in

Review Buku Berdamai Dengan Diri Sendiri Seni Menerima Diri Apa Adanya

Review Buku Berdamai Dengan Diri Sendiri Seni Menerima Diri Apa Adanya – Setiap orang pasti memiliki kisah hidupnya masing-masing yang di mana setiap kisah hidup akan ada yang baik dan buruk. Kisah hidup yang buruk ini bisa memunculkan rasa trauma, hingga sulit menjalani kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, tak sedikit orang yang mengatakan bahwa masa lalu buruk harus segera diobati.

Ada pepatah yang berbunyi “musuh terbesar dalam hidup adalah diri sendiri”, dari pepatah tersebut, maka bisa dibilang kalau sudah bisa mengalahkan diri sendiri, maka seseorang sudah bisa mengalahkan salah satu musuh dalam hidup. Mengalahkan diri sendiri bukan berarti harus melukai diri sendiri, tetapi harus bisa mengenali karakteristik diri sendiri. Selain itu, seseorang harus bisa berdamai dengan diri sendiri. berdamai dengan diri sendiri ini bisa membuat kehidupan yang dijalani menjadi lebih tenang.

Setiap orang yang hidup di dunia ini pasti pernah memiliki masalah dari masa lalunya. Masalah di masa lalu yang tidak diselesaikan dengan baik bisa mengganggu kehidupan di masa kini hingga masa depan. Selain itu, biasanya perilaku yang sering muncul di masa kini, seperti rasa takut yang sulit dihilangkan, kecewa dengan diri sendiri, hingga tidak merasa bersyukur terhadap suatu hal.

Maka dari itu, jika kamu memiliki suatu masalah di masa lalu, sebaiknya segera diselesaikan. Menyelesaikan masalah masa lalu menjadi bagian dari salah satu cara agar bisa berdamai dengan diri sendiri, sehingga rasa tenang dalam melakukan berbagai macam terus menghampiri.

Pastinya akan terasa sangat senang sekali apabila hidup yang kita jalani ini bisa berdamai dengan diri sendiri. Memang sulit sekali untuk bisa berdamai dengan diri sendiri, bahkan beberapa orang sangat sulit untuk menerima kenyataan hidup, sehingga sulit untuk menerima segala sesuatu yang ada di dalam dirinya.

Seseorang yang belum bisa berdamai dengan diri sendiri, biasanya ketika melihat beberapa peristiwa akan membuat dirinya resah dan terkadang ada yang melukai dirinya sendiri. Hal seperti ini sangat tidak baik bagi kondisi kesehatan mental seseorang.

Supaya kesehatan mental terus terjaga, maka berdamai dengan diri sendiri amat sangat penting untuk dilakukan oleh setiap orang tak terkecuali diri kamu. Berdamai dengan diri sendiri akan menyadarkan seseorang kalau kehidupan yang sedang dijalani tak selamanya sesuai dengan kenyataan. Dengan kata lain, seseorang harus bisa menerima kenyataan hidup yang terkadang tak sesuai keinginan. Selain itu, berdamai dengan diri sendiri membuat sadar kalau setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh seseorang.

Dengan demikian, jangan pernah menunda-nunda diri kita untuk berdamai dengan diri sendiri. Semakin cepat kita berdamai dengan diri sendiri, maka semakin cepat juga kita merasakan ketenangan ketika melakukan berbagai macam hal. Meskipun berdamai dengan diri sendiri tidak pernah mudah, tetapi selama dilakukan dengan kesungguhan hati yang serius, maka kemungkinan berhasil semakin besar.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Apabila seseorang berhasil berdamai dengan diri sendiri, kemampuan untuk berpikir positif semakin meningkat, sehingga setiap menilai suatu hal selalu mencari kebenarannya terlebih dahulu. Selain itu, berpikir positif bisa membuat seseorang mudah menemukan solusi dari suatu permasalahan yang sedang dihadapi.

Berdamai dengan diri sendiri pasti harapan semua orang. Hal ini dikarenakan berdamai dengan diri sendiri memiliki banyak sekali manfaat yang bisa dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Manfaatnya pun bisa membuat orang lain senang, seperti jadi bisa menghibur orang lain, memberikan saran, dan lain-lain.

Salah satu cara agar mampu berdamai dengan sendiri adalah membaca buku yang berkaitan dengan kepribadian. Nah, buku dengan judul Berdamai Dengan Diri Sendiri Seni Menerima Diri Apa Adanya sangat cocok untuk dijadikan sebagai referensi baca. Buku ini ditulis oleh seorang pengajar di sekolah dan ia bernama Muthia Sayekti.

Berdamai Dengan Diri Sendiri Seni Menerima Diri Apa Adanya

Buku berjudul Berdamai Dengan Diri Sendiri Seni Menerima Diri Apa Adanya yang ditulis oleh Muthia Sayekti ini terdiri dari 6 bab yang di mana setiap babnya selalu membahas hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan yang terjadi pada diri sendiri. Penulis mampu memberikan beberapa pertanyaan pada bab awal yang akan membuat pembaca bertanya-tanya mengapa percaya diri itu penting.

Sedangkan pada bab terakhir, penulis akan memberikan solusi agar berdamai dengan sendiri bisa dilakukan. Penulis akan menyadarkan pembaca bahwa seseorang itu harus bisa memaksimalkan kemampuan yang ada di dalam dirinya. Kemampuan yang dapat dimaksimalkan ini akan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari dan dunia kerja. Oleh sebab itu, jangan pernah ragu memaksimalkan kemampuan yang kamu miliki dimulai dari sekarang juga.

Buku yang ditulis seperti penulis yang sedang membagikan cerita hidupnya kepada pembaca ini bermula pada saat Muthia mulai mencari jati diri yang sesungguhnya. Setelah Muthia lulus dari kuliahnya dan mendapatkan gelar sarjana, ia langsung mendapatkan pekerjaan di sekolah swasta sebagai staff pengajar. Namun, setelah satu tahun menjadi sebagai staff pengajar, penulis mulai melihat teman-temannya yang merantau ke kota-kota besar dan ada juga yang merantau ke luar negeri.

Setelah melihat teman-temannya itulah, Muthia mulai mengeluarkan rasa bangga sekaligus rasa iri. Ia merasa bangga karena sudah bisa mendapatkan pekerjaan sebagai staff pengajar, tetapi ia merasa iri karena teman-temannya bisa menggapai hal-hal yang lebih tinggi. Namun, Muthia tetap belum bisa mewujudkan mimpi yang lebih tinggi seperti teman-temannya karena di tempat kerjanya, Muthia diharuskan untuk berkontribusi dan harus memiliki rasa loyalitas yang tinggi.

Terlebih lagi, penghasilan dari staff pengajar belum bisa memenuhi kebutuhan finansialnya, jika mewujudkan mimpi-mimpinya. Muthia yang mulai sadar kalau hal yang dilakukan ini hanya memunculkan rasa iri terus menerus, sehingga lupa apa artinya bersyukur. Mulai sadar bahwa betapa pentingnya rasa syukur dengan apa yang dimilikinya saat ini. Dengan rasa syukur yang muncul ini, perlahan-lahan rasa iri yang ada di dalam diri penulis perlahan-lahan mulai menghilang.

Karena rasa syukur yang keluar dari dalam diri Muthia, ia mulai sadar kalau rasa iri hanya membuat seseorang sulit untuk mengenalinya dirinya. Selain itu, Muthia sudah mulai sadar bahwa berdamai dengan kenyataan atau realita yang ada benar-benar terjadi. Setiap kenyataan yang ada di dalam hidup ini tak selamanya hal-hal yang diinginkan terwujud. Hingga pada akhirnya, penulis mulai menyusun mimpi-mimpi yang bisa diwujudkan terlebih dahulu.  Menyusun mimpi-mimpi yang bisa diwujudkan terlebih dahulu ini sebenarnya memudahkan seseorang untuk membuat perencanaan yang lebih matang agar setiap mimpi yang ada bisa diwujudkan.

Bukan hanya munculnya rasa iri saja, Muthia mulai mengalami hal yang sering disebut oleh banyak orang, yaitu quarter crisis atau sedang mencari jati diri yang sesungguhnya. Ia sering sekali gelisah ketika melihat orang lain memiliki kelebihan yang tak dimiliki oleh dirinya. Ia merasa kalau hidupnya hanya begitu-begitu saja atau merasa tidak ada kemajuan dalam hidupnya. Melalui buku inilah, penulis ingin menyampaikan cara-cara untuk melewati quarter life crisis sekaligus ingin membagikan kisah-kisahnya kepada pembaca, sehingga quarter crisis life mulai bisa diobati.

Lewat buku ini, Muthia yang sebagai penulis dari buku Berdamai Dengan Diri Sendiri Seni Menerima Diri Apa Adanya ingin sekali memberikan pesan kepada semua orang bahwa dalam menjalani kehidupan sehari-hari harus dimulai dengan mensyukuri hal-hal yang sudah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Dengan rasa syukur itulah, Muthia bisa melewati quarter life crisis, sehingga tidak merasa resah ketika melihat kelebihan dari orang lain. Hal ini dikarenakan Muthia mulai mengetahui bahwa setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihan.

Muthia yang berperan sebagai penulis ingin sekali menyampaikan pesan kepada pembaca bahwa harus terus bersyukur. Selain itu, penulis juga sangat ingin memberikan suatu ajakan bahwa kelebihan yang ada di dalam diri seseorang harus bisa dimaksimalkan dengan baik dan benar. Di zaman yang modern ini, memaksimalkan kelebihan yang dimiliki menjadi sangat penting karena bisa membuat seseorang memiliki beberapa kemampuan yang sangat bermanfaat ketika bekerja.

Sementara itu, lewat buku ini, penulis ingin menginformasikan bahwa setiap kekurangan yang dimiliki tak harus dihilangkan, tetapi dijadikan sebagai sebuah keunikan, sehingga kekurangan yang kita miliki bisa tertutupi. Akan tetapi, di dalam dunia kerja biasanya setiap kekurangan yang dimiliki oleh seseorang sudah tertutupi oleh orang lain.

Inti dari buku Berdamai Dengan Diri Sendiri Seni Menerima Diri Apa Adanya ini adalah setiap kekurangan yang dimiliki jangan dijadikan sebagai penghalang dan tanamkan rasa syukur sesegera mungkin. Jadi, bagaimana? Jika kamu tertarik untuk membaca buku Berdamai Dengan Diri Sendiri Seni Menerima Diri Apa Adanya bisa membelinya di Gramedia.com.

Kelebihan Buku Berdamai Dengan Diri Sendiri Seni Menerima Diri Apa Adanya 

Supaya kamu yakin untuk membaca buku ini, mungkin bisa membaca beberapa kelebihan dari buku Berdamai Dengan Diri Sendiri Seni Menerima Diri Apa Adanya karya Muthia Sayekti. Berikut ini beberapa kelebihan dari buku ini.

1. Mengetahui Cara Untuk Bersyukur

Kehidupan yang kita jalani memang tak selamanya akan sesuai dengan keinginan, sehingga tak sedikit orang yang akan kecewa karena keinginannya belum terwujud. Padahal keinginan yang belum terwujud akan diganti dengan kebutuhan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, sebaiknya, kita jangan terlalu sibuk terhadap rasa kecewa, tetapi mulai menyadari bahwa bersyukur itu penting.

Ketika membaca buku ini, penulis ingin memberikan pesan bahwa dengan bersyukur, seseorang bisa mengenali dirinya jauh lebih dalam, sehingga potensi-potensi yang ada di dalam diri bisa dikembangkan. Potensi-potensi yang dikembangkan akan sangat bermanfaat sekali ketika masuk dunia kerja. Jadi, jangan lupa untuk bersyukur!

2. Bisa Membuat Pembaca Menemukan Jati Diri

Beberapa orang ketika memasuki usia 20-an biasanya akan muncul gejolak-gejolak dalam diri untuk mencari “siapa aku?”. Hal seperti itu sebaiknya jangan terus dibiarkan karena bisa merugikan diri sendiri, bahkan bisa mengganggu kesehatan mental. Maka dari itu, penulis ingin sekali pembaca untuk menemukan jati dirinya, sehingga ia memberikan berbagai macam cara agar pembaca bisa berdamai dengan dirinya sendiri dan bisa bersyukur terhadap apa yang dimilikinya saat ini.

3. Mengetahui Cara Mengubah Kekurangan Menjadi Hal yang Unik

Kelebihan dari buku Berdamai Dengan Diri Sendiri Seni Menerima Diri Apa Adanya yang kedua adalah pembaca akan mengetahui cara mengubah kekurangan menjadi suatu hal yang unik. Terlebih lagi, di dalam buku ini ada contoh beberapa kasus yang mengubah kekurangan menjadi hal yang unik, sehingga pembaca lebih mudah untuk memahami pesan yang ingin disampaikan penulis dan bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

4. Mengetahui Cara Agar Tidak Insecure Terhadap Kelebihan Orang Lain

Hampir setiap orang akan merasa insecure ketika melihat kelebihan orang lain. Padahal hal seperti itu sangat tidak baik karena membuat seseorang tidak bisa mengembangkan potensi-potensi yang ada di dalam dirinya. Namun, ketika kamu membaca buku Berdamai Dengan Diri Sendiri Seni Menerima Diri Apa, maka kamu akan mulai menerima diri sendiri dan sadar “kalau aku adalah aku”, sehingga tak perlu menjadi orang lain. Pembaca akan bisa menerima kenyataan kalau setiap orang pasti memiliki kelebihan dan kekurangan.

5. Bahasa yang Mudah Dipahami

Buku Berdamai Dengan Diri Sendiri Seni Menerima Diri Apa Adanya menjadi sangat berkesan karena setiap kalimat yang ditulis menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Pembaca akan mudah menerima makna dan pesan-pesan yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Lebih pentingnya lagi, pembaca akan mengetahui berbagai macam hal yang perlu dilakukan agar bisa menerima diri apa adanya.

Kekurangan Buku Berdamai Dengan Diri Sendiri Seni Menerima Diri Apa Adanya

Meskipun buku ini memiliki banyak sekali kelebihan yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi buku yang Berdamai Dengan Diri Sendiri Seni Menerima Diri Apa Adanya ini memiliki beberapa kekurangan, di antaranya:

1. Terlalu Fokus Terhadap Cara Untuk Berdamai Dengan Diri Sendiri

Ketika membaca buku ini, pembaca akan disuguhkan berbagai macam cara agar kita bisa menerima diri sendiri apa adanya, sehingga bisa menggali potensi yang ada di dalam diri kita. Namun, buku yang ditulis oleh Muthia Sayekti ini tidak membahas lebih dalam penyebab seseorang sulit menerima dirinya, sehingga di beberapa bagian, pembaca dibuat kebingungan “apakah benar saya seperti ini?”.

Meskipun begitu, buku ini tetap bisa memberikan pesan kepada pembaca bahwa setiap orang pasti memiliki kelebihan dan kekurangan dalam hidupnya, sehingga harus bersyukur terhadap pemberian Tuhan Yang Maha Esa. Dengan bersyukur itu, seseorang bisa memaksimalkan potensi yang ada di dalam dirinya.

2. Tidak Semua Masalah Sama Dengan Penulis

Di dalam buku Berdamai Dengan Diri Sendiri Seni Menerima Diri Apa Adanya, beberapa halaman terdapat kisah-kisah penulis ketika mengalami masa-masa tidak bersyukur terhadap apa yang sudah dimiliki. Akan tetapi, setiap orang tidak selamanya memiliki permasalahan yang sama dengan penulis. Oleh karena itu, di beberapa bagian, pembaca akan merasa kalau saya tidak memiliki masalah seperti ini.

Kesimpulan Buku Berdamai Dengan Diri Sendiri Seni Menerima Diri Apa Adanya

Buku yang ditulis oleh Muthia Sayekti dengan judul Berdamai Dengan Diri Sendiri Seni Menerima Diri Apa Adanya ini memang benar-benar cocok untuk dijadikan sebagai bahan referensi agar kamu bisa berdamai dengan diri sendiri dan mampu menerima diri apa adanya. Penulis mampu semua hal tentang kepribadian ini dengan bahasa yang sangat mudah dipahami, sehingga setiap pesan dalam buku ini mudah untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam menghargai potensi orang lain.

Bagi kamu yang sedang mengalami masa-masa sulit dalam menerima diri apa adanya, jangan ragu untuk membeli buku ini. Terlebih lagi, bagi kamu yang berusia sekitar 20 tahun yang di mana pada usia itu, seseorang sedang mencari cara untuk mewujudkan mimpi-mimpi dan sedang mencari jati diri, membaca buku Berdamai Dengan Diri Sendiri Seni Menerima Diri Apa Adanya sangat pas untuk menemani waktu senggang.

Penulis: Restu Nasik Kamaluddin

Written by Nasik K

Perkenalkan saya Nasik seorang freelance writer dan sudah menghasilkan banyak tulisan. Tema yang saya suka pun cukup beragam, salah satunya adalah zodiak. Selain zodiak, saya juga senang menulis seputar trivia.

Kontak media sosial Linkedin saya Restu