in

Review Buku Men are from Mars, Women are from Venus Karya John Gray

Sumber: FWD Passion Story

Review Men are from Mars, Women are from Venus – Perempuan dan laki-laki pada dasarnya memang memiliki perbedaan yang signifikan. Lantas apa jadinya jika dua manusia dengan sifat yang sangat berbeda tersebut disatukan dalam sebuah hubungan? Mengapa perbedaan jenis kelamin saja bisa membuat keduanya sangat bertolak belakang?

Seperti yang kita sadari, bahwa baik laki-laki dan perempuan memiliki kodrat yang sangat berbeda. Perbedaan ini pun kadang terasa semakin besar ketika keduanya menjalin sebuah hubungan. Sifat-sifat dasar perempuan dan laki-laki ini juga dipelajari dengan baik oleh John Gray, seorang konselor hubungan.

Dalam bukunya, Men are from Mars, Women are from Venus mengulas secara detail sifat-sifat dua gender tersebut serta penjelasan mengapa keduanya begitu berbeda namun bisa saling terkait

Buku terbitan tahun 1992 ini merupakan bacaan non-fiksi yang pernah meraih gelar best seller. Di Amerika sendiri buku ini tercatat mendapat penjualan yang fantastis yakni sekitar 15 juta eksemplar.

Review Men are From Mars Women are From Venus

Lebih dari itu, Men are from Mars, Women are from Venus ini juga merupakan buku yang menjadi acuan penulis lain dalam menulis penelitian mereka mengenai tema serupa.

Sehingga bisa dikatakan setelah buku ini rilis, selanjutnya ada banyak lagi orang-orang yang mengembangkan teori metafora miliki John Gray ini ke dalam bentuk seminar, hiburan, podcast dan lain-lain.

Besarnya pengaruh buku ini terhadap karya-karya mendatang yang membuat banyak orang yang terinspirasi dan ikut membahas tentang topik serupa. Di Indonesia sendiri bahkan pernah dirilis sebuah film yang berjudul Mars Met Venus, yang mana menceritakan kisah tentang dua pasangan yang memiliki perbedaan sifat yang begitu jauh berbeda.

Sedikit banyak teori metafora John Gray juga menjadi budaya yang sering dibahas-bahas masyarakat di kemudian hari. Beberapa sumber terpercaya juga menyatakan bahwa buku ini sudah menjadi paradigma populer yang kaitannya dengan masalah hubungan antara laki-laki dan perempuan.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Sebelum membahas lebih dalam mengenai topik yang didiskusikan dalam buku ini, mungkin sebagian dari Grameds masih belum mengenal profil penulis buku fenomenal ini. Simak profil penulis berikut, yuk!

Profil Penulis

John Gray merupakan sosok penulis dibalik buku Men are from Mars, Women are from Venus yang meledak di awal 90-an ini adalah seorang konselor hubungan. Pria kelahiran 28 Desember 1951 ini adalah warga Amerika Serikat, tepatnya di Houston, Texas.

John Gray muda adalah mahasiswa di Universitas Internasional Maharishi dan juga melanjutkan studinya di Universitas Columbia Pasifik. Lahir dengan latar belakang keluarga yang religius Gray tumbuh besar dengan menjunjung tinggi nilai keagamaan dalam setiap perjalanan hidupnya.

Dirinya juga mengaku begitu terinspirasi oleh Santo Yogananda dari india yang sudah dikenalkannya sejak kecil oleh sang ayah. Gray mengenyam pendidikan tinggi dengan fokus dalam Ilmu Kecerdasan Kreatif.

Setelah mengalami perjalanan belajar yang panjang, Gray dewasa mampu meraih gelar PhD namun tidak terakreditasi pad 1982 lalu. Tapi akhirnya Gray yang gigih pun melanjutkan kursus korespondensi dan mendapat gelar doktor dari Governors State University, Illinois.

Seorang John Gray mengawali karir kehidupannya dengan menjadi asisten meditasi Maharishi Mahesh Yogi untuk kurun waktu 9 tahun. Selang waktu inilah Gray juga kerap menulis jurnal dan karya pendek yang sering muncul di beberapa media cetak seperti New York Daily News, San Antonio Express-News dan lainnya.

Karya-karyanya diminati oleh banyak orang, dan Gray mulai menjadi ahli terapis serta bagian dari anggota American Counseling Association dan International of Marriage and Family Counselors.

Buku pertama Gray bisa dikatakan meledak dan sukses hingga banyak tokoh-tokoh dan penulis lain yang menjadikan buku nya sebagai acuan dalam pembahasan yang berhubungan dengan lelaki dan perempuan secara psikologis.

Kemudian pada 1997 Gray dan istrinya mendirikan Institut Mars Venus dan juga sebuah pusat konseling Mars & Venus tempatnya menerapkan teori milikinya. Selain sukses besar dengan buku dan teori metaforanya, Gray terus menerus melakukan pengembangan mulai dari mempromosikan produk suplemen, konsep dan hal lainnya yang menjadi bagian dari bisnis Gray.

Namun tidak sedikit beberapa perjalanan karir dari seorang John Gray juga menuai banyak kritik dan masalah terkait produknya. Seperti dianggap membuat klaim ilegal obat-obatan terkait suplemennya, dan masih banyak lagi.

Akan tetapi terlepas dari itu semua, karya Gray memang sedikit banyak mengubah pandangan dunia tentang hubungan laki-laki dan perempuan, dan hal tersebut juga seringkali menuai berbagai polemik baru karena dianggap bertentangan dengan konsep lain.

Review Men are From Mars Women are From Venus

Tentang Buku Men are from Mars, Women are from Venus

Sinopsis

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, buku karya John Gray ini merupakan sebuah karya non fiksi tentang konsep metafora ekonomi yang dirumuskan oleh penulis dalam membahas hubungan laki-laki dan perempuan secara psikologis.

Pada dasarnya Gray mengibaratkan bahwa keduanya adalah makhluk hidup yang berasal dari dua planet yang berbeda. Laki-laki berasal dari Mars sedangkan perempuan berasal dari Venus. Akan tetapi keduanya bertemu di bumi dan melupakan kenyataan bahwa mereka berbeda.

Sehingga mereka saling berharap bahwa pasangannya mampu memahami diri mereka. Melihat kedua perbandingan planetnya saja kita bisa menyimpulkan seberapa banyak perbedaannya.

Menurut John Gray keduanya terlahir dari dua planet yang berbeda dan membawa kebiasaan atau budaya yang berbeda pula. Secara signifikan banyak sifat yang berbanding terbalik antara laki-laki dan perempuan dalam menangani sejumlah permasalahan.

Berdasarkan bukunya, secara buku ini membahas mengenai tiga poin utama yang menjadi perbedaan mendasar antara dua jenis kelamin tersebut. Berikut ini sejumlah perbedaan antara laki-laki dan perempuan secara pola pikir dan psikologis.

Perbedaan Laki-laki dan Perempuan dalam Menangani Permasalahan

Saat perempuan memiliki masalah maka mereka akan cenderung meluapkan isi pikiran dan perasaannya dengan cara bercerita dengan pasangan. Hal ini maksudnya adalah perempuan hanya ingin didengarkan saja tanpa perlu diberikan solusi.

Akan tetapi yang sering terjadi adalah laki-laki mengira bahwa saat perempuan bercerita artinya mereka membutuhkan solusi. Kemudian mereka akan memberikan sejumlah solusi yang ternyata cenderung membuat si perempuan tidak senang karena dianggap tidak mau mendengarkan.

Sebaliknya saat laki-laki sedang menghadapi masalah mereka akan cenderung menyendiri dan berusaha menyelesaikan masalahnya sendiri. Untuk beberapa situasi hal ini menyebabkan para lelaki menjadi terlalu sibuk dan lupa akan sekitarnya.

Pada situasi ini perempuan akan merasa aneh karena laki-laki tersebut menjadi tidak perhatian. Padahal sebenarnya para laki-laki ini hanya perlu waktu sendiri. Melihat perbedaan keduanya, terlihat jelas bahwa mungkin sebenarnya pemicu sejumlah masalah dalam hubungan adalah ketidaktahuan akan kebutuhan pasangan. Kalau sudah begitu solusinya hanya komunikasi.

Baik Laki-laki dan Perempuan Mengekspresikan dengan Bahasa yang Berbeda

Perempuan untuk menunjukan ekspresi atau maksudnya kadang berbicara dengan bahasa yang berbeda dimana hal ini sulit dipahami para laki-laki.

Contohnya saat perempuan mengatakan “Kamu kok nggak pernah kerumah sih?”.

Ketika perempuan berkata begitu artinya bukan sama sekali tidak pernah. Tetapi dia hanya sedang rindu dan ingin bertemu. Padahal dalam benak laki-laki tersebut mengartikan sebaliknya.

Masih dalam konteks yang sama, saat laki-laki merasa sedang memiliki sejumlah masalah, namun dia berkata “baik-baik saja” artinya mereka hanya sedang ingin menyendiri dan menyelesaikan masalahnya.

Akan tetapi mendengar hal tersebut perempuan yang merasa ada hal aneh akan cenderung bertanya dan meminta jawaban karena dia sadar bahwa si laki-laki ini tidak sedang baik-baik saja.

Saat Laki-laki dan Perempuan Mengekspresikan Cinta

Ketika seorang laki-laki jatuh cinta pada perempuan, maka laki-laki akan cenderung menggebu-gebu dan terus berusaha mendapatkan cintanya. Akan tetapi setelah keduanya memutuskan untuk menjalin hubungan laki-laki akan kembali pada zona nyamannya lagi dengan membutuhkan waktu sendiri.

Menurut John Gray dalam konteks ini digambarkan dengan teori karet gelangnya yang menggambarkan siklus laki-laki dalam menghadapi cinta. Mereka akan selalu kembali ke zona nyamannya saat merasa telah mencapai tujuannya.

Hal ini juga yang kerap kali dirasakan para perempuan yang merasa mengapa laki-laki berubah menjadi kurang perhatian tidak seperti saat masa pendekatan. Sehingga ada kalanya perempuan juga cenderung menjadi posesif para laki-laki dan hal tersebut hanya akan memicu pertikaian diantara keduanya.

Di sisi lain, perempuan memiliki perlakuan yang berbeda dalam menghadapi cinta. John Gray menggambarkan bahwa perasaan perempuan itu seperti ombak. Saat seorang perempuan sedang sedih maka satu hal yang dia inginkan hanyalah didengarkan.

Perempuan hanya membutuhkan laki-laki sebagai tempatnya bersandar dan mendengarkan semua curhatan perasaannya. Saat laki-laki mau mendengarkan maka perempuan akan merasa bahwa dia sudah memberikan perhatian dan memahami si perempuan ini. Inilah yang akan menguatkan perasaan perempuan pada seorang laki-laki.

Pada akhirnya John Gray memberikan kesimpulan bahwa penting untuk menanamkan pemahaman bahwa laki-laki dan perempuan itu berbeda, dan oleh karena itu penting bagi keduanya untuk memahami perbedaan. Sebab hal ini akan meminimalisir masalah yang timbul dalam sebuah hubungan.

Pro-Kontra Buku Men are from Mars, Women are from Venus

Seiring naiknya popularitas buku ini, karya John Gray juga sempat menuai banyak kritikan. Sejumlah pendapat dari pengamat buku juga sering kali menuai pro dan kontra terhadap konsep yang ditulis oleh John Gray tersebut.

Setiap karya tentunya memiliki sejumlah konsekuensi terutama bagi karya yang bisa dikatakan me-redivined pada setiap genrenya. Begitu pula dengan teori John Gray dalam Men are from Mars, Women are from Venus ini.

Michael Kimmel merupakan satu dari sejumlah orang yang tidak sependapat dengan teori John Gray. Dirinya yang juga merupakan profesor sosiologi di Stony Brook University yang memiliki anggapan berbeda dalam memandang hubungan antara perempuan dan laki-laki.

Menurutnya tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan seperti yang dinyatakan John Gray. Dia berargumen bahwa perbedaan yang dimaksud John Gray merupakan sebuah konstruksi sosial dimana pada akhirnya kedua manusia ini hanya menginginkan hal yang sama.

Selang beberapa waktu, tepatnya pada 2002 lalu Julia T. Wood, seorang penulis yang juga memiliki pendapat yang berbeda dengan konsep milik John Gray dan menuliskan sejumlah kritik dalam bukunya.

Sedangkan menurut Simon Baron-Cohen membandingkan konsep Gray dengan buku The Essential Difference. Menurut Baron Gray terlalu berlebihan dalam memberikan perbedaan menggunakan planet Mars dan Venus.

Kemudian pada 2004 seorang profesor bidang komunikasi di Universitas Purdue juga mengambil penelitian berdasarkan konsep Gray tersebut.

Kesimpulan yang dia dapatkan menyatakan bahwa hasil dari observasinya itu adalah ternyata baik laki-laki maupun perempuan tidak terdapat perbedaan namun tidak begitu signifikan seperti yang dinyatakan John Gray.

Selain beberapa orang yang telah disebutkan, masih ada beberapa lainnya yang juga merasa bahwa konsep milik John Gray tidak seutuhnya bisa dinyatakan valid. Hal ini juga bisa terjadi karena seiring berjalannya waktu, manusia mengalami pergeseran budaya, kebiasaan dan cara berpikir yang lebih maju.

Kelebihan Buku Men are from Mars, Women are from Venus

John Gray bisa dikatakan memiliki kelebihan dari segi waktu, dalam artian karena di tahun buku ini diterbitkan, selama itu belum begitu banyak buku serupa yang membahas detail tentang perbedaan perempuan dan juga laki-laki dalam sebuah hubungan.

Selain itu Gray juga bisa dikatakan cukup berani dalam mengemukakan pemikirannya tentang teori tersebut. John Gray menuliskan konsepnya dalam buku tersebut juga berdasarkan pengalamannya menjadi konselor selama bertahun-tahun, yang kemudian disimpulkan dalam buku ini.

Jika melihatnya lebih lekat, kita menyadari ada banyak hal yang juga kita semua setuju tentang hubungan laki-laki perempuan ini. Terlebih lagi karena hal tersebut juga begitu relevan dengan para pembaca terutama di masa lampau.

Kekurangan Buku Men are from Mars, Women are from Venus

Selain mengubah pandangan baru banyak masyarakat luas, buku milik John Gray ini juga memiliki dampak, salah satunya memunculkan spekulasi dan juga stereotip baru yang mengkotak-kotakan sifat laki-laki dan perempuan.

Hal ini mungkin tidak begitu diterima bagi beberapa orang dan akan membuat menurunnya penilaian orang tersebut terhadap buku ini. tapi terlepas dari semua kritik yang ada, buku ini tidak memiliki kekurangan yang begitu berarti.

Secara teknis penulisan John Gray melakukan penuturan konsep secara sistematis yang populer di masanya, hal ini mungkin akan sedikit sulit dipahami bagi beberapa pembaca di masa sekarang. Terlebih lagi adanya pergeseran budaya juga sedikit banyak mengubah pola pikir manusia saat ini.

Sehingga bisa dipahami bahwa beberapa kritikus yang membandingkan buku ini dengan gaya hidup saat ini, mungkin akan sulit menemukan kesamaan. Mengingat buku ini merupakan buku yang diterbitkan pada 90an awal maka tidak heran jika saat ini beberapa pandangan John Gray sudah tidak begitu relevan dengan budaya modern.

Review Men are From Mars Women are From Venus

Kesimpulan

Setelah mengulas buku Men are from Mars, Women are from Venus ada banyak poin penting yang bisa kita pahami, tapi terlepas dari teori-teorinya John Gray menyampaikan pesan yang sederhana namun penting bagi kita semua.

Bahwa kunci sebuah hubungan adalah komunikasi. Hal inilah yang tidak akan pernah berubah hingga kapan pun. Kita sadar bahwa dengan adanya kesadaran bahwa setiap orang itu berbeda, maka akan muncul rasa toleransi dan pemahaman satu sama lain.

Itu semua bisa tersampaikan dengan baik melalui komunikasi dua arah yang baik pula. Sebab terlepas dari gendernya, manusia tetaplah makhluk sosial dimana kita saling bergantung dan membutuhkan orang lain untuk membantu dan memahami kita.

Begitu juga dalam menjalin sebuah hubungan laki-laki dan perempuan, entah dari mana pun asal planetnya kedua insan ini akan bisa berada dalam hubungan yang sehat selama komunikasi terus terjalin. Melalui komunikasi kita bisa saling memahami, melalui komunikasi memberikan ruang tumbuhnya rasa sayang dan kepedulian.

Itulah review Men are from Mars, Women are from Venus. Jika Grameds ingin mendapatkan buku ini dan buku-buku lainnya, kamu bisa mengunjungi gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia akan selalu memberikan produk terbaik dan terlengkap, agar kamu memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Inka

BACA JUGA:

  1. Review Buku Love for Imperfect Things: Cara Cintai Ketidaksempurnaan
  2. Review Buku Jika Kita Tak Pernah Jatuh Cinta
  3. Review Novel It Ends with Us Karya Colleen Hoover
  4. Review Buku Nunchi Seni Membaca Pikiran Orang Lain
  5. Review “Buku Minta Disayang” Karya Nadlifa Allya Tsana
  6. Review Buku Filosofi Hujan
  7. Review Buku Secrets of Divine Love Journal: Into The Heart of Islam

Written by Ananda