in

Review Buku Segala – Galanya Menjadi Ambyar

Detail buku:

  • Judul: Segala – galanya Menjadi Ambyar
  • Genre: Self Improvement
  • Penulis: Mark Manson
  • Penerjemah: Adinto F. Susanto
  • Penerbit: Gramedia Widiasarana Indonesia
  • Tahun Terbit: 17 Februari 2020
  • Jumlah Halaman: 366 halaman
  • ISBN: 9786020522838

https://cdn.gramedia.com/uploads/items/9786020522838_bExJO9f.jpg

Deskripsi Buku:

Apakah kamu merasa kecewa dengan hidupmu? Apakah kamu merasa cemas secara terus-menerus? Apakah kamu merasa bahwa dunia di sekelilingmu buruk dan jahat? Ya, dunia ini memang kacau, dunia ini memang ambyar, tapi itu karena Anda tidak sadar bahwa harapan Anda terlalu disilaukan oleh keinginan-keinginan Anda sendiri yang tidak masuk akal. Jadi, lepaskanlah harapan – harapan itu, jika Anda ingin waras! #AmbyarkanHarapan untuk hidup yang lebih tenang.

Buku “segala-galanya Ambyar” merupakan buku Mark Mason, dimana Mark ingin menyampaikan pesan-pesan melalui buku ini untuk menjadi bekal hidup dan mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan juga dunia yang lebih baik. Kita saat ini hidup di era yang segala material terlihat normal-normal saja dan cenderung lebih baik dibandingkan dengan era-era sebelum saat ini, dimana kemajuan teknologi terus berjalan dan lebih maju dari waktu ke waktu. Namun dengan adanya kemajuan yang terus berlangsung hal-hal yang di luar dugaan yang dalam arti negatif ini tetap terjadi dan menjadikan segala sesuatu menjadi berantakan dan segala-galanya menjadi ambyar. Apa yang terjadi sebenarnya dalam kehidupan ini? Hal-hal yang menjadikan segala-galanya ambyar terjadi ini Mark akan menjabarkan hal-hal tersebut melalui penelitian psikologis, dan juga kebijakan-kebijakan serta keberagaman filsuf mulai pada Plato hingga Tom Waits,serta perihal-perihal seperti politik, agama, hiburan, uang, dan juga mengenai internet.

Suatu perasaan tidak adanya harapan dalam diri kita merupakan akar kecemasan, penyakit kejiwaan dan juga depresi. Kecemasan kronis merupakan suatu hal yang merupakan sebuah krisis harapan, dimana kita merasakan kegelisahan akan terjadi kegagalan di masa yang akan datang. Depresi yang merupakan krisis dari harapan yang memiliki pikiran-pikiran bahkan keyakinan akan ketidak adaanya makna dalam hidup kita, suatu angan palsu, obsesi dan kecanduan hal tersebut merupakan suatu langkah menuju keputusasaan dan juga kompulsif yang dibuat oleh pikiran kita demi memunculkan serta melahirkan suatu “harapan” sehingga seseorang bisa menjalani hidup sekaligus bergerak secara bersamaan mengejar sesuatu secara gegabah dan membabi buta. Dalam melahirkan harapan dalam hidup yang kita jalani kita memerlukan hal-hal yang kita perlu merasa seolah kita mematuhi apa yang sedang kita pahami baik itu suatu hal yang positif maupun negatif bahwa kita mengejar suatu hal yang lebih baik walaupun banyak dari kita yang merasa lambat dalam menghadapi ketidakmampuan diri kita dalam mengendalikan diri.

https://cdn.gramedia.com/uploads/items/9786020522838_bExJO9f.jpg

Harapan & segala-galanya ambyar

Buku ini juga akan memiliki fokus pada dua point utama yaitu harapan yang terbagi menjadi beberapa point-point lagi yaitu

  • kebenaran yang menggelisahkan
  • kendali diri adalah sebuah ilusi
  • hukum newton tentang emosi
  • 5 cara untuk mewujudkan mimpi
  • harapan itu ambyar

Dimana pada bagian pertama ini akan menyetujui bahwa suatu “harapan” itu merupakan suatu yang penting dan lawan daripada kebahagiaan bukan “amarah maupun “kesedihan” melainkan ketidak adanya harapan dari dalam diri kita dan dari sanalah kita akan masuk dan tenggelam ke dalam kehampaan. “Harapan” ada dan lahir dari perasaan kita untuk mengejar “hal-hal yang lebih baik” dimana kita menyadari ada sesuatu yang kita anggap “rusak” dan melalui ini lah hadirnya ‘harapan” dikarenakan adanya suatu masalah yang perlu dicari jalan keluar dan konflik yang akan muncul untuk menjaga adanya harapan. Harapan ini memiliki sikap destruktif dan “harapan” tersebut yang akan bergantung pada penolakan terhadap apa yang terjadi di saat ini.

Tidaka ada seorangpun yang selalu bahagia dalam sepanjang hidupnya, begitu juga dengan kesedihan tidak ada seorangpun dari kita yang akan selalu mengalami kesedihan sepanjang hidup. Kita sebagai manusia tidak begitu peduli dengan apapun peristiwa maupun kejadian external yang menimpa namun hidup dalam kondisi pikiran yang secara konstan selalu merasa sedikit namun tidak terlalu bahagia. Bisa Dikatakan bahwa situasi kita dalam keadaan baik-baik saja namun juga masih mampu untuk menjadi lebih baik. Maka dari itu dalam mengejar kebahagiaan bukan hanya menghancurkan diri kita sendiri namun juga tidak mungkin untuk dilakukan. Mengejar kebahagiaan merupakan nilai yang beracun yang sudah ada sekian lama ada dalam kehidupan dan budaya kita, hal itu menyesatkan juga menghancurkan.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Dan pada bagian kedua membahas mengenai point “segala-galanya ambyar” dan akan terbagi menjadi poin-point yaitu

  • formula kemanusiaan
  • rasa sakit merupakan konstanta universal
  • ekonomi perasaan
  • agama final

Dimana mark mengatakan “jangan mengharapkan kehidupan yang lebih baik namun cukup hiduplah dengan baik” diman hidup dengan baik disini bukan memiliki arti “menolak penderitaan” dimana jika memang hidup ini pada akhirnya akan memberikan penderitaan pada manusia, maka sepatutnya kita sebagai manusia belajar untuk menderita secara tepat. Maksud dari menderita secara tepat ini merupakan cara menghadapi penderitaan tersebut dengan menemukan nilai-nilai dan makna yang terselubung didalamnya. mengejar kebahagiaan adalah nilai yang beracun yang telah lama hadir dalam kehidupan manusia. Penderitaan merupakan suatu mata uang dari nilai-niali kita,tanpa rasa sakit akibat suatu kehilangan atau potensi hilang yang mustahil menentukan nilai dari segala hal, penderitaan yang ada pada jantung seluruh emosi. Emosi-emosi negatif ini disebabkan oleh suatu pengalamaan akan suatu penderitaan dan ketika kita menghindar dari penderitaan itu dan membuat diri kita menjadi lebih rentan dan hasil akan reaksi dari emosional kita akan memproses dan menjadi sangat tidak proporsional dengan nilai-nilai pentingnya dari suatu peristiwa.

Jika semakin kuat diri kita dan semakin tenang juga emosi dalam diri kita, semakin kita memiliki kendali atas diri kiri untuk berjalan berdasarkan prinsip nilai-nilai dalam diri kita. Hal tersebut disebut dengan anti rapuh yang merupakan perkembangan dan kedewasaan, yang didalam kehidupan merupakan suatu arus penderitaan yang tidak akan pernah berakhir dan terus berkembang dan tidak sama halnya dengan mencari cara untuk menghambat kan alirannya namun kita bisa dan lebih baik untuk terjun ke dalam arus tersebut dan berproses untuk berenang kedalamnya. Dalam mengejar suatu kebahagiaan yang merupakan suatu penolakan terhadap perkembangan, sebuah penolakan terhadap kematangan, sebuah penolakan terhadap keseluruhan. Dalam proses pengejaran terhadap suatu kebahagiaan justru kita memperlakukan diri dan pikiran kita sebagai suatu batu loncatan untuk memenuhi tujuan dan sifat foya-foya. Kita mengorbankan kesadaran dalam diri kita demi tujuan merasakan suatu kebahagiaan, dan melepaskan martabat kita demi memperoleh suatu kenyamanan.

Pengharapan Palsu

Dalam buku ini Mark tidak secara paksa menjelaskan bahwa tidak ada yang melarang seseorang yang melarang seseorang untuk memiliki harapan dan berharap, namun Mark mengatakan bahwa inti permasalahannya adalah ketika seseorang memiliki harapan namun kita tidak mampu akan penderitaan yang akan datang ketika kita sedang mengharapkan sesuatu tersebut.

Dimana pada dasarnya hidup yang kita jalani ini selalu berputar dan tidak ada dari kita yang bisa mengatur dan menghindar dari penderitaan yang akan datang kepada kita walaupun kita memiliki harapan untuk bahagia.

Seperti contohnya ketika kita memiliki harapan memasuki universitas idaman yang sangat sulit untuk masuk dan menjadi mahasiswa pada universitas tersebut, ketika harapan itu terkabul dan kita menjadi senang dan bahagia namun rasa senang dan bahagia itu menjadi luntur ketika kita dibanjiri banyak tugas dan kegiatan sehingga kita tidak memiliki waktu untuk melakukan hal-hal yang kita ingin lakukan. Hal itu yang menurut mark tulis sebagai “pengharapan palsu” ketika harapan kira tidak mampu memeluk serta oenderitaan yang akan menjadi sebuah realita kehidupan

Ketika seseorang masuk dan terjebak dalam harapan palsu tersebut biasakan mereka akan mudah untuk melakukan hal seperti “tawar menawar” keadaan pada sesama manusia. Dimana merupakan hal wajar untuk melakukan tawar menawar keadaan pada sesama manusia. Dimana “tawar menawar” ini sama dengan hal jual beli yang biasa dilakukan, orang lain bayar kita dapat barang. Seperti contohnya ketika seseorang yang melakukan perbuatan baik kepada orang lain dan perbuatan tersebut dilakukan atas dasar tawar menawar keadaan dimana seseorang akan mengatakan “aku akan membantu orang tersebut agar aku akan di tolong orang lain suatu saat nanti” dimana hal tersebut kalian belum tentu tahu hal tersebut akan terjadi atau tidak, mereka akan menolong seperti kamu menolong atau tidak itu hal-hal yang tidak pasti. Mark mengatakan hal yang baik ketika kita memulai dan melakukan hubungan baik dengan orang lain adalah dengan melakukan sikap tulus walaupu hal ini bukan lah hal yang mudah untuk dilakukan.

Mark memberikan saran untuk tidak melakukan hubungan dengan sesama manusia melalui pendekatan tar-menawar ini karena tujuan dalam bersosialisasi dengan manusia lain, melainkan arah dari tujuan bersosialisasi dengan manusia lain adalah atas dasar dari kemanusiaan bukan kemanusiaan atau hubungan tersebut merupakan sarana atau alat dan dengan begitu kita dapat dijauhi dari sebuah harapan palsu akan suatu hubungan timbal balik yang semu.

Mark Manson menulis dalam bukunya dalam membangun dan merawat suatu harapan kita membutuhkan tiga hal dalam hidup ini kesadaran akan kendali, kepercayaan akan nilai sesuatu, dan juga sebuah komunitas.

Dua bagian otak

Mark mengatakan bahwa di dalam kepala kita ada otak yang terbagi menjadi dua dimana kedua bagian otak ini kita tidak memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan baik dan untuk menuruti hal-hal yang otak perasa kita ingin lakukan selalu dianggap negatif karena dianggap tidak logis dan otak yang lebih “pemikir” akan lebih mementingkan prioritasnya. Hal ini tidak benar dan ada alasan mengapa otak perasa kita masih ada di dalam kepala kita setelah bertahun-tahun.

Dalam buku nya Mark menjelaskan bahwa kedua bagian otak itu memiliki kekuatan juga kekurangan masing-masing, dimana otak “pemikir” ini akan bersifat hati-hati, akurat dan juga tanpa prasangka dan bekerja secara metodik dan rasional namun juga memiliki sifat yang lamban dimana otak pemikir haru dilatih dan jika terus dipakai terlalu lama otak pemikir bisa menjadi tumbang. Sedangkan otak perasa merupakan bagian otak yang sering mengambil keputusan secara cepat dan mudah dan sering kali masalahnya ketidak akuratan dan tidak rasional. Otak perasa disini kadang ingin mencari perhatian dan juga memiliki kebiasaan buruk seperti sering menghasilkan reaksi yang berlebihan. Inti pada point ini adalah harus seimbang dan melakukannya secara rata tidak ada yang lebih maupun kurang.

Dalam bukunya mark juga memberikan contoh pada beberapa tokoh terkenal dunia yaitu Witold Pilecki yang merupakan salah satu orang yang berhasil menyusup di Auschwitz yaitu merupakan tempat perkemahaan Nazi yang dikenal paling kejam. Dimana Friedrich Nietzsche in adalah seorang filosofer yang dikenal dunia.

Kesimpulan

Buku “segala-Galanya Ambyar” kita bisa melihat beberapa ide-ide organik Mark salah satunya dalam bentuk kebebasan yang sejati, dimana merupakan satu-satunya bentuk dari kebebasan etis adalah sebuah pembatasan diri. Dimana ini bukan hak-hak istimewa untuk memilih semua yang kalian inginkan dalam kehidupan kalian melainkan dalam memilih apa yang akan anda korbankan dalam hidup kalian. Serta melalui buku ini kita sebagai pembaca menjadi mengenal berbagai teori-teori dan juga teknik yang digunakan oleh filosofer dan psikolog yang memiliki, serta argumentasi yang kuat dan juga dilengkapi dengan hasil penelitian, data statistik dan juga pengalam hidup dari Mark Manson sendiri.

Pada dasarnya kita sebagai manusia yang merupakan mahluk paling aman dan juga makmur sepanjang sejarah dunia ini tetapi keputusaan yang sering akli kita rasakan juga yang buruk dari pada masa-masa sebelumnya dan semakin baik keadaan kita semakin buruknya keputusan yang melanda diri kita. Hal-hal itu lah yang merupakan paradoks kemajuan.

Penulisan yang dituliskan oleh Mark sendiri juga terbilang unik karena di setiap paragraf yang disisipkan humor yang secara sarkas dan juga blak-blakan. Namun buku ini kurang cocok untuk semua kalangan dikarenakan makna, kata, serta konten yang tidak mudah untuk dimengerti dan terkadang terasa membosankan. Kata-kata dan bahasa asing yang tidak mudah untuk masyarakat umum mengerti dan pahami, namun beberapa kata-kata yang sulit serta bahasa asing dalam buku ini ada penjelasannya pada bagian akhir halaman, namun sayangnya tidak semua pembaca memiliki niat untuk membaca bila menemukan kata-kata yang tidak dimengerti.

Buku ini akan lebih cocok bagi pembaca yang ada pada kalangan dewasa karena pembahasan dari buku ini hingga teori dan konsep yang memiliki kaitan dengan kehidupan modern saat ini.

Nah, itulah review buku Segala – galanya Menjadi Ambyar yang ditulis oleh Mark Manson mengenai harapan-harapan dalam hidup Grameds. Seperti yang dapat di lihat, terdapat berbagai poin-poin dan juga kesimpulan dari suatu harapan-harapan yang dapat dipilih oleh kita sebagai manusia.

Jika Grameds ingin mencari informasi lebih dalam mengenai buku Segala – galanya Menjadi Ambyar ini maupun buku-buku bergenre self improvement, kamu dapat membaca berbagai buku yang ada di Gramedia yang pastinya mudah dipahami dan kaya akan informasi.

Gramedia sebagai #SahabatTanpaBatas akan selalu membantu Grameds.

Semoga bermanfaat!

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy