Psikologi

Cara Berpikir Sinkronik: Definisi, Ciri-Ciri, dan Contoh-Contohnya

Cara Berpikir Sinkronik: Definisi, Ciri-Ciri, dan Contoh-Contohnya
Written by Sevilla Nouval

Cara Berpikir Sinkronik – Banyak di antara kita yang menjalani hidup ini secara abstrak. Abstrak yang dimaksud di sini adalah asal menjalani hidup tanpa peduli dan tanpa ada dorongan apa saja untuk mempelajari hakikat hidup kita di bumi ini, padahal jika kita melatih berpikir sinkronik akan ada banyak hal yang bisa kita temukan di sana.

Kita akan menemukan banyak sekali pelajaran hidup yang bermakna. Salah satunya adalah mempelajari tentang sejarah masa lampau. Sejarah masa lampau tidak melulu berbicara sejarah dalam arti sebenarnya. Namun, mempelajari tentang pola, peristiwa, dan lain sebagainya.

Berkat berpikir sinkronik, kita yang saat ini sedang mengalami pandemi Covid-19 lebih cepat mengatasinya. Dalam waktu dua tahun, Covid-19 mulai mereda, padahal pada zaman dahulu pandemi mematikan seperti Covid-19 pernah terjadi dan sama-sama menewaskan ratusan juta korban jiwa. Saat itu, waktu pandemi pun bisa lebih lama dari saat ini.

Dengan kata lain, kecepatan proses dan penanganan dunia terhadap pagebluk (pandemi) ini berkat manfaat berpikir sinkronik. Lantas, apa yang dimaksud dengan berpikir sinkronik? Kamu bisa simak ulasannya berikut ini.

Pengertian Konsep Cara Berpikir Sinkronik

Berpikir sinkronik secara bahasa diambil dari bahasa Yunani, yang diambil dari kata syn yang bermakna “dengan”, dan diambil dari kata chronos yang dapat diartikan sebagai “waktu”. Sementara itu, berpikir sinkronik secara umum dapat diartikan sebagai metode berfikir terhadap masa lalu berdasarkan analisis secara runtut.

Berpikir sinkronik dapat pula diartikan sebagai cara berpikir yang mementingkan penggambaran ruang yang lebih luas, tetapi tidak terfokus kepada dimensi waktunya. Pada umumnya, konsep berpikir sinkronik adalah ilmu yang sering digunakan dalam cabang ilmu, politik, sejarah, ekonomi, antropologi, hingga ilmu sosial.

Secara mudahnya, berpikir sinkronik adalah sebuah metode pengembangan kejadian yang terjadi pada masa lalu. Sebenarnya berpikir sinkronik juga bisa dibilang sebagai metode analisis terhadap sesuatu yang terjadi pada masa lalu. Dengan adanya metode berpikir sinkronik ini dapat dikatakan analisis yang dilakukan akan dibedah secara runtut. Runtut di sini adalah setiap aspek yang bisa berhubungan kejadian yang terjadi pada masa lalu. Sebab, setiap kejadian pasti ada banyak hal yang berkaitan.

Contohnya adalah pada peristiwa 17 Agustus 1945. Peristiwa tersebut saja bisa dianalisis mulai dari tempat kejadian, tokoh yang ada di dalamnya, dampak yang terjadi dari peristiwa tersebut, dan berbagai hal lainnya. Dari satu contoh tersebut juga bisa disimpulkan jika berpikir sinkronik memang bisa membuat suatu peristiwa pada masa lalu dianalisis secara melebar.

Selain itu, pendekatan sinkronik ini kebanyakan digunakan dalam ilmu sosial. Setiap analisis yang dilakukan dengan pendekatan sinkronik akan tetap berpusat kepada titik waktu yang sama. Namun, ada beberapa hal yang diperlebar dari setiap peristiwa masa lalu yang sedang dianalisis tersebut.

Selain itu, adanya analisis dengan metode pendekatan sinkronik juga tidak berusaha untuk membuat sebuah kesimpulan terhadap sesuatu yang telah terjadi di masa lalu. Namun, pendekatan sinkronik hanya berusaha untuk melakukan sebuah analisis terhadap sesuatu yang telah terjadi pada masa lalu.

Dengan dua arti tersebut, sinkronik jika disimpulkan secara keseluruhan berarti menyempit dalam waktu, tetapi meluas dalam ruang. Tentunya jika dilihat dari contoh sebelumnya arti dari menyempit dalam waktu, tetapi meluas atau melebar dalam ruang akan lebih mudah dipahami.

Makna Berpikir Sinkronik

Jika sudah mengetahui penjelasan terkait dengan konsep pengertian berpikir sinkronik, tak lengkap rasanya jika tidak membahas terkait dengan makna dari pendekatan berpikir sinkronik kepada suatu kejadian yang terjadi pada masa lalu.

Secara umum, makna dari pendekatan berpikir sinkronik kepada suatu kejadian atau peristiwa yang terjadi pada masa lalu adalah untuk melihat aspek sebenarnya yang memengaruhi atau dipengaruhi oleh suatu kejadian yang terjadi pada masa lalu.

Seperti penjelasan sebelumnya, jika setiap kejadian atau peristiwa pada masa lalu yang dianalisis dengan pendekatan berpikir sinkronik akan tetap berfokus kepada satu waktu tertentu. Namun, meskipun berfokus kepada satu waktu, kejadian tersebut tetap bisa dibedah secara luas, mulai dari siapa saja yang dipengaruhi oleh kejadian itu, apa yang memengaruhi kejadian itu, apa saja yang ada di dalamnya, dan berbagai hal lainnya.

Ternyata, jika dipahami lebih dalam berpikir sinkronik sebenarnya sangat penting sekali. Dengan adanya pendekatan berpikir sinkronik setiap kejadian yang telah terjadi pada masa lalu bisa diperlihatkan secara mendetail menyeluruh. Selain itu, kejadian yang telah dianalisis tersebut juga bisa dijadikan metode pembelajaran saat ini.

Tujuan Berpikir Sinkronik

Kita hidup saat ini dengan baik berkat adanya masa lalu. Masa lalu atau sejarah hadir untuk mengajak kita berbenah, evaluasi, dan membenahi sistem menjadi lebih baik. Adapun tujuan berpikir sinkronik tidak lain adalah untuk mempelajari masa lampau (sejarah) dengan cara melihat apa yang terjadi pada masa lampau dan mempelajari banyak hal dari peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi.

Secara sederhana, berpikir sinkronik bertujuan untuk berpikir evaluatif dan kritis. Jika dari peristiwa masa lalu ada sesuatu yang baik, bisa diterapkan pada saat ini. Sebaliknya, jika peristiwa masa lalu ada yang kurang, perlu dianalisis dan dibenahi agar tepat digunakan pada saat ini.

Tujuan berpikir sinkronik itu kita mempelajari pola yang terjadi. Contohnya dulu pernah ada peristiwa wabah flu burung, influenza, malaria, dan sebagainya. Setelah sekian lama, kemudian muncul lagi kasus yang mirip, yaitu virus corona. Bentuk aktivitas atau kejadiannya yang berbeda, tetapi polanya yang sama.

Cara Berpikir Sinkronik

Cara berpikir sinkronik pada dasarnya sudah kita pelajari sejak kita duduk di bangku sekolah dasar. Kemudian dipelajari juga di bangku smp atau bahkan sma. Bagi yang mengambil jurusan jurnalistik, juga akan diajarkan berpikir sinkronik. Cara yang digunakan tersebut adalah dengan 5W+1H atau What, Who, When, Why, Where, dan How.

Namun, untuk lebih memahami kembali beberapa cara yang dibutuhkan dalam pendekatan berpikir sinkronik akan dijelaskan lagi melalui alinea di bawah ini yang nantinya akan membantu mempermudah kalian ketika akan melakukan sebuah analisis kejadian masa lalu dengan pendekatan berpikir sinkronik.

1. What

Cara berpikir sinkronik dapat diawali dari pertanyaan “what?”. Jadi, kita harus tahu apa yang terjadi pada masa lalu? Karena konteksnya merujuk pada masa lalu, maka bentuk pertanyaan merujuk pada sebuah peristiwa yang sudah pernah terjadi di masa lampau. Karena ada banyak sekali peristiwa yang terjadi di masa lampau, maka kita harus menentukan satu ruang lingkup atau satu fokus saja. Tujuannya agar bisa diselami lebih mudah.

2. Who

Kata who yang berarti siapa, merujuk kepada siapa saja yang turut andil dalam peristiwa masa lalu. Orang yang masuk andil ini nantinya akan ikut dianalisis, karena mereka adalah tokoh-tokoh penting yang memberikan pengaruh.

3. When

Sementara itu, kata when berarti kapan. Merujuk kepada keterangan waktu. Baik itu waktu kejadian ataupun waktu peristiwa penting itu terjadi. Tanpa mengetahui kapan waktu terjadi, sulit rasanya untuk melakukan proses berpikir sinkronik.

4. Why

Kata why mengarahkan kita untuk menemukan alasan kenapa terjadi kejadian tersebut? Alasan-alasan inilah yang akan menentukan analisis yang akan digunakan. Kata why ini juga merujuk pada aspek-aspek yang memengaruhi peristiwa bisa sampai terjadi.

5. Whare

Kata where diartikan dimana lokasi/tempat kejadian itu terjadi. Petunjuk lokasi kejadian ini juga akan membantu dalam proses analisis.

6. How

Sementara kata tanya how lebih diperuntukan untuk mencari tahu bagaimana peristiwa tersebut terjadi. Jadi, lebih fokus pada cara, metodologi ataupun runtutan/kronologi cerita yang terjadi.

Setelah melihat cara berpikir sinkronik, ternyata tidaklah susah. Kita bisa memulai hanya dengan mengajukan pertanyaan 5W dan 1H. Dengan bantuan 5W+1H tersebut, tentunya proses analisis peristiwa masa lalu dengan pendekatan berpikir sinkronik juga akan lebih mudah dilakukan.

Ciri-Ciri Berpikir Sinkronik

Setelah mengetahui berfikir sinkronik, tujuan dan cara berfikir sinkronik, ada ciri-ciri berpikir sinkronik. Kamu bisa simak sebagai berikut.

1. Mengkaji Peristiwa Sejarah yang Terjadi pada Masa Lampau

Ciri yang paling menonjol dari berpikir sinkronik, umumnya akan fokus mengkaji tentang peristiwa sejarah. Sesuatu yang membicarakan sejarah, sudah pasti membicarakan masa lalu. Masa lalu yang dimaksud disini bukanlah masa lalu si pantan, tetapi masa lalu peristiwa kenegaraan, internasional ataupun nasional yang memiliki kemaslahatan umum.

2. Menitikberatkan Kajian Peristiwa kepada Pola, Gejala, dan Karakter

Jika diperhatikan, ciri berpikir sinkronik juga dapat dilihat dari kajian yang diangkat. Rata-rata peristiwa yang diangkat adalah menganalisis pola, karakter dan gejala yang terjadi pada masa itu, yang dapat dijadikan pelajaran dan evaluasi untuk perkembangan di era sekarang.

3. Bersifat Horizontal

Berfikir sinkronik juga bersifat horizontal, karena membicarakan sesuatu hal yang sudah terjadi di masa yang lampau.

4. Tidak Ada Konsep Perbandingan

Adapun ciri lain dari berpikir sinkronik, jadi saat dilakukan analisis, tidak ada konsep pembanding. Intinya hanya mempelajari sebab dan akibat, tanpa bermaksud untuk membenturkan dengan peristiwa yang sama atau semacamnya.

5. Cakupan Kajian Lebih Sempit

Dari segi ruang lingkup dan cakupannya, berpikir sinkronik memiliki kajian lebih sempit. Kajian sempit bukan berarti tidak baik, ini hanya salah satu upaya untuk mengerucutkan dan memfokuskan analisis yang terjadi pada masa itu.

6. Kajiannya Sangat Sistematis

Ciri yang keenam, berfikir sinkronik dilakukan secara sistematis. Dimana kajian benar-benar dilakukan dengan hati-hati, teliti dan tertata. Apalagi ini menyangkut tentang sejarah. Dimana setiap peristiwa sejarah memiliki rangkaian waktu dan peristiwanya.

7. Sifat Kajian Lebih Serius dan Mendalam

Ciri berpikir sinkronik juga dapat dilihat dari sifatnya. Jadi sifat kajian yang dilakukan bersifat mendalam dan serius. Jadi kajian yang benar-benar ingin mencari tahu, dan mencari solusi. Bukan untuk permainan atau iseng-iseng. Apalagi ini mengkaji tentang sejarah. Dimana setiap sejarah pasti ada cerita dan kesan monumentalnya.

Itulah beberapa ciri berpikir sinkronik. Semoga dengan dituliskan beberapa ciri-ciri di atas memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang berpikir sinkronik.

Contoh Berpikir Sinkronik

Contoh berpikir sinkronik sebenarnya dapat dilihat dari contoh di bawah ini. Yang menceritakan kasus masa lalu tentang pandemi yang ternyata sudah pernah terjadi jauh-jauh hari. Hanya saja bentuk virusnya saja yang berbeda.

Contoh pertama:

  • Pada tahun 430 SM, kala itu sedang terjadi perang Peloponnesia. Perang yang terjadi antara kota Yunani Kuno, Athena dan Sparta. Lagi-lagi terkena pandemi selama empat tahun lamanya. Sepertiga warga dan militer athena meninggal di hari ketujuh atau hari kedelapan. Virus tersebut adalah influenza A subtipe H1N1, yang kemudian dinyatakan sebagai pandemi selama 4 tahun lamanya.
  • Pada tahun 1918, tepatnya awal bulan Maret munculah yang disebut dengan flu spanyol. Flu spanyol benar-benar hilang di bulan Juni 1920. Para tentara AS tiba di Eropa hendak perang, dan setiba di sana terserang flu spanyol ini. Dalam waktu singkat, para tentara jatuh sakit. Virus ini ternyata menyebar sampai ke Arktik dan kepulauan Pasifik. Jumlah yang meninggal pun tidak tanggung-tanggung, diperkirakan 50 – 100 juta orang di seluruh dunia. Itu sebabnya kalau itu virus spanyol dinyatakan dalam pandemi.

Dari dua cerita di atas, yang terjadi di tahun yang berbeda dan jenis virus yang berbeda, dengan masa usai pandemi juga berbeda. Dan sekarang di tahun 2020 terjadi lagi pandemi yang kita kenal dengan Covid-19. Berkat dari pola masa lalu, ada keuntungan yang dapat dipelajari di era sekarang, yaitu kecepatan membuat vaksin. Dulu untuk menciptakan sebuah vaksin butuh waktu lama. Sekarang, tidak sampai setahun, vaksin bisa diciptakan dan menekan laju korban. Inilah manfaat dan pentingnya berpikir sinkronik sejarah.

Meski sebelumnya sudah dijelaskan berdasarkan contoh di atas, tetapi agar kalian bisa lebih paham kembali dalam mempelajari konsep sinkronik, kami berikan sebuah contoh lagi. Dikutip dari halaman resmi Kompas, berikut adalah contoh sebuah pendekatan berpikir sinkronik pada kejadian masa lalu.

Contoh kedua:

Dilihat dari sebuah peristiwa pada tahun 1950 hingga 1959 meski Indonesia sudah merdeka. Namun keadaan ekonomi Indonesia bisa dibilang dalam keadaan buruk, Dimana keadaan ekonomi yang buruk tersebut dipengaruhi oleh beberapa aspek di dalamnya seperti.

  • Hasil bumi merupakan andalan kegiatan ekspor yang dilakukan oleh Indonesia.
  • Dalam konferensi meja bundar menetapkan jika Indonesia harus menanggung beban ekonomi dan keuangan.
  • Pada waktu itu defisit yang harus ditanggung Indonesia adalah sekitar Rp. 5.1 miliar.
  • Pemerintahan Belanda tidak menurunkan nilai-nilai yang cukup agar bisa mengubah sistem ekonomi kolonial menjadi sistem ekonomi nasional.
  • Situasi politik dalam negeri yang tidak stabil membuat pengeluaran di luar rencana menjadi lebih mudah terjadi.
  • Keamanan yang ada di dalam negeri tidak begitu menguntungkan.
  • Pertumbuhan dalam negeri begitu besar kala itu.

Dari contoh soal atau kasus tersebut dapat dianalisis sebuah kejadian ekonomi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1950 hingga 1959 dengan pendekatan berpikir sinkronik. Tentunya hasil analisis yang dilakukan akan begitu mudah membantu pada kehidupan masa sekarang.

Kesimpulan

Itulah beberapa ulasan seputar berpikir sinkronik. Semoga sedikit pembahasan ini bermanfaat bagi kalian semua. Dari semua penjelasan di atas dapat disimpulkan jika berpikir sinkronik selalu terfokus pada kejadian masa lalu dengan waktu yang telah ditentukan. Meski waktu telah ditentukan, namun analisis dengan pendekatan berpikir sinkronik bisa melebar sesuai dengan aspek yang mempengaruhi kejadian yang terjadi tersebut.

Mulai dari aspek yang mempengaruhi terjadinya kejadian tersebut hingga aspek yang dipengaruhi setelah kejadian tersebut. Berpikir sinkronik juga memiliki ciri-ciri yang bisa kalian baca pada penjelasan sebelumnya.

Selain itu, untuk mempermudah proses pendekatan berpikir sinkronik pada kejadian masa lalu dapat menggunakan cara 5W+1H. Dengan begitu hasil analisis dengan pendekatan sinkronik akan lebih lengkap.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

 

 

About the author

Sevilla Nouval

Saya hampir selalu menulis, setiap hari. Saya mulai merasa bahwa “saya” adalah menulis. Ketertarikan saya dalam dunia kata beriringan dengan tentang kesehatan, khususnya kesehatan mental. Membaca dan menulis berbagai hal tentang kesehatan mental telah membantu saya menjadi pribadi yang lebih perhatian dan saya akan terus melakukannya.

Kontak media sosial Instagram saya Sevilla