Bahasa Indonesia

Memahami Apa Itu 5W 1H Dalam Teks Berita

Written by Siti Badriyah

5W 1H – Grameds pasti tahu dong apa itu 5W 1H yang sering digunakan sebelum menuliskan teks berita atau bahkan menganalisis masalah di bidang marketing? Yap, penggunaan 5W 1H yang mana sering dianggap menjadi unsur-unsur utama dalam pembuatan suatu teks berita, terutama ketika akan menentukan suatu pokok berita. Sebelum menulis teks berita, Grameds tentu saja harus membuat kerangka teks terlebih dahulu menggunakan 5W 1H. Singkatnya, 5W 1H ini adalah panduan pertanyaan yang menjadi dasar dalam susunan berita. Setelah kerangka teks berita selesai disusun, Grameds hanya perlu menyempurnakannya saja. Lantas, apa sih sebenarnya 5W 1H itu? Apa manfaat menggunakan pedoman 5W 1H dalam menyusun suatu teks, terutama pada teks berita? Nah, supaya Grameds memahaminya, yuk simak ulasan berikut ini!

https://www.pexels.com/

Apa Itu 5W 1H?

Pada dasarnya, definisi dari 5W 1H ini adalah sebuah panduan yang berisikan pertanyaan-pertanyaan untuk menyusun sebuah teks berita. Nah, pertanyaan-pertanyaan tersebut akan “dijawab” sendiri oleh penyusun teks berita. Melalui jawaban-jawaban itulah, informasi akan teks berita akan tersusun dan kemudian disempurnakan sesuai dengan struktur dan kaidah kebahasaannya. Pada 5W 1H ini terdapat 6 unsur yakni berupa: What (Apa), Who (Siapa), Where (Dimana), When (Kapan), Why (Mengapa), dan How (Bagaimana). Melalui 6 pertanyaan atau 6 unsur ini, Grameds akan merasa terbantu untuk menyusun teks berita dengan mudah.

  • What (Apa)

Dalam suatu berita, unsur What (Apa) ini harus menjadi hal utama yang diperhatikan. “Apa masalah/peristiwa yang terjadi?” 

  • Who (Siapa)

Unsur kedua ini berkenaan dengan siapa atau orang yang berkaitan dengan peristiwa yang akan dijadikan berita. Tak jarang, dalam suatu teks berita akan memuat pula pernyataan keterangan dari  orang-orang yang terlibat tersebut. “Siapa yang terlibat dalam masalah/peristiwa tersebut?”

  • Where (Dimana)

Unsur ketiga ini berkaitan dengan tempat atau lokasi terjadinya masalah/peristiwa tersebut. Biasanya, dapat dijelaskan secara lebih detail. Misalnya di Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. “Dimana tempat terjadinya masalah/peristiwa tersebut?”

  • When (Kapan)

Unsur keempat berkenaan dengan waktu terjadinya masalah/peristiwa tersebut. Berhubung teks berita itu adalah teks yang bersifat faktual, maka unsur keempat ini tidak boleh dipalsukan ya… Harus benar-benar sesuai dengan waktu terjadinya masalah/peristiwa tersebut. “Kapan masalah/peristiwa itu terjadi?”

  • Why (Mengapa)

Unsur kelima ini berkaitan dengan alasan mengapa masalah/peristiwa tersebut dapat terjadi. Unsur ini harus benar-benar diselidiki secara detail supaya ketika menyusun teks berita, Grameds tidak bingung atau lupa dengan peristiwa yang sudah terjadi. “Mengapa peristiwa itu bisa terjadi?”

  • How (Bagaimana)

Unsur terakhir adalah tentang bagaimana proses terjadinya masalah/peristiwa yang tengah dibahas. Biasanya, unsur inilah yang harus dijelaskan secara rinci supaya pembaca atau pendengar tidak kebingungan dengan inti berita. Dalam penjabarannya pun harus menggunakan konjungsi kausalitas (sebab-akibat). Unsur how (bagaimana) ini pun akan mendukung pernyataan dari unsur why (mengapa). “Bagaimana masalah/peristiwa itu dapat terjadi?”

Nah, semua unsur-unsur tersebut harus termuat pada sebuah artikel atau teks berita. Bahkan tak jarang, penulisan karya sastra seperti cerpen pun juga membutuhkan panduan 5W 1H ini supaya penulis lebih mudah dalam menyusun informasinya. Dalam ilmu jurnalistik, pedoman 5W 1H ini lebih sering disebut sebagai “Piramida Terbalik”. Sedikit trivia saja nih, 5W 1H ini biasanya akan menggunakan kata tanya. Contoh 5W 1H untuk menyusun informasi dalam sebuah teks berita.

  1. Apa motivasimu menjadi seorang pegawai instansi pemerintahan?
  2. Siapa saja yang berhak mengikuti ujian CPNS 2022 ini?
  3. Dimana lokasi ujian CPNS 2022 diadakan?
  4. Kapan ujian CPNS 2022 diadakan oleh pemerintah pusat?
  5. Mengapa kamu tertarik mengikuti ujian CPNS 2022 ini?
  6. Bagaimana proses pendaftaran hingga ujian CPNS 2022 ini?

Manfaat Penggunaan 5W 1H Dalam Penyusunan Teks Berita

Secara umum, penggunaan 5W 1H dalam upaya penyusunan teks berita justru akan mempermudah Grameds untuk menyusun teks berita yang baik dan benar. Ketika menerima informasi dari suatu peristiwa baik melalui jawaban narasumber maupun menganalisisnya seorang diri, penggunaan 5W 1H ini tetap harus menjadi panduan utama untuk menyusun teks berita. Bahkan saat ini, penggunaan 5W 1H pun tidak hanya diterapkan pada penyusunan teks berita saja, tetapi juga dalam kegiatan analisis bisnis perusahaan.

Singkatnya, penggunaan metode 5W 1H ini sangat memudahkan penulis untuk menyusun informasi utuh yang didapatkannya supaya dapat menjadi suatu teks yang baik dan benar.

Mengenal Apa Itu Teks Berita

https://www.pexels.com/

Sedari tadi, Grameds sering menemukan istilah “teks berita” terutama dalam penggunaan 5W 1H ini. Memangnya, apa sih teks berita itu? Yuk simak ulasannya berikut ini!

Definisi Teks Berita

Sebenarnya, pembelajaran mengenai teks berita ini sudah diajarkan sejak pada jenjang Sekolah Dasar terutama dengan Kurikulum 2013 di mata pelajaran Bahasa Indonesia. Jika melihat pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “berita” memiliki arti berupa ‘cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat’. Sedangkan, menurut J.B Wahyudi, teks berita adalah ‘jenis teks narasi yang berisikan laporan kejadian, peristiwa, atau informasi tentang sesuatu yang telah atau sedang terjadi’. Sementara itu, menurut Putra (2007), berpendapat bahwa berita adalah suatu laporan tentang kejadian yang menimbulkan kehebohan bagi masyarakat, baik yang mendengarkan atau mengetahuinya secara langsung. Nah, berhubung berita itu berkaitan erat dengan masyarakat, maka penulisannya pun tidak boleh sembarangan dan tetap berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan.

Atas dasar itulah, teks berita dapat didefinisikan sebagai ‘teks yang berisikan mengenai segala peristiwa yang telah atau sedang terjadi di masyarakat’. Teks berita ini biasanya akan disebarkan dengan cara dibacakan melalui berbagai media massa. Mulai dari televisi, radio, internet, hingga situs web khusus yang berisikan berita-berita di dunia.

Unsur-Unsur Teks Berita

Berkaitan dengan unsur-unsur teks berita, sebenarnya sudah dijelaskan sebelumnya ya. Namun, tidak ada salahnya kok jika Grameds mengulasnya kembali. Unsur-unsur teks berita itu adalah 5W 1H, yakni berupa What (Apa), Who (Siapa), Where (Dimana), When (Kapan), Why (Mengapa), dan How (Bagaimana). Berikut penjelasannya.

  • What (Apa)

Dalam suatu berita, unsur What (Apa) ini harus menjadi hal utama yang diperhatikan. “Apa masalah/peristiwa yang terjadi?” 

  • Who (Siapa)

Unsur kedua ini berkenaan dengan siapa atau orang yang berkaitan dengan peristiwa yang akan dijadikan berita. Tak jarang, dalam suatu teks berita akan memuat pula pernyataan keterangan dari  orang-orang yang terlibat tersebut. “Siapa yang terlibat dalam masalah/peristiwa tersebut?”

  • Where (Dimana)

Unsur ketiga ini berkaitan dengan tempat atau lokasi terjadinya masalah/peristiwa tersebut. Biasanya, dapat dijelaskan secara lebih detail. Misalnya di Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. “Dimana tempat terjadinya masalah/peristiwa tersebut?”

  • When (Kapan)

Unsur keempat berkenaan dengan waktu terjadinya masalah/peristiwa tersebut. Berhubung teks berita itu adalah teks yang bersifat faktual, maka unsur keempat ini tidak boleh dipalsukan ya… Harus benar-benar sesuai dengan waktu terjadinya masalah/peristiwa tersebut. “Kapan masalah/peristiwa itu terjadi?”

  • Why (Mengapa)

Unsur kelima ini berkaitan dengan alasan mengapa masalah/peristiwa tersebut dapat terjadi. Unsur ini harus benar-benar diselidiki secara detail supaya ketika menyusun teks berita, Grameds tidak bingung atau lupa dengan peristiwa yang sudah terjadi. “Mengapa peristiwa itu bisa terjadi?”

  • How (Bagaimana)

Unsur terakhir adalah tentang bagaimana proses terjadinya masalah/peristiwa yang tengah dibahas. Biasanya, unsur inilah yang harus dijelaskan secara rinci supaya pembaca atau pendengar tidak kebingungan dengan inti berita. Dalam penjabarannya pun harus menggunakan konjungsi kausalitas (sebab-akibat). Unsur how (bagaimana) ini pun akan mendukung pernyataan dari unsur why (mengapa). “Bagaimana masalah/peristiwa itu dapat terjadi?”

Ciri-Ciri Teks Berita

Berhubung teks berita itu akan disebarkan kepada masyarakat luas, maka informasinya pun harus bersifat faktual atau benar-benar terjadi secara nyata. Bahkan dalam kode etik jurnalistik pun, melarang adanya penyusunan teks berita dengan kebohongan. Nah, berikut ini adalah ciri-ciri dari sebuah teks berita.

1. Faktual

Maksudnya adalah kejadian atau peristiwa yang dibicarakan pada teks berita itu harus benar-benar terjadi secara nyata. Untuk melihat apakah peristiwa itu nyata atau tidak, dapat dibuktikan kebenarannya dengan dokumentasi.

2. Aktual

Maksudnya, kejadian atau peristiwa yang dibahas pada teks berita tersebut harus hal-hal yang bersifat baru, terkini, dan tengah menjadi pembicaraan banyak orang. Hal tersebut karena tujuan orang membaca teks berita memang hanya untuk mengetahui kabar peristiwa terkini di daerahnya atau di luar daerahnya.

3. Unik dan Menarik

Unik artinya, setiap wartawan atau portal penyedia berita harus memiliki gaya selingkung sendiri yang diciptakan oleh tim editorial, redaksi, dan diksi yang khas. Sementara itu, ciri berita juga harus menarik yang berarti informasi berita haruslah menarik perhatian masyarakat banyak. Apabila suatu teks berita sudah menarik perhatian masyarakat banyak, maka mereka pun akan merasa begitu ingin tahu untuk membaca atau menyimak teks berita tersebut.

4. Berpengaruh Bagi Masyarakat Luas

Artinya, suatu teks berita harus benar-benar dapat memberikan pengaruh yang besar bagi kepentingan masyarakat luas. Misalnya ada berita tentang bencana alam. Nah, berita tersebut akan dapat mempengaruhi masyarakat luas untuk melakukan donasi bantuan terhadap korban bencana alam tersebut.

5. Objektif

Sebuah teks berita selain bersifat faktual, juga harus objektif alias dalam penyusunannya tidak dipengaruhi oleh pandangan atau pendapat orang lain, sekalipun wartawannya.

6. Menggunakan Bahasa Baku, Sederhana, dan Komunikatif

Berbeda dengan teks cerpen atau teks narasi lain yang dapat menggunakan bahasa informal, justru pada teks berita ini ciri khasnya adalah bahasa baku. Bahasa baku adalah ragam bahasa yang dari pengucapan maupun penulisannya sesuai dengan kaidah EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) dan tata bahasa baku. Selain itu, dalam sebuah teks berita, harus menggunakan bahasa yang sederhana saja dan komunikatif kepada pendengar maupun pembaca.

Struktur Teks Berita

Sama halnya dengan teks Bahasa Indonesia lainnya, dalam teks berita juga memiliki struktur tersendiri. Menurut Romli (2018), struktur teks berita ini ada 3, yakni orientasi berita, peristiwa, dan sumber berita. Nah, berikut adalah penjelasannya.

1. Orientasi Berita

Yakni berupa pengenalan masalah atau hal-hal apa saja yang akan dibahas dalam teks berita tersebut. Jika melihat pada unsur-unsur teks berita 5W 1H, maka struktur ini memuat unsur What (Apa).

2. Peristiwa

Yakni berupa rangkaian peristiwa yang terjadi dan dijelaskan secara rinci serta berurutan. Jika melihat pada unsur-unsur teks berita 5W 1H, maka struktur ini memuat unsur Who (Siapa), Where (Dimana), When (Kapan), Why (Mengapa), dan How (Bagaimana).

3. Sumber Berita

Sumber berita sebenarnya dapat diletakkan di awal berita, tetapi di akhir juga diperbolehkan. Biasanya, sumber berita ini dituliskan pada media cetak seperti surat kabar.

Kaidah Kebahasaan Teks Berita

Kaidah kebahasaan sangat digunakan sebagai pedoman untuk menyusun suatu teks, tak terkecuali pada teks berita. Menurut Romli (2018), kaidah kebahasaan dari teks berita adalah:

1. Menggunakan Kalimat Langsung

Jika hendak menggunakan kalimat langsung, maka biasanya akan berupa hasil kutipan dari pembicaraan narasumber pada sebuah wawancara.

2. Menggunakan Kalimat Tidak Langsung

Apabila hendak menggunakan kalimat tidak langsung, maka disarankan untuk melaporkan teks beritanya dengan susunan kalimat pada umumnya.

3. Menggunakan Verba Transitif

Yakni berupa verba (kata kerja) yang dapat diubah menjadi bentuk pasif.

4. Menggunakan Pewarta

Yakni berupa verba (kata kerja) yang mengindikasikan suatu percakapan.

Teknik Menulis Teks Berita

https://pixabay.com/

Menurut Harahap (2006), sebuah teks berita harus ditulis menggunakan teknik tertentu, yakni sebagai berikut.

1. Judul

Pada bagian judul, hendaknya disusun dengan kalimat pendek saja, tetapi dapat menggambarkan isi berita secara keseluruhan. Saat ini, susunan kalimat pada bagian judul menjadi tanggung jawab oleh seorang copywriter dan harus menarik perhatian pembaca.

2. Inti Berita

Pada bagian inti berita ini juga penting, karena akan menjadi penentu seorang pembaca untuk tetap melanjutkan bacaannya atau tidak. Dalam penyusunannya pun tidak akan lepas dari unsur 5W 1H.

3. Tubuh Berita

Pada bagian ini, akan berisikan penjelasan yang lebih rinci dari bagian inti berita. Uraian pada tubuh berita akan lebih lengkap karena berisikan informasi dari narasumber yang menjadi pokok penting. Penguraiannya pun ditulis dalam bentuk paragraf dengan tetap memperhatikan konjungsi. Biasanya, penyusunan pada bagian tubuh berita ini akan mudah ditulis jika judul dan inti berita sudah selesai digarap.

Sumber:

Hidayat, Arif. (2011). Pembelajaran Menulis Teks Berita. INSANIA, Vol 16(3). 

Pratiwi, Ni Wayan Eviyanti Siska. (2018). Kemampuan Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 1 Torue Dalam Menulis Teks Berita. Jurnal Bahasa dan Sastra, Vol 3(4). 

http://portaluniversitasquality.ac.id:55555/

Baca Juga!

About the author

Siti Badriyah

Tulis menulis menjadi salah satu hobi saya. Dengan menulis, saya menyebarkan beragam informasi untuk orang lain. Tak hanya itu, menulis juga menggugah daya berpikir saya, sehingga lebih banyak informasi yang dapat saya tampung.

Kontak media sosial Instagram saya Siti Badriyah