Business

Diversifikasi adalah: Pengertian, Strategi, Jenis, Tujuan, dan Contoh

Diversifikasi adalah
Written by Hendrik

Diversifikasi adalah – Bagi para pelaku investasi ataupun bisnis, istilah diversifikasi tentunya sudah tidak asing lagi. Pasalnya, diversifikasi atau yang dikenal juga sebagai salah satu strategi yang ampuh serta paling sering digunakan untuk menekan risiko kerugian saat berinvestasi atau berbisnis. Manfaat serta pentingnya melakukan diversifikasi memang telah terbukti mampu meningkatkan peluang keuntungan serta membantu meminimalkan risiko pada bisnis.

Di samping itu, saat diaplikasikan pada saat berinvestasi, investor kemudian mampu lebih optimal dalam mengamankan nilai portofolionya saat ada instrumen yang performanya menurun. Namun, apa yang sesungguhnya dimaksud dengan diversifikasi itu? Selain itu, apa saja jenis, strategi, tujuan, serta contoh dari istilah tersebut? Simak penjelasan lebih lengkapnya berikut ini.

Pengertian Diversifikasi

Diversifikasi adalah

pixabay.com

Secara umum, pengertian diversifikasi ialah suatu aktivitas atau praktik memvariasikan produk, usaha, jenis aset, investasi, serta berbagai hal lainnya. Tujuannya ialah mengurangi tingkat risiko yang mungkin terjadi.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diversifikasi adalah penganekaan usaha untuk menghindari ketergantungan pada ketunggalan kegiatan, produk, jasa, atau investasi.

Dalam kegiatan berbisnis, perusahaan ataupun bisnis yang bergantung pada satu produk saja akan mempunyai risiko lebih tinggi untuk mengalami kegagalan. Hal ini dapat terjadi karena saat produk tersebut ternyata gagal atau tak laku di pasaran, perusahaan tak lagi memiliki pemasukan lagi untuk menopang berbagai operasional bisnisnya. Itulah mengapa aktivitas ini kemudian perlu dilakukan agar bisnis mampu menghasilkan keuntungan ataupun penjualan dari produk atau jasa lain yang ditawarkannya.

Tidak hanya menekan risiko, mendiversifikasi bisnis juga berarti meningkatkan potensi keuntungan yang akan didapatkan. Dengan kata lain, aktivitas ini kemudian mampu membuat perusahaan menjadi lebih stabil dalam menjalankan berbagai aktivitas bisnisnya. Selain itu, pengertian diversifikasi diantaranya adalah mencoba potensi ataupun peluang profit pada produk lainnya. Jadi, dapat dikatakan bahwa saat penjualan atau pendapatan dari salah satu produk menurun, perusahaan kemudian masih mampu mendapatkan pemasukan dari produk lainnya.

Pada hampir semua perusahaan besar, aktivitas ini lazimnya kemudian dilakukan dengan memperluas usaha yang masih berhubungan erat dengan bisnis pada perusahaan inti. Dilakukannya hal ini karena terdapat risiko cukup besar jika perusahaan kemudian memutuskan untuk ekspansi pada sektor bisnis yang tak berkaitan langsung dengan bisnis intinya.

Misalnya saja, pada perusahaan terigu umumnya akan mendiversifikasi bisnisnya sebagai produsen mi karena bahan baku yang digunakan ini masih berkaitan.

Strategi Diversifikasi

Dengan adanya strategi diversifikasi kemudian menjadi sebuah cara perusahaan untuk melakukan berbagai kegiatan pembagian produk, adapun dua jenis strategi diversifikasi yang menguntungkan diantaranya yaitu:

1. Strategi Konglomerasi

Melalui strategi ini biasanya akan mewujudkan berbagai penambahan jenis produk baru di pasar, tanpa adanya hubungan ataupun keterkaitan dengan produk yang sudah ada.

Strategi konglomerasi ini merupakan strategi diversifikasi produk dengan cara memproduksi barang yang tak memiliki kaitan sama sekali dengan produk sebelumnya. Strategi ini sendiri dilakukan untuk mengembangkan sayap karena terdapatnya peluang dan nilai investasi yang dinilai menarik.

Contohnya adalah pada produk yang awalnya hanya membuat barang seperti komputer, tetapi untuk mengikuti perkembangan kemudian membuat handphone.

2. Strategi Konsentris

Adanya salah satu strategi konsentris ini kemudian bisa menambah produk baru yang relevan dalam hal fasilitas bersama, teknologi, serta jaringan pemasaran yang sama dengan produk sebelumnya.

Diversifikasi konsentris adalah jenis strategi diversifikasi yang berfokus terhadap penambahan produk baru yang masih berhubungan dengan bisnis atau usaha yang sudah ada. Contoh dari jenis strategi ini adalah ketika perusahaan percetakan buku pelajaran kemudian mengembangkan bisnisnya ke buku novel atau ke percetakan undangan.

Berikut di bawah ini ini ada beberapa strategi yang biasa digunakan oleh perusahaan untuk mendiversifikasi bisnisnya antara lain yaitu:

a. Akuisisi

Akuisisi sebagai suatu strategi paling populer untuk mendiversifikasi lini bisnis di industri yang berbeda. Selain itu, cara ini juga dinilai lebih cepat untuk dilakukan daripada memulai perusahaan baru dari awal.

b. Pengembangan internal

Pengembangan internal juga dapat memulai jenis usaha yang baru dari waktu ke waktu. Langkah ini kemudian melibatkan pengembangan bisnis baru serta membangunnya dari awal.

c. Usaha patungan

Usaha patungan (partnership atau persekutuan) merupakan suatu usaha suatu perusahaan untuk memiliki suatu perusahaan ataupun milik bersama serta melakukan usaha dengan perusahaan lain.

d. Memasuki jenis usaha baru

Tentu lebih sulit dengan cara ini karena kemudian suatu usaha akan menghadapi berbagai kendala seperti diantaranya kesulitan dalam menjalin hubungan dengan pemasok, biaya iklan serta promosi yang tinggi, dan sebagainya.

Jenis Diversifikasi Berdasarkan Target Pasar

Pada dasarnya, jenis diversifikasi dibagi menjadi tiga, yaitu diversifikasi horizontal, diversifikasi vertikal, dan diversifikasi konglomerasi. Berikut ini penjelasan lengkap tentang jenis-jenis diversifikasi tersebut.

1. Diversifikasi Horizontal

Diversifikasi produk jenis horizontal merupakan suatu pembedaan produk, tetapi tidak jauh berbeda dengan produk sebelumnya. Maksudnya ialah lini produk baru yang dibuat masih sejenis, namun hanya beda dari ukuran, merek, serta target pasarnya.

Misalnya, saat produk minuman jus buah yang membuat jenis minuman baru, yaitu minuman berenergi. Dari dua produk ini sesungguhnya sama-sama minuman, namun tentunya pasti pasar dari minuman berenergi akan berbeda dengan jus buah, meskipun pasti ada irisan pasarnya.

2. Diversifikasi Vertikal

Diversifikasi vertikal merupakan pembedaan produk dengan fungsi yang berbeda, namun masih saling berkaitan atau dapat saling melengkapi. Misalnya saja, ketika sebuah perusahaan memproduksi laptop, kemudian untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak, maka perusahaan tersebut mulai mengembangkan usahanya dengan melakukan kerja sama dengan perusahaan lain. Dengan begitu, perusahaan tersebut bisa meningkatkan keuntungannya.

Tujuan Diversifikasi

Berikut ini adalah beberapa tujuan dari diversifikasi yang perlu kamu ketahui.

1. Kontrol dalam Hal Distributor dan Pemasok

Tujuan diversifikasi adalah supaya perusahaan dapat lebih mudah untuk mengontrol kualitas serta harga dari pemasok sehingga dapat bersaing.

2. Mengikuti Perubahan yang Terjadi

Pada zaman dulu, orang-orang harus pergi ke toko untuk dapat berbelanja. Mereka bebas memilih produk apa saja, asalkan masuk ke dalam gerai dan membawa lembar-lembar rupiah. Di masa kini, hal ini tak lagi relevan. Orang dapat membeli apa pun, meski tengah tidur-tiduran di kasur serta tak memegang uang fisik. Sudah ada sistem jual-beli online serta uang digital. Ini hanyalah satu di antara banyak inovasi yang mengubah hidup manusia.

Selain itu, terdapat juga layanan streaming lagu dan film yang menggeser Walkman hingga DVD player. Bagaimana cara perusahaan untuk bertahan di tengah perubahan ini? Diversifikasi produk menjadi salah satu jawabannya. Dengan menjual produk yang lebih sesuai dengan perkembangan teknologi, kamu kemudian dapat bertahan di pasar. Tak perlu lagi takut dianggap ketinggalan zaman.

3. Mencapai Sinergi pada Divisi

Penggabungan berbagai divisi usaha ini bertujuan agar perusahaan dapat meraih keinginannya. Karena jika setiap perusahaan bekerja secara individual, maka tak mungkin perusahaan akan berkembang.

4. Mengurangi Suatu Risiko Usaha

Memang, inovasi memiliki bahasa tersendiri. Meski demikian proses ini juga mengurangi risiko bisnis, lho. Dalam usaha, terdapat ancaman yang datang dari sana-sini. Salah satunya adalah dari pesaing yang lebih kompetitif, masalah dalam produk, dan lain-lain. Semua ini tentunya dapat mengurangi penjualanmu.

Nah, lewat strategi diversifikasi, kamu kemudian menjadi lebih mungkin bertahan diterpa tantangan itu. Kompetitor dari produk A-mu lebih sukses? Kamu tidak perlu khawatir karena produk B yang masih mampu menyokong perusahaan.

5. Meningkatkan Daya dan Nilai Tambah

Diversifikasi usaha sendiri kemudian akan memberikan peningkatan nilai tambah jika berinvestasi di perusahaan yang dapat memberikannya juga keuntungan lebih. Dengan mengakuisisi perusahaan yang memiliki sumber daya yang strategis, seperti misalnya memiliki distributor yang telah memiliki saluran distribusi yang luas atau pada pemasok bahan produksi utama.

6. Menahan Adanya Persaingan dalam Hal Bisnis

Tujuan terakhir dari diversifikasi adalah menahan adanya persaingan dalam hal bisnis. Dengan kata lain, dengan adanya diversifikasi, maka persaingan bisnis bisa lebih baik, sehingga keuntungan perusahaan tetap terjaga.

Contoh Diversifikasi

Supaya lebih mudah memahami diversifikasi, maka kamu perlu mengetahui contoh diversifikasi. Berikut ini adalah contoh diversifikasi yang perlu kamu ketahui.

1. Apple

Apple sesungguhnya pada awalnya adalah produsen komputer yang diberi nama Mac. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, Apple kemudian memulai lini bisnis barunya yaitu pada handphone melalui iPhone. Selain handphone, Apple juga sempat merilis produk seperti diantaranya pada earphone, mp3 player, hingga gantungan kunci.

Bisa dibilang, diversifikasi produk yang dilakukan oleh Apple ini kemudian berjalan cukup sukses karena mereka mampu mempertahankan citra merek di semua produknya. Meskipun seluruh lini produknya berbeda namuni faktor yang membuat keberhasilan Apple adalah pada keterkaitan antara satu gadget dengan lainnya, sehingga mereka secara tak langsung memaksa para konsumennya dalam membeli penunjang gadgetnya yang bermerek Apple juga.

2. McDonalds

McDonalds merupakan contoh diversifikasi produk makanan sejak lama, seperti diketahui McD pada awalnya hanyalah produk makanan cepat saji berupa burger saja, namun dalam perkembangannya McD kemudian juga membuat ayam goreng, es krim, sertai nugget.

Ketika datang ke Indonesia, McD juga menyesuaikan produknya dengan karakter di Indonesia, yaitu dengan menambahkan nasi putih pada paket makanannya. Di Indonesia, McD ini juga dapat dibilang citra merek awalnya rusak, karena pada awalnya McD dikenal sebagai penjual burger cepat saji, namun kini mungkin McD lebih identik dalam menjual ayam goreng cepat saji.

Meski begitu, McD telah sukses melakukan diversifikasi produknya serta kini membuat varian-varian unik yang menjadi ciri khas makanan di Indonesia di dalam produk makanannya.

Dari semua pembahasan di atas, diversifikasi adalah nganekaan usaha untuk menghindari ketergantungan pada ketunggalan kegiatan, produk, jasa, atau investasi.

Demikianlah pembahasan tentang diversifikasi produk mulai dari pengertiannya, hingga strategi yang digunakan (strategi konglomerasi dan strategi konsentris). Selain itu, terdapat juga jenis tujuan dan contoh dari diversifikasi yang telah sama-sama kita ketahui. Semoga informasi di atas bermanfaat ya!

Rekomendasi Buku-Buku Terkait Diversifikasi yang Wajib Kamu Baca

1. Inovasi Diversifikasi Produk Gambir

Diversifikasi adalah

Harga gambir yang tidak stabil yang dirasakan oleh petani gambir memicu untuk menghasilkan produk kesehatan yang bernilai ekonomi di sentra gambir di Indonesia seperti permen, obat kumur, pasta gigi, pewarna alami, teh gambir, penyamakan ramah lingkungan, dan pemanfaatan limbah daun untuk pupuk organik, limbah cair untuk biopestisida, dan penyamakan kulit, serta pupuk cair. Diversifikasi aneka produk gambir juga bertujuan dalam menghadapi berbagai isu negatif yang selalu ditimbulkan saat produk gambir melimpah di Indonesia.

India dan Cina merupakan negara yang banyak memanfaatkan gambir untuk produk pangan sehat dan berbagai produk penggunaan harian lainnya seperti pasta gigi, obat kumur, dan teh gambir dalam jumlah yang besar dan sebagian diekspor kembali ke Indonesia. Berbagai produk gambir yang telah dilakukan oleh peneliti di Indonesia seperti tinta pemilu, pengawetan daging, pengawetan ikan dan berbagai produk lainnya tetapi sampai saat ini belum dikembangkan dengan serius, terutama produk pangan dan kesehatan yang ramah lingkungan dari gambir.

Buku ini diharapkan dapat memberikan inspirasi kepada petani, mahasiswa, dan pemerintah daerah untuk bersinergi mengembangkan diversifikasi produk gambir untuk kebutuhan yang bernilai ekonomis yang disesuaikan untuk memenuhi pangan dan produk sehat bagi daerahnya, yang spesifik dan berdaya saing di tingkat nasional maupun internasional.

2. Sistem, Diversifikasi, Kedaulatan, dan Peradaban Indonesia

Diversifikasi adalah

Pangan dimunculkan secara eksplisit dalam 17 tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Tentu bukan hanya untuk mewujudkan dunia tanpa kelaparan, tetapi juga menjadi prasyarat bagi terwujudnya kehidupan yang sehat dan sejahtera, bebas dari kemiskinan, dan pendidikan yang berkualitas. Termasuk bebas dari kelaparan dan gizi buruk (stunting).

Bagi Indonesia, ketahanan pangan saja tidak cukup, tetapi harus sampai pada diversifikasi dan kedaulatan pangan karena terkait pelestarian keragaman hayati pangan daratan dan lautan. Sebagai komponen keragaman hayati, berbagai jenis pangan masih eksis dan dibudidayakan di Indonesia, tetapi posisinya bukan lagi sebagai pangan utama.

Bahkan, secara sosial budaya sudah dipandang kelas dua dan imperior. Buku ini mengupas tuntas pentingnya diversifikasi dan kedaulatan pangan yang mutlak diperlukan di Indonesia demi mencegah krisis pangan yang sangat mungkin untuk terjadi, menilik tantangan global yang semakin serius, termasuk karena perubahan iklim.

3. Masa Simpan dan Batas Kedaluwarsa Produk Pangan

Diversifikasi adalah

Penetapan masa simpan dan tanda kedaluwarsa yang benar sungguh penting dilakukan karena informasi ini bersifat esensial bagi konsumen, khususnya untuk memberikan kepastian mengenai keamanan dan mutu pangan. Bahkan di Indonesia, informasi mengenai batas kedaluwarsa diatur pada tingkat undang-undang (Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan).

Penetapan masa simpan yang tidak benar sangat merugikan. Jika dugaan masa simpannya lebih pendek, daripada yang seharusnya, produk akan dianggap kedaluwarsa, tidak boleh diedarkan, padahal sebetulnya masih baik dan dapat dikonsumsi. Kesalahan demikian jelas akan merugikan industri. Jika dugaan masa simpannya lebih panjang daripada seharusnya, akan ada risiko konsumen menerima produk dengan keamanan dan mutu yang tidak sesuai. Dalam hal ini, kesalahan ini akan merugikan konsumen.

Penandaan batas kedaluwarsa juga merupakan hal penting yang perlu dilakukan dengan benar. Makna batas kedaluwarsa ini perlu diperjelas karena beberapa produk pangan sebenarnya dinyatakan telah melewati tanda batas kadaluarsanya karena alasan mutu, termasuk mutu sensorinya.

Jika ingin mencari berbagai macam buku tentang diversifikasi, maka bisa mendapatkannya di gramedia.com. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Sofyan

Sumber: dari berbagai sumber

BACA JUGA:

  1. Pengertian Strategi Serta Jenis, Tujuan, dan Contohnya 
  2. Strategi Korporat: Definisi, Jenis, Komponen, dan Cara Menjalankannya! 
  3. Strategi Keberhasilan Investasi Jangka Pendek 
  4. 12 Contoh Strategi Pemasaran yang Patut Dicoba 
  5. Memahami Strategi Pengembangan Produk dan Tahapannya 
  6. Formulasi Strategi: Pengertian, Tahapan, dan Tips Melakukan Strategi Bisnis 

About the author

Hendrik

Saya Hendrik Nuryanto dan biasa dipanggil dengan nama Hendrik. Salah satu hobi saya adalah menulis berbagai macam tema, seperti teknologi, hingga rumus-rumus beserta soalnya.