in

Review Novel 1Q84 Karya Haruki Murakami

Novel 1Q84 ditulis oleh Haruki Murakami, seorang penulis populer asal Jepang, yang namanya sudah dikenal dalam skala internasional. Nama Haruki Murami populer sebagai penulis Jepang kontemporer yang mempunyai pengaruh yang besar di era modern. Seluruh karya Haruki Murakami sangat kental dengan unsur tidak nyata atau surealis.

Gaya penulisan Haruki yang sangat khas. Bahkan, banyak orang yang menganggap gaya tulisan Haruki Murakami sebagai sebuah genre khusus. Gaya tulisan Haruki Murami sangat unik dan sampai sekarang, belum ditemukan gaya penulisan yang sama seperti gaya tulisannya.

Novel 1Q84 diterbitkan pertama kali pada tahun 2009 sampai 2010. Novel 1Q84 sampai saat ini telah memiliki 3 jilid yang saling berkesinambungan. Novel 1Q84 yang akan direview pada artikel ini adalah novel 1Q84 jilid pertama yang akan mengawali jilid-jilid berikutnya.

Novel 1Q84 mengisahkan tentang saat ini adalah tahun 1Q84. Ini adalah dunia sejati, tidak ada yang meragukan hal itu. Namun, di dunia ini, terdapat dua bulan yang menggantung di langit. Di dunia ini, ada dua manusia yang ditakdirkan.

Kedua manusia itu adalah Tengo dan Aomame yang berkelindan erat. Dengan caranya sendiri, mereka berdua terlibat dalam sesuatu yang mengundang bahaya. Dan, di dunia ini, nampak tidak ada cara untuk menyelamatkan keduanya. Suatu hal yang dahsyat sedang bergerak.

Profil Haruki Murakami – Penulis Novel 1Q84

Sumber foto: nytimes.com

Haruki Murakami merupakan pria kelahiran 12 Januari 1949, yang saat ini berusia 73 tahun. Haruki Murakami tumbuh dewasa di Kobe, dan akhirnya pindah ke Tokyo untuk melanjutkan belajar di perguruan tinggi. Haruki Murakami memilih untuk melaksanakan pendidikan tinggi di Waseda University. Haruki Murakami adalah seorang penulis kontemporer asal Jepang yang namanya sudah populer dalam kancah internasional.

Sosok Haruki Murakami sebagai seorang penulis telah diakui oleh banyak orang. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya penghargaan yang ia dapatkan dari dunia kepenulisan. Beberapa penghargaan yang pernah didapatkan Haruki Murakami, yaitu Yomiuri Literary Prize tahun 1995, Kuwabara Takeo Academic Award tahun 1998, Frank O’Connor International Short Story Award di Irlandia pada 2006, Franz Kafka Prize di Cekoslowakia pada 2006, Asahi Prize Japan pada 2006, dan Kiriyama Prize tahun 2007.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Seluruh karya Haruki Murakami, baik itu, novel, esai, atau cerita pendeknya, berhasil sukses memikat banyak orang, dan menjadi buku best seller di Jepang dan juga di negara lainnya. Karya tulis Haruki Murakami juga sudah diterjemahkan ke dalam 50 bahasa, juga telah terjual jutaan kopi di seluruh dunia. Atas karya-karyanya tersebut, Haruki Murakami juga menerima banyak sekali penghargaan.

Novel pertama yang ditulis oleh Haruki Murakami berjudul Hear the Wind Sing. Novel ini berhasil diterbitkan pada tahun 1979. Haruki Murakami menulis novel pertamanya tersebut setelah ia selesai bekerja sebagai pemilik sebuah bar jazz kecil selama tujuh tahun lamanya.

Karya lain dari Haruki Murakami lainnya yang populer, yaitu Norwegian Wood (1987), Kronik Burung Pegas (1994–1995), Kafka on the Shore (2002), dan 1Q84 (2009-2010). Bahkan, novel 1Q84 berhasil menduduki peringkat pertama sebagai karya terbaik Jepang era Heisei (1989-2019) menurut surat kabar nasional Asahi.

Hampir seluruh Haruki Murakami mencakup sejumlah genre, seperti fantasi, fiksi kriminal, dan fiksi ilmiah. Karya Haruki Murakami juga dinilai sangat khas, karena selalu menggunakan elemen realis magis. Dalam situs web resmi yang dimiliki Haruki Murakami, ia menyatakan bahwa karyanga terinspirasi oleh Raymond Chandler, Kurt Vonnegut, dan Richard Brautigan.

Selain itu, Haruki Murakami juga suka mengutip Cormac McCarthy, Kazuo Ishiguro, dan Dag Solstad sebagai penulis aktif yang ia sukai pada saat ini. Selain novel, Haruki Murakami juga menerbitkan karya lain, seperti kumpulan cerita pendek. Salah satu contohnya adalah karya yang berjudul First Person Singular yang baru saja diterbitkan pada tahun 2020.

Karya fiksi Haruki mempolarisasi kritikus sastra dan para pembacanya. Haruki Murakami juga kadang mendapatkan kritik dari kemapanan sastra Jepang, karena ia tampak sebagai seorang non-Jepang. Hal ini kemudian menyebabkan Haruki Murakami dianggap sebagai kambing hitam oleh dunia sastra Jepang.

Selain kritikan, tentunya Haruki Murakami kerap mendapat pujian. Haruki Murakami digambarkan oleh Gary Fisketjon yang merupakan editor koleksi Murakami the Elephant Vanishes (1993) sebagai penulis yang sangat luar biasa. Sosok Haruki Murakami juga disebut sebagai salah satu novelis masyhur yang masih hidup, untuk oeuvre dan seluruh pencapaiannya, oleh Steven Poole dari the Guardian.

Sinopsis Novel Novel 1Q84

Kisah ini bermula saat seorang wanita muda bernama Aomame yang merupakan seorang pelatih di Pusat Kebugaran yang ada di Tokyo sedang menaiki sebuah taksi untuk menemui kliennya. Aomame memiliki perasaan bahwa taksi itu bukan seperti taksi biasa. Hal aneh mulai terjadi ketika Aomame terjebak dalam kemacetan parah di Jalan Tol Metropolitan III.

Aomame tiba-tiba mendengar dan mengenali lagu klasik Sinfonietta karya Janá?ek yang padahal belum pernah ia dengar sebelumnya. Kemacetan itu begitu parah, sehingga menyebabkan taksi yang ditumpangi Aomame tidak bisa bergerak sedikit pun. Kemacetan ini sangat berpotensi menyebabkan Aomame terlambat untuk menemui klien pentingnya.

Oleh karena sopir taksi itu tidak ingin pelanggannya terlambat, ia kemudian memberikan Aomame sebuah solusi alternatif yang tidak biasa. Sopir taksi itu menyarankan Aomame untuk turun dari taksi dan menuju tangga darurat yang ada di bahu sebelah kanan jalan tol tersebut. Aomame sebelumnya tidak mengetahui bahwa ada tangga darurat di jalan tol tersebut.

Merasa ragu tapi pasti, Aomame akhirnya mengikuti saran sopir taksi itu dan segera turun dari taksi untuk menuju tangga darurat. Aomame menemukan tangga darurat tersebut, dan ia langsung berusaha menuruni tangga yang akan tembus ke Jalan Sangenjaya. Dalam perjalanannya menuruni tangga darurat itu, Aomame merasakan aneh, ia merasa ada sesuatu yang berbeda. Suatu hal yang seperti menelan dirinya dan membawa Aomame ke dunia lain.

Aomame sadar bahwa tahun 1984 yang meliputinya sekarang ini memiliki banyak kejanggalan. Ia merasa bahwa dunia tahun 1984 yang ia jalani tadi, sebelum naik taksi, berbeda dengan dunia tahun 1984 yang sedang ia jalani. Maka itu, Aomame kemudian memberikan nama untuk tahun 1984 yang sedang dijalaninya sekarang dengan menggunakan nama 1Q84. Huruf Q memiliki arti “Question Mark”.

Di sisi lain, ada seorang lelaki muda yang memiliki penampilan fisik yang besar. Lelaki itu bernama Kawana Tengo. Tengo diberi tawaran oleh seorang editor senior bernama Komatsu untuk menulis ulang sebuah novel sayembara yang ditulis oleh Fuka-Eri, seorang gadis berusia 17 tahun yang mengidap disleksia.

Kawana Tengo memang sehari-hari bekerja sebagai penulis serabutan dan menjadi seorang guru matematika di sebuah tempat bimbingan belajar. Novel yang akan Tengo tulis ulang itu berjudul Kepompong Udara. Tengo sebetulnya sudah mengetahui risiko besar yang mungkin didapatkan nya jika menulis ulang novel itu. Namun, pada akhirnya menerima tawaran tersebut.

Tengo merasa ada suatu hal dari dalam novel tersebut yang membangkitkan hasratnya yang paling dalam untuk menulis ulang novel itu. Pada akhirnya, Tengo berhasil menjadi ghost writer yang membuat novel yang ditulis ulang itu menjadi novel best seller dan memenangkan penghargaan.

Seiring dengan bergulirnya waktu, muncul banyak hal yang tidak masuk akal, yang mulai terjadi dalam kehidupan Tengo. Hal itu mulai muncul sejak Tengo menerima tawaran tersebut. Hal-hal fiksi yang ia tulis ulang dari novel Kepompong Udara seperti melebur dengan dunia yang sedang ia jalani. Tengo kemudian mulai ragu akan keberadaan dunia yang selama ini ia kenal.

Tengo merasa bahwa dunia yang meliputinya saat ini bukanla dunia pada tahun 1984 yang ia kenal pada hari-hari sebelumnya. Sejak Tengo menerima tawaran itu, secara tidak sadar ia sudah membuat seseorang yang ia cintai, yang jauh di masa lalunya, ikut terseret ke dunia yang ia jalani saat ini. Dunia yang tak bisa dijelaskan dengan akal dan logika.

Dunia tersebut menghadirkan bahaya yang selalu menanti mereka dengan cara yang berbeda. Kedua karakter, Tengo dan Aomame masuk ke dalam dunia 1Q84. Dunia yang langit malamnya hanya dihiasi oleh dua bulan. Dunia 1Q84 ini merupakan versi alternate dari dunia tahun 1984.

Kelebihan Novel 1Q84

Cara bercerita Haruki Murakami dinilai sangat menarik. Haruki Murakami mampu bercerita dengan mengalir, tidak diindah-indahkan, seperti bercerita dengan seorang teman. Gaya bercerita ini membuat cerita yang ditulisnya terkesan lebih nyata dan mampu mengundang pembaca untuk masuk ke dunia fiksi yang ditulisnya.

Premis cerita yang disajikan Haruki Murakami tentunya selalu menarik. Di mana ia menyajikan cerita fantasi yang berbeda, yang mampu membuat para pembacanya bertanya-tanya. Haruki Murakami juga menyelipkan komedi yang mampu membuat para pembacanya tersenyum, bahkan tertawa geli.

Plot yang disajikan dalam novel 1Q84 ini dinilai cukup detail, yang mana Haruki Murakami menyelipkan detail yang terlihat tidak berguna, tetapi detail tersebut merupakan tali penghubung antara kisah Tengo dan Aomame. Aomame juga menyelipkan kritik pada sistem patriarki dalam cerita ini.

Murakami mampu membangun karakter yang menarik, karena pada novel ini juga plotnya berfokus pada kedua karakter utama. Pesan utama yang ada dalam cerita ini juga sering diungkapkan secara gamblang melalui dialog para karakter.

Versi terjemahan novel 1Q84 ke dalam Bahasa Indonesia dinilai bagus dan mudah untuk dimengerti. Pemilihan kata-katanya rapi dan pas.

Kekurangan Novel 1Q84

Dalam novel 1Q84 ini, terdapat adegan eksplisit. Maka itu, novel 1Q84 ini sebaiknya dibaca oleh mereka yang berusia di atas 18 tahun.

Terdapat beberapa bagian cerita yang seolah menegaskan sifat Aomame, tapi bagian itu dinilai malah repetitif, karena karakter Aomame sejak awal sudah kuat.

Alur novel 1Q84 ini dinilai cukup lambat pada bagian awal cerita. Hal ini membuat para pembaca cukup merasa bosan di awal. Namun, dari tengah hingga akhir alur cerita mulai menjadi lebih cepat dan seru untuk diikuti.

Pesan Moral Novel 1Q84

Tak ada jalan lain untuk keluar dari kehidupan yang sedang kita jalani. Mau tidak mau, suka tidak suka, kehidupan saat ini adalah satu-satunya hal yang kita miliki. Kita tidak bisa menukar kehidupan kita dengan kehidupan lain. Maka itu, hadapilah segala masalah dan syukurilah segala yang kamu punya.

Tidak ada seorang pun yang sempurna di dunia ini. Bagaikan pepatah, di atas langit, masih ada langit lagi. Sehebat apa pun seorang manusia, pasti ada orang lain yang mampu mengalahkannya.

Sesungguhnya, masalah adalah hal yang menjadikan seseorang menjadi kuat. Lingkungan yang tidak nyaman adalah hal yang mempertajam batin. Dari sini, kita dapat belajar bahwa segala hal memiliki hikmah yang baik.

Kita masih suka melupakan hal-hal yang tidak terlihat. Hal-hal seperti luka batin yang memang tidak tampak. Namun, luka itu sangat terasa dan dapat memengaruhi kehidupan seseorang.

Bagi anda yang penasaran akan kelanjutan kisah Aomame dan Tengo, segera dapatkan novel 1Q84 karya Haruki Murakami hanya di Gramedia.com.

 

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy