in

Review Novel The Midnight Library Karya Matt Haig

The Midnight Library merupakan novel fantasi karya Matt Haig, penulis ternama asal Inggris. Novel The Midnight Library pertama kali diterbitkan pada tanggal 13 Agustus 2020 oleh Canongate Books. Kisah The Midnight Library kemudian diringkas dan dibagi menjadi lebih dari sepuluh episode, kemudian disiarkan di BBC Radio 4 pada Desember 2020.

Novel The Midnight Library telah dinobatkan sebagai buku terlaris oleh The New York Times, The Boston Globe, dan The Washington Post. Good Morning America juga memilih novel ini sebagai Book Club Pick.

Selain itu, Booklist dan Book Page memberikan ulasan berbintang pada buku ini. The Midnight Library juga mendapat ulasan positif dari The New York Times, The Guardian, ZYZZYVA, The Scotsman, The Sunday Times, Library Journal, Kirkus Review, The Washington Post, Publishers Weekly, dan Post Independent.

The Midnight Library juga berhasil masuk ke dalam daftar “Best of” dari The Christian Science Monitor, Amazon, PureWow, She Reads, Lit Hub, St. Louis Public Radio, dan The Washington Post. Selain itu, The Midnight Library berhasil membawa Matt Haig mendapatkan berbagai penghargaan, seperti menjadi pemenang di Goodreads Choice Award kategori Best Fiction 2020, menjadi buku best seller versi The New York Times, berada di urutan 1 Sunday Times Bestseller, dan menjadi urutan ke 2 dalam Amazon Charts this week.

The Midnight Library mengisahkan tentang di antara kehidupan dan kematian, ada sebuah perpustakaan yang memiliki buku yang tak terhingga jumlahnya. Setiap buku di perpustakaan itu menyediakan satu kesempatan untuk mencoba dan menjalani kehidupan lain, supaya anda dapat melihat apa yang terjadi jika anda mengambil keputusan-keputusan yang berbeda.

Apakah kau akan melakukan segalanya dengan cara yang berbeda jika kau memiliki kesempatan untuk membatalkan segala hal yang kau sesali? Apakah benar kehidupan lain akan jauh lebih baik dari hidupmu saat ini? Nora Seed harus mengambil keputusan. Nora Seed dihadapkan pada kemungkinan untuk mengubah hidupnya, memiliki karir yang berbeda, tidak putus dari mantan kekasihnya, dan mewujudkan mimpinya untuk menjadi glasiolog.

Nora Seed menjelajahi Perpustakaan Tengah Malam untuk memperoleh jawaban akan apa sebenarnya yang menjadikan hidup ini pantas dijalani. Setelah kehidupan yang dipenuhi berbagai penyesalan dan kegagalan, apakah Nora Seed akhirnya akan mendapatkan kehidupan yang dapat memberinya kebahagiaan sejati?

Profil Matt Haig – Penulis Novel The Midnight Library

Sumber foto: Twitter @matthaig1

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Matt Haig adalah seorang pria yang lahir pada 3 Juli 1975 di Sheffield, England. Matt Haig menempuh pendidikan untuk belajar Bahasa Inggris dan Sejarah di Universitas Hull. Matt Haig adalah seorang penulis dan jurnalis Inggris, ia telah menulis buku fiksi dan non-fiksi untuk anak-anak dan orang dewasa, dan kerap kali dalam genre fiksi spekulatif.

Matt Haig telah menikah dengan seorang wanita Andrea Semple. Dari pernikahan mereka, Matt Haig dsn Andrea memiliki dua anak dan satu anjing. Keluarga kecil mereka tinggal di Brighton, Sussex. Matt dan Andrea menyekolahkan anak-anak mereka di rumah.

Sejumlah karya Matt Haig, terutama buku yang bergenre non-fiksi terinspirasi dari gangguan mental yang dideritanya ketika ia berusia 24 tahun. Salah satu contoh karya non-fiksinya, yaitu Reasons to Stay Alive. Buku ini adalah buku terlaris nomor satu versi Sunday Times dan berada dalam daftar 10 besar Inggris selama 46 minggu.

Novel anak-anak yang paling laris, yaitu Father Christmas and Me, akan diadaptasi menjadi sebuah film yang akan diproduksi oleh Studio Canal dan Blueprint Pictures. Novel-novel karya Matt Haig sejumlah besar bertema gelap dan unik, serta menyangkut kehidupan keluarga. Novel kedua karya Matt Haig yang berjudul Dead Fathers Club didasarkan pada kisah Hamlet. Novel ini mengisahkan tentang seorang anak berusia 11 tahun yang introspektif, ia harus berurusan dengan kematian ayahnya baru terjadi serta kemunculan hantu ayahnya.

Novel dewasa ketiganya yang berjudul The Possession of Mr Cave, mengisahkan tentang seorang ayah obsesif yang berusaha keras untuk menjaga keselamatan putrinya yang masih remaja. Novel anak-anaknya yang berjudul Shadow Forest merupakan fantasi yang dimulai dengan kematian mengerikan orang tua dari tokoh protagonis. Buku ini memenangkan Hadiah Buku Anak Nestlé pada tahun 2007. Buku ini juga memiliki sekuel yang berjudul Runaway Troll, yang diterbitkan pada tahun 2008.

Matt Haig juga pernah menerbitkan novel bertema vampir yang berjudul The Radleys. Novel ini diterbitkan pada tahun 2011. Pada 2013, Matt menerbitkan buku The Humans yang mengisahkan tentang alien yang mencuri identitas seorang dosen universitas yang mengajar bidang matematika. Alien ini mengancam stabilitas planet yang ditinggali manusia.

Pada tahun 2017, Matt Haig menerbitkan buku berjudul How to Stop Time yang mengisahkan tentang seorang pria yang tampak berusia 40 tahun, tetapi sebenarnya telah hidup selama lebih dari 400 tahun. Pada tahun 2020, Matt Haig merilis novel yang berjudul The Midnight Library. Novel ini mengisahkan tentang seorang wanita muda bernama Nora Seed yang tak bahagia dengan pilihan hidupnya.

Pada malam hari, ia mencoba mengakhiri hidupnya, tetapi malah berakhir di perpustakaan yang dikelola oleh pustakawan sekolahnya, yaitu Ny. Elm. Perpustakaan tersebut berada di antara hidup dan mati. Perpustakaan itu memiliki sejumlah jutaan buku yang penuh dengan kisah hidup tentang seandainya jika ia membuat beberapa keputusan secara berbeda dalam hidupnya.

Di perpustakaan itu, Nora Seed kemudian mencoba menemukan kehidupan yang mampu membuatnya merasa puas. Buku ini terpilih sebagai “Buku Fiksi tahun ini” di Penghargaan Buku Inggris 2021. The Midnight Library juga diadaptasi menjadi sepuluh episode untuk radio dan disiarkan di BBC Radio 4 pada Desember 2020. Matt Haig merilis buku terbarunya yang berjudul The Comfort Book pada tanggal 1 Juli 2021.

Sejumlah karya novel yang ditulis Matt Haig, yaitu The Last Family in England / The Labrador Pact (2004), The Dead Fathers Club (2006), The Possession of Mr. Cave (2008), The Radleys ( 2010), The Humans (2013), How to Stop Time (2017), dan The Midnight Library (2020).

Selain itu, buku anak-anak yang pernah ditulis Matt Haig, yaitu Shadow Forest atau Samuel Blink and the Forbidden Forest (2007), Runaway Troll atau Samuel Blink and the Runaway Troll (2008), To Be A Cat (2013), Echo Boy (Bodley, 2014), A Boy Called Christmas (2015), The Girl Who Saved Christmas (2016), Father Christmas and Me (2017). The Truth Pixie (2018), Evie and the Animals (2019), The Truth Pixie Goes to School (2019), dan Evie in the Jungle (2020)

Sejumlah buku karya Matt Haig yang berjudul non fiksi, yaitu How Come You Don’t Have An E-Strategy (2002), Brand Failures (2003), Brand Royalty (2004), Brand Success (2011), Reasons to Stay Alive (2015), Notes on a Nervous Planet (2018), dan The Comfort Book (2021). Dari banyaknya karya Matt Haig ini, dapat diketahui bahwa Matt Haig merupakan penulis yang handal dan tak perlu diragukan lagi kualitas karyanya.

 

Sinopsis Novel The Midnight Library

Kisah ini dimulai oleh seorang wanita muda bernama Nora Seed yang tak bahagia dengan pilihan hidupnya. Nora merasa hidupnya sangat payah dan tidak memiliki alasan untuk hidup lagi. Tak satu pun yang ia lakukan berjalan dengan baik. Setiap langkah yang dia ambil berujung kesalahan, setiap keputusan menjadi bencana. Ia gagal menikah dengan kekasihnya.

Ia mengecewakan ayahnya karena berhenti menjadi atlet renang, dan menjauh dari mimpinya berenang di Olimpiade. Nora juga mundur sebagai vokalis The Labyrinth, band yang dibentuk oleh kakaknya Joe dan temannya Ravi, saat mereka mendapat tawaran dari sebuah label rekaman, hingga hubungan mereka pun menjadi renggang. Nora bahkan juga dipecat dari pekerjaannya sebagai penjaga toko, dan murid les pianonya mengundurkan diri di hari yang sama.

Mr. Banerjee, kakek tua yang bisanya meminta bantuannya untuk mengambilkan obat pun tiba-tiba memberitahunya, bahwa telah ada orang lain yang bisa mengambilkan obat untuknya. Bagi Nora, hidupnya tidak memiliki arti lagi dan ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

Bukannya melihat cahaya terang seperti di film-film, Nora justru terbangun di sebuah perpustakaan. Ia mengira ia pasti telah meninggal. Nora mengamati sekeliling dan menemukan begitu banyak buku dan tak ada jalan. Nora menemukan dirinya berada di perpustakaan yang dikelola oleh pustakawan sekolahnya, Ny. Elm.

Perpustakaan berada di antara hidup dan mati dengan jutaan buku yang penuh dengan kisah hidupnya seandainya dia membuat beberapa keputusan secara berbeda. Dia kemudian mencoba menemukan kehidupan di mana dia paling puas. Misalnya, satu kemungkinan kehidupan di mana dia mencoba untuk bersatu kembali dengan pacarnya dan mendapati dirinya menikah dengannya, tetapi itu tidak seperti yang dia harapkan. Dia juga melihat dirinya sebagai ahli glasiologi yang melakukan penelitian di kepulauan Svalbard di Kutub Utara – kehidupan yang sangat berbeda dari kehidupan yang dia coba hindari, tetapi bukan pilihan yang lebih baik.

di Midnight Library, ia memiliki kesempatan untuk memperbaiki semuanya. segalanya akan berubah dengan menjelajah waktu dan masuk ke dalamnya agar bisa menjalani kehidupan dengan versi dirinya sendiri, serta mendapatkan bahagia yang Nora inginkan selama ini.

Kelebihan Novel The Midnight Library

Novel The Midnight Library ini menawarkan premis yang sangat menarik. Novel ini bukan mengenai kisah fiksi biasa, tetapi menjadi suatu kisah yang dapat menginspirasi, menjadi pelajaran hidup, dan perenungan yang mendalam.

Matt Haig menuliskan buku ini dengan indah. Banyak pesan yang sarat makna dibalik cerita fantasi ini. Versi terjemahan novel ini di dalam Bahasa Indonesia juga dinilai baik dan nyaman untuk dibaca.

Matt Haig mengeksekusi kisah ini dengan sangat realistis. Matt Haig juga memberikan banyak sekali kalimat indah yang dapat menjadi kutipan.

Kekurangan Novel The Midnight Library

Beberapa pembaca menemukan ada beberapa bagian cerita yang tampak berulang dan plotnya terlalu panjang. Hal ini membuat pembaca cukup terganggu, tetapi tidak mengubah esensi kisah ini yang sangat menarik dan bermakna

Kisah ini dapat menjadi pemicu bagi sebagian orang yang memiliki trauma terkait. Maka itu, novel ini tidak cocok dibaca oleh mereka yang memiliki trauma tertentu, terutama tentang mengakhiri hidup.

Pesan Moral Novel The Midnight Library

Kerap kali kita menyalahkan hidup kita sendiri, keputusan yang kita ambil dalam hidup. Kita kerap menganggap kesuksesan sebagai bentuk standar yang terkait dengan prestasi, meraih medali, gaji yang tinggi, atau pasangan yang ideal. Kita semua memiliki standar tertentu, sebuah ukuran yang menjadi patokan kesuksesan kita. Padahal, kesuksesan sejatinya tidak bisa diukur, dan hidup bukan sebuah perlombaan yang bisa atau harus kita menangkan.

Kesedihan adalah sebuah bagian dari kebahagiaan. Kita tidak akan mengetahui arti dari kebahagiaan jika kita tak pernah mengalami kesedihan. Dari sini kita dapat mengetahui bahwa dibalik suatu hal yang dianggap negatif, kita bisa mendapatkan hal positif.

Jangan membanding-bandingkan diri atau hidup kita dengan orang lain. Sebab, setiap orang memiliki versi hidupnya masing-masing. Begitu juga setiap orang mendefinisikan kebahagiaan secara berbeda-beda.

Terkadang, anda tak perlu memahami tentang kehidupan. Hal yang perlu anda lakukan hanya menjalaninya. Hidup adalah keseluruhan proses untuk terus belajar.

Penasaran akan perjalanan Nora Seed di perpustakaan tengah malam yang berada di antara kehidupan dan kematian? Yuk segera dapatkan novel The Midnight Library karya Matt Haig ini hanya di Gramedia.com.

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy