Self-Healing Terbaik Adalah – Pada zaman sekarang ini, para muda-mudi sering membicarakan topik berupa healing dan self-healing. Terutama bagi mereka yang tengah berada di situasi terpuruk, misalnya putus cinta, perceraian, terkena musibah, dan peristiwa traumatis apapun itu. Bahkan perasaan lelah akan beban kerja di kantor juga sering menjadikan mereka melakukan proses self-healing ini. Mereka berupaya serius supaya situasi terpuruk tersebut dapat “lepas” dari kehidupan sehari-hari.
Semakin berkembangnya zaman, maka semakin berkembang pula pengetahuan, termasuk mengenai isu akan kesehatan mental. Adanya perubahan sosial yang berjalan begitu cepat, menyebabkan perubahan gaya hidup dan modernisasi teknologi informasi, sehingga setiap individu harus menyesuaikan dengan berbagai tuntutan yang ada. Perubahan-perubahan tersebut justru menimbulkan pengaruh buruk yakni adanya kecemasan, stress, hingga depresi.
Banyak cara yang dilakukan dalam upaya self-healing ini, salah satunya yang paling kerap dilakukan adalah berlibur. Lalu sebenarnya, apa sih self-healing itu? Bagaimana self-healing terbaik yang dapat dilakukan?
Nah, supaya Grameds tidak bingung akan self-healing terbaik dan hal-hal yang menyertainya, yuk simak ulasan berikut ini!
Daftar Isi
Memahami Apa Itu Self-Healing?
Sebelum membicarakan mengenai self healing apa yang terbaik, akan lebih bagus apabila kamu memahami terlebih dahulu akan apa itu self healing. Menurut Redho Dkk (2019) Self healing merupakan metode penyembuhan penyakit bukan dengan obat, melainkan dengan menyembuhkan dan mengeluarkan perasaan dan emosi yang terpendam di dalam tubuh. Self healing juga disebut sebagai rangkaian latihan praktis yang dikerjakan secara mandiri sekitar 15-20 menit dan sebaiknya dilakukan 2 kali dalam sehari.
Self healing ini hampir sama dengan perbaikan pada diri sendiri, dengan tujuan untuk mengeluarkan ekspresif dan amarah yang sekiranya tertentu karena penyebab tertentu. Tidak hanya itu saja, self healing juga sering dilakukan banyak orang untuk tujuan mengeluarkan kenangan buruk yang mengganggu pikiran individu.
Self Healing Terbaik Adalah
Pertanyaan seputar apa itu self healing terbaik, tidak akan bisa terjawab secara paten, sebab setiap orang memiliki cara sendiri-sendiri untuk menyembuhkan perasaan dan emosinya yang terluka tersebut.
Beberapa orang ada yang berpendapat bahwa self healing adalah tidur. Melalui tidur, dirinya akan melupakan hal-hal yang sebelumnya telah menyakiti perasaan dan emosinya. Meskipun melalui tidur ini, luka atas perasaan dan emosi tersebut tidak langsung sembuh seratus persen, tetapi baginya yang terpenting adalah dirinya mampu melupakannya sejenak.
Lalu, ada juga beberapa orang yang berpendapat bahwa self healing adalah berlibur. Hal ini sah-sah saja dilakukan, terutama bagi mereka yang mempunyai kecakapan finansial. Biasanya, ketika hendak melakukan self healing berupa liburan, dirinya cenderung akan menjauhkan diri dari smartphone dan berusaha untuk tidak berinteraksi dengan hal-hal yang biasa dilakukan, misalnya pekerjaan di kantor.
Kemudian, beberapa lagi ada yang berpikir bahwa self healing terbaik adalah dengan berjalan-jalan di suatu tempat. Tidak perlu tempat yang mahal seperti ketika tengah berlibur, tetapi di tempat yang sekiranya memiliki suasana asri, sejuk, dan damai. Tempat yang dikunjungi untuk self healing ini tidak harus daerah yang bersuasana sejuk, bahkan terkadang ada juga yang menjadikan mall atau pusat perbelanjaan untuk self-healing. Nah, ketika berada di mall, biasanya dirinya akan membeli makanan atau camilan sesuai dengan keinginannya.
Beberapa lagi ada yang berpendapat bahwa self healing dapat dilakukan secara sederhana, yakni berupa menonton film, serial drama, atau bahkan Music Video (MV) milik idolanya. Bagi mereka, yang terpenting dari upaya self healing ini adalah dirinya mampu melupakan sejenak permasalahan atau hal-hal yang menggores perasaannya.
Beberapa Usaha yang Ternyata Keliru Untuk Dilakukan Ketika Self Healing
1. Menjauhkan Diri Secara Terus-Menerus
Dalam usaha yang pertama ini, biasanya terdapat individu yang berupaya untuk menjauhkan diri secara terus-menerus dari konflik atau permasalahan. Dirinya berpikir dengan menjauhkan diri seperti itu, dirinya akan dapat berada di zona nyaman. Padahal sebenarnya, apabila dirinya terus-menerus berbuat demikian, justru konflik tidak akan terselesaikan. Tidak hanya itu saja, konflik justru akan semakin menumpuk karena tidak kunjung diselesaikan.
Sebenarnya, boleh-boleh saja apabila kamu ingin menjauh dari konflik dengan maksud untuk menenangkan diri. Namun, jangan terlalu lama ya… Setelah merasa sudah siap untuk menghadapi konflik tersebut, segera keluar dari zona nyaman kemudian carilah jalan keluarnya.
2. Meratapi Kesedihan Secara Berlarut-Larut
Memang, ketika perasaan dan emosi kita terluka karena pengalaman traumatis tertentu, diri kita akan menjadi tidak berdaya, bingung, lelah, dan memiliki meratapi kesedihan tersebut secara terus-menerus. Bahkan, tidak sedikit pula yang berharap akan ada penolong layaknya di negeri dongeng. Sebenarnya, boleh kok meratapi kesedihan tersebut karena itu adalah wujud reaksi dari emosi yang dirasakan oleh kita. Namun, jangan berlarut-larut ya.
Faktanya, ternyata meratapi kesedihan dan terlalu larut dalam hal itu justru menjadi tindakan yang salah. Berdiam diri, meratapi kesedihan justru akan membuat diri kita tidak mampu untuk memecahkan permasalahan tersebut, sehingga secara tidak sadar menjadikan diri kita seolah hanya fokus pada kesedihannya saja.
Meratapi kesedihan itu boleh, tetapi sebaiknya diakhiri dengan mencoba untuk berdamai kepada masalah tersebut, supaya nantinya kamu juga dapat berpikir sekaligus bersikap positif dalam memandang suatu permasalahan. Ingat juga, jangan menyalahkan dirimu terus-menerus.
3. Berusaha Melupakan Hingga Membenci
Apakah kamu tahu bahwa di dalam otak kita, terdapat sebuah “lemari” yang berisikan berbagai ingatan selama kita hidup? Nah, apabila ingatan tersebut memiliki atensi yang tinggi dan bahkan sering “dipanggil” lagi, maka ingatan tersebut nantinya akan menjadi sangat tajam.
Begitu juga dengan usaha kita untuk melupakan hingga membenci ingatan buruk, maka usaha tersebut justru malah tidak dapat menyelesaikan permasalahan, bahkan akan sangat mungkin untuk memunculkan amarah dan dendam yang sangat berlarut. Ada baiknya apabila ingatan untuk membenci serta usaha untuk melupakan tersebut, gantilah dengan upaya memaafkan, mengikhlaskan, dan berdamai dengan keadaan.
Toh nantinya, diri kita akan menjadi tidak nyaman jika berlarut-larut untuk membenci konflik tersebut.
4. Menyakiti Diri Sendiri
Ketika perasaan dan emosi kita terluka, pasti akan terasa sakit hati hingga mengganggu kehidupan sehari-hari dalam waktu yang lama. Meskipun sebenarnya, “sembuh”-nya sakit hati yang dialami tiap orang itu berbeda-beda, ada yang hanya dua minggu saja, bahkan ada yang sampai bertahun-tahun. Akibat dari rasa sakit hati tersebut, cenderung akan memunculkan pemikiran untuk menyakiti fisik. Padahal faktanya, tindakan menyakiti fisik justru akan mendatangkan sebuah masalah serius yang tentu saja akan merugikan diri sendiri.
Sebagian orang menyebut hal tersebut dengan self-harm. Self-harm tidak boleh dilakukan sebab apabila berlebihan, nantinya akan berakibat serius seperti kecacatan fisik. Self-harm bukan menjadi cara untuk menyelesaikan masalah, tetapi justru membuat semuanya menjadi tambah runyam.
Upaya menyakiti diri ini tidak akan berdampak positif bagi permasalahan pikiran dan perasaan, malah akan menambah kecemasan serta tidak mendapatkan ketenangan. Individu yang mempunyai kebiasaan untuk menyakiti diri sendiri sebagai bentuk pelampiasan dari konflik yang dialaminya, sebaiknya mengalihkan pada tindakan yang lebih positif.
5. Mengakhiri Hidup
Ini jelas merupakan usaha yang sangat salah ketika proses self-healing. Memang, kehidupan di dunia itu seringkali tidak terarah, seolah seluruh dunia tidak berjalan seiringan dengan kehidupan individu, yang menyebabkan beberapa orang mengakhiri hidupnya sebagai solusi dari permasalahan tersebut.
Padahal, tindakan mengakhiri hidup justru akan membuat permasalahan di dunia menjadi tidak selesai. Apalagi untuk kehidupan beragama, mengakhiri hidup adalah sebuah dosa besar yang mustahil untuk diampuni oleh Tuhan.
Seberat apapun masalahmu, lakukanlah self-healing sesederhana jalan-jalan di tepian sawah dekat rumahmu atau membeli makanan enak untukmu sendiri. Jangan pernah terpikir untuk mengakhiri hidup.
Apa Saja Jenis Dari Usaha Self-Healing?
Sebelumnya, telah dituliskan bahwa usaha self healing itu beragam dan setiap orang memiliki kecocokan tertentu pada masing-masing self healing tersebut. Nah, berikut ada beberapa jenis dari self healing yang sekiranya dapat dilakukan olehmu, baik secara individu maupun meminta bantuan dari seorang profesional.
1. Forgiveness
Menurut Ghani (2011) forgiveness merupakan kondisi individu berproses untuk melepaskan kemarahan, dendam, dan rasa nyeri akibat orang lain, ini sama saja dengan memaafkan masa lalu. Hal ini justru menjadi penting karena adanya self healing forgiveness ini maka seseorang dapat melepaskan segala emosi negatif yang ada dalam hidupnya.
Hampir sama dengan definisi tersebut, Worthington & Scherer (2004) juga mengungkapkan bahwa forgiveness adalah sebuah proses perubahan dari emosi yang negatif seperti tersinggung, marah dan sakit hati menjadi emosi positif seperti berempati, bersimpati dan berbuat kebajikan.
Sebenarnya, dasar dari upaya self healing forgiveness ini adalah sebuah proses perubahan untuk melepaskan emosi negatif menjadi positif sehingga membuat orang menjadi berempati, bersimpati, dan melakukan hal-hal kebajikan.
Manfaat dari Upaya Self Healing Forgiveness
- Melepaskan emosi negatif yang dimiliki oleh individu
- Meningkatkan kesejahteraan untuk kehidupan yang lebih baik
- Meningkatkan harga diri rasa percaya diri
- Melepaskan rasa marah dan dendam yang ada dalam diri individu
- Merasa akan lebih mudah untuk menghadapi konflik di kemudian hari
Penerapan Self Healing Forgiveness
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mewujudkan self healing forgiveness ini, salah satunya adalah dengan terapi Meditasi Cinta Kasih. Nah, berikut adalah teknik-teknik yang dapat diterapkan dalam terapi Meditasi Cinta Kasih ini.
- Tutup mata dan fokus, kemudian tarik nafas panjang berulang-ulang supaya diri menjadi tenang.
- Arahkan pandanganmu ke atas, seolah-olah sedang berdoa.
- Kemudian, berterimakasihlah dengan mengarahkan tangan ke atas kepala dan ungkapkan alasanmu mengapa mengucapkan rasa terima kasih tersebut.
- Meminta maaf atas tindakan-tindakan yang pernah kamu lakukan kepada dirimu sendiri, baik secara sengaja maupun tidak disengaja
- Doakan dirimu supaya mendapatkan kebaikan, kebahagiaan, kedamaian, kesejahteraan, cinta dan keberlimpahan
2. Gratitude
Menurut Hambali, Meiza, & Fahmi (2015) dalam istilah psikologi kebersyukuran merupakan persamaan dari gratitude yang merupakan kegiatan yang diawali dengan niat baik dan sikap positif dengan tindakan baik dan bermoral secara langsung. Gratitude merupakan gambaran seseorang agar mampu memiliki sikap yang positif dan niatan yang baik dalam kehidupan.
Gratitude menjadikan kehidupan seolah-olah adalah hal positif, sehingga ketika kita menjalaninya juga akan mendapatkan dampak yang positif.
Manfaat dari Upaya Self Healing Gratitude
- Menumbuhkan sikap positif.
- Mengurangi rasa ketidakpuasan.
- Memperbaiki adanya pikiran-pikiran negatif.
Penerapan Self Healing Gratitude
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mewujudkan self healing gratitude ini, salah satunya adalah dengan Gratitude as moral motive. Gratitude as moral motive ini adalah kondisi dimana seseorang akan mensyukuri atas bantuan yang telah diterima dan berusaha membalas kebaikan tersebut dengan hal-hal yang positif pula.
Hal ini sama saja dengan memberi dan mengambil segala sesuatu yang memiliki dampak positif. Nah, berikut adalah beberapa tekniknya.
- Buat jurnal rasa syukur, yakni yang berisikan tentang hal-hal yang membuatmu bersyukur, hal sekecil apapun. Bahkan jika itu berupa “comeback-nya idola favoritmu” atau “rilisnya film yang telah kamu tunggu-tunggu”, tuliskan saja. Lakukan selama empat kali dalam seminggu dengan rentang waktu 3 minggu.
- Menulis surat berisikan rasa terima kasih atau rasa syukur kepada seseorang yang telah membuatmu berada dalam pengaruh yang positif. Memang mungkin terkesan berlebihan, tapi apakah kamu menyadari bahwa ketika kamu menulis surat tersebut, secara tidak langsung perasaanmu akan ikut luluh, meskipun itu adalah tulisan dan isi curahan hatimu sendiri.
3. Positive Self Talk
Jenis self healing ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, bahkan dengan diri sendiri. Menurut Burnett (1996) self talk merupakan pembicaraan internal yang terstruktur dan berasal dari dan untuk diri sendiri sebagai bentuk gambaran pemikiran mengenai diri sendiri dan dunia.
Pada konsepnya, self talk adalah alur pembicaraan yang terstruktur bersama diri sendiri, dengan membahas hal-hal yang berkaitan dengan kehidupannya dan dunia. Sesuai namanya, dalam alur pembicaraan ini tentu saja harus mengarah pada pembicaraan yang positif. Bahkan, beberapa berpendapat bahwa self talk diyakini mampu memotivasi seseorang untuk lebih termotivasi dalam produktivitas.
Manfaat Self Healing Positive Self Talk
- Dapat mengubah suasana hati menjadi lebih baik, sebab banyak dialog positif yang terjadi dalam diri seseorang.
- Merangsang dan mengarahkan diri untuk mengevaluasi segala tindakan yang telah dilakukan.
- Memberikan suasana hati yang positif, terutama ketika berada dalam kondisi lelah. Yakni dengan mengungkapkan berbagai kata-kata positif supaya lebih termotivasi.
4. Expressive Writing
Menulis ternyata dapat menjadi salah satu cara untuk menghilangkan emosi negatif lho…Bahkan beberapa ahli menyarankan terapi berupa kegiatan menulis. Menurut Darnati, Sugiarto, & Sunarko (2018) expressive writing merupakan intervensi berbentuk psikoterapi kognitif yang dapat mengatasi masalah depresi, cemas dan stress karena membantu merefleksikan pemikiran dan perasaan terhadap peristiwa yang menyenangkan. Oleh sebab itu expressive writing banyak digunakan sebagai media terapi untuk menurunkan tingkat depresi, kecemasan dan stress pada seseorang.
Manfaat Self Healing Expressive Writing
- Menurunkan stress, cemas, hingga depresi.
- Dapat memperbaiki suasana hati dan menurunkan ketegangan.
- Mengurangi risiko terkena penyakit yang disebabkan oleh stress
- Membantu merefleksikan pemikiran dan perasaan terhadap hal-hal yang telah terjadi.
Nah, itulah ulasan mengenai self healing terbaik yang sekiranya dapat dilakukan terutama untuk menyembuhkan luka traumatis yang terasa sangat membebani. Apabila kamu tertarik untuk melakukan self healing, dapat dilakukan hanya dengan dirimu sendiri atau meminta bantuan dari seorang profesional. Semangat untuk sembuh ya…
Sumber:
Rahmasari, Diana. (2015). SELF HEALING IS KNOWING YOUR OWN SELF. Surabaya: UNESA UNIVERSITY PRESS
Baca Juga!
- Cara Mengatasi Sosial Media yang Menjadi Toxic
- Aliran Filsafat dan Cabang-Cabangnya
- Pengertian dan Manfaat dari Optimis
- Konsep Berpikir Kronologis
- 4 Teori Kepribadian Utama
- Ciri-Ciri dan Fakta Perasaan Empati
- Mengapa Manusia Bermimpi Ketika Tidur?
- Mengenal Apa Itu Quarter Life Crisis dan Cara Melewatinya
- 12 Cara Meningkatkan Hormon Serotonin
- Pengertian Mindset
- Mengenal Ikigai, Filosofi Jepang Untuk Hidup Berbahagia Setiap Hari