesempatan Pegawai Untuk Berkembang

Setiap orang, tak terkecuali yang tengah menjabat sebagai seorang pegawai di suatu organisasi, pasti memiliki keinginan untuk berkembang dan belajar. Upaya tersebut tidak harus dilakukan melalui program pelatihan formal, tetapi juga dapat dilakukan dalam kegiatan pembagian kerja, satuan tugas, konferensi, hingga diperluasnya tanggung jawab kepada dirinya.

Kesempatan tersebut seharusnya diberikan oleh pihak organisasi kepada semua pegawainya, supaya dapat mempengaruhi komitmen pegawai untuk tetap berada dan setia kepada organisasi.

4. Arah Organisasi

Semua pegawai pasti memiliki kepercayaan terhadap masa depan dari organisasi atau perusahaan tempatnya bekerja. Maka dari itu, kepercayaan tersebut harus diemban baik oleh organisasi dengan mengarah pada hal-hal yang baik sekaligus menguntungkan pihak-pihaknya.

5. Kebutuhan Akan Pengakuan Kerja

Kebutuhan akan pengakuan kerja menjadi pengaruh yang paling signifikan terhadap komitmen pegawai, sebab setiap pegawai pastilah ingin mendapatkan pengakuan dan kesadaran dari atasan mereka terkait kerja kerasnya untuk organisasi.

Beli Buku di Gramedia

Lain halnya dengan faktor-faktor pengaruh dari komitmen organisasi yang dikemukakan oleh Steers dan Porter. Steers dan Porter berpendapat bahwa faktor-faktor pengaruh tersebut ada empat karakteristik, yakni karakteristik pribadi, karakteristik pekerjaan, karakteristik desain organisasi, dan karakteristik pengalaman kerja.

Nah, berikut adalah uraiannya.

  1. Karakteristik Pribadi, yang meliputi:
  • Usia dan masa kerja. Semakin tinggi usia dan masa kerja dari seorang pegawai, maka akan semakin tinggi pula komitmen organisasi yang dimilikinya terhadap organisasi tempatnya bekerja.
  • Kebutuhan berprestasi. Terutama pada karyawan yang memiliki kebutuhan prestasi tinggi, cenderung memiliki komitmen organisasi yang tinggi pula, sebab dirinya memiliki hasrat dan rasa tanggung jawab besar terhadap pekerjaannya.
  • Pendidikan. Pendidikan memang sering dapat membentuk keterampilan, meskipun terkadang tidak dapat dimanfaatkan secara sepenuhnya dalam pekerjaan. Maka, semakin tinggi tingkat pendidikan individu, maka akan semakin besar pula harapan yang mungkin tidak dapat dipenuhi oleh organisasi tempatnya bekerja.
  1. Karakteristik Pekerjaan, yang meliputi:
  • Tantangan kerja. Pada hal ini, dapat dibangun dengan memperkaya pekerjaan dan tugas-tugas untuk pegawai.
  • Kesempatan untuk berinteraksi dengan pegawai lain.
  • Identitas tugas. Berkaitan dengan kejelasan peran pegawai dalam organisasi tersebut.
  • Umpan balik. Adanya umpan balik yang negatif cenderung dapat menurunkan komitmen organisasi. Sebaliknya, umpan balik yang positif, terutama yang mengandung evaluasi objektif dan disampaikan dengan cara yang sopan, dapat meningkatkan komitmen organisasi.
  1. Karakteristik Desain Organisasi

Meliputi adanya desentralisasi dan otonomi tanggung jawab, kualitas hubungan atasan dengan bawahan, sifat dan karakteristik pimpinan.

  1. Pengalaman Kerja, yang meliputi:
  • Sikap kelompok terhadap organisasi. Ternyata, perubahan sikap dari seorang individu itu dapat dipengaruhi oleh bagaimana sikap anggota kelompoknya. Apabila anggota kelompoknya menunjukkan sikap kerja positif terhadap organisasi, maka individu juga akan menunjukkan sikap yang positif.
  • Keterandalan organisasi, yakni melihat sejauh mana individu merasa bahwa organisasi tempatnya bekerja itu memperhatikan pegawainya, baik dalam hal minat maupun kesejahteraan.
  • Perasaan dalam organisasi. Hal ini mencakup sejauh mana individu merasa dipentingkan atau diperlukan dalam upaya mengemban misi dan tujuan organisasi.
  • Realisasi harapan individu dalam organisasi. Hal ini berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh individu terhadap organisasi, akan turut mempengaruhi sikap kerjanya. Apabila organisasi tersebut dapat memenuhi harapan individu, maka individu tersebut juga akan merasa “pantas” untuk membalas jasa organisasi itu.

Beli Buku di Gramedia

Nah, itulah ulasan mengenai pengertian, ciri, dan contoh perwujudan dari komitmen dalam kehidupan sehari-hari. Apabila Grameds tengah berperan sebagai pegawai, apakah telah memiliki komitmen organisasi yang tinggi kepada organisasi tempatmu bekerja?

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

Baca Juga!

About the author

Aris

Saya sangat dengan dunia menulis karena melalui menulis, saya bisa mendapatkan banyak informasi. Karya yang saya hasilkan juga beragam, dan tema yang saya suka salah satunya adalah sosiologi. Tema satu ini akan selalu melekat dalam kehidupan sehari-hari, sehingga akan selalu menarik untuk dibicarakan.

Kontak media sosial Twitter saya M Aris