in

Resensi Buku “Baca Buku Ini Saat Engkau Ingin Berubah” Karya Akata

Buku yang berjudul Baca Buku Ini Saat Engkau Patah Hati adalah salah satu buku yang diterbitkan oleh Psikologi Corner pada tahun 2020 lalu. Karya Akata alias Arina Millataka ini termasuk ke dalam kategori buku pengembangan diri yang dibuat. Penulis adalah anak bungsu dari enam bersaudara. Ia lahir di Magelang dan tumbuh besar di Yogyakarta. Arina Millataka mempunyai hobi menulis, membaca buku, jalan-jalan, menulis puisi, dan juga jatuh cinta. Akata sendiri menulis buku ini berdasarkan pengalaman pribadinya, pengamatan, serta kumpulan kisah yang sudah terjadi di dalam hidupnya.

Cerita tersebut ditulis dengan gaya bahasa yang bagus dan bisa dipahami dengan mudah. Buku ini juga dirangkum dari topik-topik yang membahas tentang percintaan dan juga sakit hati yang ditujukan untuk pembaca yang sedang merasakan permasalahan percintaan. Misalnya saja untuk orang-orang yang sedang merasakan patah hati, dikhianati, galau, putus cinta, dan lainnya.

Resensi Buku Self Improvement "Baca Buku Ini Saat Engkau Patah Hati" Halaman 1 - Kompasiana.com

Apabila cinta dijadikan sebagai salah satu topik pembicaraan, maka tidak akan ada habisnya. Sebab, cinta sendiri akan selalu hadir sebagai pemanis hidup dan pembangkit gairah di setiap perjalanan hidup manusia Sebagian besar orang masih salah dalam memberi arti yang salah terhadap cinta. Lalu, sebenarnya apa itu cinta? Cinta kerap kali diungkapkan oleh semua orang, namun sedikit dari mereka yang bisa memberi arti.

Sebagian lainnya justru membicarakan cinta hingga ke akar-akarnya, karena bagi mereka cinta tidak akan pernah selesai sebatas kata-kata Di sisi lain ada yang memilih untuk membiarkan cinta hadir apa adanya tanpa perlu diketahui makna yang dibawa. Sementara sebagian orang lain mengikutsertakan cinta ke dalam logika mereka. Lalu, ada juga yang tidak menggunakan logika, sehingga dapat disebut dengan bucin atau budak cinta.

Baca Buku Ini Saat Engkau Ingin Berubah

Jika Wujud Cinta Itu Manusia

Apabila wujud cinta itu manusia, maka mungkin saja telinganya akan selalu merah dan panas. Sebab, mereka akan terlalu sering dijadikan bahan perbincangan. Di dalam hidup, cinta pasti akan memberi pengalaman yang berbeda-beda untuk tiap orang. Ada yang memiliki kisah cinta yang berjalan dengan mulus dan selalu bersama hingga tua. Tapi ada juga yang memiliki kisah cinta tragis, dimana mereka harus berakhir di tengah jalan, menyisakan luka mendalam, dan meninggalkan kesedihan yang tidak kunjung selesai.

Cinta dan juga patah hati adalah dua hal yang selalu beriringan dan selalu hadir dalam satu paket. Apabila tidak memilih salah satunya, maka kamu harus siap dengan kehadiran yang lain, seperti misalnya patah hati. Patah hati merupakan mesin psikologi yang selalu bekerja, banyak orang yang ingin mengakhiri rasa sakit hati dan juga emosi negatif. Akan tetapi tanpa disadari usaha yang kita lakukan hanya akan memperparah rasa sakit yang sudah kita rasakan sebelumnya.

Kebenaran yang paling miris tentang patah hati bahwa ditengah rasa duka yang mendalam dan naluri yang biasa diandalkan untuk membimbing diri sendiri seringkali menyesatkan. Dalam melakukan suatu hal, kita cenderung terlibat perilaku dan pemikiran yang dirasa sangat benar ketika itu, namun pada kenyataannya hal itu justru merusak secara psikologis. Sering merasa ditolak, diabaikan, tidak dihargai, dan ditinggalkan namun tetap saja menginginkan seseorang tersebut.

Baca Buku Ini Saat Engkau Ingin Berubah

Saat Seseorang Patah Hati

Jangan terlalu bersedih saat patah hati, sakit yang kita rasakan saat patah hati memang sangat merusak dan memporak-porandakan hati dan juga pikiran. Kita akan merasa tidak ingin melakukan apapun, tidak enak makan, tidur tidak tenang, lebih sering menangis, dan melakukan berbagai aktivitas tanpa adanya semangat dan gairah. Ada sebuah kalimat yang mungkin sangat familiar untuk kita, kalimat tersebut berbunyi “lebih baik sakit gigi daripada sakit hati”. Namun pada kenyataannya, sakit gigi dan sakit hati sama saja sakitnya. Perlu dipahami bahwa rasa sakit hati itu untuk kita terima dan dijalani dengan sebaik-baiknya, bukan untuk dihindari.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Namun seperti yang kita tahu bahwa untuk sampai di titik menerima, kita harus melewati beberapa proses. Butuh waktu yang lama untuk bisa bangkit lagi dari trauma dan juga butuh usaha yang cukup besar untuk bisa kembali lagi percaya. Perempuan dengan perasaan yang lemah lembut umumnya mudah menjadi korban dan juga selalu merasa bersalah dalam hal tersebut. Patah hati mungkin menjadi hal yang wajar, itu adalah proses jiwa untuk lebih kuat dan dewasa.

Sering kita mendengar bahwa sejatinya kita semua tidak boleh berekspektasi dengan sesama manusia. Karena hal tersebut akan mengakibatkan rasa sakit dan juga kecewa yang amat dalam dan kita akan selalu merasa kurang atas berbagai hal yang sudah diterima. Ekspektasi yang terlalu akan membawa kita semua kepada harapan yang tidak berujung dan semakin membawa kita jauh dari kenyataan itu sendiri.

Semakin tinggi ekspektasi kita, maka akan semakin kesal dan patah hati saat ekspektasi tersebut tidak terpenuhi sesuai dengan kemauan kita. Selain itu, sebuah ekspektasi yang terlalu berlebihan akan menjadikan kita sebagai pribadi yang rakus atau tamak, selalu merasa kurang dan selalu menuntut. Lalu, mengeluh ketika ekspektasi itu tidak sesuai dengan kenyataan, atau bahkan mungkin sampai menyalahkan keadaan dan menyakiti orang lain. Maka dari itu, bertambahkan kehinaan kita sebagai manusia. Sudah merasakan galau, sumpek, ditambah lagi kualitas diri menurun.

Dalam menjalin hubungan, kita bisa sampai memiliki perasaan yang amat mendalam kepada pasangan kita. Hingga kita merasa takut akan kehilangan mereka. Tapi perlu kamu pahami, bahwa merasa kehilangan itu adalah hal yang sangat wajar selama rasa takut itu tidak menguasai diri sendiri. Perasaan takut kehilangan umumnya terjadi setelah adanya komunikasi yang buruk. Setelah ada sebuah tindakan yang membuat kita merasa tidak nyaman ataupun melakukan suatu hal yang aneh dan membuat kita merasa curiga. Rasa takut akan kehilangan yang muncul secara berlebihan akan menjadi sebuah teror yang bisa menghantui kapan saja. Hal itu bahkan akan memenuhi kepala dengan sebuah prediksi yang membuat kita semakin cemas dan berpikiran negatif.

Baca Buku Ini Saat Engkau Ingin Berubah

Kelebihan Buku Baca Buku Ini Saat Engkau Ingin Berubah

Adapun kelebihan dari buku ini yaitu menggunakan bahasa yang dapat dipahami dengan mudah. Sehingga dapat menghantarkan makna yang ingin disampaikan oleh penulisnya. Di dalam buku ini, penulis juga banyak menyelipkan kata-kata mutiara yang bersifat memotivasi dan juga religius. serta membangun. Sementara cover yang ada di buku ini terkesan lebih simple dan menarik. Selain itu, banyak kisah perjalanan hidup yang bisa dijadikan sebuah panutan dan pelajaran bagi para pembaca.

Kekurangan Buku Baca Buku Ini Saat Engkau Ingin Berubah

Sedangkan untuk kekurangannya, buku ini terlalu banyak tulisan dan sedikit gambar. Lalu, penggambaran tokoh di dalam buku ini terkesan kurang lengkap dan buku ini juga cukup sulit untuk didapatkan. Selain itu, pada bagian sampulnya cenderung kurang sempurna, karena tidak memakai lem yang kuat. Sehingga isi dalam buku mudah lepas ketika dibuka. Untuk penulisannya ada beberapa kalimat yang kurang bisa dipahami, sebab adanya pencampuran antara Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan juga Bahasa Jawa.

Buku yang satu ini sangat cocok untuk dibaca kalangan remaja yang sedang masuk ke masa pubertas. Yang mana buku ini membahas mengenai masalah percintaan, patah hati, dan juga cara menangani hal tersebut. Banyak motivasi dan jua nasihat dari si penulis di dalam buku ini. Sehingga buku ini perlu untuk dijadikan sebuah pegangan para remaja.

Sinopsis Buku “Baca Buku Ini Saat Engkau Ingin Berubah”:

Baca Buku Ini Saat Engkau Ingin Berubah

Apakah kamu suka “molor”? Apakah kamu langganan dimarahi bos karena sering telat ke kantor? Apakah kamu seorang penunda akut? Apakah kamu mudah jatuh cinta? Apakah kamu punya kecenderungan selingkuh? Apakah kamu arogan? Apakah kamu hobi nyinyir? Apakah kamu suka membanding-bandingkan?

Ada banyak contoh bad habit di sekitar kita, satu atau dua mungkin saja menempel pada diri kamu. Tapi bagaimana kalau ada lebih dari dua? Bagaimana kalau semua yang orang ingat tentang kamu adalah kebiasaan buruk? Sampai kapan kamu akan bertahan?

******

Filosofi buku ini sebenarnya sangat sederhana. Apabila kamu sungguh-sungguh memiliki niat untuk berubah, maka kamu bisa berubah sekarang. Tidak peduli kamu melakukannya setahap demi setahap atau sejengkal demi sejengkal, yang penting adalah berubah! Pendekatan psikologisnya sangat membantu kamu untuk lepas dari kebiasaan buruk ataupun kebiasaan buruk orang lain, tidak peduli selama apapun kamu sudah terjebak di sana.

Singkirkan dulu buku-buku lain yang sifatnya menekan atau menggurui. Saat kamu membaca buku ini, kamu akan diajak memahami kebiasaan buruk dari sudut pandang yang berbeda. Tak serta merta menumpas habis, kamu akan digembleng soal “kenapa” dan “bagaimana” suatu kebiasaan buruk harus segera dilenyapkan. Dari sana, keinginan untuk berubah akan hinggap secara alami pada dirimu. Tapi ingat, hanya untuk kamu yang serius ingin berubah!

Written by Lely Azizah