in

Review Buku Nunchi Seni Membaca Pikiran Orang Lain

Review Buku Nunchi Seni Membaca Pikiran Orang Lain – Apakah Grameds merasa sulit peka dengan seseorang? Hal tersebut mungkin akan menghambat hubungan sosial dengan orang lain. Itulah sebabnya kamu perlu tahu bagaimana seni memahami seseorang agar bisa meningkatkan kualitas diri di lingkungan sekitar. Hal tersebut adalah masalah kebiasaan, sehingga masih bisa diubah dan pelajari. Euny Hong, penulis asal korea mencoba menuliskan seni tersebut dalam bukunya yang berjudul Nunchi: Seni Membaca Pikiran dan Perasaan Orang Lain, Rahasia Hidup Bahagia dan Sukses Dari Korea.

Istilah Nunchi dalam bahasa korea bisa diartikan sebagai indra ke enam orang korea ini mungkin saja juga dimiliki oleh orang-orang Indonesia. Apakah Grameds penasaran tentang apa itu Nunchi dalam buku ini? Berikut ini review buku Nunchi: Seni Membaca Pikiran Orang Lain yang merupakan rekomendasi buku pengembangan diri terbaik:

Informasi Buku

Review Buku Nunchi Seni Membaca Pikiran Orang Lain

  • Judul Buku : Nunchi: Seni Membaca Pikiran dan Perasaan Orang Lain, Rahasia Hidup Bahagia dan Sukses Dari Korea
  • Pengarang : Euny Hong
  • Tahun Terbit : Juni 2020
  • Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
  • Jumlah Halaman : 268
  • Kategori : Pengembangan Diri

Istilah Nunchi bisa diartikan sebagai Indra keenam Orang Korea untuk membaca situasi dan memahami apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh orang lain. Nunchi ini telah dipraktikkan selama lebih dari 5.000 tahun dan diyakini telah melambungkan Negara Korea dari salah satu negara termiskin menjadi salah satu negara paling maju Dunia saat ini.

Orang tua di Korea percaya bahwa pengajaran Nunchi pada anak-anak mereka sama pentingnya dengan mengajar anak-anak mereka untuk menyeberang jalan dengan aman. Nunchi adalah bentuk kecerdasan emosional yang dapat dipelajari. Yang kita butuhkan hanyalah mata dan telinga untuk memperhatikan orang lain, jangan hanya banyak bicara. Buku ini akan menunjukkan pada pembaca tentang pembahasaan Nunchi secara lengkap.

Review Buku Nunchi Seni Membaca Pikiran Orang Lain

Review Buku Nunchi Seni Membaca Pikiran Orang Lain

Nunchi adalah seni dengan membaca pikiran dan perasaan orang lain. Tujuan dari Nunchi sehingga hubungan dengan orang lain berjalan dengan baik. Dalam buku ini, ia juga menjelaskan bahwa Nunchi adalah seni artistik untuk menilai pikiran dan perasaan orang lain untuk menciptakan harmoni, kepercayaan dan kedekatan. Dengan kata lain, Nunchi seperti kecerdasan emosional yang sangat sensitif. Hal ini juga dapat dapat memahami semua informasi dari orang lain untuk berbicara, bahkan ruang membaca.

Ternyata Nunchi adalah kompetensi dianggap penting oleh orang Korea. Bahkan Nunchi disebut-sebut sebagai keterampilan menilik pandang yang sudah membudaya di sana. Orang tua di Korea selalu mengajarkan tentang Nunchi untuk anak-anak sejak kecil. Karena mereka berpikir bahwa mereka memiliki Nunchi yang baik mampu memberikan keberhasilan dan membuat kehidupan yang lebih baik. Apalagi orang Asia seperti Korea sangat redaman nilai tinggi budaya.

Buku tentang Nunchi yang merupakan seni dalam membaca pikiran dan juga perasaan orang lain di sekitar ini harapannya bisa membantu kita untuk lebih peka terhadap orang lain dan juga keadaan di sekitar kita. Nunchi itu sendiri merupakan rahasia hidup bahagia dan sukses ala Korea yang diyakini telah mengubah kehidupan banyak orang, termasuk kemajuan budaya Korea saat ini di seluruh dunia. Grameds mungkin bertanya, bagaimana bisa negara Korea bisa mengalami kemajuan pesat seperti sekarang, yang dulu ternyata adalah negara miskin.

Ternyata Korea bisa mencairkan dan memasukkan budayanya untuk menyebarkan ke negara-negara lain dan itu bisa dilakukan jika kita bisa berhubungan baik dengan orang dan pihak lain. Hal ini berkaitan dengan bagaimana seni memahami keadaan orang dan situasi orang untuk kemudian memberikan sebuah pesan. Dalam praktiknya, Nunchi juga dianggap sebagai salah satu bentuk kecerdasan emosional yang konon katanya di buku ini juga itu lebih tinggi daripada empati.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Pembahasan itulah yang membuat buku ini sangat menarik untuk dibaca. Mulai dari apa itu Nunchi, apa saja hambatan dalam mencapai Nunchi tersebut dan alasan kenapa itu perlu diperhatikan dalam kehidupan kita. Buku ini bahkan juga memaparkan bagaimana penerapan Nunchi dalam kehidupan kita sehari-hari ketika beraktivitas, seperti menghadapi pasangan, keluarga, bekerja dan lainnya.

Secara garis besar, ada 4 poin yang dari buku ini. Pertama adalah penjelasan tentang apa itu Nunchi, kedua adalah penghambat Nunchii itu apa saja yang membuat hal tersebut tidak bisa dipraktekan. Ketiga, bagian tentang penjelasan dua mata, dua telinga, satu mulut dan keempat adalah hubungan filosofi tersebut dengan prakteknya di masyarakat. Buku ini mengantarkan pembaca untuk belajar sebuah seni untuk menilai seseorang dalam menciptakan keserasian dan kepercayaan mereka di lingkungan masyarakat.

Dalam praktiknya, kepercayaan dan kedekatan dari orang lain tersebut akan membantu kita untuk memilih pasangan yang tepat, memahami bagaimana caranya kita bisa bersinar di tempat kerja. Buku ini akan membahas tentang hal itu, bahkan memberi kita pemahaman dari orang-orang yang berniat buruk dengan diri kita. Secara umum, Nunchi itu adalah bagaimana kita memahami peran kita di setiap situasi dan juga ruangan. Ketika kita berada di sebuah ruangan yang canggung, maka kita memiliki inisiatif yang tepat untuk mencairkan suasana.

Artinya memahami kondisi, tidak asal bertindak, misalnya tiba-tiba banyak bicara padahal situasinya tidak tepat. Kita mengambil peran positif dan menghindari respon negatif seperti membuat konflik dalam ruangan ataupun keadaan gaduh yang merugikan lainnya. Situasi sosial menuntut kita untuk bisa memahami dan mengamati seseorang. Itu artinya kita perlu mengamati seseorang, seperti apa yang dia rasakan dan apa intensinya dalam situasi tertentu.

Review Buku Nunchi Seni Membaca Pikiran Orang Lain di bagian kedua ini membahas tentang penghambat Nunchi. Jika hal yang membuat kita sukses adalah membangun hubungan dengan lebih peka terhadap orang lain, maka ada hal yang bisa menghambat hal tersebut tidak berjalan lancar atau susah untuk di praktekan. Sebenarnya Setiap orang memiliki potensi Nunchi. Dalam praktiknya, terkadang kita harus memikirkan budaya-budaya yang justru membatasi atau menjadi penghambat mempraktekan Nunchi.

Beberapa di antaranya adalah budaya empati yang lebih berarti daripada pemahaman-pemahaman yang dalam buku ini dijelaskan kurang tepat kalau kita menggunakan empati ini secara berlebihan. Contoh ketika ada pengemis yang kita jumpai, dengan empati yang berlebihan mungkin kita akan memberi apapun kepada pengemis tersebut. Jangan sampai justru orang tersebut memanfaatkan empati karena kita tidak memiliki batasan atas rasa empati tersebut pada orang lain.

Buku ini bisa membantu kita memahami orang yang kita cermati, kita simak lebih dalam, sehingga membuat kita lebih peka dengan situasi dan kondisi. Ungkapan memahami manusia itu sulit, tidak sepenuhnya salah. Jangankan melibatkan orang lain, memutuskan sesuatu untuk diri sendiri saja sudah sulit. Budaya Nunchi menunjukan bahwa terkadang diam itu lebih baik dibandingkan banyak bicara. Diam yang dimaksud adalah berupaya mengontrol diri dengan mengenali situasi dan kondisi, memahami seseorang, dan memutuskan tindakan yang tepat.

Bentuk Individualisme jadi hambatan Nunchi yang memilih untuk tidak menjunjung nilai kebersamaan. Seperti sekarang banyak orang yang menganggap bahwa individualisme adalah hak asasi manusia dimana setiap orang punya hak untuk sendiri, hidup individual dan menikmati prosesnya. Seperti sibuk sendiri dengan gadget, menarik diri dari masyarakat, dan sebagainya. Individualisme lingkungan itu membuat kita seakan akan berusaha untuk menjadi individu saja, padahal kebersamaan itu lebih penting.

Kebersamaan ini membuat kita masuk di sebuah keadaan dan kemudian kita itu fokus bukan pada diri kita sendiri, melainkan juga fokus pada orang-orang di sekitar kita. Jangan hanya memikirkan individual saja. JIka kita fokus pada kebersamaan, harapannya kita bisa lebih peka papa kebutuhan diri sendiri dan juga melihat apa kebutuhan orang lain di sekitar kita. Di bagian ketiga, buku ini membahas filosofi tentang dua mata dua telinga dan satu mulut.

Jika mendengar istilah ini, Grameds pasti sudah bisa membayangkan bagaimana konsep itu bekerja dalam kehidupan seseorang. Kita memiliki dua telinga dan dua mata untuk lebih peka melihat dan mendengarkan. Sedangkan satu mulut artinya kita berbicara, tapi harapannya tidak sedikit mendengarkan dan tidak sedikit melihat saja. Filosofi tersebut membahas tentang fenomena kebiasaan anak-anak di Korea untuk berkomunikasi.

Orang tuaku mengajari mereka tentang pentingnya mendengarkan dan memperhatikan. Upaya itu untuk memutuskan hal apa yang harus dilakukan dari hal yang dilakukan orang lain. Dalam hal ini, berbicara tentu merupakan hal penting, seseorang perlu memperhatikan dan melihat dengan baik, apa yang orang lain. Kebiasaan ini perlu diajarkan sejak dini, yakni dibentuk sekitar usia 3 tahun, dimana kebiasaan baik ini bisa jadi akan mengangkat dan terus terbawa sampai usia 80 tahun seseorang.

Review Buku Nunchi Seni Membaca Pikiran Orang Lain

Sebagai orang yang masih awam tentang Nunchi, Kamu mungkin bertanya apakah hanya orang Korea yang memiliki Nunchi? Lalu bagaimana dengan kita yang juga ingin meningkatkan kualitas hubungan dalam kehidupan seperti orang Korea?

Dalam buku ini, disebutkan, jika Nunchi bisa dipelajari oleh semua orang. Namun bukan berarti belajar Nunchi itu mudah, melainkan ada juga aturannya. Aturan Nunchi menurut Eny Hong dalam buku ini adalah seperti berikut ini:

1. Mengosongkan Pikiran

Mengosongkan pikiran, diharapkan kita bisa menjalin lebih jeli ketika berada di situasi sosial tertentu. Jika pikiran kita terbagi, mungkin tidak fokus pada interaksi sosial dan kecemasan memprovokasi.

2. Waspadalah Pada Efek Pengamat Nunchi

Pada jenis kedua, kamu harus mengamati tempat dengan Indra. Penggunaan makna adalah cara melibatkan dunia, karena setiap tempat memiliki atmosfer masing-masing (mungkin menginterogasi objek dalam keyakinan tertentu atau agama).

3. Jika Kamu Baru Saja Tiba di Sebuah Ruangan, Ingat Bahwa Setiap Orang Telah Ada Lebih Dulu Daripada Kamu

Katika ini kamu diminta untuk diam dan mengamati situasi apakah tiba terlambat (hanya beberapa detik). Dengan mengamati situasi orang-orang di sana, secara bertahap akan dapat memahami apa yang dibahas tanpa perlu bertanya sana-sini.

4. Jangan Lewatkan Kesempatan untuk Tutup Mulut

Bahkan, jenis keempat adalah sangat mirip dengan poin ketiga, yaitu meminta untuk tutup mulut dan mengamati bahkan jika di benak kita banyak pertanyaan. Tapi dengan keheningan dan observasi, kadang-kadang tanpa sadar pertanyaan dapat dijawab dengan sendirinya.

5. Ada Tata Krama Karena Suatu Alasan

Setiap orang pasti memiliki budaya sendiri serta cara. Pada tipe kelima ini, kita akan belajar untuk dapat beradaptasi sesuai dengan tempat atau orang yang diajak bicara. Istilah lainnya adalah dapat beradaptasi dengan aturan tuan rumah. Sebagai contoh, di luar negeri, kamu juga harus mampu beradaptasi dengan aturan negara tersebut, dan sebagainya.

6. Membaca Apa yang Tersirat

Seperti makhluk sosial, tentu saja, ada begitu banyak jenis jenis manusia. Beberapa sensitif atau hanya pura-pura peka terhadap situasi tertentu. Ada yang bilang terus terang, juga bisa mengatakan dengan beberapa kode. Nah, kali ini mencari bentuk kode yang terlibat yang dinyatakan oleh orang lain adalah salah satu Jenis Aturan Nunchi. Jadi, kamu harus mencerna lebih dalam apa yang orang lain bicarakan. Ini bisa menjadi lawan untuk mengatakan A, tapi intinya adalah E.

7. Jika Kamu Membuat Kesalahan yang Tidak Disengaja, Kadang-kadang Ini Juga Seburuk Kesalahanmu yang Disengaja

Memberikan dukungan positif kepada orang lain adalah perilaku terpuji. Namun bagaimana jika tindakan tersebut justru membuat lawan bicara jadi merasa tersinggung, meskipun sang penutur tidak bermaksud demikian?

Dalam buku ini, Eny Hong mengungkapkan bahwa seseorang yang secara tidak sengaja menyinggung lawan bicaranya, maka sama halnya dengan membuat kesalahan. Karena dia telah membuat lawan bicaranya tidak nyaman.

8. Jadilah Orang Gesit dan Cepat

Review buku Nunchi Seni Membaca Pikiran Orang Lain juga berkaitan dengan kebiasaan orang Korea yang justru tidak pernah mengatakan bahwa mereka memiliki Nunchi yang baik atau kompeten. Tetapi mereka menyebutkan jika mereka memiliki Nunchi yang cepat. Pernyataan itu bukan tanpa alasan, orang Korea menyebut Nunchi sebagai senjata rahasia yang kurang beruntung. Artinya, mereka memiliki perhatian khusus untuk menarik mereka dalam kesulitan.

Review Buku Nunchi Seni Membaca Pikiran Orang Lain

Selain aturan Nunchi, ada juga tipe orang tanpa Nunchi. Eny Hong menyebutkan jenis orang tanpa Nunchi adalah sebagai berikut ini:

  1. Orang yang Tidak Bisa Membaca Ruangan
  2. Penguntit yang Merasa Romantis
  3. Orang yang Tidak Bisa Membaca Hal Tersirat
  4. Orang yang Memamerkan Kaligrafi Cina yang Telah Dibuatnya untuk Konfusius
  5. Orang yang Menganggap Semua Orang Menjual Mahal
  6. Orang yang Menganggap Semua Pujian
  7. Orang yang Membosankan
  8. Orang yang Berkata: “Tapi begitulah cara kita melakukannya jika di tempat asal saya”

Tentang Penulis

Euny Hong adalah penulis sekaligus seorang jurnalis Korea dan Amerika. Euny Hong lahir di New Jersey Amerika Serikat. Pada usianya yang ke-12 tahun, ia bersama keluarganya pindah ke Seoul, Korea Selatan, namun ia tidak tahu bahasa Korea. Dalam waktu satu tahun berada di puncak kelasnya – berkat nunchi-nya, sekarang ia sudah fasih berbahasa Inggris, Korea, Prancis, Jerman – dan nunchi.

Hong juga pernah tinggal di Frankfurt dan Berlin Jerman dan sekarang ia membagi waktunya di New York dan Paris. Euny Hong juga merupakan penulis buku berjudul The Birth of Korean Cool. Lebih tepatnya Hong adalah seorang jurnalis yang telah menulis untuk The New York Times, The Washington Post, The Wall Street Journal, The Boston Globe, dan Financial Times. Seorang ‘ninja nunchi’ ini yang menggambarkan dirinya sendiri.

Nah, itulah penjelasan tentang review buku Nunchi Seni Membaca Pikiran Orang Lain karya Euny Hong. Apakah Grameds tertarik mempelajari Nunchi ala orang Korea? Tepat sekali, sebenarnya memahami orang lain tidak hanya berlaku bagi orang Korea saja. Bahkan setiap orang membutuhkan kemampuan ini. Selain buku Nunchi karya Euny Hong, Grameds bisa mempelajari kemampuan memahami orang lain dari koleksi buku Gramedia yang lain, selamat belajar. #SahabatTanpabatas.

Written by Ananda