Sandwich Generation atau biasa dikenal dengan sebutan generasi roti lapis, generasi roti apit, generasi roti jepit, generasi terjepit merupakan sekelompok orang dewasa paruh baya yang merawat orang tua mereka yang sudah lanjut usia serta merawat anak-anak mereka sendiri.
Generasi Sandwich ini merupakan fenomena yang bisa dipengaruhi oleh siapa saja yang masih memiliki orang tua dan tentunya anak-anak yang masih membutuhkan dukungan pada saat waktu yang bersamaan.
Fenomena generasi Sandwich ini dikenal pada akhir abad ke-20 yang dikarenakan perubahan rentang hidup dan usia yang lebih tua untuk melahirkan seorang anak. Fenomena ini merupakan sebuah pertanda bahwa para Ibu sering memiliki anak kecil dan juga orang tua yang lemah pada waktu bersamaan.
Seperti halnya pada awal abad ke-20 wanita mungkin mempunyai anak saat usia mereka menginjak sekitar 20 tahunan, sedangkan orang tuanya berusia 40 tahun dan tidak perlu perawatan khusus.
Tetapi baru-baru ini, wanita di negara-negara maju sering mempunyai keturunan atau anak saat usianya menginjak 30 tahun, sedangkan orang tua mereka sendiri berusia sekitar 60 tahun. Oleh sebab itu, orang tua mempunyai risiko untuk membutuhkan dukungan yang jauh lebih tinggi sebelum cucu menjadi dewasa.
Table of Contents
Pengertian Generasi Sandwich
Sandwich generation awalnya diperkenalkan oleh Dorothy A. Miller yang merupakan seorang profesor sekaligus direktur praktikum dari Universitas Kentucky tahun 1981 dalam jurnal yang berjudul “The Sandwich Generation: Adult Children of The Aging”.
Jadi istilah generasi sandwich adalah suatu keadaan yang mana seseorang memiliki tanggung jawab yang ganda untuk menghidupi dua generasi sekaligus. Dua generasi itu merupakan generasi atas atau orang tua atau mertua, dan juga generasi bawah yaitu anak kandung atau bahkan cucu.
Bagi mereka, orang-orang yang mengalami terjepit keadaan ini memiliki tanggung jawab untuk merawat orang tua dan juga anak-anaknya pada waktu yang bersamaan. Mereka bisa membantu orang yang mereka cintai dengan membagi tugas sehari-hari, memberikan pengobatan dan membantu dalam kesulitan baik itu keuangan, hukum dan juga emosional dari diri orang-orang yang mereka cintai.
Apabila Anda berada pada posisi ini, maka komunikasi yang dijalin memang cukup penting. Apalagi terkait komunikasi finansial yang berguna untuk meminimalisir persoalan pada keuangan Anda, dan juga yang mengakibatkan pada kondisi stres karena memikirkan persoalan keuangan itu.
Apabila komunikasi tidak terjaga, maka dapat membuat Anda kebingungan dalam menjaga stabilitas finansial karena tentunya Anda memaksakan diri untuk menanggung semua biaya kehidupan orang lain yang lebih dari kemampuan finansial diri Anda.
Selain itu, pengeluaran dalam biaya sehari-sehari juga tidak bisa kita duga. Hidup terus berputar begitupun dengan kebutuhan dalam kehidupan. Seperti halnya kebutuhan rumah tangga atau sehari-hari, biaya listrik dan air, pembayaran uang masuk untuk sekolah anak, cicilan rumah dan kendaraan, dan masih banyak lagi kebutuhan yang lainnya.
Belajar Sains Sulit dan Membosankan? Kamu Bisa Belajar Sains dengan Seru dan Menyenangkan Disini!
Ciri-Ciri Generasi Sandwich
Fenomena generasi sandwich biasanya terjadi apabila orang tua sudah terjebak pada generasi ini, maka besar kemungkinan anak yang diturunkannya akan demikian. Di sisi lain, generasi sandwich terjadi karena kurang siapnya seseorang dalam mempersiapkan masa depan, seperti halnya mengatur keuangan, pengeluaran yang tinggi serta pendapatan yang terbilang rendah.
Berikut ciri-cirinya dari generasi sandwich, yaitu:
1. The Traditional Sandwich Generation
Generasi ini berisikan orang dewasa yang memiliki usia sekitar 40 sampai 50 tahun. Mereka diapit oleh kebutuhan orang tua usia lanjut dan juga anak-anak yang masih membutuhkan bantuan finansial. Akan tetapi kita bisa untuk mencoba memutuskan rantai tradisional generasi sandwich dengan cara:
- Memanfaatkan potongan PTKP yang ada
Anda bisa memanfaatkan potongan dari Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) untuk memberikan lebih banyak penghasilan yang bisa dibawa pulang. Dengan memanfaatkan PTKP, Anda bisa memiliki uang lebih untuk ditabung. - Memberikan pendidikan finansial kepada anak
Mendidik anak sejak dini memang sudah menjadi kewajiban bagi setiap orang tua, terlebih jika kita sudah mempersiapkan anak-anak kita dengan mempelajari tata cara mengatur keuangan yang baik dan benar.
Tujuannya agar pengeluaran nantinya tidak membengkak dan masih bisa untuk menabung. Mengajarkan anak untuk menabung sejak dini sangat penting, agar anak-anak kita tidak terus membelanjakan uang yang didapat hanya untuk kesenangan semata. - Menyiapkan dana pensiun
Menyiapkan dana pensiun juga penting untuk bekal masa tua nanti, agar kita tidak terlalu merepotkan anak cucu kita nantinya. Menyiapkan dana pensiun bisa Anda lakukan sedari muda. Dengan mendaftarkan pada asuransi ataupun dengan menabung secara mandiri.
2. The Club Sandwich Generation
Generasi ini berisikan orang dewasa yang memiliki usia 30 sampai 60 tahun. Jika sudah menikah, maka mereka diapit antara orang tua dan anak, serta cucu, atau nenek dan kakek. Mereka yang berada di kondisi ini harus menanggung kebutuhan hidup dari generasi yang lebih banyak.
3. The Open Faced Sandwich Generation
Untuk Generasi ini berisikan siapa saja yang terlibat dalam perawatan lansia. Jadi pada generasi ini mereka yang sudah menikah masih harus membiayai orang tua serta saudara kandungnya.
Penyebab Generasi Sandwich
Seperti yang kita ketahui, generasi sandwich merupakan istilah yang populer di kalangan masyarakat khususnya bagi kalangan remaja dan juga orang dewasa. Bagi mereka yang berada di posisi generasi sandwich ini tidak jarang mengeluhkan mengenai beban kehidupan yang mereka pikul. Hal ini karena beratnya untuk memenuhi kebutuhan finansial untuk orang tua maupun anak-anaknya.
Selain itu, gaji yang diterima bisa hilang begitu saja untuk membantu kebutuhan finansial orang tua, keluarga sendiri sampai kebutuhan sekolah anak menjadi permasalahan yang pastinya dialami oleh generasi sandwich. Berikut penyebab dari generasi sandwich, atau masalah-masalah yang timbul:
1. Kurangnya kemampuan dalam finansial
Finansial merupakan penyebab utama dari generasi sandwich ini. Hal lain terjadi seperti kegagalan orang tua dalam menyiapkan finansial untuk masa tuanya merupakan salah satunya.
Pada saat masa mudanya karena perilaku konsumtif yang tidak terkontrol. Pemasukan yang minim dan pengeluaran yang tinggi tidak bisa dicegah. Perilaku konsumtif ini yang terjadi pastinya bisa membuat rencana finansial untuk masa depan menjadi terhambat sehingga prioritas keuangan menjadi tidak tepat.
2. Membeli barang-barang yang tidak penting
Membeli barang-barang yang sebenarnya tidak terlalu penting atau tidak dibutuhkan juga menjadi penyebabnya pembengkakan pada pengeluaran. Kita harus bisa memilah barang-barang apa yang kita butuhkan. Perilaku konsumtif membuat kita tidak bisa untuk menabung.
Jika kita tidak memiliki tabungan untuk masa depan, maka generasi dibawahnya yaitu anak-anak nya harus menanggung beban hidup dari orang tuanya. Apalagi disaat kita sudah menikah dan memiliki anak, maka generasi sandwich akan terjadi.
3. Orang yang dulunya merupakan generasi sandwich
Mereka yang dulunya sudah hidup lebih dulu menjadi generasi sandwich, yaitu dengan menghidupi banyak orang di keluarga. Maka pengeluaran terus membengkak, pendapatan yang didapat tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dan juga keluarganya tentunya akan merasa kesulitan untuk menabung. Pada akhirnya mereka menjadi ketergantungan kepada generasi yang selanjutnya.
Cara Meminimalisir Terjadinya Generasi Sandwich
Finansial memang selalu menjadi salah satu masalah yang serius. Kebutuhan sehari-hari membutuhkan finansial yang cukup, belum lagi dalam menjaga orang tua, sekolah anak dan masih banyak kebutuhan lainnya. Berikut cara dalam meminimalisir pertumbuhan generasi sandwich, yaitu:
1. Mencatat Pengeluaran dan Pemasukan
Mencatat pemasukan dan juga pengeluaran dalam kebutuhan sehari-hari menjadi salah satu cara agar Anda bisa mengontrol keuangan yang sedang dimiliki. Dengan mencatat pengeluaran kita bisa menahan diri untuk tidak membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan.
Jika kita bisa mengontrol pengeluaran untuk kebutuhan, maka kita bisa memberikan ancang-ancang dalam pengeluaran agar tidak terus membengkak dan kita bisa menabung sedikit demi sedikit.
2. Mengelola Keuangan dengan bijak
Apabila Anda mengalami kesulitan dalam mengelola keuangan dengan bijak sejak usia muda, maka bisa jadi merupakan salah satu penyebab munculnya generasi sandwich. Anda harus mencoba untuk memulai dalam mengatur keuangan.
Banyak rumus yang berguna untuk membantu Anda dalam mengatur keuangan. Misalnya, gunakan 40% dari total penghasilan sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari, 30% untuk membayar cicilan yang ada, 20% uangnya ditabung, dan 10% dari penghasilan untuk kebaikan. Atau Anda bisa menabung di awal saat baru mendapatkan uang gajian.
Selain itu, Anda bisa membuat perencanaan keuangan untuk mengelola penghasilan secara tepat. Anda bisa memulai untuk mencoba membuat rencana keuangan jangka pendek dalam waktu 1-2 tahun, jangka menengah dalam waktu 3-5 tahun, jangka panjang dalam waktu lebih dari 10 tahun. Perencanaan keuangan mengenai apa saja yang ingin kamu capai secara finansial dalam jangka waktu tersebut. Dengan ini, Anda bisa membuat target penghasilan yang harus didapatkan serta membantu Anda lebih bijak lagi dalam mengatur cash flow keluarga kamu.
Jika Grameds bingung atau tidak tahu mulai dari mana untuk mencatat pengeluaran serta merencanakan keuangan, maka Grameds harus membaca buku satu ini “Make It Happen! Buku Pintar Rencana Keuangan Untuk Wujudkan Mimpi”. Grameds bisa mendapatkan bukunya yang tersedia di www.gramedia.com.
3. Memiliki Penghasilan yang Cukup dan Tidak Dari Satu Sumber Penghasilan Saja
Penghasilan tidak harus berjumlah besar, cukup penghasilan yang mencukupi kebutuhan dan bisa disisihkan untuk menabung. Pastikan kerjaan yang Anda geluti saat ini memiliki penghasilan yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Pastikan Anda sudah memperkirakan dan juga menghitung seluruh kebutuhan dasar tanggungan, sehingga Anda bisa membagi penghasilan dengan tepat.
Gunakanlah waktu yang dimiliki dengan bijaksana, teruslah berpikir positif dan kreatif untuk membantu kestabilan mental. Cobalah untuk mencari penghasilan tambahan, jangan jadikan pekerjaanmu saat ini sebagai sumber penghasilan satu-satunya. Jika waktu yang Anda miliki bisa menjadi sumber penghasilan lain untuk memenuhi kebutuhan, maka kamu bisa menghindari atau mencegah terjadinya masalah-masalah negatif yang terjadi terkait finansial.
Jika Grameds ingin memulai untuk mendapatkan penghasilan tambahan, tetapi masih bingung ingin bekerja apa atau membuka usaha apa? Grameds bisa membaca buku dan dapatkan referensi usaha yang diinginkan, dan dapatkan bukunya yang tersedia di www.gramedia.com.
4. Komunikasikan bersama Kerabat
Apabila Anda atau pasangan Anda ada yang memiliki saudara kandung yang bisa sedikit membantu dalam menanggung kebutuhan orang tua atau mertua, maka komunikasikanlah dan ajak mereka untuk bersama-sama menanggung kebutuhan orang tua ataupun mertua.
Hal ini bisa menjadi pilihan jika dirasa beban yang ditanggung terlalu besar dan Anda juga memiliki kerabat yang bisa mengurangi beban tersebut. Meminta bantuan pada kerabat tidak salah. Mulailah dengan membuka pembicaraan secara baik dan nyaman agar tidak ada kesalahpahaman yang terjadi nantinya.
Dampak Generasi Sandwich
Generasi sandwich tentunya memiliki dampak bagi mereka yang merasakannya, berikut dampak yang ditimbulkan dari generasi sandwich, yaitu:
1. Tingkat stres yang lebih tinggi
Mereka yang berada pada generasi sandwich ini rentang mengalami depresi atau stres yang tinggi. Hal itu terjadi karena mereka dituntut untuk menyeimbangkan peran dalam perawatan anak dan juga orang tua mereka. Yang mereka pikirkan bukan hanya diri sendiri saja, tetapi juga orang disekitarnya, termasuk orang tua mereka.
2. Burnout atau kelelahan fisik dan juga mental pada diri sendiri
Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari diri sendiri, orang tua, beserta anak-anaknya membutuhkan ekstra kerja keras. Kerja yang ekstra menyebabkan fisik kita kelelahan karena dipaksa untuk terus bekerja tanpa melihat waktu. Jam istirahat dan tidur berkurang karena harus mendapatkan penghasilan tambahan.
Fisik yang dipaksa terus kerja setiap hari akan merasa capek. Mental juga akan lelah dan tidak memiliki waktu untuk bersosialisasi serta untuk bersantai karena waktunya habis untuk bekerja. Hal ini juga menjadikan kita sulit untuk meluapkan emosi atau sekadar refreshing menghilangkan penat.
3. Perasaan bersalah atau merasa tidak puas
Meskipun kita sudah bekerja keras, akan tetapi perasaan bersalah dan tidak puas bisa dirasakan. Perasaan ini muncul karena kebutuhan orang tua dan anak-anaknya tidak terpenuhi secara maksimal. Sedangkan segala tanggungan merupakan tanggung jawabnya.
Apabila perasaan bersalah ini dibiarkan maka akan berbahaya dan mengganggu kesehatan mental. Mereka yang merasakannya akan dengan mudah menyalahkan diri sendiri dan juga belum bisa menghargai apa yang sudah dikerjakan. Perasaan bersalah ini juga menumbuhkan rasa pada seseorang yang mudah insecure dan sulit dalam hal mencintai diri sendiri.
4. Mudah merasa khawatir
Generasi sandwich juga akan merasa khawatir secara terus menerus. Kekhawatiran akan masa depan diri sendiri, orang tua dan juga anak-anaknya. Merek biasanya khawatir akan hasil kerja yang sudah diberikan belum cukup untuk membiayai kesehatan orang tua, atau khawatir akan pendidikan yang diberikan kepada anak-anaknya belum maksimal karena keterbatasan biaya.
Generasi sandwich juga sering mengalami kekhawatiran sampai menyebabkan kecemasan yang berlebihan. Kecemasan ini apabila diabaikan, maka akan memuncak dan mengakibatkan depresi. Perasaan ini dapat dikurangi dengan membagi beban kepada orang lain. Anda bisa bercerita dengan orang yang dipercaya untuk meluapkan sedikit pikiran yang mengganggu. Dan teruslah untuk berpikir positif setiap harinya.
Jika Grameds termasuk menjadi generasi sandwich ataupun ingin memutuskan rantai generasi sandwich, ada baiknya Grameds membaca buku-buku untuk menambah referensi apa yang akan dilakukan oleh Grameds. Dapatkan bukunya yang tersedia di www.gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik!
Penulis: Yufi Cantika Sukma Ilahiah
BACA JUGA:
- Konsep dan Tipe-Tipe Keluarga yang Perlu Diketahui
- Mengenal Generasi Baby Boomers, X, Y, Z, dan Alpha
- Berpikir Konvergen.
- Cara Balas Dendam Terbaik.
- Circle Pertemanan
- Dark Psychology.
- Cara Menghilangkan Kebiasaan Buruk.
- Cara Mengendalikan Emosi Secara Psikologi dan Pandangan Agama
- Ciri Masa Pubertas
- Ekstrovert
- Introvert
- Kecemasan Berlebihan (Anxiety Disorder)
- Kebiasaan Orang Jawa
- Kebiasaan Orang Maluku
- Kebiasaan Orang Sunda
- Kecerdasan Emosional
- Kenapa Selalu Lapar Meski Sudah Makan
- Kisah Inspiratif Singkat.
- Macam-Macam Emosi
- Merasa Paling Tersakiti
- Mind Mapping
- Perbedaan Psikolog dan Psikiater
- Pengertian Toleransi Dalam Islam
- Toxic People
- Toxic Positivity
- Toxic Family
- Pengertian Elegi
- Bullying di Sekolah
- Tipe Kepribadian
- Filosofi Stoicism
- Pola Pikir
- Passion
- Perilaku Asertif Pada Remaja
- Parenting Anak
- Urutan Zodiak
- Zodiak Cancer
- Urutan Shio
- Long Distance Relationship
- Pola Hidup Bersih dan Sehat
- Cara memanfaatkan waktu liburan sekolah
- Hidup Sederhana
- Social Anxiety Disorder
- Fobia Sosial
- Panic Attack
- Gesture
- Dampak Pergaulan Bebas
- Love Language
- Penyebab Orang Merasa Iri
- Tipe Kepribadian Manusia
- Sifat Manusia
- Social Sinking
- Fakta Psikologi Tentang Cinta
- Sandwhich Generation
- Exulansis
- Terapi Kognitif
- Verbal Abuse
- Silent Treatment
- 6 Tipe Kepribadian
- Perbedaan Psikiater dan Psikolog
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."
- Custom log
- Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
- Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
- Tersedia dalam platform Android dan IOS
- Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
- Laporan statistik lengkap
- Aplikasi aman, praktis, dan efisien