in

Resensi Buku The Psychology of Money by Morgan Housel

Resensi Buku The Psychology of Money by Morgan Housel – Kalau bicara uang atau duit memang tak akan ada habisnya dan tentu saja akan selalu menarik untuk dibahas. Sudah bukan hal yang asing lagi kalau sudah banyak orang yang menginginkan banyak duit. Hal ini dikarenakan hampir setiap aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh semua orang selalu berhubungan dengan duit. Dengan kata lain, duit merupakan suatu kebutuhan hidup yang perlu dimiliki supaya bisa melakukan transaksi dengan orang lain.

Dengan adanya transaksi jual beli, maka kebutuhan hidup seseorang bisa terpenuhi, seperti kebutuhan sandang, kebutuhan papan, dan kebutuhan pangan. Jadi, tetap bekerja keraslah supaya duitnya terus bertambah, sehingga kebutuhan sandang, papan, dan pangan dapat terpenuhi secara cukup dan maksimal

Duit bukan hanya sebagai kebutuhan untuk memenuhi transaksi jual saja, tetapi bisa dijadikan sebagai alat pengontrol emosi. Seseorang yang memiliki duit yang cukup banyak akan mudah untuk membeli hal-hal di luar kebutuhan seperti hobi mengoleksi sepatu, membeli perangkat elektronik, membeli Playstation, dan sebagainya. Keinginan yang mudah untuk dimiliki itu akan membuat diri sendiri bahagia.

Namun, jika seseorang memiliki duit yang berkecukupan, orang tersebut akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya terlebih dahulu baru memikirkan apakah barang yang menjadi keinginannya bisa dibeli atau tidak. Meskipun begitu, selama diri sendiri masih bersyukur, maka kehidupan yang dijalani akan tetap bahagia. Secara sederhana, duit yang dimiliki oleh seseorang bisa menentukan apakah orang tersebut dapat memiliki barang-barang yang diinginkan atau tidak.

Duit yang dimiliki oleh seseorang diperoleh melalui kerja keras yang sudah dilakukan selama ini. Kerja keras yang dimaksud dalam hal ini bisa dibilang sebagai seorang yang berwiraswasta, karyawan kantoran, Pegawai Negeri Sipil (PNS), hingga menjadi seorang bos di sebuah perusahaan. Setiap profesi itulah yang akan membedakan penghasilan yang dimiliki oleh sesama manusia.

Tanpa adanya kerja keras yang dibarengi dengan tekad yang kuat, maka seseorang akan sulit untuk mencapai tingkat tertinggi dalam suatu profesi, sehingga duit yang dimiliki akan sulit bertambah. Itulah mengapa alasannya kalau seseorang lebih sibuk bekerja karena ingin memperoleh duit yang lebih banyak. Bekerja keras untuk memperoleh duit yang banyak memang tidak salah selama selalu memerhatikan kondisi kesehatan tubuh. Kondisi tubuh perlu diperhatikan agar tidak mudah terserang penyakit, sehingga bisa terus bekerja.

Memiliki duit yang banyak bagi sebagian orang bisa membuat diri sendiri menjadi senang. Namun, ternyata memiliki duit yang banyak tak selamanya menyenangkan, sehingga sebagian orang merasa takut dan bingung. Dengan kata lain, memiliki duit yang banyak bisa memunculkan kesenangan atau kesejahteraan dan kesengsaraan. Itulah sebabnya mengapa seseorang harus memiliki sikap dan kemampuan mengelola keuangan yang baik dan benar.

Jika, seseorang tidak memiliki sikap dan kemampuan mengelola keuangan dengan baik dan benar, maka dit bisa menyebabkan kesengsaraan. Namun, apabila seseorang memiliki kemampuan dan sikap yang baik dalam mengelola keuangan, maka kesejahteraan dalam hidup bisa dibilang akan terjamin.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Seseorang yang mampu mengelola duit dengan bijak berarti orang tersebut memiliki kemampuan mengendalikan emosi, sehingga tidak menghabiskan duit secara cepat. Begitu juga sebaliknya, seseorang yang terlalu terbawa emosinya, maka akan sulit untuk mengatur keuangan yang dimiliki. Emosi dalam hal ini bisa diartikan sebagai ingin sekali membeli dan memiliki banyak barang, tetapi tidak menyimpan duit untuk masa depan. Jadi, bijaklah dalam mengelola duit agar duit yang dimiliki bisa membuat diri sendiri sejahtera.

Buku The Psychology of Money

Supaya kamu mengetahui cara-cara untuk mengelola keuangan dengan baik, maka kamu bisa membaca buku yang berjudul The Psychology of Money karya Morgan Housel. Dari judulnya saja sudah bisa tergambarkan kalau kondisi keuangan seseorang sangat dipengaruhi dengan psikologi atau pola pikir seseorang. Ketika membaca buku ini semua rasa penasaran yang kamu miliki terhadap bagaimana cara seseorang harus mengelola duit sebagaimana mestinya. Buku ini terdiri dari 262 halaman yang di mana setiap halamannya sangat ringkas dan mudah dipahami.

Dari 262 halaman itu, Morgan Housel sebagai penulis buku The Psychology of Money membuat 19 cerita pendek. Setiap cerita pendek yang ada di dalam buku ini selalu berkaitan dengan duit dengan manusia. Selain itu, penulis membuat cerita pendek dengan menggunakan sudut pandang perilaku manusia, sehingga setelah selesai membaca buku ini, pembaca akan menemukan sudut pandang baru dalam menyikapi duit yang dimiliki.

Selain itu, buku ini sudah termasuk buku best seller internasional, bahkan termasuk ke dalam 10 buku terlaris di Amerika Serikat versi Amazon. Dikarenakan buku yang sudah best seller internasional ini, maka buku dengan judul The Psychology of Money karya Morgan Housel sudah diterjemahkan ke dalam 26 bahasa termasuk bahasa Indonesia.

Melalui buku ini, Morgan Housel ingin sekali menyampaikan bahwa pada dasarnya perilaku seseorang terhadap duit yang dimiliki sangat memengaruhi kondisi keuangan daripada pengetahuan tentang keuangan yang dimiliki oleh seseorang. Dengan kata lain, seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan finansial tak menjamin mampu mengelola kondisi keuangan selama perilakunya gaya hidupnya sangat boros.

Lebih uniknya lagi, 19 cerita pendek yang ada di dalam buku ini merupakan kisah nyata dari dua orang yang memiliki latar belakang yang berbeda. Kedua orang itu bernama Ronald James Read dan Richard Fuscone. Ronald James Read merupakan seseorang yang berprofesi sebagai petugas kebersihan pom bensin Amerika Serikat. Sementara itu, Richard Fuscone adalah seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan ekonomi, ia merupakan lulusan Universitas Harvard dan berprofesi sebagai eksekutif di perusahaan manajemen investasi Merril Lynch.

Ronald yang tidak memiliki latar Pendidikan ekonomi dan penghasilannya tidak sebanyak Richard ternyata lebih mampu mengelola keuangan yang dimiliki, mengapa begitu? Hal ini dikarenakan Ronald memiliki perilaku dan gaya hidup yang sederhana serta ia selalu rajin untuk menyisihkan uang yang dimilikinya untuk masa depan atau bisa dibilang Ronald rajin menabung.

Bahkan, hingga akhir hanyatnya Ronald James Read mampu memiliki uang 8 juta USD yang jika dirupiahkan menjadi 114,6 Miliar Rupiah. Semua uang itu bisa terkumpul dengan banyak karena Ronald sangat rajin menabung. Tidak sampai situ saja, ia memberikan sebagian uang tabungannya untuk disumbangkan ke perpustakaan dan rumah sakit. Perilaku seperti itulah yang akan membuat seseorang mampu mengelola kondisi keuangan dengan bijak.

Sementara itu, lain halnya dengan Richard Fuscone yang tidak mampu mengelola keuangan dengan baik, mengapa begitu? Karena ia memiliki perilaku dan gaya hidup yang sangat boros, sehingga ia tidak bisa menyimpan uangnya untuk masa depan. Meskipun ia memiliki latar belakang pendidikan ekonomi dan berprofesi sebagai eksekutif di perusahaan investasi manajemen, tetapi gaya hidupnya yang boros membuat dirinya harus beberapa menghutang. Selain itu, pada krisis ekonomi pada tahun 2008, ia harus menyatakan bahwa dirinya mengalami kebangkrutan.

Melihat kasus Richard Fuscone, kita jadi mengetahui bahwa latar belakang pendidikan dan profesi yang cukup ideal tidak bisa menjamin kesejahteraan hidup. Bahkan, dari kasus Richard ini, pembaca akan menyadari bahwa penting sekali untuk memiliki gaya hidup yang sederhana dan menabung untuk masa depan.

Ketika membaca buku The Psychology of Money, pembaca bukan hanya mengetahui cara mengelola keuangan harus memiliki latar pendidikan ekonomi, tetapi pembaca akan mengetahui bahwa seseorang sering membandingkan kekayaan diri sendiri dengan orang lain. Morgan Housel sebagai penulis dari buku The Psychology of Money ingin menyampaikan bahwa setiap orang pasti akan selalu ingin mengejar kekayaan dan akan berhenti setelah dirinya merasa cukup.

Namun, hal yang perlu digarisbawahi ketika seseorang mengejar kekayaan adalah ia akan kehilangan banyak sekali hal, mulai dari kebebasan, keluarga, teman, dan lain-lain. Oleh sebab itu, supaya seseorang tidak begitu banyak kehilangan ketika mengejar kekayaan, makai a harus mengetahui kapan harus berhenti dan kapan harus mengejar kekayaan.

Morgan Housel memberikan penjelasan tentang kondisi keuangan dibagi menjadi dua dasar, yaitu wealth dan rich. Kondisi keuangan itu memiliki makna yang sama yaitu kaya. Morgan Housel menyatakan bahwa wealth adalah suatu kekayaan yang berbentuk simpanan, sehingga tidak selamanya terlihat oleh banyak orang. Sedangkan, rich adalah suatu kekayaan yang bentuknya dapat dilihat oleh banyak orang, seperti mobil mewah, rumah mewah, gadget terbaru, dan lain-lain. Maka dari itu, bisa dikatakan bahwa seseorang yang kekayaannya terlihat atau rich bisa saja mempunyai banyak hutang. Begitu jya sebaliknya, seseorang yang sederhana bisa saya ia kaya karena memiliki banyak simpanan uang atau wealth.

Pada bagian akhir cerita pendek yang ada di dalam buku The Psychology of Money, Morgan Housel ingin memberi saran kepada pembaca kalau kekayaan yang sudah dimiliki, sebaiknya dipertahankan. Mempertahankan kekayaan merupakan suatu hal yang sangat perlu untuk dilakukan agar kekayaan yang dimiliki tidak hilang begitu saja.

Kelebihan Buku The Psychology of Money

Buku yang memiliki banyak sekali manfaatnya ini mempunyai beberapa kelebihan yang akan membuat kamu tertarik, di antaranya:

1. Pesan dan Makna yang Mudah Dipahami

Siapa yang tidak senang ketika membaca sebuah buku, kemudian makna dan pesan yang disampaikan oleh penulis bisa diterima. Buku The Psychology of Money karya Morgan Housel menggunakan bahasa yang mudah dipahami walaupun buku tentang kekayaan dan keuangan ini buku terjemahan. Ketika kamu membaca buku ini apalagi saat waktu luang, setiap makna dan pesan yang berkaitan dengan keuangan dan kekayaan akan wawasan kamu  bertambah.

Setelah pesan dan makna sudah dipahami, maka kamu bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, kamu bisa mulai sadar bahwa perilaku dan gaya hidup akan memengaruhi kekayaan yang dimilikinya, sehingga sebagai manusia harus bisa mengontrol diri agar kekayaan bisa dipertahankan dan tidak cepat habis.

2. Bisa Dibaca Oleh Usia Berapa Saja

Meskipun buku The Psychology of Money membahas kekayaan dan keuangan, tetapi buku ini bisa dibaca oleh siapa saja. Hal ini dikarenakan penulis ingin memberikan informasi tak harus orang dewasa saja yang harus mengerti dan memahami tentang kekayaan serta keuangan bagi anak remaja juga perlu mengetahuinya. Dengan kata lain, buku yang ditulis oleh Morgan Housel bisa dibaca oleh generasi millennial, generasi Y, hingga generasi Z.

Semakin cepat kamu membaca buku ini, maka ilmu tentang mengelola keuangan akan semakin cepat diterima dan diterapkan. Terlebih lagi, penulis juga ingin menyampaikan kalau sebaiknya kita hidup dengan kekayaan wealth atau kekayaan yang tak perlu diperlihatkan oleh banyak orang.

3. Cerita Pendek Diambil dari Kisah Nyata

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya kalau cerita pendek yang ada di dalam buku The Psychology of Money ini merupakan kisah nyata, sehingga sudut pandang yang digunakan langsung dari manusia. Oleh sebab itu, ketika membaca buku ini, kamu akan seperti merasakan peristiwa yang ada di dalam cerita. Apalagi, ketika kamu terus membacanya hingga bagian akhir, maka bukan hanya merasakan jalannya cerita, tetapi kamu akan mendapatkan saran-saran dari penulis.

Cerita pendek yang berasal dari kisah nyata membuat pembaca dapat menggambarkan bagaimana caranya agar bisa mengelola keuangan dengan bijak. Selain itu, pembaca akan mudah memahami bagian-bagian penting yang disampaikan oleh Morgan Housel cerita pendek dari kisah nyata.

4. Terdapat Beberapa Sindiran 

Kelebihan lainnya dari buku The Psychology of Money karya Morgan Housel selanjutnya adalah ada beberapa kalimat sindiran. Kalimat sindiran itu membangun suasana cerita, sehingga pembaca tidak akan mudah bosan. Tidak hanya itu, pembaca akan dibuat bertanya-tanya “apakah semua orang seperti itu?” pertanyaan seperti itu akan muncul apalagi kalau kamu membacanya sampai habis.

Demikian, beberapa kelebihan dari buku The Psychology of Money yang ditulis oleh Morgan Housel. Supaya kamu bisa menemukan lebih banyak dari buku ini, maka segera beli bukunya dan kamu akan merasakan manfaat yang luar biasa terutama dalam mengelola keuangan.

Kekurangan Buku The Psychology of Money

Buku yang ditulis oleh Morgan Housel berisi banyak sekali tentang cara-cara untuk mengelola keuangan dengan baik. Namun, setiap cara atau saran yang ada di dalam buku ini tak semuanya bisa diterapkan dengan mudah. Bahkan, ada juga cara yang sulit untuk diterapkan. Hal ini dikarenakan kondisi keuangan dan perjalanan hidup seseorang selalu berubah-ubah.

Meskipun ada beberapa cara yang sulit untuk diterapkan, bukan berarti cara-cara lainnya juga sulit untuk diterapkan. Maka dari itu, ketika membaca buku ini, kamu bisa menentukan cara mengelola uang yang benar-benar bisa diterapkan untuk diri sendiri dan cara mengelola uang yang sulit untuk diterapkan.

Kekurangan dari buku The Psychology of Money tidak akan membuat buku ini menjadi kehilangan pesan dan makna yang diberikan oleh penulis. Jadi, tunggu apalagi segera beli buku ini agar kamu bisa menemukan cara-cara yang tepat dalam mengelola keuangan.

Kesimpulan Buku The Psychology of Money

Setiap cerita yang ada pada 19 cerpen ini sangat mudah dipahami, baik itu dari segi bahasa atau dari sudut pandang manusia langsung dalam mengelola keuangan. Oleh karena itu, ketika membaca buku The Psychology of Money karya Morgan Housel, kamu akan menemukan sudut pandang dan wawasan tentang keuangan menjadi lebih luas dan sadar bahwa mengelola keuangan itu sangat penting karena memiliki banyak sekali manfaat. Selain itu, pembaca akan mudah menerima kalau kehidupan yang dijalani ini akan terus bergerak secara dinamis.

Buku ini juga menyadarkan pembaca kalau uang yang kita miliki ini bisa membuat kesengsaraan dan kesejahteraan. Kedua pilihan itu, sangat bergantung terhadap perilaku dan gaya hidup kita. Seseorang yang memiliki kekayaan dan uang yang cukup banyak terkadang bisa membuat stress, sehingga kurang bisa menikmati kekayaan yang dimiliki dengan maksimal.

Buku The Psychology of Money yang sudah menjadi best seller internasional ini sangat bisa dibaca oleh siapa saja, mulai dari usia remaja hingga orang dewasa yang masih bingung mengelola keuangan. Setelah membaca buku ini, kamu akan mulai menerapkan beberapa saran dari buku ini dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kamu bisa mengelola keuangan dengan bijak dan bisa menjalani kehidupan yang sejahtera dan bahagia.

Penulis: Restu Nasik Kamaluddin

Written by Nasik K

Perkenalkan saya Nasik seorang freelance writer dan sudah menghasilkan banyak tulisan. Tema yang saya suka pun cukup beragam, salah satunya adalah zodiak. Selain zodiak, saya juga senang menulis seputar trivia.

Kontak media sosial Linkedin saya Restu