in

Review Buku The Calm Investor Karya Teguh Hidayat

Warren Buffett, seorang investor saham legendaris yang sangat kaya, berpendapat bahwa menginvestasikan uang di saham itu sederhana jika kamu dapat mengontrol emosi. Namun, banyak yang bertanya-tanya, bagaimana caranya mengatur emosi saat berinvestasi? Bagaimana seorang investor dapat menjaga portofolionya tetap stabil tanpa terganggu oleh kecemasan atau kegelisahan? Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan oleh investor dapat berakibat pada kerugian atau penurunan nilai keuntungan yang sebenarnya bisa dihindari bukan karena kurangnya kemampuan analisis, melainkan karena kecenderungan untuk panik atau serakah yang membuat mereka tidak bertindak berdasarkan logika.

button cek gramedia com

Di pasar modal Indonesia, banyak investor yang cenderung bertindak berdasarkan emosi, yang akhirnya sering mengalami kerugian besar. Oleh karena itu, buku The Calm Investor hadir sebagai panduan untuk membantu anda mengendalikan emosi saat berinvestasi. Buku ini disusun dan dibuat khusus untuk menempa kamu menjadi investor yang lebih tenang dan sabar, yang tidak terdorong oleh emosi melainkan digerakan oleh analisis yang logis. Tujuannya adalah agar kamu dapat membuat keputusan pembelian atau penjualan saham yang tepat, tanpa dipengaruhi rasa takut atau serakah, dan dapat tidur dengan nyenyak tanpa khawatir tentang kondisi saham keesokan harinya. Sebagaimana dikatakan oleh banyak orang, investasi saham itu terdiri dari 90% pengendalian emosi dan 10% analisis.

Buku dengan ketebalan 220 halaman ini, diterbitkan oleh Elex Media Komputindo pada 25 Juni 2016 ini berisikan panduan non teknis untuk menjadi investor yang berkepala dingin. Sebelum membaca lebih lanjut tentang ulasan dari buku ini, kita kenalan dengan Teguh Hidayat terlebih dahulu, yuk!

 

Profil Teguh Hidayat – Penulis Buku The Calm Investor

button cek gramedia com

Teguh Hidayat, lahir di Cirebon, Jawa Barat pada tahun 1986, merupakan lulusan S1 Jurusan Statistika dari Universitas Padjadjaran, Bandung, yang menamatkan studinya pada tahun 2008. Teguh Hidayat Memulai karir di dunia investasi pasar modal pada tahun 2009 sebagai analis saham fundamental di sebuah firma riset pasar modal independen, www.yosefardi.com. Pada tahun 2012, ia memilih untuk meninggalkan perusahaan tersebut dan beralih fokus pada investasi secara mandiri. Selain berinvestasi di saham, Teguh Hidayat juga aktif menulis analisis saham fundamental dan memberikan seminar atau pelatihan tentang investasi saham di berbagai kota besar di Indonesia, dari Medan hingga Makassar.

Pada tahun 2014, Teguh mendirikan dan menjadi direktur di Avere Investama (PT Avere Mitra Investama), sebuah perseroan terbatas yang dijadikan sarana untuk berinvestasi di saham-saham di Bursa Efek Indonesia, dimana perusahaan ini mengelola dana pribadi. Ia juga merupakan pendiri dan pemilik dari TeguhHidayat.com, sebuah website terkemuka dan independen di Indonesia tentang investasi saham yang juga menjadi portal pertama untuk value investing di negara tersebut.

Sebagai seorang value investor yang strateginya adalah memilih saham dengan fundamental kuat dan membelinya ketika harga saham tersebut rendah. Teguh Hidayat tidak terlibat dalam kegiatan lain di luar dunia investasi pasar modal Indonesia dan saat ini ia tinggal di Bandung, Jawa Barat.

 

Sinopsis Buku The Calm Investor

button cek gramedia com

Dengan dipenuhi rasa penuh keputusasaan, saya mendekati Wira untuk memberitahukan bahwa kami harus menutup toko dan mengembalikan semua barang dagangan. Namun, di luar dugaan saya, Wira justru tidak menunjukkan kekecewaan dan tidak berkecil hati. Dia malah berkata bahwa kami tidak boleh menyerah. Kami harus mencari jalan keluar agar bisnis kami dapat tetap bertahan! Meskipun kita belum mendapatkan jawaban untuk saat ini, kita akan terus mencarinya! Pada sore itu, setelah kami menutup toko dan membawa pulang barang dagangan, kami tidak langsung pulang. Kami memutuskan untuk berjalan ke lokasi Jambore. Di sana, kami berdua terkejut dengan apa yang kami temukan.

Acaranya memang megah sekali, di mana ada banyak anak-anak pramuka yang lalu lalang ke sana kemari, termasuk tenda-tenda yang tertata rapi di lapangan bumi perkemahan. Di luar itu, ada juga tenda-tenda yang sepertinya sengaja didirikan untuk berjualan, di mana para pedagang di tenda tersebut tampak tersenyum melayani banyak pembeli yang tidak henti-hentinya menghampiri toko mereka. Setelah meminta Wira untuk menjaga barang dagangan kami, saya berlari menuju tenda-tenda berjualan tersebut, dan bertanya kepada salah satu penjaga toko yang sepertinya menjual berbagai macam tas. Dan jawabannya, mereka membayar Rp2,5 juta untuk memperoleh stand untuk berjualan di lokasi tersebut.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Acara itu begitu besar, megah, dan sangat spektakuler menurut kami, dengan dipenuhi anak-anak pramuka yang bergerak kesana kemari serta tenda-tenda yang tersusun dengan rapi di area perkemahan. Selain itu, kami juga melihat beberapa tenda yang sepertinya didirikan khusus untuk berjualan, di mana para pedagang tersenyum melayani pelanggan yang datang tanpa henti. Setelah meminta Wira untuk menjaga barang dagangan kami, saya bergegas menuju tenda-tenda penjual tersebut. Saya menanyakan kepada salah satu penjaga toko yang menjual bermacam-macam tas. Para pedagang itu bercerita bahwa mereka harus membayar Rp2,5 juta untuk memiliki tempat berjualan di acara ini.

Mendengar hal itu membuat saya kembali dilanda rasa putus asa sekali lagi, karena kami tidak hanya kekurangan uang untuk membayar tempat di acara ini, tetapi juga karena spot lokasi untuk berjualan disini juga sudah penuh. Alhasil di tempat kami berjualan bisa dikatakan sangat sepi karena tidak ada siapa-siapa, kecuali sesama pedagang yang ada disini (bersama kami ada pedagang mie ayam, produk kerajinan, dll). Pada hari Senin itu, meskipun kami bisa mendengar keramaian dari perhelatan jambore yang berlangsung di kejauhan, tidak ada satupun pengunjung yang datang ke lokasi kami untuk membeli barang yang kita jual.

Sepanjang hari, saya dan Wira hanya duduk terdiam di depan lapak kami, tanpa ada pembeli yang kami layani. Ketika senja tiba, kami pun kembali pulang dengan membawa barang dagangan yang masih sama beratnya seperti sebelumnya, karena kami memang  tidak bisa meninggalkannya di tempat berjualan. Hari berikutnya, pada hari Selasa, kami tetap kembali membuka lapak untuk berjualan, tetapi hingga pukul 12 siang, tidak ada satu pun pembeli yang datang untuk membeli barang dagangan kami.

Para pedagang lain pun mulai merasa gelisah, dan akhirnya kami semua berkumpul untuk berdiskusi tentang cara mengatasi situasi ini. Wira meminta saya untuk bertemu dengan pedagang lain, yang kebanyakan dari mereka adalah orang bapak-bapak, sementara dia tetap menjaga lapak berjualan kami. Setelah berdiskusi sepanjang sore, saya menyimpulkan bahwa kami semua telah tertipu.

Lokasi tempat kami berjualan bukanlah tempat dari acara jambore seperti yang kami kira. Bahkan setelah acara jambore selesai, tidak akan ada pembeli yang datang ke sana. Orang yang kami bayar untuk mendapatkan tempat berdagang disini juga telah menghilang tanpa jejak.

 

Kelebihan dan Kekurangan Buku The Calm Investor

button cek gramedia com

Pros & Cons

Pros
  • Buku ini berisi panduan non teknis yang dapat langsung diterapkan.
  • Ditulis berdasarkan pandangan pribadi penulis.
  • Berisi cerita dan pengalaman dari tokoh terkenal.
  • Tata bahasa yang sederhana tapi jelas.
Cons
  • Pemilihan tipografi yang kurang pas.

Kelebihan Buku The Calm Investor

button cek gramedia com

Buku The Calm Investor karya Teguh Hidayat memiliki beberapa kelebihan yang menjadikannya buku yang direkomendasikan. Buku ini menjelaskan bagaimana seharusnya seorang investor berpikir, mengolah informasi yang didapatkan dan memproses pengambilan keputusan dalam menghadapi masalah yang akan ditemukan.

Buku ini juga menjelaskan bahwa untuk menjadi investor yang handal dan berhasil, hal terpenting yang harus dimiliki adalah kesabaran dan konsistensi, semua hal yang disebutkan di atas dapat langsung diterapkan oleh pembaca sebagai panduan non teknis untuk menjadi investor yang berhasil. Buku ini memberikan wawasan tentang menjadi investor yang handal melalui pandangan pribadi penulis, hal ini memberikan keunikan dalam buku ini karena pembaca dapat memahami perspektif penulis secara lebih mendalam.

Kehadiran cerita dan pengalaman dari tokoh dunia terkenal juga dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi pembaca. Melalui cerita-cerita tersebut, pembaca dapat belajar dari pengalaman orang yang terkenal dalam menjadi investor yang handal. Tata bahasa yang sederhana, dengan menggunakan tata bahasa yang sederhana namun jelas, buku ini dapat dimengerti oleh berbagai kalangan pembaca, termasuk yang mungkin baru atau belum mengenal dunia investasi sebelumnya.

Kekurangan Buku The Calm Investor

button cek gramedia com

Meskipun buku The Calm Investor karya Teguh Hidayat ini memiliki banyak kelebihan, buku ini masih memiliki kekurangan. Satu saja kekurangan buku ini adalah pemilihan tipografi yang kurang pas, yakni dari jenis tulisan yang digunakan dalam buku ini. Jenis yang digunakan bukan font serif atau sans serif pada umumnya, sehingga menyebabkan buku ini kurang nyaman untuk dibaca.

 

Pesan Moral Buku The Calm Investor

button cek gramedia com

Teguh Hidayat dalam buku ini mengajarkan para pembaca buku ini untuk menjadi investor yang berkepala dingin dan tidak tergesa-gesa. Hal ini dapat kita terapkan dalam semua aspek kehidupan kita, dalam mengambil segala keputusan dalam kehidupan kita harus berkepala dingin dan tidak boleh tergesa-gesa dalam mengambil keputusan.

Buku ini juga mengajarkan tentang kesabaran. Untuk menjadi investor yang baik, kita harus sabar. Ini adalah salah satu poin yang ditekankan Teguh Hidayat dalam bukunya. Poin ini juga dapat kita jadikan pesan moral, karena kesabaran hendaknya dapat kita terapkan dalam semua aspek kehidupan, bukan saat kita hanya menjadi investor saja.

Nah Grameds, itu dia sinopsis dan ulasan dari Buku The Calm Investor karya Teguh Hidayat. Buku ini membahas tentang mindset yang perlu dimiliki oleh seorang investor. Yuk langsung saja dapatkan buku ini hanya di Gramedia.com! Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan informasi dan produk terbaik untuk kamu.

Penulis: Gabriel

 

Rekomendasi Buku

Investing for Living

Investing for Living

button cek gramedia com

 Jika Anda mampir ke toko buku, maka Anda akan menemukan banyak buku tentang investasi saham, dan di internet juga ada banyak sekali video, konten, dan tulisan dengan tema yang sama. Namun demikian, kebanyakan hanya membahas tentang metode-metode teknis seperti cara memilih saham dan sebagainya saja, belum ada yang sampai membahas tentang proses step by step untuk mencapai kebebasan finansial dan hidup berkecukupan sebagai seorang investor. Padahal, ketika seseorang mulai berinvestasi, maka itulah tujuannya. Namun, bagi investor pemula, untuk bisa mencapai posisi dengan kepemilikan aset yang besar seringkali tampak seperti mimpi yang sulit terealisasi.

Karena itulah, buku “Investing for Living” ini bertujuan untuk memberikan pencerahan tentang hal tersebut, yaitu tentang proses tahapan demi tahapan yang dilewati oleh seorang investor pemula dengan model awal yang kecil, tapi setelah beberapa tahun akhirnya bisa menjadi investor saham full time. Buku ini ditulis berdasarkan dari pengalaman riil penulisnya sendiri, dan bukan hanya berdasarkan teori saja. Buku ini diharapkan bisa menjadi motivasi bagi masyarakat untuk lebih bersemangat dalam berinvestasi di industri saham, dan menjadi rujukan bahwa untuk mencapai kebebasan finansial dari investasi saham tidak mustahil jika kita mengetahui cara serta tahapan-tahapannya.

Value Investing: Beat The Market in Five Minutes!

Value Investing: Beat The Market in Five Minutes!

button cek gramedia com

Warren Buffett, investor legendaris dan salah satu orang terkaya di dunia, dalam seminarnya di tahun 1984 di kampus Columbia Business School, Amerika Serikat, memaparkan tentang kinerja investasi dari tujuh investor saham penganut metode value investing, termasuk dirinya sendiri, yang ke semuanya sukses menghasilkan persentase keuntungan yang secara signifikan di atas rata-rata pasar. Menurut Buffett, ketujuh investor tersebut memiliki gaya investasinya masing-masing yang berbeda satu sama lain, termasuk pilihan sahamnya juga berbeda-beda.

Tapi pertanyaannya kemudian, bagaimana kita tahu sebuah saham itu bagus atau jelek? Dan bagaimana caranya untuk menilai apakah harganya mahal, wajar, atau murah? Nah, di buku Value Investing: Beat the Market in Five Minutes! ini, kita akan menjawab semua pertanyaan tersebut secara lugas dan lengkap namun mudah untuk dipahami, berdasarkan pengalaman penulis sebagai value investor itu sendiri.

Yup, jadi buku ini tidak sekadar memaparkan teori tentang value investing. Selain itu buku ini juga memberikan contoh-contoh penerapannya dalam berinvestasi di saham. Fakta menariknya adalah, ketika nanti Anda sudah menguasai dan mampu mempraktikkan metode value investing ini dengan baik, maka anda hanya akan perlu bekerja kurang dari 5 menit saja setiap harinya, tapi hasil profitnya tetap akan luar biasa!

Beat The Market

Beat The Market

button cek gramedia com

Jika Anda berpikir bahwa mengalahkan tingkat timbal hasil (return) dari IHSG secara konstan adalah suatu hal yang mustahil dilakukan, maka Anda akan mau memikirkan hal tersebut kembali setelah membaca buku ini. Memperoleh profit yang tinggi dengan risiko yang terbatas di pasar modal sendiri bukanlah sesuatu yang mustahil diwujudkan selama Anda mengetahui cara untuk mekakukannya.

Buku Beat The Market ini mencoba menjawab dua pertanyaan:

Bagaimana kita tahu suatu saham sebuah perusahaan itu bagus atau jelek?

Bagaimana kita menilai apakah harganya mahal, wajar, atau murah

Buku ini cocok bagi Anda para trader maupun investor yang masih pemula ataupun sudah mahir di mana setiap dari cara yang ditulis di buku ini merupakan metode yang sudah terbukti ampuh untuk memperoleh return yang lebih tinggi dibandingkan dengan return IHSG dalam jangka waktu pendek maupun panjang. Ditulis secara mudah dimengerti dan berdasarkan pengalaman sang penulis yaitu Edwin Santoso, dia sendiri sebagai seorang value investor. Jadi tidak hanya teori yang dibahas, tapi contoh-contoh konkritnya yang langsung bisa diterapkan juga banyak dibahas dalam buku ini. Selamat membaca.

 

Sumber:

  • https://www.gramedia.com/author/author-teguh-hidayat
  • https://www.teguhhidayat.com/p/profil-penulis_5.html
    https://www.google.co.id/books/edition/The_Calm_Investor/OYpKDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Teguh+Hidayat++The+Calm+Investor&printsec=frontcover
  • https://www.goodreads.com/id/book/show/29221846

 

Written by Adila Verni