in

Review Buku Blink Kemampuan Berpikir Tanpa Berpikir

Review Buku Blink Kemampuan Berpikir Tanpa Berpikir – Ada yang bilang bahwa situasi yang mendesak dapat mendorong kita untuk mengambil keputusan secara cepat. Beberapa di antaranya mampu mengambil keputusan yang benar bahkan di waktu yang singkat, tapi banyak juga yang justru mengambil keputusan yang salah karena terburu-buru. Lantas apa yang membedakannya?

Sebenarnya apa yang memengaruhi manusia untuk mengambil keputusan? Kita mungkin pernah menemukan orang-orang di sekitar kita yang pandai dan selalu tepat saat memutuskan sesuatu, seperti memilih barang-barang untuk dibeli atau menilai orang lain.

Orang seperti itu biasanya juga tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama dalam mengambil keputusan. Selain itu, apabila ia ditempatkan pada sebuah situasi yang mendesak, kemungkinan besar keputusan yang diambilnya merupakan keputusan yang benar.

Sebaliknya, kita mungkin juga kerap bertemu dengan orang yang sulit mengambil keputusan. Meski seberapa luas atau sempitnya waktu yang diberikan. Dalam beberapa situasi orang seperti ini akan mampu mengambil keputusan secara cepat di situasi mendadak, tapi tidak selamanya keputusan tersebut adalah hal yang terbaik.

Lalu, sebenarnya apa yang memengaruhi cara pikir orang sebelum mengambil keputusan? Bagaimana mungkin ada orang yang bisa mengambil keputusan tanpa berpikir alias hanya dengan mengandalkan insting mereka?

Cara berpikir mengambil keputusan secara spontan ini merupakan topik pembahasan yang menarik yang ditulis Malcolm Gladwell dalam bukunya Blink: Kemampuan Berpikir tanpa Berpikir. Buku ini merupakan golongan buku psikologi yang telah dirilis pada Juni 2005.

Blink langsung meraih prestasi sebagai buku best seller di New York Times di tahun yang sama saat perilisan. Setidaknya ada 1,3 juta eksemplar buku yang telah terjual di Amerika Utara pada saat itu.

Eksistensi buku ini juga mencuat keluar negeri hingga kini telah diterjemahkan ke dalam 25 bahasa di seluruh dunia. Menilik kesuksesannya, rupanya buku ini adalah buku kedua yang telah ditulis oleh sang penulis Malcolm Gladwell.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Review Buku Blink Kemampuan Berpikir Tanpa Berpikir

Profil Penulis

Malcolm Gladwell seorang penulis kelahiran 3 September 1963 ini merupakan salah satu penulis yang sebelumnya telah bekerja di perusahaan penerbitan. Dia juga menjadi satu dari beberapa penulis untuk majalah The New Yorker sejak 1996.

Gladwell merupakan alumni dari Universitas Toronto, Kanada yang mengambil jurusan sejarah. Pengalaman Gladwell di dunia tulis-menulis sudah cukup lama. Jauh sebelum bekerja di The New Yorker, Gladwell sudah bekerja sebagai jurnalis di Washington Post selama kurun waktu 9 tahun.

Di sana Gladwell pun sudah dekat dan familiar dengan tulisan berbasis bisnis juga sains. Itulah mengapa saat membaca buku-bukunya kita bisa tahu bahwa sang penulis tampak benar-benar menguasai dan melakukan riset detail untuk setiap karyanya.

Setelah itu, barulah ia bekerja di The New Yorker dan menjadi penulis bukunya sendiri. Sebagai penulis ternama dan orang yang telah banyak berkecimpung di dunia bisnis, Gladwell sering diminta untuk menjadi pembicara pada acara di perusahaan, asosiasi, sekolah, bahkan universitas.

Popularitas Gladwell sebagai tokoh publik yang sukses juga makin lejit hingga dirinya sering tampil sebagai pembicara pada banyak workshop di perusahaan berpengaruh seperti Google, Hewlett Packard, dan Microsoft.

Bahkan sejak 2005 lalu Gladwell dinobatkan menjadi salah satu dari 100 orang paling berpengaruh dengan buku-bukunya yang sangat menginspirasi banyak orang, baik bagi individual hingga dalam urusan bisnis.

Malcolm Gladwell pertama kali merilis karyanya pada tahun 2000 dengan buku berjudul The Tipping Point, kemudian pada 2005 merilis Blink, Outliers pada 2008, What the Dog Saw pada tahun 2009, serta David and Goliath di 2013.

Tentang Buku Blink: Kemampuan Berpikir Tanpa Berpikir

Malcolm Gladwell merilis buku berjudul Blink: The Power of Thinking without Thinking yang membahas bagaimana manusia mampu mengambil keputusan hanya dalam waktu sekejap mata atau dengan kata lain tanpa berpikir.

Sebagai penulis sekaligus jurnalis berkebangsaan Kanada, Gladwell telah dianggap sebagai tokoh publik yang berpengaruh. Kesuksesan Gladwell juga bukan tanpa sebab, karyanya terutama pada buku Blink ini memang berhasil membukakan sudut pandang baru para pembaca.

Buku yang merupakan rangkaian motivasi psikologis tentang bagaimana caranya manusia bisa mengambil keputusan dengan cepat namun tepat ini rupanya mendapatkan respons yang sangat baik. Buku ini merupakan buku psikologi yang di dalamnya mendiskusikan bagaimana cara manusia mampu mengambil keputusan hanya dengan insting mereka.

Penasaran seperti apa isi dari buku Blink: Kemampuan Berpikir tanpa Berpikir ini? simak ulasan berikut!

Sinopsis

Mengambil keputusan secara cepat merupakan sebuah tindakan dengan risiko tinggi apabila tidak memiliki akurasi yang baik. Utamanya, jika ini diterapkan dalam dunia kerja maka bisa jadi akan muncul hal fatal yang tidak diinginkan apabila hasilnya tidak akurat.

Kadang, bahkan hal-hal yang sudah dipikirkan secara matang saja masih tidak akurat, apalagi dalam waktu singkat. Namun, beberapa situasi atau pada lingkungan kerja tertentu nyatanya memaksa manusia untuk mengambil tindakan yang cepat dan akurat.

Oleh karena itu, buku ini hadir untuk memberikan pandangan tentang sebuah kemampuan berpikir intuitif yang mana sebenarnya sudah ada di dalam alam bawah sadar kita, hanya saja mungkin kita tidak pernah menyadarinya. Malcolm Gladwell mengingatkan kita supaya lebih peduli dengan hal ini. Gladwell mengajak kita untuk mengasah insting supaya mampu berpikir sekejap tapi akurat.

Gladwell menyatakan poin utama yang mendorong seseorang memiliki kemampuan tersebut bahkan di waktu yang minim adalah karena mereka telah terbiasa dan memiliki pengalaman yang sama pada situasi tertentu.

Artinya, selama seseorang sudah terbiasa menghadapi situasi yang mendesak dan segalanya dituntut untuk cepat, termasuk saat akan memutuskan sesuatu, maka orang ini akan bisa mengandalkan instingnya untuk melakukan pengambilan keputusan karena dia pernah mengalami situasi yang mirip.

Contohnya, pada beberapa bidang pekerjaan yang menuntut untuk menggunakan insting mereka seperti dokter, pemadam kebakaran, dan polisi. Orang-orang dalam profesi tersebut akan terbiasa berpikir cepat dengan bantuan insting mereka sebelum mengambil keputusan.

Hal ini bukan berarti pemikiran tersebut tidak beraturan karena kenyataannya banyak dari orang-orang ini mampu memutuskan hal benar.

Review Buku Blink Kemampuan Berpikir Tanpa Berpikir

Beberapa dari kita mungkin merasa bahwa untuk mengambil keputusan terbaik maka kita harus mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya. Padahal kenyataannya tidak juga, ada orang yang justru sulit memutuskan sesuatu karena terlalu banyak informasi yang diserapnya.

Berdasarkan buku ini, Gladwell menitikberatkan inti dari topik kali ini ke dalam tiga poin utama.

1. Berpikir Intuitif

Menurut Gladwell kemampuan berpikir intuituf ini merupakan cara pikir yang sulit dijelaskan mengingat hanya dengan menggunakan intuisi masing-masing individu, sedangkan hal tersebut selalu berbeda penerapannya di tiap orang.

Namun, pada buku ini Gladwell memberikan contoh kasus tentang bagaimana manusia mampu berpikir secara intuitif. Pada 1983 Paul Getty Museum membeli sebuah patung langka yang merupakan tipe kourous dari jaman Yunani kuno.

Patung ini merupakan sebuah patung yang sangat langka, terlebih lagi patung ini nyaris sempurna. Tim ahli museum tersebut memerlukan waktu perundingan selama 14 bulan untuk mengecek keaslian patung ini.

Akhirnya setelah sekian lama, patung ini terbeli dan dipamerkan di museum tersebut. Namun, setelah dipamerkan timbul kontroversi lain yakni beberapa sejarawan seni merasakan ada kejanggalan pada patung ini bahkan sejak pertama melihatnya.

Mereka menyimpulkan bahwa patung ini adalah palsu, dan hal ini terbukti setelah beberapa tahun kemudian. Rupanya penjual patung ini memalsukan dokumen patung untuk membuat seolah ini adalah asli.

Contoh lain diambil Gladwell dari tokoh pelatih tenis lapangan terbaik di dunia. Vic Barden pernah menyatakan bahwa dia bisa memprediksi apakah seorang atlet akan melakukan double foul atau tidak, yakni situasi di mana atlet gagal melakukan servis dua kali berturut-turut.

Tapi Vic Barden sendiri mengaku tidak tahu cara menjalankannya mengapa dia bisa berpikir demikian. Menurut Gladwell ini merupakan hal yang wajar terjadi karena secara umum orang-orang yang berpikiran intuitif tidak mampu menjelaskan kemampuan mereka.

2. Thin Slice Theory

Thin slice theory merupakan kemampuan mengambil keputusan secara thing slicing. Manusia akan cukup mengumpulkan sedikit informasi yang ada dan mengambil kesimpulan dari itu. Kesimpulan ini akan digabungkan dengan pengalaman diri serta intuisinya.

Melihat pola tersebut Gladwell menjelaskan bahwa bagian dari pola pikir yang langsung dapat menyimpulkan tadi disebut juga dengan kemampuan bawah sadar adaptif.

Yang mana merupakan kondisi ketika manusia mampu berpikir hanya dengan melakukan penyesuaian berdasarkan penilaian mereka pada lingkungan eksternal di luar mereka. Kemampuan ini bisa dikatakan sebuah kemampuan yang dimiliki manusia sejak dahulu sebagai insting untuk bertahan hidup di alam liar.

Gladwell juga memaparkan bahwa pola thin slice ini sudah lama dipelajari oleh John Gottman, seorang psikolog yang mengamati interaksi pasangan yang telah menikah. Dirinya mampu memprediksi apakah pasangan menikah tersebut akan langgeng terus hingga setidaknya lima belas tahun ke depan atau tidak.

Hanya dengan melihat pola komunikasi mereka dan raut wajahnya saja, dan prediksi ini akan sepenuhnya benar. Melihat dari dua contoh tadi, bisa ditarik kesimpulan bahwa cara berpikir intuitif rupanya memengaruhi seberapa baik insting seseorang, dan hal tersebut sulit untuk dijelaskan secara teori yang rasional.

3. Hasil Survey Tidak Selalu Akurat

Malcolm Gladwell juga menekankan poin penting yang perlu disadari bahwa tidak ada hasil survei yang selalu tepat dan akurat. Karena hal ini berhubungan dengan opini dan keputusan yang spontan.

Banyak perusahaan yang mengira bahwa untuk mengetahui seberapa baik produk mereka adalah dengan melakukan survei langsung pada konsumen. Padahal kita sadar bahwa setiap orang memiliki pendapat mereka masing-masing.

Bahkan ketika sebuah data rata-rata dari hasil survei menunjukan akurasi yang tinggi, tapi hal ini tidak mungkin bisa benar-benar akurat karena data hanya diambil berdasarkan opini dan pemikiran singkat konsumen.

Review Buku Blink Kemampuan Berpikir Tanpa Berpikir
Pexels.com

Sebagai contoh pada kasus dua perusahaan softdrink besar yakni Pepsi dan Coca-Cola. Pada awal tahun 1980 Coca-Cola melakukan terobosan dengan membuat tampilan yang berbeda dengan Pepsi. Hal ini dikarenakan sebelumnya perusahaan Pepsi melakukan challenge dengan menyuruh sejumlah orang dengan mata tertutup memilih minuman mana yang paling baik, apakah Pepsi atau Coca-Cola.

Hasilnya menunjukan sebagian besar memilih Pepsi. Kemudian karena melihat situasi ini Coca-Cola memutuskan untuk meluncurkan produk baru yakni New Coke yang secara tes dan survei memberikan hasil positif.

Namun, setelah produk ini launcing rupanya penjualan New Coke tidak sebaik perkiraan, mengapa? Karena konsumen tidak membeli produk dengan mata tertutup. Artinya, meskipun Coca-Cola fokus pada aspek rasa, tapi tidak bisa dipungkiri jika tampilan Pepsi lebih menarik.

Dari sinilah Coca-Cola belajar dan memutuskan untuk berinovasi memberikan tampilan baru yang menarik dan berbeda dari Pepsi. Sebab, perusahaan tersebut menyadari bahwa sebenarnya ada banyak faktor yang memmengaruhi ketertarikan konsumen selain rasa, tapi juga tampilan dan hubungan emosional yang baik dengan konsumennya.

Tiga poin di atas merupakan hal yang paling ditekankan oleh Malcolm Gladwel pada buku ini, yang menunjukan bahwa ada banyak cara yang mendorong orang untuk berpikir intuitif dan mengasah insting mereka, sehingga bisa mengambil keputusan tanpa pemikiran yang terlalu panjang.

Kelebihan

Membaca buku ini dapat memberikan kesadaran kita lebih jauh lagi tentang cara menangani suatu masalah. Dalam artian, kita menjadi bisa berpikir secara praktis dengan mengasah intuisi yang sebenarnya sudah ada selama ini.

Buku ini memiliki penuturan yang mudah dipahami layaknya buku motivasi lain. Malcolm Gladwell juga memaparkan segala poin penting beserta banyak contoh sehingga membuat pembaca benar-benar paham maksud dari sang penulis.

Buku ini juga akan lebih tepat jika digunakan sebagai acuan dan motivasi dalam pekerjaan dan bisnis karena sebagian besar contoh yang dijabarkan berlandaskan bisnis. Terlebih lagi topik pembahasan mengenai pengambilan keputusan juga tampak begitu relevan untuk mereka yang ingin memulai bisnis supaya tidak salah mengambil keputusan.

Kekurangan

Melihat dari halamannya yang cukup tebal sebenarnya buku ini terasa terlalu panjang dan berputar-putar. Mengingat inti dari topik yang ingin disampaikan oleh Malcolm Gladwell sebenarnya hanyalah hal yang sederhana.

Gladwell yang memberikan begitu banyak contoh di lapangan mungkin akan terasa sedikit membosankan bagi pembaca yang berharap ini adalah sebuah buku self improvement modern. Di mana biasanya topik yang diangkat seputar pengenalan diri dan cara mencintai diri sendiri.

Buku ini jauh dari ranah tersebut. Sebagai buku motivasi, buku ini lebih menekankan sisi diri dan penerapannya dalam dunia kerja. Tapi terlepas dari itu semua, buku ini masih menjadi buku yang layak dibaca dan masih banyak menginspirasi orang-orang baik sebagai individu atau sebagai pebisnis.

Review Buku Blink Kemampuan Berpikir Tanpa Berpikir

Kesimpulan

Melalui Blink, Malcolm Gladwell menyatakan bahwa berpikir intuitif bukanlah sekadar kemampuan yang menjadi bawaan dari lahir, tapi hal ini bisa diasah selama setiap orang mau berusaha membiasakan diri menggunakan instuisinya.

Beberapa orang mungkin tidak terbiasa berpikir menggunakan insting dan lebih memilih berhati-hati dengan cara menyerap banyak informasi guna mendapatkan keputusan sebaik mungkin. Tentu hal ini juga tidak salah, tapi mencoba berpikir intuitif seperti kata Gladwell setidaknya akan sangat membantu kita ke depannya.

Terlebih lagi pola ini bisa membantu kita mengambil keputusan tanpa perlu membuang waktu terlalu lama. Selain itu, bagi mereka yang mampu berpikir intuitif tentu akan mudah memutuskan segala sesuatunya secara akurat.

Sebab kemampuan berpikir secara intuitif ini memiliki keunggulannya sendiri, apalagi jika kemampuan ini ditambah dengan sejumlah latihan dan pengalaman. Dengan begitu kita mampu membuat keputusan dengan lebih baik lagi.

Itulah sedikit review untuk buku Blink: Kemampuan Berpikir Tanpa Berpikir karya Malcolm Galdwell. Jika Grameds tertarik untuk membaca buku-buku Gladwell lainnya, kamu bisa mendapatkannya di gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu berusaha memberikan informasi terlengkap dan terbaru untuk Grameds.

Penulis: Inka

Written by Ananda