in

Review Buku How to Respect Myself: Panduan Menghargai Diri Sendiri

Review Buku How to Respect Myself: Panduan Menghargai Diri Sendiri – Dalam hidup yang kita jalani, seringkali kita merasakan berbagai emosi negatif. Sebab, memang begitu sifat alami kehidupan manusia. Hidup tidak hanya menawarkan kebahagiaan, tetapi juga kesulitan, kesedihan, kekecewaan, dan lain sebagainya.Kita yang menjalani hidup tersebut terkadang menjadi tertekan atas semua yang kita alami. Marah, tidak nyaman, tidak bisa mengendalikan emosi dan pikiran, dan lain-lain.

Kita dapat melewati masa-masa sulit tersebut jika kita dalam mengendalikan diri. Pengendalian diri dapat kita lakukan jika kita mengenal dan menghargai diri kita sendiri. Bagaimana reaksimu dalam menghadapi masa sulit? Sudahkah kamu menghargai dan mencintai dirimu sendiri? Jika belum, buku ini dapat menjadi solusi atas masalah tersebut.

How to Respect Myself merupakan buku yang ditulis oleh Yoon Hong Gyun, seorang dokter spesialis kejiwaan asal Korea Selatan. Buku ini berhasil meraih kesuksesan dengan terjual lebih dari 1 juta eksemplar di Korea Selatan dan menjadi buku penjualan terbaik nomor satu di Korea Selatan. Buku ini memuat penjelasan tentang cara untuk mengenal diri sendiri, menghargai diri sendiri, dan juga mencintai diri sendiri.

Yoon Hong Gyun menuliskan buku ini dengan latar belakang pengalaman pribadinya menangani para pasiennya. Terdapat banyak pasiennya yang memiliki keluhan tidak percaya diri, insecure, dan semacamnya. Ada juga beberapa pengalaman yang Yoon Hong Gyun alami sendiri ketika sedang dalam proses menjadi seorang dokter.

Melalui buku ini, Yoon Hong Gyun ingin membagikan pemikiran dan pengalamannya kepada orang lain yang memiliki masalah yang berkaitan dengan diri sendiri. Buku How to Respect Myself memiliki total 342 halaman yang dibagi menjadi 7 bagian atau bab.

Bagian pertama akan membahas mengenai cara menangani kesalahpahaman dan prasangka terhadap harga diri, serta mengajak para pembaca untuk dapat menyadari betapa pentingnya kepercayaan diri dalam kehidupan. Bagian kedua dan ketiga akan memaparkan cara menangani hubungan percintaan yang romantis, relasi, dan perpisahan, yang umumnya dapat menurunkan kepercayaan diri anda.

Bagian keempat dan kelima adalah sebuah panduan untuk menangani emosi yang ada di dalam diri. Bagian ini akan menyertakan sejumlah tips dan trik dalam menangani berbagai perasaan rendah diri, seperti membenci diri sendiri, depresi, dan cemas. Bagian keenam dan ketujuh berisi paparan berbagai tips yang praktis, spesifik, dan efektif untuk dapat meningkatkan kepercayaan diri.

Dalam setiap babnya, terdapat beberapa sub-bab lagi yang dituliskan Yoon Hong Gyun untuk memaparkan klasifikasi yang lebih detail, yang merupakan sejumlah aspek penting yang membentuk topik dari bab tersebut. Pada setiap akhir tiap bab, Yoon Hong Gyun menyuguhkan beberapa pertanyaan yang bertujuan untuk mendorong para pembaca untuk introspeksi dirinya sendiri.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Ada juga beberapa latihan yang dilakukan secara fisik, seperti menulis jurnal atau catatan, dan lain sebagainya. Dalam buku How to Respect Myself ini, setidaknya terdapat sejumlah 24 latihan yang ditujukan untuk meningkatkan kepercayaan diri.

Setelah membaca buku How to Respect Myself ini, diharapkan anda dapat memiliki sudut pandang yang baru, agar dapat memandang hidup secara berbeda dari sebelumnya. Diharapkan juga para pembaca dapat mulai untuk mencintai diri sendiri dengan apa adanya, termasuk ketidaksempurnaan yang ada pada diri anda. Semoga tidak ada lagi kebimbangan dalam diri anda ketika mengambil keputusan atas segala hal, serta tidak terpengaruh oleh pendapat atau penilaian orang lain.

Sinopsis Buku How to Respect Myself

Mengapa harga diri merupakan hal yang penting? Mengapa kita harus menghargai diri kita sendiri?

Harga diri atau self-esteem merupakan pandangan atau penilaian individu terhadap dirinya sendiri. Dalam harga diri seseorang, terdapat 3 pilar dasar. Pilar pertama adalah kebermanfaatan diri, yakni seberapa besar kita merasa bermanfaat. Sayangnya, dalam kehidupan masyarakat umum, kebermanfaatan diri seringkali dikaitkan dengan materi.

Pilar kedua adalah kontrol diri, pilar ini berarti diri kita berani untuk melakukan segala hal yang kita inginkan. Pilar ketiga adalah rasa aman, pilar ini menjadi dasar dari harga diri. Seseorang dapat merasa aman dan nyaman, meskipun tidak memiliki pekerjaan dengan gaji yang tinggi, atau harta benda yang melimpah.

Harga diri menjadi kadar cinta yang kita berikan kepada diri kita sendiri, seberapa senang kita terhadap diri kita sendiri. Terkadang dalam proses menumbuhkan harga diri, seseorang membutuhkan pengakuan atau apresiasi dari orang lain.

Namun, ketika kita semakin mencari pengakuan dari orang lain, hasilnya malah nihil. Pengakuan itu tak kunjung datang, karena kita tidak dapat mengontrol pikiran dan perbuatan orang lain. Pada akhirnya, semakin banyak orang yang hidup dengan memakai topeng.

Kemudian, kita seringkali mempertanyakan diri sendiri.

“Apa kelebihanku? Aku hebatnya di bidang apa ya?”

“Sepertinya aku tak tahu aku hebatnya di mana. Mungkin aku tak punya kelebihan.”

Pertanyaan ini timbul dari melihat dan mendengar apa yang dikatakan atau dilakukan orang lain. Kegelisahan ini timbul akibat membandingkan diri dengan orang lain. Kita menjadi kesulitan untuk mengakui nilai yang dimiliki diri kita sendiri

Hal penting yang perlu ditanamkan adalah diri kita sendiri harus menjaga harga diri. Kita terlalu sibuk untuk mendapatkan validasi atau pengakuan dari orang lain, dan lupa untuk fokus kepada proses yang telah kita dilalui. Fokus pada proses berarti fokus pada apa yang akan kita lakukan pada saat ini.

Seseorang yang memiliki harga diri yang rendah akan kesulitan dalam mengambil keputusan, walaupun keputusan tersebut hanya untuk hal yang kecil. Salah satu penyebab sulitnya mengambil keputusan adalah karena ia tidak percaya kepada dirinya sendiri.

Hal itu kemudian menyebabkan kita selalu mencari orang lain untuk membantu kita. Perlu kita ketahui dan ingat, ada satu orang di dunia ini yang akan selalu ada kapan pun dan dimana pun diri kita membutuhkannya. Orang itu adalah diri kita sendiri. Ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk meraih kebahagiaan, tetapi kebahagiaan yang sejati hanya berasal dari diri sendiri.

Harga diri berkaitan erat dengan emosi. Namun, hanya ada sebagian kecil orang yang dapat mengetahui bagaimana cara untuk mengelola dan mengungkapkan perasaan yang ada dalam diri mereka. Salah satu langkah kecil untuk mengungkapkan emosi adalah dengan menyadari proses lahirnya emosi.

Dalam mengelola emosi, kita perlu mengetahui solusi untuk mengatasinya. Solusi tersebut bisa kita dapatkan dari mengidentifikasi emosi dan mencatatnya, serta menguraikannya.

Terdapat 4 hal dalam yang perlu dijelaskan menguraikan emosi, yakni penjelasan tentang peristiwa, pikiran, perasaan, dan perbuatan. Dengan menguraikan 4 hal ini, kita dapat mengidentifikasi penyebab kita merasakan emosi tersebut.

Kemudian, kita dapat menerima emosi yang sedang kita rasakan. Seseorang yang memiliki harga diri yang rendah akan terus memiliki pikiran negatif dan pesimis terhadap apa yang akan dilakukannya. Sebaliknya, seorang dengan harga diri yang tinggi dapat memutuskan apa hal yang sebaiknya dilakukan setelah menemukan penyebab yang dicarinya.

Ada dua hal yang tidak dapat diubah di dunia ini, yaitu masa lalu dan orang lain. Masa lalu secara mutlak tidak dapat diubah dan tidak dapat dihapus. Maka itu, jika kita memiliki luka akibat orang lain dan masa lalu, satu-satunya hal yang dapat kita lakukan untuk mengobati luka itu adalah dengan berdamai dengan kedua hal tersebut.

Jika kita sudah melakukannya, mata dan pikiran kita akan dapat terbuka dengan jelas untuk memahami bahwa semua hal yang menyakitkan itu sudah berlalu. Kemudian, akhirnya kita dapat sadar dan fokus terhadap apa yang terjadi pada saat ini.

Kelebihan Buku How to Respect Myself

Yoon Hong Gyun menuliskan buku How to Respect Myself ini dengan gaya bahasa yang halus, yang dituliskan sedemikian rupa, sehingga tidak menghakimi para pembacanya, meskipun membahas hal-hal sensitif yang bersifat personal. Yoon Hong Gyun melalui tulisannya dapat membuat para pembaca merasa dimengerti dan dipahami.

Dalam buku How to Respect Myself ini, Yoon Hong Gyun mengaitkan permasalahan yang dibahasnya dengan kejadian dan perubahan yang nyata terjadi di dunia. Hal ini kemudian dapat membuat para pembacanya merasa relate dengan hal-hal yang dipaparkannya, dan dapat lebih memahami penjelasan yang ada secara lebih dalam.

Buku How to Respect Myself ini dapat menjadi penolong bagi kalian yang merasa kecewa, sedih, marah, bingung, dan lain sebagainya, yang kalian rasakan terhadap diri sendiri dan orang lain. Sebab, buku ini dapat menuntun, memberi titik terang, dan mengingatkan diri anda untuk dapat memahami segala hal yang terjadi, yang dimulai dari diri anda sendiri.

Buku Buku How to Respect Myself ini tidak hanya sekedar buku bacaan saja, tetapi Yoon Hong Gyun menuliskan buku ini dalam bentuk lembar kerja yang memuat latihan untuk pikiran berupa sejumlah pertanyaan untuk introspeksi diri, dan juga latihan yang dikerjakan secara fisik seperti latihan membuat jurnal atau catatan.

Hal ini menjadikan buku How to Respect Myself ini menjadi bacaan yang seru karena interaktif. Bentuk penulisan ini juga membuat para pembacanya terdorong untuk langsung mulai menerapkan apa yang telah dipelajarinya setelah membaca buku ini. Hal itu kemudian diharapkan dapat menciptakan perubahan nyata dalam hidup para pembacanya.

Kekurangan Buku How to Respect Myself

Oleh karena buku How to Respect Myself ini ditulis dalam bentuk lembar kerja yang interaktif, buku ini mengandung banyak hal yang perlu dimengerti dan dipahami. Hal ini membuat buku ini tidak dapat dibaca dalam waktu yang singkat. Jadi, buku ini tidak cocok untuk dibaca oleh kalian yang mengharapkan untuk membaca buku secara singkat dalam sekali duduk.

Terdapat beberapa hal di dalam buku How to Respect Myself ini yang dinilai kurang practical oleh sebagian orang. Sebab, hal-hal tersebut dinilai tidak mudah untuk dilakukan, dan menjadi seperti harapan yang kosong karena kesulitannya tersebut.

Dikarenakan buku How to Respect Myself dibagi menjadi beberapa bab, dan kemudian dibagi lagi menjadi beberapa sub-bab, terdapat beberapa penjelasan yang kurang mendalam. Hal ini mungkin disebabkan oleh terbatasnya tiap bagian. Namun, hal ini membuat kesan menggantung, karena penjelasannya kurang menyeluruh.

Pesan Moral dan Kesimpulan

“Setiap orang yang berfokus pada proses akan bisa fokus pada “aku pada saat ini”. Meskipun hasilnya nanti kurang baik, hanya ada sedikit perasaan negatif yang dirasakan, karena mereka telah melakukan yang terbaik semampu dirinya, setiap harinya. Jikalau itu pun tidak lulus ujian, akan tersisa rasa puas, karena telah melalui proses yang luar biasa. Harga diri merupakan jawaban atas seberapa senang kita dengan diri kita sendiri”.

Kutipan ini ingin mengingatkan kita untuk senantiasa berfokus kepada proses yang kita alami. Kita terkadang lupa untuk fokus kepada proses dan terlalu fokus kepada tujuan yang telah kita tetapkan. Hal ini membuat kita tidak menghargai diri kita sendiri, karena dalam mencapai sebuah tujuan pun, hal yang paling penting adalah proses yang kita lalui.

Jika kita hanya fokus kepada tujuan, dan hasilnya menunjukkan kita gagal atau kurang baik, kita pasti akan kecewa berat, marah, dan mungkin menyalahkan diri kita sendiri. Sebaliknya, jika kita fokus kepada proses, meskipun hasilnya buruk dan kurang memuaskan, kita tetap mampu menghargai diri sendiri, karena kita tahu bahwa diri kita sudah berjuang semampu kita.

Dari situ kita kemudian akan belajar untuk menganggap kegagalan itu sebagai proses selanjutnya, di mana kita mendapat pelajaran dari kegagalan tersebut. Hasilnya, kita akan lebih bahagia dan tidak dipengaruhi oleh hal-hal yang tidak bisa kita kontrol.

“Seiring dengan begitu banyaknya sumber informasi, identitas diri kita semakin sering dibanding-bandingkan. Pemikiran, proses hidup, pandangan, dan pencapaian kita seolah-olah menjadi objek perbandingan. Mungkin itu lah sebabnya orang yang menjalani hidupnya dengan baik pun menyimpan pertanyaan ini di dalam lubuk hatinya, ‘Apa benar aku sudah menjalani hidupku dengan baik?”

Kutipan ini ingin menyadarkan kita bahwa masalah yang kita hadapi tidak jarang bermula dari pola pikir kita sendiri. Kita seringkali membandingkan segala aspek yang ada dalam diri kita dengan segala aspek yang dimiliki orang lain. Seringkali pola pikir kita menanamkan bahwa hidup adalah kompetisi.

Seringkali kita membuat acuan kesuksesan diri berdasarkan tingkat kesuksesan orang lain. Hal itu menjadi sangat ironis, karena sebetulnya kita mengetahui juga bahwa setiap orang memiliki kapasitasnya masing-masing, jalan hidupnya sendiri, tujuan yang berbeda-beda, dan proses hidup yang berbeda. Maka itu, berhenti untuk membandingkan dirimu dengan orang lain.

“Kita bisa berbahagia tanpa perhatian orang lain.”

Kutipan yang singkat ini menjadi pengingat bagi kita, bahwa kebahagiaan sejati hanya datang dari diri kita sendiri, dari pola pikir yang kita miliki. Sebab, tidak peduli seberapa kaya, seberapa sukses, atau seberapa hebat diri kita, jika kita tidak memiliki harga diri yang tinggi dan tidak pernah puas atas apa yang kita miliki, maka semua hal itu akan menjadi sia-sia.

Kita juga tidak membutuhkan penghargaan dan validasi dari orang lain untuk dapat mengetahui bahwa diri kita berharga. Sebab, pada akhirnya hanya diri kita sendiri lah yang tahu seberapa berat proses yang kita alami. Maka itu, lihatlah dirimu saat ini, sadari bahwa dirimu adalah orang yang hebat, dengan bukti nyata bahwa kamu bisa bertahan hingga saat ini.

Bagi kalian yang sedang mencari jati diri atau sering menghadapi berbagai masalah seperti kurang percaya diri, minder, dan insecure, kalian cocok untuk membaca buku ini. Buku How to Respect Myself karya Yoon Hong Gyun ini bisa kalian dapatkan di www.gramedia.com.

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy