Business

Triple Bottom Line: Pengertian, Komponen, Tujuan dan Penerapannya!

Written by Laila Wu

Dalam era di mana keberlanjutan menjadi semakin penting dalam konteks bisnis, konsep triple bottom line telah muncul sebagai pendekatan yang menyeluruh untuk mengukur kinerja perusahaan. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan triple bottom line, dan mengapa hal itu begitu relevan? Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi pengertian, komponen, tujuan, dan penerapan dari triple bottom line. Siapkan dirimu untuk memahami lebih dalam tentang bagaimana pendekatan ini tidak hanya memperhitungkan profitabilitas finansial, tetapi juga kesejahteraan sosial dan kelestarian lingkungan, serta bagaimana hal itu dapat membentuk masa depan bisnis yang berkelanjutan.

 

Pengertian Triple Bottom Line

Triple Bottom Line (TBL) adalah pendekatan yang digunakan oleh perusahaan untuk mengevaluasi kinerja mereka secara menyeluruh, dengan mempertimbangkan tidak hanya faktor keuangan, tetapi juga faktor sosial dan lingkungan. Jadi, bukan hanya soal profit, melainkan juga tentang bagaimana perusahaan memberikan dampak positif pada masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Intinya, TBL ini seperti ukuran kesehatan perusahaan dari berbagai sudut pandang.

 

Komponen Triple Bottom Line

Triple Bottom Line (TBL) terdiri dari tiga komponen utama yang saling terkait dan saling mendukung untuk mengukur kinerja perusahaan secara menyeluruh. Mari kita lihat masing-masing komponennya:

  • Profit (Keuntungan)

Komponen pertama dari TBL adalah profit atau keuntungan. Ini mencakup semua aspek keuangan perusahaan, seperti pendapatan, laba bersih, dan pertumbuhan bisnis. Namun, yang perlu diingat, profit dalam konteks TBL bukan hanya tentang mencari laba semata, tetapi juga tentang memastikan bahwa laba tersebut dihasilkan secara etis dan berkelanjutan.

  • People (Manusia)

Komponen kedua dari TBL adalah people atau manusia. Ini berkaitan dengan kesejahteraan sosial, kesejahteraan karyawan, hubungan dengan komunitas, dan dampak positif perusahaan pada masyarakat secara keseluruhan. Ini bisa mencakup kebijakan karyawan yang adil, program pelatihan dan pengembangan, serta keterlibatan dalam kegiatan sosial dan amal.

  • Planet (Lingkungan)

Komponen ketiga dari TBL adalah planet atau lingkungan. Ini mencakup semua aspek dampak lingkungan dari operasi perusahaan, seperti pengelolaan limbah, penggunaan sumber daya alam, dan upaya perlindungan lingkungan. Perusahaan diharapkan untuk mengurangi jejak lingkungan mereka dan berkontribusi pada pelestarian sumber daya alam untuk generasi mendatang.

 

Dengan mempertimbangkan ketiga komponen ini secara seimbang, perusahaan dapat mengukur kinerja mereka secara holistik dan memastikan bahwa mereka tidak hanya mencapai keuntungan finansial, tetapi juga memberikan dampak positif pada karyawan, masyarakat, dan lingkungan sekitar. Intinya, TBL membantu perusahaan untuk menjadi lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab dalam operasinya.

 

Tujuan Mempelajari Triple Bottom Line untuk Bisnis

(Sumber foto: www.pexels.com)

Mempelajari konsep Triple Bottom Line (TBL) tidak hanya penting bagi keberlanjutan bisnis, tetapi juga memiliki banyak manfaat bagi perusahaan itu sendiri. Berikut adalah beberapa tujuan utama mempelajari TBL:

1. Meningkatkan Kinerja Bisnis secara Holistik

Salah satu tujuan utama mempelajari TBL adalah untuk meningkatkan kinerja bisnis secara holistik. Dengan mempertimbangkan tidak hanya aspek keuangan, tetapi juga aspek sosial dan lingkungan, perusahaan dapat memahami lebih baik bagaimana operasi mereka memengaruhi berbagai pemangku kepentingan.

2. Menciptakan Nilai Jangka Panjang

Dengan mempelajari TBL, perusahaan dapat fokus pada menciptakan nilai jangka panjang, bukan hanya mencari keuntungan finansial dalam jangka pendek. Dengan memperhitungkan dampak sosial dan lingkungan dari keputusan bisnis mereka, perusahaan dapat membangun reputasi yang kuat dan memenangkan loyalitas konsumen.

3. Memahami Risiko dan Peluang

Memahami TBL membantu perusahaan untuk mengidentifikasi risiko dan peluang yang terkait dengan aspek sosial dan lingkungan dari operasi mereka. Dengan demikian, mereka dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengurangi risiko dan memanfaatkan peluang untuk inovasi dan pertumbuhan.

4. Menanggapi Permintaan Konsumen dan Regulasi

Semakin banyak konsumen yang peduli dengan isu-isu sosial dan lingkungan, dan regulasi semakin ketat terkait dengan keberlanjutan. Dengan mempelajari TBL, perusahaan dapat menanggapi permintaan konsumen yang semakin tinggi akan produk dan layanan yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan, serta memastikan kepatuhan mereka terhadap regulasi yang berlaku.

5. Membangun Reputasi yang Kuat

Terakhir, mempelajari TBL membantu perusahaan untuk membangun reputasi yang kuat sebagai pemimpin dalam tanggung jawab sosial dan lingkungan. Ini dapat meningkatkan daya tarik perusahaan bagi investor, pelanggan, dan bakal karyawan, serta memperkuat hubungan mereka dengan berbagai pemangku kepentingan.

 

Dengan memahami dan menerapkan konsep TBL, perusahaan dapat mencapai kesuksesan jangka panjang yang berkelanjutan dan memberikan dampak positif yang lebih luas bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

 

Penerapan Triple Bottom Line pada Bisnis

(Sumber foto: www.pexels.com)

Menerapkan konsep Triple Bottom Line (TBL) dalam bisnis merupakan langkah penting untuk mencapai keberlanjutan dan pertumbuhan yang berkelanjutan. Berikut adalah beberapa cara di mana perusahaan dapat menerapkan TBL:

  • Menyusun Strategi Bisnis Berkelanjutan

Langkah pertama dalam menerapkan TBL adalah dengan menyusun strategi bisnis yang berkelanjutan. Ini melibatkan pengembangan tujuan dan inisiatif yang memperhitungkan tidak hanya keuntungan finansial, tetapi juga dampak sosial dan lingkungan dari operasi bisnis.

  • Mengukur Kinerja dengan Indikator TBL

Setelah strategi bisnis berkelanjutan ditetapkan, perusahaan perlu mengukur kinerja mereka menggunakan indikator TBL yang relevan. Ini bisa termasuk penggunaan metrik keuangan tradisional seperti laba bersih, tetapi juga metrik sosial dan lingkungan seperti tingkat kepuasan karyawan, jejak karbon, dan tingkat daur ulang.

  • Melibatkan Stakeholder secara Aktif

Penting untuk melibatkan stakeholder secara aktif dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Ini termasuk karyawan, pelanggan, komunitas lokal, dan organisasi non-pemerintah. Dengan mendengarkan kebutuhan dan kekhawatiran stakeholder, perusahaan dapat memastikan bahwa keputusan mereka mencerminkan nilai-nilai TBL.

  • Menerapkan Kebijakan dan Praktik Berkelanjutan

Perusahaan dapat menerapkan kebijakan dan praktik berkelanjutan di seluruh operasi mereka. Ini termasuk penggunaan energi terbarukan, pengurangan limbah, promosi kesetaraan gender di tempat kerja, dan kontribusi pada program-program sosial dan lingkungan di komunitas lokal.

  • Melakukan Pelaporan TBL

Terakhir, perusahaan perlu melakukan pelaporan TBL secara transparan kepada pemangku kepentingan mereka. Ini melibatkan penyediaan informasi tentang kinerja mereka dalam hal ekonomi, sosial, dan lingkungan, serta upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja di setiap area.

 

Dengan menerapkan TBL dalam operasi bisnis mereka, perusahaan dapat mencapai kesuksesan jangka panjang yang berkelanjutan sambil memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.

 

Kesimpulan

Dengan demikian, konsep Triple Bottom Line (TBL) tidak hanya menjadi pandangan baru dalam dunia bisnis, tetapi juga menjadi suatu keharusan dalam menjalankan operasi bisnis di era modern ini. Melalui pemahaman akan pengertian, komponen, tujuan, dan penerapannya, perusahaan dapat mencapai keberlanjutan yang lebih luas dan memberikan dampak positif yang signifikan pada masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Dengan mempertimbangkan tidak hanya keuntungan finansial, tetapi juga kesejahteraan sosial dan kelestarian lingkungan, perusahaan dapat membangun reputasi yang kuat sebagai agen perubahan yang bertanggung jawab. Oleh karena itu, penting bagi setiap perusahaan untuk mengadopsi pendekatan TBL dalam operasi mereka, sehingga mereka dapat menjadi bagian dari perubahan positif yang lebih besar dalam mewujudkan dunia yang lebih berkelanjutan bagi semua. Kamu bisa mencari tahu lebih dalam terkait Triple Bottom Line (TBL) terkait bisnis melalui kumpulan buku bisnis di Gramedia.com atau cek rekomendasi buku-buku berikut ini.

 

Rekomendasi Buku

1. Rich Dad The Business of the 21st Century (Ed. Revisi)

Rich Dad The Business of the 21st Century (Ed. Revisi)

Kamu geram dengan korupsi di dunia bisnis? Pada Wall Street dan bank-bank yang membiarkan praktik seperti itu terjadi? Pada pemerintah yang terlalu lamban, atau terlalu reaktif, atau terlalu sering bertindak salah dan terlalu sedikit bertindak benar? Kamu marah pada diri sendiri karena terlambat mengambil kendali? Hidup itu keras. Pertanyaannya sekarang, kamu mau apa? Mengeluh tidak akan menjamin masa depan keuangan kamu. Jika menginginkan kekayaan, kamu harus menciptakannya. Kamu perlu mengambil kendali atas masa depan kamu dengan mengendalikan sumber pendapatan kamu—sekarang! Kamu perlu punya bisnis sendiri. Bagi sebagian besar orang, perekonomian sekarang ini sedang sulit, tapi bagi banyak wirausaha, ini saat yang penuh potensi ekonomi. Bukan saja sekarang adalah saat yang tepat bagi kamu untuk memiliki bisnis sendiri, tapi tidak ada saat yang lebih baik dari sekarang!

 

2. The Business School Edisi Ketiga: Untuk Merekka yang Suka Menolong Orang

The Business School Edisi Ketiga: Untuk Merekka yang Suka Menolong Orang

Di edisi ketiga buku best seller ini, Robert T. Kiyosaki memperbarui dan memperluas delapan “nilai tersembunyi” bisnis pemasaran jaringan yang disampaikannya (selain menghasilkan uang!). Temukan Bonus Spesial-“nilai tersembunyi” tambahan dari Robert, Kim Kiyosaki, dan Tom Wheelwright, CPA serta Rich Dad Advisor. Robert menjelaskan bahwa membangun bisnis pemasaran jaringan: adalah cara yang revolusioner untuk mencapai kemakmuran, memungkinkan siapa pun memperoleh kekayaan dalam jumlah besar, dan terbuka bagi siapa pun yang memiliki motivasi kuat, keteguhan hati, dan kegigihan. “Karena saya tidak memperoleh kekayaan dari membangun bisnis pemasaran jaringan, saya bisa bersikap sedikit lebih objektif tentang industri tersebut. Buku ini membahas apa yang saya lihat merupakan nilai-nilai nyata dari bisnis pemasaran jaringan-nilai-nilai yang lebih dari sekadar potensi menghasilkan banyak uang. Akhirnya saya menemukan bisnis yang memiliki hati.” -Robert Kiyosaki Robert Kiyosaki telah menantang dan mengubah cara pikir puluhan juta orang di seluruh dunia tentang uang. Dengan perspektif yang kerap bertentangan dengan kebijaksanaan umum, Robert memiliki reputasi sebagai orang yang bicara secara apa adanya, tidak menganggap penting hal-hal yang umumnya dianggap serius, dan berani. Dia diakui di seluruh dunia sebagai penasihat tentang pendidikan keuangan yang berdedikasi. 

 

3. Komunikasi Bisnis

Komunikasi Bisnis

Komunikasi bisnis merupakan salah satu skill yang harus dimiliki oleh seorang pebisnis. Komunikasi bisnis sangat membantu dalam melakukan penawaran barang dan jasa, pemesanan barang dan jasa, negosiasi, kontrak kerja, dan sebagainya. Dalam prosesnya, komunikasi bisnis tentunya akan menemui berbagai kendala atau hambatan. Namun, semua itu dapat diatasi jika komunikator memahami dasar-dasar komunikasi bisnis dengan baik dan dapat menerapkannya dalam dunia bisnis yang ia geluti. Buku ini hadir untuk membantu para komunikator di dunia bisnis atau mahasiswa yang sedang mempelajari komunikasi bisnis untuk lebih memahami dasar-dasar komunikai di dunia bisnis dan cara menghadapi kendala dalam berkomunikasi. Selain itu, di dalam buku ini juga dibahas tentang korespondensi bisnis yang sangat membantu dalam surat menyurat berkaitan dengan bisnis. Seluruh materi disampaikan dengan bahasa yang sederhana sehingga dapat dengan mudah dipahami.

 

4. Pengantar Etika Bisnis

Pengantar Etika Bisnis

Ketika membahas tentang etika bisnis, tidak lepas dari dua hal yang berbeda, yaitu etika dan bisnis. Dalam menjalankan bisnis, tentu ada ketentuan, aturan, serta batasan wilayah yang dapat dan tidak untuk di masuki secara bebas oleh kegiatan bisnis. Batasan-batasan wilayah yang tidak dapat dimasuki secara bebas diatur oleh hukum dan perundang-undangan karena berhubungan dengan hak dan kewajiban pihak luar bisnis. Namun, ada area yang lebih tinggi dari standar ketentuan hukum karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah ‘abu-abu’ yang tidak terjangkau oleh ketentuan hukum dan perundang-undangan yang berlaku, yaitu ranah etika. Perilaku etis dalam kegiatan bisnis sangat diperlukan demi keberlangsungan hidup usaha. Bisnis yang tidak beretika, dalam jangka panjang akan berdampak buruk bagi perusahaan itu sendiri. Standar bisnis yang baik, selain membawa bisnis kepada keuntungan yang maksimal juga berdampak positif secara moral. Buku ini bertujuan menjadi salah satu referensi bagi para praktisi yang sedang menangani tugas-tugas manajerial di lingkungan kerja maupun akademisi yang tengah mendalami ilmu bisnis. Sebab, pembahasan-pembahasan yang lugas akan mempercepat pemahaman tentang etika bisnis bagi para manajer dan implementasinya.

About the author

Laila Wu