Agama Islam

Tata Cara Bersuci dari Hadas dan Najis yang Benar

Written by Laila Wu

Dalam ibadah Islam, menjaga kebersihan fisik dan spiritual merupakan aspek penting yang harus diperhatikan dengan cermat. Salah satu cara untuk mencapai kebersihan tersebut adalah dengan menjalankan tata cara bersuci yang benar dari hadas dan najis sesuai dengan ajaran Islam. Bersuci dari hadas (ketidak-sucian) dan najis (kotoran) merupakan bagian penting dari kehidupan seorang Muslim, karena memungkinkan mereka untuk memulai ibadah seperti shalat dengan keadaan yang bersih dan suci di hadapan Allah SWT. 

Nah, dalam artikel ini, akan menjeGrameds lajahi tata cara bersuci yang benar sesuai dengan ajaran agama Islam, mulai dari pengertian dan pentingnya bersuci hingga langkah-langkah praktis yang harus diikuti dalam menjalankan proses bersuci dari hadas dan najis. Dengan pemahaman yang mendalam tentang tata cara bersuci ini, diharapkan kita dapat meningkatkan kualitas ibadah kita dan mendekatkan diri kepada-Nya dengan kebersihan lahir dan batin.

 

Pengertian Hadas dan Najis

Secara harfiah, dalam bahasa Arab, Hadas (حَدَثَ) berasal dari akar kata “حَدَثَ” yang artinya adalah “terjadi” atau “berbicara”. Dalam fiqih Islam, hadas merujuk pada kondisi ketidak-sucian yang disebabkan oleh aktivitas tertentu seperti buang air kecil, buang air besar, mimpi basah, atau hubungan intim.

Sedangkan najis (نَجِس) berasal dari akar kata “نَجَسَ” yang artinya adalah “kotor”. Najis dalam Islam berarti segala sesuatu yang dianggap kotor atau tidak suci dalam pandangan agama Islam. Ini dapat berupa kotoran manusia atau hewan, darah haid atau nifas, dan benda-benda tertentu yang dianggap najis menurut hukum syariat.

Dalam keduanya, baik hadas maupun najis, penting untuk melakukan tata cara bersuci yang benar sesuai dengan ajaran agama Islam untuk membersihkan diri dan kembali ke keadaan yang suci sebelum melakukan ibadah seperti salat.

 

Pentingnya Bersuci dari Hadas dan Najis

Bersuci dari hadas dan najis merupakan bagian penting dari praktik kebersihan spiritual dalam Islam. Hal ini dipandang sebagai suatu kewajiban karena beberapa alasan berikut:

  • Persyaratan untuk Melaksanakan Ibadah

Bersuci dari hadas dan najis diperlukan sebelum menjalankan ibadah tertentu, terutama salat. Salat merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim, dan salah satu syarat sahnya salat adalah keadaan tubuh yang bersuci.

  • Kesucian Spiritual

Bersuci dari hadas dan najis juga mencerminkan kesucian spiritual seorang Muslim. Membersihkan diri dari kotoran fisik dan spiritual dianggap sebagai langkah penting dalam menjaga hubungan yang baik dengan Allah SWT dan meningkatkan kualitas ibadah.

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

button

 

  • Menjaga Kebersihan Diri dan Kesehatan

Prosedur bersuci juga berperan dalam menjaga kebersihan fisik dan kesehatan individu. Membersihkan diri setelah melakukan aktivitas tertentu seperti buang air atau hubungan intim merupakan tindakan higienis yang penting untuk mencegah penyakit dan menjaga kesehatan tubuh.

  • Menjaga Kesucian dan Kehormatan Ibadah

Bersuci dari hadas dan najis juga merupakan upaya untuk menjaga kesucian dan kehormatan ibadah. Dalam Islam, ibadah dianggap sebagai suatu bentuk ibadah yang mulia dan suci, dan oleh karena itu, kebersihan fisik dan spiritual sangat dihargai dalam melakukan ibadah tersebut.

 

Dengan demikian, bersuci dari hadas dan najis bukan hanya merupakan kewajiban dalam Islam, tetapi juga merupakan bagian penting dari upaya untuk menjaga kebersihan spiritual, kesehatan fisik, dan kehormatan ibadah seorang Muslim.

Buku Pintar Bersuci, Shalat, Dzikir, dan Doa Khusus Muslimah

button

 

Contoh-contoh Hadas dan Najis

1. Hadas

Dalam Islam, hadas adalah pada kondisi ketidak-sucian yang dapat terjadi pada seseorang dan memengaruhi kelayakan untuk menjalankan ibadah tertentu seperti salat. Berikut adalah beberapa contoh-contoh hadas:

  • Buang Air Kecil dan Buang Air Besar

Setelah seseorang buang air kecil (BAK) atau buang air besar (BAB), maka ia menjadi dalam keadaan hadas kecil dan harus berwudhu atau mandi junub sebelum melakukan shalat.

  • Mimpi Basah (Ihtilam)

Mimpi basah atau ihtilam adalah kondisi ketika seseorang mengalami ejakulasi saat tidur, yang menyebabkan keadaan hadas besar. Untuk kembali bersuci, seseorang harus mandi junub sebelum melakukan salat.

  • Hubungan Intim (Jima‘)

Setelah melakukan hubungan intim antara suami dan istri, keduanya menjadi dalam keadaan hadas besar dan harus mandi junub sebelum melakukan salat.

  • Haid

Haid adalah masa menstruasi yang dialami oleh wanita, yang menyebabkan keadaan hadas besar. Wanita yang sedang haid tidak diizinkan untuk menjalankan salat atau puasa. Mereka harus mandi junub setelah berakhirnya haid sebelum bisa kembali menjalankan ibadah.

  • Nifas

Nifas adalah periode pembersihan setelah melahirkan bagi wanita. Wanita yang mengalami nifas juga dalam keadaan hadas besar dan harus mandi junub sebelum dapat melakukan ibadah.

Amalan Muslimah Ketika Haid dan Nifas

button

 

  • Keluarnya Madzi (Cairan Pra-Ejakulasi)

Keluarnya madzi, cairan pra-ejakulasi, saat terangsang seksual juga dapat menyebabkan keadaan hadas kecil dan memerlukan wudhu sebelum salat.

  • Kehilangan Akal Sejenak

Kehilangan akal sejenak, seperti pingsan atau hilang kesadaran, juga dapat menyebabkan seseorang dalam keadaan hadas kecil dan harus berwudhu sebelum shalat.

Penting untuk memahami kondisi-kondisi yang menyebabkan hadas dan memastikan untuk membersihkan diri dengan benar sesuai dengan tata cara bersuci dalam agama Islam sebelum melaksanakan ibadah.

 

2. Najis

Sementara itu, najis seperti yang dijelaskan sebelumnya adalah segala sesuatu yang dianggap kotor atau tidak suci dalam pandangan agama. Berikut adalah beberapa contoh-contoh najis:

  • Kotoran Manusia

Ini termasuk tinja dan urine manusia. Bagian tubuh yang terkena kotoran manusia dianggap najis dan harus dibersihkan sebelum melakukan ibadah.

  • Kotoran Hewan

Termasuk tinja dan urine hewan seperti anjing dan babi. Tubuh yang terkena kotoran hewan dianggap najis dan harus dibersihkan sebelum melakukan ibadah.

  • Darah Haid dan Nifas

Darah yang keluar selama masa haid (menstruasi) atau nifas (setelah melahirkan) dianggap najis. Wanita yang mengalami haid atau nifas harus menunggu sampai masa tersebut berakhir dan membersihkan diri sebelum melakukan ibadah.

  • Darah dan Daging Babi

Dalam Islam, babi dianggap haram dan semua bagian tubuhnya dianggap najis. Hal ini termasuk darah dan daging babi, yang jika terkena tubuh atau pakaian, harus dibersihkan dengan cermat.

  • Air Kencing Binatang yang Memakan Najis

Air kencing binatang yang memakan najis juga dianggap najis. Ini mencakup hewan-hewan seperti kucing dan anjing, yang air kencingnya harus dihindari dan dibersihkan jika terkena.

  • Benda-benda Najis Lainnya

Ini termasuk semua benda yang terkontaminasi oleh najis, seperti tanah yang terkena air kencing hewan, atau barang-barang yang terkena darah.

 

Tata Cara Bersuci dari Hadas Kecil

(Sumber foto: www.pexels.com)

Tata cara bersuci dari hadas kecil, seperti buang air kecil atau buang angin, dilakukan dengan cara berwudhu. Berikut adalah langkah-langkahnya:

  • Niat (Niyyah)

Mulailah dengan berniat di dalam hati untuk membersihkan diri dari hadas kecil dan bermaksud untuk berwudhu.

  • Mencuci Tangan

Basuh kedua telapak tangan hingga pergelangan tangan tiga kali, mulai dari tangan kanan, kemudian kiri, dan bergantian lagi ke tangan kanan.

  • Berkumur dan Bersin

Bersiulah tiga kali, jika memungkinkan, dan bersihkan hidung dengan memasukkan air ke hidung dan membuangnya tiga kali.

  • Mencuci Wajah

Basuh wajah mulai dari dahi hingga dagu, dan dari telinga kanan ke telinga kiri. Lakukan ini tiga kali.

  • Mencuci Lengan

Basuh lengan kanan mulai dari siku hingga ujung jari, dan lakukan yang sama untuk lengan kiri. Ulangi tiga kali.

  • Menyapu Kepala

Basuh bagian atas kepala dengan menyapu air di atas kepala dan menggosok bagian atas rambut. Jika rambut tebal, pastikan air sampai ke akar rambut.

  • Mencuci Kaki

Basuh kaki kanan mulai dari mata kaki hingga pergelangan kaki, dan lakukan yang sama untuk kaki kiri. Pastikan air mencapai semua bagian kaki. Ulangi tiga kali.

 

Setelah berwudhu, lanjutkan membaca doa sebagai berikut,

اَشْهَدُ اَنْ لَااِلٰهَ اِلَّااللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنِىْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِىْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ، وَجْعَلْنِيْ مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ

 

Arab latin: Asyhadu allaa ilaahah illallaah wahdahuu laa syariika lahuu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu wa rosuuluh. Allaahummaj’alnii minat tawwaabiina waj’alnii minal mutathahhiriina, waj’alnii min ‘ibadikash shaalihiin.

Artinya: “Aku bersaksi, tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Tunggal, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan Utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku orang yang bertaubat dan jadikanlah aku orang yang suci dan jadikanlah aku dari golongan hamba-hamba Mu yang shalih,”

Sempurnakah Wudhuku?

button

 

Tata Cara Bersuci dari Hadas Besar

Tata cara bersuci dari hadas besar, seperti mandi junub setelah hubungan intim atau mimpi basah, memiliki langkah-langkah yang berbeda dengan berwudhu. Berikut adalah langkah-langkahnya:

  • Niat (Niyyah)

Mulailah dengan berniat di dalam hati untuk membersihkan diri dari hadas besar dan bermaksud untuk mandi junub. Berikut ini adalah niatnya:

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَكْبَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَال

Arab latin: Nawaitu ghusla lirafil hadatsil akbari fardhan lillahi ta’aala

Artinya: “Aku berniat mandi besar untuk menghilangkan hadats besar fardhu karena Allah ta’ala,”

  • Membasahi Seluruh Tubuh

Basahi seluruh tubuh dengan air, pastikan air mencapai setiap bagian tubuh dari kepala hingga ujung kaki.

  • Membersihkan Mulut dan Hidung

Berkumur-kumur dengan air dan membersihkan hidung dengan menyemprotkan air ke dalamnya, lalu buang air tersebut. Lakukan ini beberapa kali hingga merasa bersih.

  • Mencuci Rambut

Pastikan air mencapai akar rambut dan merata di seluruh kepala. Gosoklah kulit kepala dengan jari-jari tangan untuk memastikan air meresap ke akar rambut.

  • Mencuci Tubuh

Gunakan sabun atau bahan pembersih lainnya untuk membersihkan tubuh secara menyeluruh dari kotoran atau sisa-sisa najis yang mungkin ada.

  • Memastikan Air Mencapai Setiap Bagian Tubuh

Pastikan bahwa air mencapai setiap bagian tubuh, termasuk lipatan-lipatan, sela-sela, dan bagian-bagian yang sulit dijangkau.

  • Mengulang Tindakan Jika Diperlukan

Jika ada bagian tubuh yang terlewat atau jika merasa belum bersih sepenuhnya, ulangi langkah-langkah di atas sampai merasa telah membersihkan diri dengan baik.

 

Setelah menjalani proses mandi junub sesuai dengan tata cara di atas, kamu telah membersihkan diri dari hadas besar dan dapat kembali menjalankan ibadah dengan keadaan yang bersih dan suci. Jangan lupa untuk melakukan mandi junub dengan penuh kesadaran dan ketelitian, serta menjaga kesucian selama prosesnya.

 

Tata Cara Bersuci dari Najis

Sama seperti halnya dengan hadas, najis juga dibagi menjadi tiga jenis, yaitu najis mutawassitah (sedang), najis mukhaffafah (ringan), dan najis mughallazah (berat).

Najis mutawassitah terdiri dari benda-benda seperti bangkai hewan yang berdarah, darah, nanah, arak, dan segala cairan yang keluar dari kubul dan dubur, kecuali air mani. Najis ini dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu najis ainiyah dan najis hukmiyah.

Najis mutawassitah ainiyah adalah najis yang memiliki zat, warna, bau, dan rasanya yang nyata. Cara membersihkannya adalah dengan menghilangkan najisnya terlebih dahulu, kemudian disiram dengan air.

Sementara najis mutawassitah hukmiyah tidak memiliki zat, warna, bau, atau rasa yang terlihat, seperti air kencing yang telah mengering. Cara membersihkannya adalah dengan mengalirkan air di atas benda yang terkena najis.

Selain najis mutawassitah, terdapat juga najis mukhaffafah, yang merupakan najis ringan. Contoh najis ini adalah air kencing bayi laki-laki yang belum makan selain air susu ibu (ASI). Cara membersihkannya cukup mudah, yaitu dengan memercikkan atau mengusapnya dengan air pada tempat atau benda yang terkena najis.

Namun, jika air kencing bayi perempuan memiliki najis yang sama seperti air kencing orang dewasa, maka cara membersihkannya juga sama seperti membersihkan air kencing orang dewasa, sesuai dengan penjelasan yang terdapat dalam sebuah hadits.

Terakhir adalah najis mughallazhah, atau najis berat. Penyebab najis ini adalah air seni hewan anjing atau babi. Cara membersihkannya adalah dengan menghilangkan wujud benda najis tersebut, kemudian mencucinya bersih dengan air sampai tujuh kali, salah satunya menggunakan tanah, sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadis yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW.

 

Kesimpulan

Itu dia pemahaman yang bisa Grameds ambil tentang tata cara bersuci dari hadas dan najis dalam Islam yang menjadi hal yang sangat penting bagi setiap Muslim. Bersuci adalah bagian utama dari ibadah! Menjaga kesucian tubuh serta lingkungan sekitar merupakan kewajiban yang harus dipenuhi dalam menjalankan ajaran agama. Dengan mempraktikkan tata cara bersuci yang benar sesuai dengan ajaran Islam, kita dapat memastikan bahwa ibadah kita diterima oleh Allah SWT dan kita senantiasa menjaga kesucian serta kebersihan spiritual dan fisik. Semoga artikel ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya bersuci dalam menjalankan ibadah sehari-hari dan membantu dalam meningkatkan kualitas ibadah kita kepada Allah SWT, ya, Grameds!

About the author

Laila Wu