in

Parenting Anak & Prinsip Parenting Pengembangan Karakter

Parenting Anak & Prinsip Parenting Pengembangan Karakter  – Peran orang tua sangat berkaitan sekali dengan perkembangan anak dari mulai lahir hingga tumbuh kembang dewasa untuk menanamkan moral dan etika, juga bekal anak di masa depan yang akan datang. Perubahan pola pikir anak pun sebaiknya orang tua selalu mengawasi tumbuh kembangnya,sehingga anak mulai terlatih dari kecil untuk melakukan kebiasaan baik di masyarakat.

Jadi, apa itu Parenting?

Parenting adalah cara pola asuh mendidik anak bagaimana orang tua memberikan perlindungan, perawatan dan mengamati perkembangan yang sehat juga kegiatan hingga tumbuh dewasa.

Saat ini banyak pola pengasuhan anak untuk membangun karakter dan perilaku positif di kehidupan terutama agama, diri, bangsa dan negara. Maka dari itu, pengasuhan orang tua sangat berperan paling penting . Meskipun anak mengikuti pelajaran sekolah.

Tujuannya membesarkan anak sampai ia menjadi mandiri, tidak menjadi beban bagi orang lain, bisa memberi manfaat bagi  orang tua & orang lain. Dan menumbuh kembangkan dan mengenali potensinya dari bayi, remaja hingga memasuki dewasa.

 

Pentingnya edukasi parenting dan Parenting Membangun Karakter Yang Positif 

parnting anak

Jika orang tua tahu betapa besarnya pengaruh dari ilmu parenting, kemungkinan orang tua akan banyak mengikuti ilmu parenting, entah dari seminar, mendengarkan , maupun membaca. Terkadang orang tua tidak sadar bahwa parenting itu penting. Karena kita sedang menyiapkan masa depan untuk menjadikan generasi yang lebih baik.

Berikut ada tips untuk  mendidik anak :

 

1. Mengarahkan Perilaku Positif Kepada Anak

Pada hakikatnya kebaikan merupakan sebuah kebiasaan. Memang terkadang di awal akan terasa sulit, jangan menyerah untuk melakukan hal-hal yang benar demi kebaikan anak di masa depan. Dengan melakukan beberapa metode sebagai berikut:

  • Memberikan teladan yang baik.
  • Memberikan pengarahan.
  • Melakukan pengawasan.

 

2. Berilah sejumlah pengarahan, tugas ataupun perintah secara bertahap

Cobalah untuk tidak memberi beban dengan sejumlah permasalahan sekaligus (dalam waktu yang sama). Tetapi berikanlah secara bertahap, ini memiliki pengaruh yang besar terhadap kejiwaan dan respon anak, sebab pada umumnya jiwa anak kecil itu masih lunak (halus), mudah untuk diarahkan. Oleh karena itu, cobalah untuk memberikan pengarahan secara berangsur-angsur.

 

3. Pilihlah waktu yang tepat untuk memberikan pengarahan

Pada pemilihan waktu yang tepat saat memberi arahan, akan lebih efektif sehingga nasihat yang anda berikan pun akan sangat berpengaruh. Dan coba latihlah dengan hal-hal yang sederhana untuk mengembangkan pikiran di antara ibu dan anak.

 

4. Dalam memberikan pelajaran, tentukan cara-cara pelajaran yang sesuai dengan tingkat usianya

Mungkin sebagian orang, lupa dengan usia anak dan bagaimana pola cara apa yang seharusnya diajarkan. Dan sepatutnya kita mengikuti perkembangannya, dan memberikan porsi pembelajaran dengan tingkat usianya, karena ini merupakan tanggung jawab orang tua.

Pertama kali anda membina, cobalah saat anak ketika  saat di usia bisa duduk mengesot (duduk beringsut dikit demi sedikit). Seorang anak membutuhkan motivator / orang-orang sekitar bisa memberikannya dukungan sehingga anak pun akan mencoba-coba untuk mengendalikan dirinya sendiri.

 

5. Ajarilah anak mengontrol diri

Anak anda akan belajar tentang cara menjaga dan mengendalikan dirinya sendiri melalui rasa cinta dan pengawasan terhadap dirinya, yang selalu anda berikan dengan penuh usaha dan kesabaran. Dan suatu waktu anak akan mengerti cara mengendalikan diri, melakukan perilaku yang baik dan dapat diterima

 

6. Cobalah untuk meminta pendapat ketika ia telah beranjak usia 4 tahun

Cobalah ajak anak anda untuk berbicara dan mendiskusikan hal sederhana ketika anak beranjak 4 tahun. Dengan memulai penjelasan permasalahan di dalam aspek lingkup perilakunya, jika anak ternyata masih belum memahami, maka anda harus mencoba untuk lebih berusaha lagi memberikan pemahaman dari hati ke hati agar anak mendapatkan kaidah-kaidah tersebut, terutama ketika anak anda sebelum masuk sekolah.

 

Memupuk rasa disiplin dan percaya diri

parnting anak

Untuk memupuk rasa disiplin dan percaya diri pada anak, Anda dapat melakukan hal berikut:

 

1. Berilah Tugas-Tugas Yang Ringan

Sikap seperti ini dapat menanamkan rasa disiplin untuk melakukan tugas dengan baik pada diri anak. Selain itu  dapat  membuat dirinya lebih percaya diri dengan mengerjakan tugas lainnya di suatu hari nanti, karena dari kecil telah mendapat pendisiplinan.

Tidak usah yang berat-berat, seperti menghabiskan makanan yang ia makan, pulang bermain sesuai waktu yang ditentukan orang tua, membereskan mainan ketempat yang sudah disediakan, dan lain sebagainya.

 

2. Berilah kesempatan untuk mengungkapkan dan meminta apa yang ia inginkan

Memang anak jangan terlalu sering dimanja, tapi berikan juga anak reward seperti hadiah yang ia sangat butuh dan inginkan ketika ia berhasil melakukan sesuatu yang baru, agar ia merasa senang dan secara tidak langsung kita menilai pertumbuhan perkembangan ia yang lebih baik.

Ajaklah anak berbicara untuk mengungkapkan apa yang ia katakan, terkadang ibu selalu mengabaikan ketika anak cerewet, meskipun begitu dengarkanlah apa yang ia ungkapkan, karena anak itu ingin sekali mendapat perhatian dan pahami kemauan sang anak.

 

Selalu berperilaku positif

parnting anak

lakukanlah cara anak mengembangkan berpikir positif dan berusaha memotivasi anak agar sukses atau mudah menjalani pembelajaran baru

 

1. Bisikkanlah hal positif kepada dirinya

Kita memang tidak akan pernah tahu suatu saat anak ketika telah menginjak dewasa akan menjadi apa? Meskipun begitu, tanamkan bisikan positif di dalam dirinya, teruslah berusaha agar ia memahami tentang rasa, harapan, cita-cita.

Berikanlah motivasi kepadanya bahwa memiliki masa depan yang cerah tetapi jangan lupa orang tua tetap mengarahkan pada tujuannya. Tidak sedikit orang tua yang sangat berperan untuk membangun cita-cita anaknya, seperti:  Sheikh As-Sudais, seorang imam masjidil Haram di kota Mekah, dia memiliki ibu yang saat itu selalu berkata kepadanya: “Kelak jika besar nanti kamu akan menjadi seorang imam Masijidil Haram.” Dan siapa sangka doa seorang ibu pun terkabul, dengan usahanya membimbing & ucapan positif. Maka dari itu,ucapan adalah doa. Berikanlah doa dan bisikan positif terhadap buah hati anda.

 

2. Ajarkan kepada anak untuk dapat menjadikan impiannya menjadi nyata. 

Memang, hidup sudah sepatutnya realistis. Tetapi tidak ada yang salah jika kita memberikan arahan positif untuk anak. Seperti saat merasa kebahagiaan adalah ketika impian menjadi kenyataan. Cobalah untuk berdiskusi dengan persoalan-persoalan yang dihadapinya pada saat ia berjuang mencapai tujuan yang diharapkan. Selanjutnya, berikan motivasi kepadanya jika tujuan tersebut belum tercapai.

 

3. Berikan pemahaman anak untuk memahami bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya

Ajarkan pula bahwa kebanyakan orang terdahulu sukses karena ia pernah melakukan kegagalan. Teruslah memberikan dukungan kepada anak untuk berpikir positif, cobalah untuk memahami anak apa yang membuat ia gagal, pelajari ulang agar mendapatkan hasil yang lebih baik di kemudian hari. Dan jangan lupa bertanya kepada anak dan berdiskusi, “Setelah kemarin gagal, hikmah apa yang kamu dapat dari pengalaman kemarin Nak?.

 

Buku Rekomendasi Mengenai Parenting Anak

Beberapa referensi buku best seller parenting di Gramedia Store ataupun www.gramedia.com :

 

Judul   : Seni Berbicara Pada Anak-Joanna Faber, Julie King

Kategori : Pengasuhan Anak

 

Apa yang Anda lakukan dengan anak yang berteriak di carseat-nya, mencubit adik bayinya, menolak makan sayur, melempar buku di perpustakaan, atau lari-larian di supermarket? Buku yang disusun berdasarkan berbagai tantangan dan konflik umum ini merupakan “pertolongan pertama” untuk strategi komunikasi, termasuk bab yang membahas tentang anak-anak berkebutuhan khusus dan autisme.

Buku panduan yang ramah pengguna ini akan memberdayakan para orangtua dan pengasuhnya untuk menjalin hubungan yang menyenangkan dengan anak-anak berusia 2 tahun yang tidak bisa diajak bekerja sama, si 3 tahun yang kasar, si 4 tahun yang galak, si 5 tahun yang tidak bisa diatur, si 6 tahun yang egois, dan si 7 tahun yang tidak patuh. Semua tip dan cara yang ada dalam buku ini akan membantu anak untuk menjadi mandiri, mampu bekerja sama, dan mempererat hubungannya dengan orangtua, guru, saudara kandung, dan teman-teman sebayanya.

 

Judul   : Minimalist Parenting-Christine Koh

Kategori : Pengasuhan anak

Menyederhanakan hidup, menikmati pengasuhan

Banyaknya teori pendekatan parenting, tawaran berbagai produk yang harus dibeli, serta aktivitas anak yang harus diikuti sering membuat kita pusing sendiri. Haruskah semuanya dilakukan demi predikat orang tua yang peduli dengan pengasuhan anak masa kini.

Semakin lama, parenting menjadi ajang lomba dan ambisi menjadi sempurna di segalanya. Dan tanpa terasa, terlupa bahwa seharusnya perjalanan parenting bisa dinikmati dan dijalani bersama sambil tertawa bahagia.

Christine dan Asha membagikan semua pengalamannya di buku ini. Mereka merangkum pendekatan minimalis yang sangat bisa diterapkan dalam kehidupan keluarga. Bagaimana mengatur ruang tanpa memiliki banyak barang. Bagaimana membuat anak bermain dengan senang tanpa berlimpah mainan. Bagaimana mengatur waktu keluarga, pekerjaan, dan sosialisasi yang tidak berkesudahan. Bagaimana mengubah persepsi kita tentang pendidikan dan segala kursus yang membebankan.

Buku ini mengajak kita untuk menikmati indahnya dunia parenting. Tanpa keharusan ini-itu yang diposting di social media. Melainkan, hidup yang lebih sederhana demi anak dan keluarga yang lebih gembira.

 

 

Kategori : Pengasuhan Anak

Judul   : The Danish Way Of Parenting – Jessica Joelle Alexander, Iben Dissin Sandahls

 

Selama lebih dari 40 tahun Denmark selalu terpilih menjadi negara paling bahagia sedunia, menurut World Happiness Report oleh PBB. Tak terhitung banyaknya artikel dan kajian yang berusaha memecahkan misteri ini. Setelah riset bertahun-tahun, ternyata jawabannya sangat sederhana. Ini karena gaya pengasuhan mereka. Filosofi orang Denmark dalam membesarkan anak terbukti memberikan hasil yang cukup efektif: anak-anak yang tangguh, emosi terkendali, dan bahagia.

Warisan inilah yang membuat Denmark selalu menempati urutan pertama indeks kebahagiaan seluruh dunia. Temukan rahasia nyata kesuksesan orang Denmark dalam membesarkan anak-anaknya, di buku ini. Namun ingatlah, menerapkan metode ini memerlukan latihan, kesabaran, penyelesaian, dan kesadaran, tetapi hasilnya sepadan karena tujuan kita sebagai orang tua adalah membesarkan anak-anak yang bahagia. Maka, kesuksesan akan menghampiri masa depannya kelak.

Jenis-jenis parenting : 

parnting anak

1. Otoriter

Gaya disiplin otoriter dengan menyimpan harapan yang sangat tinggi akan tingkah laku anak.  Dan jauh melebihi apa yang bisa mereka lakukan. Lebih jelasnya anak-anak bertingkah laku secara efektif sama seperti orang dewasa.

 

2. Permisif 

Disiplin permisif adalah istilah yang “kurang baik” karena orang tua yang permisif lebih membebaskan anaknya, tanpa pendisiplinan. Misalnya seperti “Ah maklum ya bu.. dia kan masih kecil, jadi gak bisa nahan makan banyak permen, biar saja yang penting dia senang” padahal jika makan permen secara berlebihan akan merusak gigi si kecil, biasanya orang tua takut bila anaknya menangis karena orang tua merasa sayang, tetapi jika menyayangi secara berlebihan pun tidak baik.

 

3. Otoritatif

Metode ini diterapkan seperti otoriter 50% + permisif 50% dan menerapkan dengan sangat berhati-hati ketika mengasuh dan mengendalikan kemauan anak.  Orang tua lebih memilih pada realistis. Orang tua tidak takut jika anaknya menangis, namun ketika anak mereka menangis, sering kali karena proses pendisiplinan, mereka lebih menawarkan kenyamanan tetapi disiplin.

 

4. Mindful 

Metode ini lebih mengedepankan kesadaran orang tua dalam mendidik anak dengan cara penuh perhatian dan berempati, mengendalikan emosi saat bersama anak, dan tidak menghakimi diri sendiri dan orang lain.

 

5. Islami 

Agar terjunjungnya metode parenting islami, dengan mencontohkan tentang kisah dalam islam sebagai panutan dan menanamkan rasa kecintaan kepada Allah SWT juga Rasul-Nya. Yang akan saling terhubungnya komunikasi yang baik di dunia maupun di akhirat kelak. Dan tidak lupa, untuk mengasah kemampuan anak menjadi pribadi yang religius dan berkarakter mulia.

Selain itu, ketika anak telah lahir hingga berusia 2 tahun ia mempunyai kemampuan motoric yang aktif yang biasa disebut Golden age atau periode emas adalah masa perkembangan anak.  Masa golden age sangat penting untuk diperhatikan karena masa dimana otak anak tumbuh berkembang secara pesat, yang akan membentuk perkembangan sikap, emosi dan perilaku pada anak. Jika kita tidak mengawasi dengan baik, khawatir akan kurangnya tumbuh secara optimal .

Beberapa hal yang harus diperhatikan di masa golden age:

  • Perhatikan kembang motorik halus
  • Perhatikan kembang motorik kasar
  • Perhatian Perkembangan Kognitif
  • Mengenali gangguan pertumbuhan anak
  • Mengenali potensi anak

 

Tahap pertumbuhan

parnting anak

Salah satu tantangan mendidik anak adalah ketika memahami proses tumbuh kembangnya. Pola kebiasaan adalah salah satu kunci memperhatikan tumbuh kembang di lingkungan agar memastikan secara optimal. Ada beberapa cara menstimulasi tumbuh kembangnya seperti:

  • Responsif dan penuh kasih sayang Mengajak berbicara, membacakan buku dan menyanyikan untuk anak
  • Belajar sambil bermain permainan Montessori
  • Memandu dan disiplin mengajarkan anak

Nah, Montessori itu seperti apa sih Bun? Terus kaya gimana sih dan apa bedanya dengan pendidikan lain? Mungkin ada sebagian dari anda telah mencoba mempraktikkan kegiatan ini. Nah, sejarahnya Montessori ini adalah pendidikan yang dikembangkan oleh Dr. Maria Montessori. Yang dimana pekerjaanya selalu bertemu dengan anak-anak, maka dari itu beliau membuat penelitian terhadap intelektual tumbuh kembang anak yang melatar belakangi keterbelakangan mental.

Dengan metode Montessori anak-anak dilatih untuk mandiri dalam keseharian, seperti mencuci piring setelah makan, membereskan tempat tidur, dan hal lainnya pun begitu. Dan menstimulasi anak agar ia bereksplorasi, karena sebenarnya di usia golden age inilah anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, ingin mencoba sesuatu hal yang ia rasa membuat penasaran tetapi meskipun begitu kita sebagai orang tua tetap mengawasi apa yang dilakukannya.

Sebelum bermain dengan anak, ada hal yang harus diperhatikan sebelum memulai, yang paling utama dalam lingkungan, bertujuan untuk:

  1. agar anak mengeksplor dirinya dengan mudah dan aman.
  2. Agar anak merasa diterima dan mampu membuat pilihannya
  3. Mungkin berantakan di rumah pasti terjadi, tak apa yang penting anak senang belajar sambil bermain.

Contoh Permainan Montessori sederhana:

    • Ajak anak untuk bermain lumpur, pasir, lilin (malam) / playdoh untuk mengembangkan sensorik yang ada pada dirinya.
    • Buatlah sekreatif mungkin seperti membangun dan menyusun balok.
    • Keluar rumah, dan ajak jalan-jalan mencari sesuatu hal yang tidak membahayakan seperti mengumpulkan batu kecil, daun kering, rating untuk menjadikan suatu hal yang kreatif.
    • Menebak-nebak warna

 

Gaya Belajar Anak-Anak

parnting anak

Selain itu, ada pun yang mendukung setiap individu memproses dengan cepat apa yang dipelajari, salah satunya adalah Gaya belajar. Gaya belajar ini bermanfaat untuk mempermudah pendidik mendukung anak menyerap informasi secara maksimal. Agar lebih memahami anak kita bisa melihat anak tersebut dengan cara bagaimana ia mengekspresikan yang disukai, minatnya, melihat dari sudut penyelesai masalah anak tersebut, dan cara komunikasi pendidik kepada anak.

Menurut Neil Fleming (peneliti) gaya belajar ini terbagi menjadi 4 yaitu :

 

1. Visual

Pembelajaran ini sangat cocok belajar melalui penglihatan. Mereka belajar dengan baik melalui foto, gambar dan informasi grafis. Biasanya mereka lebih unggul cenderung dalam bidang seni, fotografi, senang menggambar dan bereksperimen dengan warna.

Salah satu ide gaya belajar visual : menggambarkan diagram / kartun untuk menunjukan perilaku yang baik kepada anak.

 

2. Auditori

Pembelajaran auditori paling cocok belajar melalui pendengaran. Mereka merespon baik saat mendengarkan orang lain bicara dan pada pelajaran apapun yang berkaitan dengan music. Mereka cenderung aktif  lebih baik dalam hal menyanyi atau memainkan instrumen dan beraksi dengan emosi yang baik terhadap music .

Salah satu ide gaya belajar auditori: menggunakan music untuk membantu mereka menenangkan diri.

 

3. Read/Write

Pembelajar baca/tulis paling cocok belajar melalui kata-kata. Mereka biasanya sangat menyukai membaca dan menulis banyak catatan. Gaya ini sering dideskripsikan dengan istilah “mahir dengan kata-kata”. Pembelajar baca/tulis berhasil dengan baik ketika mereka diminta membaca atau menulis tentang sesuatu.

Salah satu ide gaya belajar baca/tulis: mencari buku yang special untuk membantu anak memahami emosi mereka sendiri dan emosi orang lain. Dan mengusulkan kepada mereka untuk membuat buku harian, mencatat perasaan mereka disetiap malam. Atau saling menulis catatan untuk satu sama lain menjelaskan apa yang anda berdua rasakan, ini sungguh terlihat manis jika anak kita melakukan ini.

 

4. Kisnestis

Pembelajar kinestetik paling cocok belajar melalui sentuhan, melakukan sesuatu dan bergerak. Mereka “bekerja dengan tangan” dan suka menyentuh apa pun yang sedang mereka pelajari ketimbang membaca instruksi yang ada. Mereka biasanya lebih unggul dalam bidang olahraga dan suka bergerak, dan mereka adalah orang yang “tidak pernah diam”. Mereka pun suka membuat model, mereka berhasil dengan baik ketika dibiarkan melakukan gerakan yang mereka butuhkan, yang akan membantu mereka menenangkan diri, dan ketika gerakan dan isyarat menjadi bagian dari pelajaran mereka.

 

Salah satu ide gaya belajar kinestetis: Mendorong mereka untuk membersihkan atau membetulkan apapun yang mereka rusak, dengan pendampingan anda.

Jadi, menurut anda gaya belajar manakah yang paling dominan untuk si buah hati? Dengan cara mengamati perilaku anak sangat membantu untuk memahami gaya belajar mereka. Sehingga akan menunjukan hasil yang lebih efektif secara signifikan.

 

Artikel Lain Terkait Parenting Anak



ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Widiastuty

Saya suka menulis terutama pada tema-tema parenting. Lewat tulisan, saya bisa mendapatkan informasi sekaligus menambah wawasan saya tentang dunia parenting.

Kontak media sosial Instagram saya Widiastuty