Agama Islam

Mempelajari Keteladanan dari Kisah Nabi Musa A.S

Written by Yufi Cantika

Mempelajari Keteladanan dari Kisah Nabi Musa A.S- Mendengar kisah-kisah nabi beserta segala mukjizatnya yang tidak semua manusia memilikinya sudah menjadi hal yang sangat umum di kalangan umat islam. Karena sejak kecil bahkan di sekolah-sekolah dasar pasti guru agama kita menyuguhkan kisah-kisah tersebut sebagai hal yang harus diteladani dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya di sekolah kita juga bisa mendengarkan kisah-kisah tentang nabi tersebut lewat ceramah-ceramah agama pada acara tertentu yang membahas mengenai riwayat para nabi di masjid atau panggung acara. Ada harapan dari berbagai kisah kenabian tersebut kita dapat mempraktekkannya ke dalam kehidupan sehari-hari kita untuk terus menyebarkan kebaikan dan membuang jauh segala keburukan.

Sebab para nabi yang pernah ada walaupun diceritakan memiliki kisah yang berbeda-beda namun memiliki satu ciri utama yaitu memiliki suri tauladan yang baik dalam menghadapi setiap kesulitan yang mereka alami dalam mensyiarkan perintah Tuhan dan ajaran agama yang baik. Walau dikisahkan para nabi ini selalu menghadapi rintangan berupa penghinaan, penolakan, bahkan ancaman pembunuhan namun sebagai utusan Tuhan mereka selalu membalas berbagai perbuatan kurang menyenangkan tersebut dengan kebaikan dan selalu percaya dengan adanya kuasa Tuhan Yang Maha Esa.

Tidak terkecuali bagi nabi Musa A.S yang dalam kisahnya kita ketahui bahwa beliau berdakwah menyampaikan perintah Tuhan sambil melawan raja yang zalim yaitu Firaun yang sudah terkenal akan kekejamannya bahkan mengakui dirinya sendiri sebagai Tuhan. Namun Nabi Musa A.S tetap berjuang melawan kezaliman tersebut apapun yang terjadi. Oleh karena itu, sangat baik bagi kita umat islam meneladani sifat-sifat dari nabi Musa A.S tersebut sebagai panduan kita untuk menjalani kehidupan di dunia ini agar kita senantiasa melakukan kebaikan dan percaya dengan kuasa Tuhan karena jika kita percaya oleh kuasa-Nya segala hal pasti akan mungkin terjadi asal kita yakin dan percaya.

Untuk itu sebagai panduan dalam menjalani kehidupan tersebut kita juga harus mengetahui apa saja suri tauladan yang pernah dilakukan oleh nabi Musa A.S tersebut dan pada pembahasan kali ini kami telah merangkum keteladanan nabi Musa A.S untuk sobat Grameds pelajari dan praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya pembahasan tersebut telah kami sajikan di bawah ini!

Daftar Isi

Riwayat Nabi Musa

Nabi Musa AS adalah nabi ke-14 dari 25 nabi yang harus kita ketahui sebagai umat muslim. Nabi Musa AS dikirim untuk memerangi kekejaman Firaun, raja Mesir yang kejam  saat itu.

Nabi Musa AS termasuk salah satu utusan ulul azmi yang mendapat mukjizat dari Allah SWT. Sebuah keajaiban diberikan dalam bentuk tongkat. Selain itu, Allah SWT juga menurunkan kitab Taurat kepadanya.

Salah satu utusan Ulul Azmi lahir dari  Bani Israil. Saat itu, Mesir berada di bawah kekejaman dan kesombongan Fir’aun. Raja Firaun tidak mau bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang diberikan kepadanya.

Musa ‘Alaihissalam adalah nabi terbesar Bani Israil. Syariah dan kitab Tauratnya adalah referensi untuk semua orang Israel dan para nabi yang mereka ajar. Pengikutnya juga terbesar setelah umat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa Sallam.

Ia lahir ketika Firaun secara sadis menindas kaum bani israil. Anak laki-laki mereka yang baru lahir dibunuh dan perempuan ditindas, menjadikan mereka pelayan laki-laki dan objek penghinaan.

Ketika ia lahir, ibunya khawatir, khawatir anaknya akan jatuh ke tangan Firaun, karena bukan tidak mungkin, mengingat penguasa  keji ini mengirim banyak mata-mata ke seluruh negeri untuk menyelidiki terutama kegiatan wanita. Dari anak-anak kaum bani israil, wanita  hamil dan jenis kelamin bayi mereka yang baru lahir. Dan jika seorang anak laki-laki ditemukan, dia dibunuh.

Secara kebetulan Tuhan menempatkan rumah keluarganya di dataran yang menghadap ke Sungai Nil. Tuhan kemudian mengilhami ibunya untuk menyusui anak itu, lalu membasuh dirinya di laut dan mengikat dirinya dengan tali agar arus yang kuat tidak membawanya pergi. Namun sebagai cinta Allah kepada ibunya, Allah Subhanahu wa Ta’ala juga mengungkapkan kepadanya,

“Artinya “Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa ; “Susuilah dia dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan jangan (pula) bersedih hati, karena sesungguh-nya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul”. (QS. 28/Al-Qashash: 7)”

Suatu hari, ketika sang ibu sedang menghanyutkan peti yang membawa keranjang berisi bayi kesayangannya ke laut, tiba-tiba tali pengikatnya terlepas dan arus membawanya pergi. Rupanya, Tuhan memerintahkan bahtera itu jatuh ke tangan keluarga Firaun dan kemudian memberikannya kepada istri Firaun, Asiah.

Dia sangat senang ketika melihat penampilan bayi itu. Allah membangkitkan cinta kepadanya di hati orang-orang, sehingga berita tentang dia menyebar ke seluruh dunia. Tidak diragukan lagi berita itu juga sampai ke Firaun, dan dia mengirim pasukan untuk menyelidiki dan membunuhnya. Tapi istrinya yang baik memohon padanya untuk tidak membunuh anak itu, karena dia sangat lucu, dan siapa tahu, dia mungkin berguna suatu hari nanti, dan dia benar-benar akan menjadi putra mereka. Berkat bujukan wanita itu, bayi itu selamat dari pembunuhan.

Pada saat yang sama istri Firaun sendiri bereaksi dengan cepat dan menawarkan pelayanan kepada anak itu. Dia memanggil bayi di seluruh negeri dan meminta mereka untuk mencoba menyusui, tetapi tidak ada yang bisa. Karena bingung, mereka mengajaknya jalan-jalan dan berharap Tuhan akan mempertemukannya dengan orang yang tepat. Dan akhirnya ia menemukan seorang perawat melalui saudara perempuan Nabi Musa sendiri, yang (juga) tidak lain adalah ibu kandung bayi tersebut.

Meneladani Kisah Nabi Musa A.S

  • Nabi Musa ‘alaihissalam suka membantu

Suatu kali seorang pria bergegas ke Musa ‘alaihissalam dan berkata: “Wahai Musa, sebenarnya ada rencana untuk membunuhmu. Keluar dari kota ini. Ini saranku untukmu.” Musa ‘alaihissalam mengikuti nasehat laki-laki itu maka keluarlah ia dengan perasaan khawatir seraya berdoa. Do’a Musa ‘Alaihissalam:

Artinya: “Ya Tuhanku, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, bebaskanlah aku dari cengkraman kaum Fir’aun yang aniaya.” (QS Al-Qashash ayat 21).

Ketika ia sampai di tanah Madjan, ia menemukan sekelompok orang  memberikan air untuk ternak mereka. Di antara mereka ada dua  gadis yang menyalakan ternak mereka. Musa ‘alaihissalam menyapa: “Mengapa kamu tidak pergi mengambil air dengan mereka?” Kedua gadis itu menjawab: “Kami tidak bisa mendapatkan air kecuali  orang-orang berhenti mengambilnya dan karena kami  tidak cukup kuat untuk melawan dan mengusir orang banyak. Ayah kami sudah tua,  itu sebabnya dia tidak bisa datang kesini untuk mengambil air. ” Pada saat inilah Musa ‘alaihissalam membantu kedua gadis itu menyirami ternak mereka. Setelah ditolong, Musa ‘alaihissalam berlindung di bawah pohon dan berdoa, “Tuhan, aku sangat membutuhkan kebaikan yang Engkau kirimkan kepadaku”. Kedua gadis yang ditolong oleh Musa ‘alaihissalam pulang  dan memberitahu ayah mereka bahwa  seseorang yang berhati mulia telah membantu mereka. Salah seorang  gadis berkata: “Wahai ayahku, bawalah dia (Musa) untuk bekerja bersama kami. Sepertinya dia adalah orang yang kuat dan dapat diandalkan.” Sang ayah menyetujui permintaan putrinya. Ternyata ayah dari kedua wanita itu tak lain adalah Nabi Syu’aib ‘alaihissalam. Di sinilah  Nabi Syu’aib alaihissalam bertemu dengan Nabi Musa alaihissalam. Belakangan, Nabi Syu’aib ‘alaihissalam menikahkan salah satu putrinya dengan Musa ‘alaihissalam.

  • Nabi Musa ‘alaihissalam Melawan Kekejaman Fir’aun

Nabi Musa ‘alaihissalam menerima mukjizat dari Allah, yaitu tongkat yang bisa berubah menjadi ular. Tangan Musa ‘alaihissalam dapat memancarkan cahaya dan melindunginya dari rasa takut. Musa ‘alaihissalam melakukan dua mukjizat ini untuk melawan Fir’aun dengan para dukunnya. Kedatangan Nabi Musa ‘alaihissalam di Mesir membuat Firaun marah dan ia menuduh Musa  sebagai dukun yang ingin mengusir Firaun ke luar negeri tempat ia berkuasa. Musa ‘alaihissalam mengingatkan Fir’aun, “Jangan berbohong, kamu akan dihancurkan dan menderita azab Allah Subhanahu wata’ala.” Firaun dan para penyihirnya terus melawan dan menentang. Akhirnya Musa ‘alaihissalam melayaninya dan berkata: “Kalau begitu kumpulkan semua dukunmu, kumpulkan, kita akan bertemu di suatu tempat.” Pada hari pertemuan itu, penyihir Firaun berkata, “Ya, Musa! lemparlah tongkatmu dulu, atau kami yang akan memulainya terlebih dulu?” Musa ‘alaihissalam berkata: “Kamu adalah yang pertama.” Penyihir Fir’aun kemudian melemparkan tali dan tongkatnya yang  menjadi ular yang merayap di sekitar Nabi Musa alaihissalam. Kemudian Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

“Artinya: “Dan lemparkanlah apa yang ada di tangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat. Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datangnya.” (Q.S Thaha/20: 69)”

Nabi Musa ‘alaihissalam menaati perintah Allah Subhanahu wata’ala Kemudian ia melemparkan tongkatnya dan pada saat itu menjadi ular besar yang merangkak dan memakan penyihir Firaun. Kejadian ini menyebabkan beberapa ahli sihir Firaun mengaku kalah dan bersujud di hadapan Tuhan. Sebagaimana firman Allah :

“Artinya: “Lalu tukang–tukang sihir itu tersungkur dengan bersujud, seraya berkata: Kami telah percaya kepada Tuhan Harun dan Musa.” (Q.S Thaha/20: 70)”

Bersama pasukannya, dia disiksa dia akan membunuh orang-orang mukmin termasuk istrinya  Melihat ini, Nabi Musa ‘alaihissalam dan orang-orang mukmin mundur dan melarikan diri dari kota Mesir. Fir’aun dan pasukannya terus mengejar Nabi Musa ‘alaihissalam dan para pengikutnya di dekat Laut Merah. Nabi Musa ‘alaihissalam dan para pengikutnya bingung. Saat itu, wahyu  Allah Subhanahu wata’ala menyuruh Musa ‘alaihissalam untuk memukulkan tongkatnya ke permukaan Laut Merah. Tiba-tiba laut terbelah menjadi dua. Mereka memiliki jalan yang panjang. Nabi Musa ‘alaihissalam dan para pengikutnya terus berlari di sepanjang jalan panjang yang membentang ke sisi lain. Dari kejauhan, Firaun dan pasukannya terlihat  mengejar Nabi Musa ‘alaihissalam. Akhirnya Nabi Musa ‘alaihissalam sampai di seberang dengan selamat. Sementara Firaun dan pasukannya masih berada di tengah jalan. Pada saat itu, Allah Subhanahu wata’ala mengembalikan Laut Merah ke keadaan semula. Laut menelan Firaun dan pasukannya. Demikianlah pembalasan  Allah Subhanahu wata’ala terhadap orang-orang yang durhaka.

  • Nabi Musa A.S Penyabar

Peristiwa yang menguji kesabaran nabi Musa A.S adalah ketika nabi Musa A.S dan para sahabatnya merasa lelah, akhirnya mereka memutuskan untuk berhenti dan beristirahat. Kemudian ikan yang dibawa Yas’a melompat ke dalam air, tapi sayangnya dia lupa memberitahu Musa. Akhirnya, setelah sehari semalam, berita itu diterbitkan.

Akhirnya, mereka berdua kembali ke tempat percikan ikan, dan kemudian terjadilah pertemuan antara Nabi Musa dan Nabi Khidir. Setelah percakapan yang agak rumit, mereka akhirnya  memulai perjalanan bersama, tetapi  banyak kejadian aneh, seperti tragedi lubang di perahu.

  • Menambah Keimanan dan Pantang Menyerah

Bahwa iman bisa bertambah dan berkurang berdasarkan firmanNya,
Artinya “Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan hatinya, supaya ia termasuk orang-orang yang percaya (kepada janji Allah)” (QS.28/Al-Qashash:10). Yang dimaksud dengan iman di dalam ayat ini adalah bertambah ketentramannya.

Salah satu nikmat Allah yang paling besar bagi seorang hamba adalah tetap tabah padanya ketika dihadapkan pada hal-hal yang menyusahkan dan mengerikan, karena iman dan pahala yang lebih besar memungkinkan dia untuk mengucapkan kata-kata dan perbuatan yang benar, sehingga pendapat dan pikirannya semakin kuat. Meskipun seorang hamba telah mengetahui bahwa takdir Qadha dan Qadar Allah adalah kebenaran dan janji-Nya pasti akan terpenuhi, namun ia tidak boleh meremehkan pentingnya upaya yang dapat bermanfaat baginya dan dapat menjadi alasan keberhasilannya untuk mencapai upaya tersebut. . Keinginan ibu nabi Musa itu adalah mengutus saudara perempuannya untuk mencari tahu di mana bayi Musa berada.

Mukjizat Nabi Musa A.S

Setelah pada pembahasan di atas kita menyimak tentang keteladanan nabi Musa A.S melalui kisah-kisahnya selanjutnya kami akan mengajak sobat Grameds untuk menyimak apa saja mukjizat yang diperoleh oleh nabi Musa A.S berikut ini:

  • Tongkat menjadi ular

Kisah  ini pasti telah diceritakan di banyak  buku teks Islam dan dongeng. Ketika Firaun meminta Musa untuk melakukan mukjizat kenabian, dia menyuruhnya untuk memukulkan tongkatnya ke lantai setelah beberapa saat, seekor ular besar muncul.

Seekor ular besar  memakan ular  yang dibuat oleh penyihir firaun lain. Meski kuasa Tuhan diperlihatkan, ternyata kesombongan  menutupi hatinya hingga akhirnya tidak ada iman sama sekali. Namun Nabi Musa tidak berhenti di situ dan terus berdakwah.

  • Membelah laut dengan tongkat

Masih di sekitar tongkat nabi Musa, yang dapat digunakan untuk membelah laut selama pengajaran pasukan Firaun. Momen ini membuktikan bahwa kekayaan dan kesuksesan tidak ada artinya ketika Allah SWT berkehendak. Kematian Firaun kemudian datang ketika dia tenggelam tanpa diselamatkan.

Awal cerita, ketika Nabi Musa dikejar pasukan, Allah akhirnya memberi petunjuk untuk menancapkan tongkatnya ke laut. Lalu tiba-tiba pergi. Semua pengikut Musa didorong untuk segera menyeberang. Ketika tentara Firaun berada di tengah lautan, air tiba-tiba kembali ke keadaan semula.

  • Tangan yang dapat memancarkan cahaya

Dalam dakwah pertama  kepada Fir’aun, ia menunjukkan beberapa keajaiban yang diberikan Allah kepadanya, dimulai dengan tongkat yang berubah menjadi ular dan tangan yang bersinar. Itu terjadi ketika dia memasukkannya ke dalam sakunya dan kemudian mengeluarkannya.

Tiba-tiba ada cahaya  yang membutakan mata, padahal Fir’aun memintanya untuk memasukkannya kembali ke dalam sakunya. Saat itu beredar desas-desus bahwa Musa adalah seorang penyihir yang licik. Tujuannya adalah untuk memecah belah kaum Muslim dan menyebarkan agama palsu.

Kesimpulan

Sekian pembahasan singkat mengenai keteladanan dari kisah nabi Musa A.S. Tidak sekedar membahas riwayat dari nabi Musa A.S saja, tetapi juga membahas mengenai teladan apa saja yang bisa kita ambil dari kisah dan sifat seorang Nabi Musa A.S. Membaca serta meneladani kisah dan sifat Nabi Musa A.S memberikan pelajaran bagi kita untuk selalu bersabar dan pantang menyerah akan setiap ujian yang diberikan oleh Allah SWT. Karena jika Allah SWT sudah berkehendak tidak ada satupun hal yang mustahil.

Demikian ulasan mengenai keteladanan dari kisah nabi Musa A.S.. Buat Grameds yang mau mempelajari semua hal tentang kisah keteladanan nabi Musa A,S dan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan agama lainnya, kamu bisa mengunjungi Gramedia.com untuk mendapatkan buku-buku terkait. Sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia selalu memberikan produk terbaik, agar kamu memiliki informasi terbaik dan terbaru untuk kamu.

Penulis: Pandu Akram

Artikel terkait:

Perbedaan Nabi dan Rasul Beserta Peranannya

Doa-Doa Nabi Sulaiman AS dan Hikmahnya

Memahami Doa Nabi Adam Beserta Keutamaan Doa Nabi Adam

Doa Nabi Khidir Ini Saat Punya Keinginan atau Hajat

Mukjizat Nabi Saleh serta Kisah bersama Kaum Tsamud

About the author

Yufi Cantika

Saya Yufi Cantika Sukma Ilahiah dan biasa dipanggil dengan nama Yufi. Saya senang menulis karena dengan menulis wawasan saya bertambah. Saya suka dengan tema agama Islam dan juga quotes.

Kontak media sosial Linkedin Yufi Cantika