Business

Apa itu Segmenting, Targeting, Positioning? Ketahui Pengertian dan Fungsinya di Sini!

Written by Laila Wu

Sudah pernah mendengar istilah “Segmenting, Targeting, Positioning” dalam dunia pemasaran? Mungkin terdengar seperti jargon yang rumit, tetapi sebenarnya konsep ini adalah fondasi dari strategi pemasaran yang efektif. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi apa sebenarnya yang dimaksud dengan Segmenting, Targeting, Positioning, atau sering disingkat menjadi STP, dan bagaimana ketiganya saling terkait dalam membentuk strategi pemasaran yang sukses. Siapkan dirimu untuk memahami esensi dari konsep ini dan bagaimana mereka dapat diterapkan untuk mencapai keberhasilan dalam pemasaran produk atau layananmu!

 

Apa itu Segmenting?

Sekarang, mari kita bahas tentang “segmenting” dalam dunia pemasaran. Jadi, bayangkan saja kamu sedang mempersiapkan pesta besar di mana kamu ingin semua orang merasa nyaman dan senang. Nah, segmenting itu seperti menyusun undangan berdasarkan minat dan preferensi masing-masing tamu.

Jadi, dalam segmenting pemasaran, kita tidak melihat semua orang sebagai satu kelompok besar. Sebaliknya, kita mengidentifikasi berbagai kelompok atau “segment” dari calon pelanggan yang memiliki kebutuhan, keinginan, dan karakteristik yang serupa. Misalnya, jika kamu menjual pakaian, kamu mungkin akan membagi pelangganmu berdasarkan usia, gaya hidup, atau preferensi fashion mereka.

Tujuannya adalah untuk lebih memahami siapa pelanggan kita, apa yang mereka butuhkan, dan bagaimana kita bisa menyampaikan pesan kita secara lebih efektif. Dengan cara ini, kita dapat menciptakan strategi pemasaran yang lebih tepat sasaran dan personal, sehingga lebih mungkin untuk menarik perhatian dan memenuhi kebutuhan dari setiap segment pelanggan kita.

 

Apa itu Targeting?

Bagaimana dengan “targeting” dalam dunia pemasaran? Bayangkan kamu sedang bermain panahan. Nah, dalam penargetan pemasaran, kamu mencoba untuk membidik langsung ke sasaran yang tepat seperti saat kamu mengarahkan panahmu ke sasaran di lapangan.

Jadi, setelah kita memahami berbagai segment pelanggan kita melalui segmenting, langkah berikutnya adalah menentukan kelompok mana yang menjadi fokus utama dari upaya pemasaran kita. Ini adalah apa yang kita sebut dengan targeting.

Misalnya, jika kita memiliki produk mewah dengan harga tinggi, kita mungkin akan menargetkan segment pelanggan yang memiliki pendapatan tinggi dan minat dalam barang-barang mewah atau jika kita memiliki layanan yang ditujukan untuk mahasiswa, kita mungkin akan menargetkan segmen pelajar di perguruan tinggi.

Dengan menentukan target secara spesifik, kita dapat lebih fokus dan efektif dalam menyusun strategi pemasaran kita. Ini seperti memiliki panduan yang jelas untuk mengetahui ke mana kita harus meluncurkan panah pemasaran kita untuk mencapai hasil yang terbaik.

 

Apa itu Positioning?

Sekarang, mari kita bahas tentang “positioning” dalam dunia pemasaran! Bayangkan kamu sedang bermain teka-teki di mana kamu mencoba menemukan tempat terbaik untuk setiap potongan puzzle agar gambar lengkapnya terlihat sempurna. Nah, dalam penempatan pemasaran, kita mencoba menemukan tempat terbaik untuk produk atau merek kita di benak pelanggan.

Jadi, positioning adalah tentang bagaimana kita ingin merek atau produk kita dilihat oleh pelanggan dalam perbandingan dengan pesaing kita. Ini mencakup apa yang membuat merek kita unik dan mengapa pelanggan harus memilih kita daripada yang lain. Misalnya, jika kita menjual kopi organik, kita mungkin ingin menempatkan merek kita sebagai pilihan yang lebih baik untuk mereka yang peduli akan kesehatan dan keberlanjutan lingkungan.

Dengan penempatan yang tepat, kita mencoba untuk memengaruhi persepsi pelanggan tentang merek kita, sehingga mereka mengaitkan merek kita dengan nilai-nilai yang kita ingin sampaikan. Ini seperti memilih letak strategis di peta pikiran pelanggan, sehingga ketika mereka memikirkan tentang produk atau layanan yang kita tawarkan, merek kita muncul di benak mereka sebagai pilihan yang paling sesuai.

 

Hubungan Antara Segmenting, Targeting dan Positioning

(Sumber foto: www.pexels.com)

Pertama-tama, kita mulai dengan segmenting, yang mirip dengan merencanakan layout rumah. Kita membagi lahan menjadi berbagai area berdasarkan kebutuhan dan preferensi keluarga. Setelah kita tahu area mana yang cocok untuk kamar tidur, dapur, dan ruang tamu, langkah berikutnya adalah menargetkan setiap area tersebut dengan furniture dan dekorasi yang sesuai.

Nah, tahap targeting ini bisa dianalogikan dengan memilih perabot dan dekorasi untuk setiap ruang. Misalnya, kita akan memilih kasur yang nyaman untuk kamar tidur, sofa yang besar dan nyaman untuk ruang tamu, dan meja dapur yang fungsional untuk area memasak.

Setelah semua ruangan dihias dan diberi perabot, langkah terakhir adalah menempatkan setiap barang sesuai dengan fungsinya dan menghadirkan suasana yang diinginkan. Ini adalah positioning, yang pada dasarnya adalah bagaimana kita menempatkan produk atau merek kita di benak pelanggan dalam perbandingan dengan pesaing.

Jadi, hubungan antara segmenting, targeting, dan positioning adalah seperti langkah-langkah dalam membangun rumah impian. Dengan merencanakan dengan cermat, menyesuaikan dengan kebutuhan, dan menempatkan dengan tepat, kita dapat menciptakan pengalaman pemasaran yang sesuai dan memikat bagi pelanggan kita.

 

Strategi Segmenting, Targeting, dan Positioning

(Sumber foto: www.pexels.com)

Berikut ini strategi yang tepat untuk Segmenting, Targeting, dan Positioning (STP) dalam pemasaran:

1. Segmenting 

Dalam proses segmenting terdapat beberapa strategi yang bisa dilakukan, yaitu sebagai berikut:

  • Identifikasi Kriteria Segmentasi

Tentukan kriteria yang akan digunakan untuk membagi pasar menjadi segmen-segmen yang lebih kecil. Ini bisa berupa demografis (usia, jenis kelamin, pendapatan), geografis (lokasi, wilayah), psikografis (gaya hidup, nilai-nilai), atau perilaku (kebiasaan pembelian, kesetiaan merek).

  • Analisis Pasar

Lakukan penelitian pasar untuk mengidentifikasi segmen-segmen yang ada dan memahami kebutuhan, preferensi, dan karakteristik dari setiap segmen.

  • Pemilihan Segmen Target

Pilih segmen-segmen yang paling menjanjikan dan relevan untuk bisnis kamu berdasarkan ukuran, pertumbuhan, aksesibilitas, dan kesesuaian dengan tujuan perusahaan.

 

2. Targeting

Setelah strategi segmenting dilakukan, kemudian terdapat strategi dalam targeting, yaitu sebagai berikut:

  • Profil Pelanggan Ideal

Buat profil pelanggan ideal untuk setiap segmen target yang dipilih. Ini mencakup demografi, psikografi, perilaku pembelian, dan kebutuhan spesifik mereka.

  • Evaluasi Potensi Pasar

Tinjau potensi pasar dari setiap segmen target dan pertimbangkan keuntungan yang mungkin diperoleh dari melayani mereka.

  • Pemilihan Pasar Target

Pilih segmen target yang paling sesuai dengan sumber daya, kompetensi, dan strategi pemasaran perusahaan kamu.

 

3. Positioning

Terakhir, terdapat proses positioning. Sama seperti segmenting dan targeting, dalam positioning juga terdapat strategi yang dapat dilakukan, yaitu sebagai berikut:

  • Analisis Pesaing

Tinjau posisi pesaing kamu di pasar dan identifikasi celah atau peluang yang ada untuk membedakan diri kamu dari mereka.

  • Pengembangan Proposisi Nilai

Buat proposisi nilai yang jelas dan menarik yang menyoroti keunggulan produk atau merek kamu dan mengapa pelanggan harus memilih kamu daripada pesaing.

  • Komunikasi Penempatan

Komunikasikan posisi unik dan nilai-nilai merek kamu kepada pelanggan target melalui pesan-pesan pemasaran yang konsisten dan relevan.

 

Selama proses ini, penting untuk terus memantau dan mengevaluasi efektivitas strategi STP kamu. Pasar dapat berubah dan kebutuhan pelanggan dapat berkembang, sehingga kamu perlu fleksibel dalam menyesuaikan strategi kamu untuk tetap relevan dan bersaing di pasar yang dinamis.

 

Kesimpulan

Dalam mengejar kesuksesan di dunia pemasaran, pemahaman yang mendalam tentang Segmenting, Targeting, dan Positioning (STP) adalah kunci. Dengan merinci pasar menjadi segmen-segmen yang lebih kecil, menargetkan segmen yang paling sesuai, dan menempatkan merek atau produk secara strategis di benak pelanggan, perusahaan dapat menciptakan strategi pemasaran yang efektif dan relevan. Dengan demikian, memahami konsep STP tidak hanya menjadi penting, tetapi juga mendesak dalam membangun merek yang kuat dan sukses di pasar yang semakin kompetitif ini. Jadi, mari kita terus mengasah keterampilan dan pengetahuan kita dalam menerapkan prinsip-prinsip STP dalam setiap langkah strategis pemasaran kita. Grameds, kamu bisa mempelajari lebih dalam terkait marketing dan bisnis melalui buku-buku pemasaran dan bisnis di Gramedia.com atau cek rekomendasi buku-buku di bawah ini!

 

Rekomendasi Buku

1. Riset Pemasaran

Riset Pemasaran

Buku ini merupakan buku panduan bagi mahasiswa, dosen, dan umum dalam memahami dan merancang penelitian tentang pemasaran kualitatif khususnya dalam bidang pendidikan. Buku ini juga diperuntukkan bagi mahasiswa yang hendak menyusun tugas akhir. Buku ini juga hadir sebagai alternatif referensi di tengah menjamurnya buku-buku riset pemasaran.Hal ini tidak terlepas dari animo masyarakat, khususnya para mahasiswa, dosen, dan para peneliti untuk melakukan penelitian pemasaran.

 

2. Ilmu Dasar Marketing: Segala Hal tentang Sales dan Marketing

Ilmu Dasar Marketing

Tahukah kamu mengembangkan startup itu mudah lho! Gimana sih caranya? Singkatnya gini, kita perlu tahu tentang pemasaran dan cara-cara cepatnya dengan kreatif sehingga enggak perlu khawatir dengan saingan di luar nanti. Caranya cukup gila, yaitu dengan Ilmu Dasar Marketing yang mana akan mempermudah kamu memainkan kreativitas menjadi sesuatu yang menjual tanpa harus menjatuhkan orang lain. Siapapun kamu, apakah seseorang yang memulai mengembangkan startup ataukah kamu yang sudah lama terjun di dunia bisnis, kamu harus segera menggunakan pemasaran kreatif. Alih-alih hanya menghabiskan lebih banyak uang untuk iklan tradisional dan media digital, berpikirlah di luar kebiasaan untuk mendapatkan hasil yang luar biasa. Jika memiliki startup dimulai dari nol, kamu harus menjadi pengguna yang paling aktif dan membuat konten yang melibatkan orang lain untuk mempelajari produk kamu. Sementara bagi perusahaan yang berjuang untuk mendapatkan lebih banyak pengunjung dan pelanggan setia, carilah penawaran insentif. Hal ini tentu bisa melalui kontes, bonus, atau bahkan uang tunai. Adapun untuk mendapatkan perhatian yang lebih besar lagi dari para calon konsumen, cobalah untuk membuat konten yang sangat populer. Ide yang paling umum untuk ini adalah video, tetapi bisa juga dengan cara yang lain yang lebih menantang. Metode yang terbukti untuk mengembangkan bisnis kamu, meskipun berbasis online, adalah melalui pemasaran offline. Barang-barang promosi sederhana seperti kaus dan stiker dapat membantu bisnis kita lebih moncer dan terekam dalam ingatan costumer. Demikian pula dengan membuat koneksi yang berharga dengan merek dan publikasi lain akan semakin mendorong bisnis kamu untuk meraih banyak pelanggan dengan biaya yang rendah. Cara ini biasanya dapat diaplikasikan melalui media sosial yang sering kali digunakan Milenial atau gen Z. Dengan melihat market dan mempelajari tips dan trik yang ada, pastinya akan memudahkan kamu menjalankan bisnis. Percayalah, bisnis yang berjalan dengan “cara yang gila” akan menghasilkan hal yang menggiurkan!

 

3. Marketing di Era 5.0: Transformasi Teknologi Digital untuk Efisiensi Pemasaran

Marketing di Era 5.0

Revolusi industri menjadi titik peralihan atas lompatan yang begitu besar dalam kehidupan umat manusia. Tatanan kehidupan manusia saat ini betul-betul berubah drastis dari semula yang serba fisik, kini serba mesin bahkan serba maya. Seiring dengan perkembangan teknologi. dunia marketing pun turut mengikuti. Dari door to door, word of mouth, hingga menggunakan internet (situs web, media sosial, Facebook Ads, dan lain-lain). Artificial intelligence kini justru memudahkan kita mencari sesuatu yang sesuai personalisasi bagi si pengguna, lalu memudahkan pencarian calon pelanggan yang tepat bagi para pemasar. Kehadiran internet membawa seluruh penduduk bumi masuk ke era digital. Bagi penduduk urban era ini adalah suatu keniscayaan yang hampir mustahil bisa dihindari. Hanya kelompok masyarakat tertentu saja yang tidak terpapar oleh internet dan digitalisasi. Berbagai macam kecanggihan itu kini juga telah turut memperluas spektrum dunia marketing atau pemasaran. Metode pemasarannya pun bermacam macam pula. Melalui buku ini, kamu akan dibawa menjelajahi pemahaman betapa kehadiran teknologi tak sepenuhnya buruk dan menakutkan. Jika kita bijak, mampu beradaptasi dengannya, dan mampu memanfaatkannya dengan baik, tentu kehadiran teknologi mempermudah urusan manusia, terutama di dunia pemasaran.

 

4. Pemasaran Strategik: Mengupas Strategi Bisnis yang Diadopsi Perusahaan Top Dunia dalam Menciptakan Keunggulan Kompetitif

Pemasaran Strategik

Para ahli manajemen strategi sepakat bahwa perusahaan perlu memiliki satu atau lebih keunggulan kompetitif untuk masuk ke dalam persaingan bisnis, karena keunggulan tersebut akan menghasilkan kinerja bisnis yang tinggi bagi perusahaan. Dalam kajian lain, menciptakan keunggulan bersaing merupakan sesuatu yang harus dilakukan perusahaan untuk bisa menjadi pemimpin pasar. Dalam mengembangkan bauran pemasaran produk, baik jasa maupun barang, pemasar harus mempertimbangkan apa yang benar benar diinginkan pelanggan saat membeli produk. Setelah itu, barulah pemasar dapat merencanakan strategi pemasarannya secara efektif. Setiap produk merupakan paket nilai yang memberikan manfaat untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Baik barang ataupun jasa, pelanggan memperoleh nilai dari berbagai manfaat dan fitur yang diberikan oleh suatu produk. Fitur produk merupakan kualitas, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang dibangun perusahaan ke dalam produknya. Untuk menarik minat pembeli, fitur-fitur ini harus menyediakan manfaat. Saat ini, pelanggan menganggap produk sebagai kumpulan atribut, manfaat, dan fitur yang oleh pemasar disebut sebagai paket nilai. Pembeli semakin berharap memperoleh produk dengan nilai yang lebih tinggi (dengan manfaat dan fitur yang lebih banyak pada harga yang wajar), sehingga perusahaan harus terus bersaing dalam menampilkan paket nilai yang lebih tinggi. Sumber dari keunggulan bersaing adalah customer value. Value tersebut muncul dari tiga strategi. Strategi operational competence menghasilkan value best total cost; strategi customer responsive menghasilkan value best total solution; dan strategi product differentiation menghasilkan value best product.

About the author

Laila Wu