Agama Islam

Niat Puasa Syawal dan Keutamaannya

Written by Yufi Cantika

Niat Puasa Syawal dan Keutamaannya – Umat muslim memiliki banyak sekali ibadah sunah. Mulai dari salat sunah sampai puasa sunah. Mereka dapat memilih ibadah yang sesuai dengan kehendak hatinya.ibadah-ibadah sunah dalam Islam diganjar dengan pahala yang luar biasa serta kenikmatan hidup yang tiada tara.

Tidak jarang ibadah sunah beriringan dengan ibadah wajib. Misalnya salat lima waktu yang diiringi dengan salat sunah rawatib. Puasa Ramadan pun diiringi dengan puasa sunah Syawal. Lalu, puasa Syawal sebenanrnya apa? Lalu, bagaimana cara melakukannya? Niatnya bagaimana?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dikupas secara tuntas melalui paparan di bawah ini. Grameds dapat menyimaknya.

Pengertian dan Waktu Puasa Syawal

Puasa Syawal merupakan puasa sunah yang dianjurkan untuk dilakukan setelah melakukan ibadah puasa wajib di bulan Ramadan. Sunahnya, Puasa Syawal dilakukan 6 hai berturut-turut setelah idul Fitri. Adapun batas akhir puasa Syawal, yakni sampai habis bulan Syawal atau 30 Syawal. Jika tidak berturut-turut pun tidak masalah.

Hal tersebut sesuai dengan hadis riwayat Muslim yang memiliki arti sebagai berikut.

Abu Ayyub al-Ansari (semoga Allah SWT ridho atasnya) melaporkan Rasulullah SAW berkata, “Dia yang berpuasa selama Ramadhan dan melanjutkannya dengan enam hari puasa saat bulan Syawal akan seperti melakukan puasa terus-menerus.” (HR Muslim)

Meskipun dikerjakan di bulan Syawal, puasa dunah dilarang dan haram hukumnya ketika dilakukan bertepatan dengan Idul Fitri. Hal ini sesuai dengan hadis riwayat muslim yang artinya sebagai berikut.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang berpuasa pada dua hari yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.” (HR. Muslim)

Meskipun menjalankan puasa Syawal adalah kesunahan. Namun, pahala yang diberikan sangat berlimpah, yakni setara dengan puasa selama setahun penuh. Jadi, alangkah lebih baik dari masing-masing muslim tidak melewatkan puasa sunah ini.

Sehat Saat Puasa, Panduan Nutrisi Tetap Sehat Selama Berpuas

Niat Puasa Syawal

Adapun niat puasa Syawal sebagai berikut.

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: Aku berniat puasa sunah Syawal esok hari karena Allah S.W.T.

Perlu diketahui sebelumnya bahwa puasa Syawal berhukum mustahab (sunah). Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad S.A.W., “Barangsiapa yang puasa Ramadan lalu mengikutinya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka ia mendapat pahala puasa setahun penuh.” (HR Muslim no. 1164)

Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni mengatakan bahwa, “Puasa enam hari di bulan Syawal hukumnya mustahab menurut mayoritas para ulama.” (Al-Mughni, 3/176)

Jika Grameds hendak berniat puasa Syawal di Pagi hari hukumnya sah. Karena niat puasa di malam hari atau sebelum Subuh hanya ditujukan pada puasa wajib. Niat dapat dilakukan selama belum melakukan makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa. Berikut lafal niat puasa di pagi atau siang hari.

Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Artinya, Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT.

Sejarah Bulan Syawal

Bulan Syawal berada pada urutan ke sepuluh pada penanggalan hijriah. Bulan ini pernuh dengan keutamaan dan keistimewaan. Berada tepat di belakang bulan Ramadan oleh kalangan ulama dan fukaha dinilai sebagai bulan pelaksanaan konsep Idul Fitri yang bermakna kembali ke fitrah.

Ibnul ‘Allan Asy Syafii mengatakan, “Penamaan bulan Syawal itu diambil dari kalimat Sya-lat al Ibil yang maknanya seekor unta yang mengangkat atau menegakkan ekornya. Syawal dimaknai demikian, karena dulu orang-orang Arab menggantungkan alat-alat perang mereka, disebabkan sudah dekat dengan bulan-bulan haram, yaitu bulan larangan untuk berperang.” (Dalil al Falihin li Syarh Riyadh al Shalihin – karya Muhammad bin ‘Allan al Shiddiqi al Syafii al Maki)

Bulan Syawal sendiri memiliki arti naik atau meningkat. Maksudnya. Yakni umat muslim setelah melaksanakan ibadah puasa wajib di bulan Ramadan, harapannya ada peningkatan amal ibadah di bulan-bulan berikutnya sampai bertemu Syawal lagi.

Bulan syawal juga menjadi pengingat bahwa akan memasuki bulan-bulan haram (Dzulqaidah, Dzulhijjah, dan Muharram). Pada bulan-bula tersebut tidak diperkenankan ada peperangan atau permusuhan antarsuku, qabalah, atau golongan apapun.

Rahasia dan Keutamaan Puasa Sunah

Keutamaan Puasa Syawal

Puasa sunah tidaklah hanya sebatas menahan nafsu saja. Ada banyak manfaat yang dapat diambil ketika melakukan puasa sunah. Salah satunya adalah puasa Syawal. Berikut manfaat puasa Syawal yang dapat menjadi pertimbangan Grameds untuk memulai puasa sunah ini.

1. Mendekatkan Diri kepada Allah

Salah satu keutamaan menjalankan ibadah sunah puasa Syawal adalah semakin mendekatkan diri kepada Allah. Setiap muslim yang menjalankan ibadah puasa Syawal selama enam hari akan mendapatkan tempat mulia di sisi Allah.

Tidak hanya itu, di sisi Allah, bau mulut orang yang berpuasa lebih harum daripada bau minyak kasturi. Penegasan keutamaan puasa Syawal ada pada salah satu hadis Qudsi yang memiliki arti sebagai berikut.

“Setiap amal manusia adalah untuk dirinya kecuali puasa, ia (puasa) adalah untuk-Ku dan Aku memberi ganjaran dengan (amalan puasa itu).” Kemudian, Rasulullah melanjutkan, “Demi Allah yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah dibandingkan wangi minyak kasturi.” (HR. Muslim)

2. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh

Ketika menjalankan ibadah puasa dengan menahan lapar maka akan memicu sel-sel induk dalam tubuh untuk memproduksi sel darah putih baru yang dapat mencegah atau menghindari dari infeksi. Menurut sebuah penelitian dari University Southern California mengatakan bahwa puasa dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Hal tersebut disebabkan oleh penciptaan sel darah putih yang dapat meregenerasi seluruh sistem kekebalan tubuh. Oleh sebab itu, puasa Syawal memiliki peranan penting dalam melindungi tubuh dari berbagai ancaman virus dan bakteri.

3. Mencegah Gangguan Pencernaan

Biasanya umat muslim tidak mengontrol makanan di hari raya Idul Fitri. Hal ini tentu berpotensi menyebabkan gangguan pencernaan. Oleh sebab itu, dengan menjalankan ibadah sunah puasa Syawal dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk mengontrol porsi makan.

Hal tersebut bermanfaat untuk pengendalian nafsu makan. Tidak hanya itu, puasa sunah bulan Syawal juga bermanfaat untuk pengendalian masa transisi setelah mengonsumsi makanan dengan jumlah besar sekaligus mencegah terjadinya gangguan pencernaan.

4. Pahala yang Diberikan Setara dengan Berpuasa Setahun Penuh

Allah menawarkan ganjaran puasa sunah bulan Syawal seperti melakukan puasa selama setahun penuh. Hal ini diriwayatkan dalam sebuah hadis dengan arti sebagai berikut.

“Barangsiapa yang telah melaksanakan puasa Ramadan, kemudian dia mengikutkannya dengan berpuasa selama 6 (enam) hari pada bulan Syawal, maka dia (mendapatkan pahala) sebagaimana orang yang berpuasa selama satu tahun.” (H.R. Muslim No 1.164)

5. Pahala Berlipat

Seorang muslim yang menjalankan ibadah puasa sunah bulan Syawal akan mendapat pahala yang berlipat ganda. Caranya dengan menjalankan ibadah puasa sunah di bulan Syawal selama 6 hari berturut-turut. Keutamaan tersebut tercantum dalam sebuah hadis yang artinya sebagai berikut.

“Barang siapa berpuasa enam hari setelah hari raya Idul Fitri, maka dia seperti berpuasa setahun penuh. (Barang siapa berbuat satu kebaikan, maka baginya sepuluh kebaikan semisal).” (HR. Ibnu Majah)

Dahsyatnya 7 Puasa Wajib, Sunnah & Thibbun Nabawi

6. Menyempurnakan Ibadah

Keutamaaan puasa sunah di bulan Syawal dapat menjadi salah satu cara untuk menyempurnakan ibadah wajib, yakni puasa wajib bulan Ramadan. Sama halnya dengan salat wajib yang memiliki ibadah penyempurna, yakni salat sunah rawatib.

Dengan menjalankan ibadah puasa sunah bulan Syawal dapat melengkapi kekurangan yang ada selama puasa wajib di bulan Ramadan. Ibnu rajab menjelaskan keutamaan puasa di bulan Syawal sebagai berikut.

Balasan dari amalan kebaikan adalah amalan kebaikan selanjutnya. Barangsiapa melaksanakan kebaikan lalu dia melanjutkan dengan kebaikan lainnya, maka itu adalah tanda diterimanya amalan yang pertama. Begitu pula barangsiapa yang melaksanakan kebaikan lalu malah dilanjutkan dengan amalan kejelekan, maka ini adalah tanda tertolaknya atau tidak diterimanya amalan kebaikan yang telah dilakukan.” (Latho-if Al Ma’arif, hal. 394)

7. Sebagai Tanda Bahwa Puasa Ramadan yang Dijalankan Diterima oleh Allah

Ketika amal baik seseorang diterima oleh Allah maka Dia akan terus memebrikan taufiq kepada orang tersebut. Tandanya, yakni orang tersebut terus melakukan amalan saleh setelah melakukan satu amalan saleh.

Salah satu tanda puasa wajib bulan Ramadan diterima di sisi Allah adalah seorang muslim menjalankan ibadah sunah puasa bulan Syawal. Jika tidak melakukannya pun belum tentu ibadah puasa wajib tidak diterima oleh Allah. Karena, sesungguhnya umat muslim hanya diperintahkan untuk melakukan ibadah. Diterima atau tidaknya menjadi urusan Allah S. W. T.

8. Tidak Terputusnya Amalan Saleh yang Dikerjakan

Amalan-amalan saleh yang dijalankan di bulan Ramadan akan terus berlanjut di bulan-bulan berikutnya sampai ajal menjemput. Amalan tersebut termasuk pada puasa Sunnah bulan Syawal. Amalan-amalan ini akan menjadi bekal kita ketika menemui Allah.

Allah berfirman dalam surah Al-Hijr ayat 99 yang artinya sebagai berikut.

“Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).”

9. Menjadi Bentuk Rasa Syukur

Puasa wajib di bulan Ramadan merupakan salah satu cara untuk menghapus dosa-dosa umat muslim. Oleh sebab itu, sebagai wujud rasa syukur karena Allah telah menghapus dosa-dosa maka setelah bulan Ramadan dianjurkan melaksanakan puasa sunah bulan Syawal selaa 6 hari berturut-turut.

Hal ini sesuai dengan salah satu hadis berikut ini.

“Siapa yang puasa Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari Muslim)

10. Dibersihakan dari segala Dosa

Ketika puasa sunah di bulan Syawal dijalankan dengan penuh keikhlasan maka dapat menghapus dosa-dosa yang dilakukan oleh umat muslim. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad S.A.W. sebagai berikut.

Barangsiapa berpuasa Ramadhan, lalu menyambungnya dengan enam hari puasa bulan Syawal, maka ia dianggap bersih dari dosanya (dibersihkan dari segala doanya) seperti anak yang baru lahir (dilahirkan) ibunya.” (H.R. Muslim)

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

Baca juga:

About the author

Yufi Cantika

Saya Yufi Cantika Sukma Ilahiah dan biasa dipanggil dengan nama Yufi. Saya senang menulis karena dengan menulis wawasan saya bertambah. Saya suka dengan tema agama Islam dan juga quotes.

Kontak media sosial Linkedin Yufi Cantika