Manajemen

Komitmen dalam Organisasi: Pengertian, Indikator & Cara Membangun

Komitmen dalam Organisasi
Written by Novi V

Komitmen dalam Organisasi – Dalam melakukan aktivitas sehari-hari, kita tidak lepas dari yang namanya organisasi. Entah itu berupa perusahaan, lembaga swadaya masyarakat (LSM), serikat pekerja, rukun tetangga, dan lain-lain yang semisal. Agar organisasi dapat berjalan sesuai harapan, diperlukan komitmen dari masing-masing individu yang terlibat. Tanpa adanya komitmen, jalannya organisasi akan timpang. Lantas, bagaimanakan komitmen dalam organisasi itu?

Pengertian Komitmen Organisasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, komitmen dapat diartikan sebagai keterikatan untuk melakukan sesuatu. Komitmen dapat dibuktikan dengan adanya keberpihakan atau kecenderungan karena merasa memiliki ikatan terhadap sesuatu, baik itu hubungan, janji, pekerjaan, amanah, kegiatan, dan lain sebagainya. Komitmen menggambarkan makna tanggung jawab.

Komitmen dalam Organisasi

Komitmen sangat penting untuk dimiliki oleh seseorang. Dalamnya komitmen seseorang dapat mengukur besarnya konsistensi dan tanggung jawabnya, entah dalam kondisi yang mudah atau sulit, senang atau susah, maupun ringan ataupun berat. Tanpa komitmen, tidak akan konsistensi.

Organisasi yang baik terdiri dari orang-orang yang berkomitmen tinggi. Semakin tinggi nilai komitmen dari setiap individu, semakin baik pula pencapaian organisasi tersebut. Orang-orang yang berkomitmen selalu memberikan yang terbaik untuk apa yang ia komitmenkan.

Komitmen dalam organisasi bisa diartikan sebagai sikap atau perilaku yang ditampilkan seseorang terhadap organisasi dengan membuktikan loyalitas untuk mencapai visi, misi, nilai, dan tujuan organisasi. Loyalitas tersebut terbentuk karena adanya kepercayaan satu sama lain, kedekatan emosi, dan keselarasan harapan antara anggota dengan organisasi. Oleh karena itu, seorang anggota memiliki keinginan yang kuat agar tetap menjadi bagian penting organisasi.

Pengertian tersebut merupakan pengertian yang diringkas dari beberapa definisi yang telah disampaikan oleh para ahli. Ada banyak pakar yang mendefinisikan komitmen organisasi yang dapat Anda jadikan referensi. Berikut ini merupakan beberapa pengertian komitmen organisasi yang kami tampilkan ke hadapan Anda.

1. Greenberg dan Baron

Dalam jurnalnya yang diterbitkan pada tahun 2003, Jerald Greenberg dan Robert A. Baron mendefinisikan komitmen organisasi sebagai derajat atau ukuran dimana seorang karyawan terlibat dalam jalannya organisasinya. Dia juga mempunyai keinginan untuk tetap menjadi bagian darinya. Selama menjadi bagian organisasi tersebut, ia menunjukkan kesetiaan dan kemauan untuk bekerja secara maksimal.

2. Steers dan Porter

Richard M. Steers dan Lyman W. Porter mendefinisikan komitmen dalam organisasi sebagai sikap seorang karyawan dalam mengidentifikasi dirinya dengan tujuan dan harapan organisasi. Identifikasi tersebut ia lakukan untuk menyesuaikan dengan apa yang diinginkan oleh organisasi. Ia juga berusaha menjaga keanggotaan organisasi untuk mewujudkan tujuan bersama.

3. McShane dan Von Glinow

Keduanya mengatakan komitmen organisasi mempunyai pengaruh yang sangat kuat dalam organisasi. Seseorang akan mengidentifikasi permintaan yang ada dan ia termotivasi untuk mewujudkannya, bahkan ketika sumber motivasi tak lagi ada.

4. Allen dan Meyer

Kedua ahli ini mengatakan bahwa komitmen organisasi dapat digambarkan berupa kedekatan emosi, keterlibatan, dan identifikasi individu dalam pelaksanaan operasional organisasi. Kedekatan emosi tersebut mendorong seorang anggota tetap ingin menjadi bagian dari organisasi tersebut.

Dimensi Komitmen Organisasi

Komitmen organisasi memiliki beberapa dimensi yang berbeda. Masing-masing dimensi memiliki penjelasan yang beragam. Berikut ini adalah dimensi komitmen organisasi yang perlu Anda ketahui.

1. Menurut Allen dan Mayer

Allen dan Mayer membagi komitmen organisasi ke dalam tiga bentuk dimensi, yaitu:

a. Affective Commitment (Komitmen Afeksi)

Komitmen ini berpedoman pada hubungan emosional antara anggota dengan organisasi. Para anggota memiliki keinginan yang kuat untuk terus bekerja dalam naungan organisasi karena mereka memiliki tujuan dan nilai yang selaras. Orang-orang yang memiliki komitmen afeksi yang tinggi ingin tetap berada di sana sehingga dia mendukung penuh tujuan organisasi dan berupaya untuk ikut berperan dalam kemajuan organisasi.

Komitmen jenis ini mengandalkan rasa cinta terhadap organisasi. Keinginan bertahan muncul dari dalam hati mereka sendiri. Tidak ada paksaan agar bertahan.

b. Continuance Commitment (Komitmen Berkelanjutan)

Komitmen ini mendorong seseorang untuk bertahan di dalam organisasi karena adanya analisa untung atau rugi yang didapatkannya. Nilai ekonomi yang dirasa menguntungkan akan mendorong karyawan tetap berada di organisasi tersebut dibanding meninggalkannya. Pada umumnya, semakin lama seseorang bekerja di suatu organisasi, semakin besar ketakutan akan kehilangan apa yang telah diinvestasikan selama ini.

Komitmen ini membuat seseorang untuk berpikir ulang jika ingin meninggalkan organisasi. Pergi dari organisasi akan menjadikan beban hidup semakin berat karena pertimbangan biaya. Ditambah investasi berupa partisipasi dalam kemajuan organisasi akan hilang begitu saja jika ia keluar dari organisasi.

c. Normative Commitment (Komitmen Normatif)

Seseorang memiliki komitmen ini karena dibebani kewajiban untuk tetap berada di organisasi karena adanya tekanan dari pihak lain. Karyawan yang tingkat komitmen normatifnya tinggi sangat memperhatikan apa kata orang lain tentang diri mereka. Ia tidak ingin mengecewakan atasannya dan takut jika rekan kerjanya berpikiran buruk karena pengunduran dirinya.

Secara umum, riset mengenai karyawan dengan komitmen afektif yang kuat memutuskan tetap bertahan karena keinginan mereka sendiri. Sementara karyawan dengan komitmen berkelanjutan yang tinggi, memilih bertahan karena mereka harus tinggal bersama di sana.

2. Menurut Curtis and Wright

Komitmen organisasi terbagi menjadi tiga dimensi, yakni:

  • Keinginan tetap menjadi anggota organisasi.
  • Percaya dan menerima nilai dan tujuan organisasi.
  • Siap bekerja keras sepenuh hati untuk berkontribusi terhadap kemajuan organisasi.

Komitmen dalam Organisasi

Manfaat Komitmen Organisasi

Adanya komitmen organisasi yang kuat tentu bermanfaat bagi banyak pihak. Baik anggota organisasi maupun organisasi yang menaungi masing-masing mendapatkan manfaat. Di antara manfaat didapatkan adalah:

  • Anggota organisasi akan bekerja secara totalitas.
  • Inisiatif anggota organisasi untuk kemajuan organisasi tinggi sehingga akan melahirkan banyak inovasi.
  • Lingkungan kerja yang dinamis menjadikan suasana tidak monoton atau membosankan.
  • Tingkat solidaritas tinggi, baik antar anggota maupun antar departemen, sehingga tercipta atmosfer yang saling bahu membahu.
  • Anggota merasakan kenyamanan sehingga mereka merasakan bahagia.
  • Anggota organisasi bersedia melakukan yang terbaik, bahkan ketika sumber motivasi tidak lagi ada.
  • Organisasi menjadi tempat yang dirindukan.
  • Organisasi berkembang cepat karena orang-orang yang ada di dalamnya bahagia dan bertanggung jawab.

Faktor yang Mempengaruhi Komitmen Organisasi

Komitmen dalam organisasi tentu berbeda-beda antara satu organisasi dengan organisasi lainnya. Perbedaan tersebut karena faktor-faktor penyebabnya. Kali ini kita akan membahas faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen dalam organisasi.

1. Karakteristik Individu

Karakteristik yang dimaksud kali ini terbagi menjadi dua macam, yakni karakteristik demografi dan karakteristik disposisional. Karakteristik demografi meliputi usia, gender, status pernikahan, tingkat pendidikan, etnis, dan lamanya seseorang bekerja di organisasi. Sedangkan karakteristik disposisional meliputi kepribadian dan nilai yang dijaga oleh anggota organisasi.

Faktor karakteristik disposisional memiliki pengaruh yang lebih kuat terhadap komitmen dalam berorganisasi. Karena kepribadian dan nilai merupakan hal yang mendasar dan menjadi motivasi seseorang dalam bekerja. Ibarat kata, menua itu pasti namun bersikap dewasa itu pilihan.

Organisasi yang mayoritasnya diisi oleh orang-orang yang mengusung nilai-nilai positif seperti jujur, loyal, mau belajar, cekatan, fleksibel, dan sopan, tentunya lebih berpeluang memiliki komitmen organisasi yang tinggi. Nilai-nilai tersebut akan mendominasi organisasi. Dengan demikian, organisasi tersebut diisi oleh orang-orang yang berkomitmen tinggi.

Sebaliknya, organisasi yang mayoritasnya diisi oleh orang-orang malas, tidak jujur, oportunis, tidak mau berkembang, kaku, dan tidak sopan akan menghasilkan lingkungan yang negatif. Atmosfer tersebut akan mendominasi organisasi. Akhirnya organisasi tersebut dipenuhi oleh orang-orang yang berkomitmen organisasi yang rendah.

2. Karakteristik Organisasi

Karakteristik organisasi menjadi faktor penting yang mempengaruhi komitmen dalam organisasi. Hal-hal yang termasuk di dalam karakter organisasi adalah visi, misi, tujuan, struktur organisasi, desain kebijakan, dan sosialisasi kebijakan. Karakter-karakter ini membentuk orang-orang di dalamnya sehingga mempengaruhi bagaimana komitmen mereka terhadap organisasi mereka.

Visi, misi, dan tujuan yang selaras antara anggota dengan organisasi membentuk komitmen organisasi yang kuat dan mendalam. Semakin kuat komitmen di dalam organisasi, semakin positif pengaruhnya terhadap jalannya organisasi. Oleh karena itu, menyelaraskan visi, misi, dan tujuan merupakan langkah yang penting untuk dilakukan secara terus-menerus.

Tiga poin di atas tidak cukup untuk menumbuhkan komitmen dalam organisasi tanpa disertai kebijakan yang bijaksana. Tujuan yang baik tidak cukup hanya menjadi tujuan semata. Tujuan yang baik perlu diwujudkan melalui kebijakan yang dijalankan dengan bijaksana juga.

3. Pengalaman Organisasi

Selain karakteristik organisasi, pengalaman organisasi menjalankan aktivitasnya juga berpengaruh terhadap komitmen dalam berorganisasi. Organisasi yang matang pengalaman dalam menjalankan kebijakan lebih mudah untuk menciptakan atmosfer yang kondusif. Hal ini akan mempengaruhi kualitas komitmen organisasi menjadi lebih baik.

Akibat positif dari pengalaman organisasi yang matang adalah kepuasan para anggotanya. Kepuasan tersebut mendorong anggota untuk senantiasa terlibat dalam upaya kemajuan organisasi. Tidak hanya itu, hubungan antar personal juga lebih akrab, bahkan di antara para staff, supervisor, manajer, hingga direktur.

Indikator Komitmen Organisasi

Komitmen terhadap organisasi biasanya diukur dengan instrumen yang melalui pengujian. Beberapa ahli mencoba untuk menyusun instrumen yang dapat mengukur tingkat komitmen seseorang atau tim terhadap organisasinya. Pengukuran tersebut dilakukan dengan mengkonversikan data kualitatif ke data kuantitatif sehingga didapatkan nilai yang terukur.

Namun demikian, ada beberapa indikator universal yang dapat Anda gunakan. Indikator-indikator ini berupa penilaian kualitatif. Organisasi yang anggotanya memiliki komitmen yang tinggi dapat ditunjukkan dengan kepercayaan dan penerimaan yang kuat terhadap tujuan organisasi, kemauan yang kuat untuk memajukan organisasi, dan ingin mempertahankan anggotanya di organisasi tersebut.

Komitmen dalam Organisasi

Cara Membangun Komitmen Organisasi

Setelah memahami definisi, faktor, dimensi, dan indikator komitmen organisasi, kurang lengkap jika kita tidak membicarakan cara untuk membangun komitmen. Beberapa langkah di bawah ini merupakan rekomendasi yang direkomendasikan oleh Gary Dessler, seorang ahli dalam human resources management.

1. Make It Charismatic

Yang paling mendasar dalam organisasi adalah visi, misi, tujuan, dan nilai-nilainya. Bagi Anda yang saat ini sedang memimpin sebuah organisasi, penting bagi Anda untuk menjadikan pedoman-pedoman dasar organisasi sebagai sesuatu yang sakral, karismatik, dan bernilai tinggi. Pijakan dasar organisasi tersebut harus mendapatkan rasa hormat dari para anggotanya.

2. Build the Tradition

Nilai-nilai yang positif di dalam organisasi hendaknya dijaga dan dibudayakan sehingga menjadi kebiasaan yang patut untuk dicontoh generasi berikutnya. Kebiasaan tersebut akan melahirkan tradisi yang positif pula. Tradisi yang positif di dalam organisasi akan melahirkan orang-orang dengan karakter hebat yang semua itu akan menguntungkan organisasi.

3. Have Comprehensive Grievance Procedures

Keluhan atau komplain terhadap produk atau pelayanan organisasi mungkin saja terjadi. Baik dari pihak internal maupun eksternal. Mempersiapkan langkah yang tepat dalam menangani keluhan dapat menumbuhkan komitmen berorganisasi karena organisasi mempunyai panduan yang jelas.

4. Create a Sense of Community

Menciptakan rasa memiliki di dalam organisasi sangat penting agar komitmen organisasi terbentuk. Anda perlu melakukan hal-hal yang unik, efektif, efisien, dan mungkin perlu sedikit out of the box untuk membentuk rasa kebersamaan, kerja sama, rasa memiliki, berbagi, dan lainnya. Semua itu penting agar pekerjaan di dalam organisasi tidak hanya sebagai formalitas tugas belaka.

5. Build Value Homogeneity

Tidak bisa dipungkiri bahwa diskriminasi dapat menghambat pertumbuhan positif organisasi. Membangun budaya egaliter (semua sama) namun penuh rasa hormat adalah salah satu cara yang dapat Anda lakukan untuk membentuk komitmen organisasi di tim Anda. Contohnya setiap orang mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam mendapatkan promosi jabatan, yakni berdasarkan kemampuan, kontribusi, prestasi kerja, kerajinan, ketajaman visi, dan minat.

6. Support Employee Development

Staff atau orang-orang yang Anda pimpin pada hakikatnya bukan hanya orang yang dapat Anda perintah sesuai keinginan Anda. Mereka adalah orang-orang yang dititipkan kepada Anda untuk Anda bina sehingga mereka memiliki kontribusi yang besar terhadap organisasi. Dengan melihat dari sudut pandang tersebut, Anda akan lebih memperhatikan perkembangan sebagai staff dan sebagai manusia.

Semakin dia diberi kesempatan untuk mengembangkan diri, semakin tinggi nilai kontribusinya untuk perusahaan. Tidak hanya itu, rasa hormatnya terhadap Anda akan semakin besar. Jika demikian yang terjadi, maka komitmennya terhadap organisasi akan terbentuk dengan sendirinya.

7. Put in Writing

Menghindari “katanya” tanpa data yang akurat adalah cara yang jitu untuk membentuk etos kerja yang baik di dalam organisasi. Budaya mengikuti “katanya” mengurangi kemampuan dalam melakukan analisa, investigasi, pengembangan, dan kedisiplinan. Data mengenai visi, misi, sejarah, filosofi, kebijakan, perhitungan, forecast, dan strategi sangat penting untuk dituliskan sehingga anggota bekerja berdasarkan data tertulis, bukan hanya “katanya”.

8. Here Right-Kind Managers

Banyak orang yang bekerja bukan untuk organisasi, melainkan untuk manajer mereka. Kualitas pekerjaan anggota mayoritas dipengaruhi oleh kualitas manajernya. Tidak terkecuali komitmen yang dimiliki oleh para anggota.

Pemimpin yang baik tidak hanya menggunakan otoritasnya dalam memimpin. Ia akan menggunakan otoritasnya sebagai pemimpin untuk melindungi anggotanya. Di dalam memimpin, ia akan lebih banyak menggunakan karismanya, ketimbang menggunakan skill atau otoritasnya.

Pemimpin atau manajer dengan seni leadership seperti ini akan disukai oleh banyak anggota. Akibatnya, anggota organisasi merasa nyaman dan siap memberikan segalanya untuk organisasi. Jika sudah mencapai titik tersebut, terbentuknya komitmen dalam di dalam organisasi tersebut hanya soal waktu.

9. Walk the Walk

Kata-kata atau slogan manis belaka tanpa implementasi hanya akan menjadi teori yang indah saja. Sebagai pemimpin, penting sekali untuk memberikan teladan terhadap para anggotanya dalam menjalankan sesuatu untuk organisasi. Para anggota yang melihat bagaimana pemimpin mereka melakukannya akan tergerak untuk mengikuti cara yang sama.

Kesimpulan

Kesimpulan dalam pembahasan kali ini adalah komitmen dalam organisasi sangat diperlukan untuk kemajuan organisasi itu sendiri. Komitmen terhadap organisasi mendorong para anggotanya untuk memberikan kontribusi yang optimal kepada organisasinya. Oleh karena, organisasi perlu menetapkan visi, misi, tujuan, dan kebijakan yang jelas agar komitmen tersebut terbentuk.

Ada banyak cara yang dapat Anda lakukan sebagai pemimpun agar komitmen organisasi terbentuk. Menjadi pemimpin bukan hanya tentang bagaimana Anda memberikan perintah kepada orang yang Anda pimpin, melainkan juga mengenai bagaimana Anda dapat mengembangkan nilai mereka sebagai manusia. Adanya timbal balik yang positif antara organisasi dengan anggota menumbuhkan komitmen yang kuat dari para anggota terhadap organisasi yang mereka ikuti.

Grameds, masih ada banyak cara yang dapat Anda lakukan agar terbentuk komitmen yang kuat di dalam organisasi Anda. Sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia tetap setia menemani langkah Anda dalam membentuk komitmen di dalam organisasi Anda.

Penulis: Mutiani Eka Astutik

BACA JUGA:

  1. Pengertian Organisasi: Konsep, Karakteristik, dan Metafora Organisasi 
  2. Apa Itu Teori Organisasi? 
  3. Pengertian Struktur Organisasi: Fungsi, Jenis, dan Contoh
  4. Pengertian Komunikasi Organisasi: Fungsi, Teori, Jenis, dan Manfaat 
  5. Karakteristiknya & Contoh Budaya Organisasi 

About the author

Novi V

Selain suka membuat tulisan bertemakan administrasi, saya juga senang menulis dengan tema manajemen. Hal ini karena kedua hal itu saling berkaitan satu sama lain.