in

Review Buku Siapa yang Datang ke Pemakamanku Saat Aku Mati Nanti?

Siapa yang Datang ke Pemakamanku saat Aku Mati Nanti? – Kematian adalah satu dari segelintir topik yang terdengar aneh dan cukup membingungkan ketika dibahas dalam pembicaraan sehari-hari. Topik ini tidak dapat dikatakan sebagai topik tabu atau sensitif karena sifat dari kematian itu sendiri umumnya netral. Namun, bukan berarti seseorang bisa membahas topik kematian begitu saja di depan orang-orang.

Padahal, kematian adalah suatu hal natural yang sudah pasti akan dialami oleh makhluk hidup. Alasan ini bukan berarti membuat topik ini menjadi lebih bebas untuk dibahas kapanpun dan dimanapun. Paling tidak, sesekali orang-orang mau memikirkan topik tersebut.

Sekilas tentang Buku Siapa yang Datang ke Pemakamanku Saat Aku Mati Nanti?

Siapa yang Datang ke Pemakamanku Saat Aku Mati Nanti

Mungkin alasan mengapa banyak orang menghindari topik ini adalah karena terdapat sejumlah bahasan yang menjurus ke arah negatif atau ofensif. Misalnya membahas hal-hal berbau agama yang dapat memicu perdebatan, atau menyinggung sesuatu dari masa lalu dan penyesalan.

Meskipun begitu, dengan membahas kematian, ada kemungkinan seseorang dapat termotivasi untuk menjalankan hidup mereka lebih baik lagi. Ini bertujuan agar mereka tidak memiliki penyesalan apapun selama hidup, terlebih ketika orang-orang sudah mendekati ajal mereka.

Inilah yang berusaha disampaikan oleh penulis Kim Sang Hyun dalam buku self-improvement berjudul Siapa yang Datang ke Pemakamanku Saat Aku Mati Nanti?. Di dalam buku tersebut, terdapat sejumlah pesan moral yang mengajarkan seseorang untuk hidup lebih baik di masa sekarang agar tidak menyesal di masa mendatang.

Buku yang terbit di Indonesia pada November 2020 lalu mendapat cukup banyak respon positif dari pembacanya. Di bawah ini akan dijelaskan detail dari buku Siapa yang Datang ke Pemakamanku Saat Aku Mati Nanti?

Detail Buku Siapa yang Datang ke Pemakamanku Saat Aku Mati Nanti?

Siapa yang Datang ke Pemakamanku Saat Aku Mati Nanti

  • Tahun Terbit: 2019
  • Tahun Terbit di Indonesia: November 2020
  • Penerbit di Indonesia: Haru
  • Jumlah Halaman: 252
  • Jumlah Halaman Terjemahan: 168
  • Panjang dan Lebar Buku: 19 cm x 13 cm

Sinopsis Buku Siapa yang Datang ke Pemakamanku Saat Aku Mati Nanti?

Sekilas, Grameds mungkin berpikir kalau judul dari buku ini terlihat seperti novel dengan tema yang cukup gelap dan berat untuk dicerna pembaca. Namun, apa yang Grameds bayangkan dari membaca judul di atas dengan isi dari buku ini sendiri dapat dikatakan berbeda cukup jauh.

Kenyataannya, buku Siapa yang Datang ke Pemakamanku Saat Aku Mati Nanti? merupakan buku self-improvement yang bertujuan untuk membantu pembacanya agar mereka dapat menjalankan hidup mereka dengan baik dan maksimal, sehingga mereka tidak mengalami penyesalan di masa mendatang.

Di dalam buku ini, terdapat berbagai macam topik yang membahas tentang kehidupan sehari-hari seorang manusia. Grameds akan disuguhkan kisah-kisah pendek yang pernah dialami penulis dalam kesehariannya. Di dalamnya, kalian dapat menemukan beragam emosi dan perasaan yang penulis rasakan dalam buku tersebut.

Kim Sang Hyun menulis buku ini dalam bentuk kalimat-kalimat panjang yang mudah dicerna, namun tetap mampu untuk masuk ke dalam pemikiran pembacanya. Dan tentunya, tulisan-tulisan ini memiliki keterkaitan dengan keseharian seseorang, sehingga pembaca bisa merasa terhubung dengan buku ini.

Beberapa topik yang dibahas di dalam buku ini misalnya mengenai kesalahan dalam hidup, keegoisan, sifat baik terhadap sesama, rasa gugup, mimpi, penilaian terhadap orang lain, dan terakhir, mengenai apa itu definisi kebaikan menurut sang penulis.

Semua topik-topik yang sudah dibahas di atas terbagi ke dalam 4 bab berbeda, masing-masing berjudul “Kesalahan”, “Hati yang Hilang”, “Sejarah”, dan “Semoga Itu Kebahagiaan”. Ini membuat pembaca dapat lebih mudah mencari bahan bacaan yang dibutuhkan saat itu.

Buku Siapa yang Datang ke Pemakamanku Saat Aku Mati Nanti? dikemas dengan cara yang empatik terhadap pembacanya. Buku ini tidak terkesan untuk menggurui pembacanya, dan justru berusaha untuk membuat mereka terinspirasi untuk menjalankan hidup semaksimal mungkin.

Review Buku Siapa yang Datang ke Pemakamanku Saat Aku Mati Nanti?

Siapa yang Datang ke Pemakamanku Saat Aku Mati Nanti

Tidak banyak yang harus dibahas di dalam sinopsis buku ini, mengingat umumnya buku-buku self-improvement tidak memiliki narasi layaknya novel atau cerpen. Dan dalam kasus buku Siapa yang Datang ke Pemakamanku Saat Aku Mati Nanti?, isinya mayoritas justru hanya berupa satu kalimat panjang.

Grameds mungkin sudah memahami kalau tidak semua buku self-improvement cocok untuk dibaca semua orang. Lagi pula, tujuan dari buku self-improvement adalah untuk membuat pembacanya merasa berkembang, baik itu dari segi kognitif, segi emosional, maupun segi spiritual.

Oleh karena itu, Grameds harus memahami betul kelebihan maupun kekurangan dari buku self-improvement, agar kalian bisa mengetahui apakah buku tersebut sesuai dengan kebutuhan kalian atau tidak. Tidak ada untungnya bukan, untuk membeli buku self-improvement yang tidak kalian butuhkan?

Di bawah ini, akan dijelaskan kepada Grameds apa saja kelebihan dan juga kekurangan buku Siapa yang Datang ke Pemakamanku Saat Aku Mati Nanti?. Semoga saja dengan bahasan ini, Grameds dapat memahami cocok atau tidaknya buku ini untuk kalian.

Kelebihan Buku Siapa yang Datang ke Pemakamanku Saat Aku Mati Nanti?

  1. Bahasan dari buku ini terbilang ringan dan mudah dipahami. Ini cocok bagi pembaca jika ingin menghindari buku self-improvement dengan tema, bahasan, serta pembahasan yang umumnya tergolong berat.
  2. Karena isinya yang cenderung ringan, pembaca seolah-olah dibuat merasa amat dekat dengan penulis. Grameds yang membaca buku ini juga seakan membaca tulisan dari teman lama yang sudah lama tidak kalian jumpai.
  3. Selain itu, buku ini banyak menceritakan banyak peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. Ini membuat pembaca bisa mencoba menerapkan apa yang penulis buat karena mereka dapat membayangkan peristiwa tersebut dengan mudah.
  4. Dan dari seluruh penjelasan di atas, buku ini memiliki nilai baca yang cukup tinggi, dan bisa dibaca berkali-kali kapanpun dan dimanapun kalian berada. Bisa saja pembaca mendapat hal baru ketika membaca ulang buku ini.

Kekurangan Buku Siapa yang Datang ke Pemakamanku Saat Aku Mati Nanti?

  1. Jika Grameds menginginkan sesuatu yang lebih serius, buku ini tidak bisa memenuhi ekspektasi kalian. Dapat dibilang hampir tidak ada tulisan di dalam buku ini yang bisa dianggap sebagai sesuatu dengan tema berat.
  2. Dan berdasarkan poin di atas, pembaca juga sebaiknya tidak berharap mendapatkan sesuatu yang filosofis untuk dipikirkan. Seperti yang sudah dipaparkan, kelebihan utama dari buku ini adalah topiknya yang ringan dan mudah dipahami.
  3. Isi dari buku ini juga terbilang cukup generik, dan mungkin tidak dapat menyelesaikan suatu masalah yang lebih kompleks. Pembaca hanya disuguhkan tulisan-tulisan sederhana, dan selebihnya mereka harus berpikir sendiri mengenai langkah selanjutnya.

Sejumlah Kutipan Emosional Buku Siapa yang Datang ke Pemakamanku Saat Aku Mati Nanti?

Selain kelebihan dan kekurangan pada buku ini, satu hal yang banyak disetujui oleh para pembaca mengenai buku ini adalah banyaknya kutipan-kutipan menarik di dalamnya, yang cukup dekat dengan keseharian orang-orang sehingga mereka dapat merasakan perasaan penulis dalam kutipan tersebut.

Dari 168 halaman dan 4 bab di dalam buku Siapa yang Datang ke Pemakamanku Saat Aku Mati Nanti?, ada saja kutipan yang pembaca anggap sesuai dengan keadaan mereka, sehingga dapat mereka gunakan sebagai bentuk respon dari situasi mereka saat itu.

Tentu saja waktu kita tidak akan cukup jika berusaha membahas seluruh kutipan tersebut satu per satu. Oleh karena itu, apa yang akan Grameds baca di bawah ini adalah beberapa kutipan terbaik yang penulis buat dalam buku ini.

“Salah satu tragedi dalam persaingan adalah menjadikan kemalangan orang lain sebagai sumber kebahagiaan dirinya sendiri.”

Grameds tentu pernah bersaing dengan orang lain, baik itu dalam soal kompetisi, akademik, atau pekerjaan. Namun, jika kalian sampai merasakan suatu kebahagiaan ketika kompetitor kalian sedang terpuruk, itu bukanlah sesuatu yang bisa kalian banggakan. Alih-alih, justru itu merupakan pola pikir negatif yang harus dibuang secepat mungkin.

“Satu-satunya cara agar orang sepertiku ini tidak kecewa adalah dengan berpikir bahwa, tidak ada seorang pun di dunia ini yang baik-baik saja.”

Istilah “dunia ini tidak adil” mungkin sudah terdengar tidak asing di telinga Grameds. Tetapi, di saat kalian merasa kalau kehidupan kalian tidak berjalan mulus, percayalah bahwa di luar sana, ada orang lain yang merasakan apa yang kalian rasakan. Kalian tidak sendiri dalam menghadapi ketidakadilan dalam dunia ini.

“Aku sudah memutuskan untuk hanya memperhatikan orang yang masih berada di sisiku meski aku melakukan kesalahan, dan mengabaikan mereka yang meninggalkanku. Aku juga tidak akan melupakan teman-temanku yang berharga, yang menerangiku saat berada pada masa-masa sulit.”

Terkadang kita terlalu fokus untuk mengejar hal-hal yang jauh berada di sana, sampai-sampai kita lupa dan malah meninggalkan sesuatu dan bahkan seseorang yang selalu di sekitar kita, terlepas dari kelebihan dan juga kekurangan kita sebagai manusia.

“Jangan berpikir terlalu keras, mari lihat sekeliling kita. Bertahan untuk tetap bersemangat dan tidak hancur itu memang penting. Tidak perlu lama, istirahatlah sebentar saja. Kamu boleh, kok, beristirahat saat kamu sudah berjalan jauh dan merasa sulit melangkah lagi.”

Ketika sedang berusaha menggapai keinginan kita dalam bentuk apapun, ada kalanya kita merasa terlalu fokus terhadap keinginan tersebut, sampai-sampai lupa dengan yang namanya istirahat. Padahal, bukankah dengan beristirahat, justru kita bisa lebih mudah dalam mencapai keinginan kita sendiri?

“Dunia tempat kita hidup ini keras dan dingin, tetapi kuharap kita semua penuh kepedulian dan kehangatan. Karena dengan itulah kehidupan dan dunia bisa berubah.”

Tidak dapat dipungkiri bahwa terkadang kita terlalu fokus terhadap diri sendiri, dan ini membuat beberapa dari kita cenderung tidak acuh terhadap masalah orang. Lebih buruk, ada kemungkinan kita justru secara tidak sadar menyakiti orang lain, karena ketidakpedulian kita terhadap sesama.

Profil Kim Sang Hyun

Normalnya, dalam bagian ini kita akan membahas mengenai profil penulis buku. Tetapi, perlu Grameds ketahui bahwa penulis Siapa yang Datang ke Pemakamanku Saat Aku Mati Nanti? merupakan sosok baru dalam dunia literatur. Diketahui dirinya baru menerbitkan 5 buku.

Selain itu, Kim Sang Hyun juga merupakan salah satu pendiri penerbit independen bernama Feelm. Selain itu, penulis juga dikabarkan mengelola sebuah kedai kopi di Korea Selatan, tepatnya di Seoul, bernama Gongmyeong Cafe. Kedai kopi ini terbilang cukup populer di sana.

Meskipun namanya masih tergolong baru, karyanya yang satu ini mendapat banyak respons positif dari kalangan pembaca di Indonesia. Kekurangan-kekurangan yang sudah dipaparkan di atas pun tidak dapat sepenuhnya dikatakan sebagai kekurangan, melainkan hanya sebagai preferensi pribadi.

Bahkan, sejauh ini buku Siapa yang Datang ke Pemakamanku Saat Aku Mati Nanti? masih menjadi satu-satunya buku karangannya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Mari kita berharap agar buku-bukunya yang lain bisa segera diterbitkan ke dalam bahasa Indonesia.

Rekomendasi Buku Self-Improvement yang Ringan untuk Dibaca

Jika Grameds tertarik dengan buku Siapa yang Datang ke Pemakamanku Saat Aku Mati Nanti?, nyatanya masih banyak lagi buku self-improvement lainnya yang berisikan tulisan-tulisan yang ringan dan mudah dicerna, cocok untuk dibaca ketika ada waktu senggang dan ingin melepas penat.

Topik dari buku-buku ini juga beragam, sehingga Grameds tidak perlu khawatir isinya akan repetitif dengan buku yang baru saja kita bahas ini. Semoga rekomendasi ini dapat membantu kalian mencari bahan bacaan yang cocok untuk kalian ya, Grameds!

1. Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah

Siapa yang Datang ke Pemakamanku Saat Aku Mati Nanti

Buku pertama dalam rekomendasi kali ini juga merupakan karangan penulis asal Korea Selatan dengan nama pena “Geulbawoo”, yang kali pertama masuk ke Indonesia pada Juli 2021. Dengan cepat, buku ini meraih kepopuleran di kalangan pembaca di Indonesia.

Geulbawoo banyak mengajarkan pembaca buku ini mengenai pentingnya beristirahat di tengah kesibukan. Beristirahat bukanlah dosa ketika seseorang sudah merasa lelah dengan kegiatan mereka, dan seharusnya pemikiran tersebut sudah tidak lagi dinormalisasi.

Banyak pembaca buku “Siapa Yang Datang Ke Pemakamanku Saat Aku Mati Nanti?” merekomendasikan buku ini karena gaya penulisannya yang serupa. Tetapi, lebih dari itu, buku ini juga seakan seperti tamparan bagi pembacanya yang kerap menyepelekan istirahat.

2. I Want to Die But I Want to Eat Tteokpokki

Selanjutnya, buku ini juga merupakan buku karangan penulis dari Korea Selatan bernama Baek Se Hee. Terbit di Indonesia pada September 2019, buku ini sebelumnya sudah dianggap sebagai buku best seller di Korea Selatan karena isinya membuat orang-orang berkaca terhadap kehidupan mereka masing-masing.

Isi dari buku ini merupakan pengalaman nyata dari penulis ketika dia merasa depresi dan kerap membandingkan dirinya dengan orang lain. Baek Se Hee rupanya juga pernah merasa rendah diri, sampai-sampai dia pernah berpikir untuk mengakhiri hidupnya.

Testimoni dari sejumlah pembaca mengatakan bahwa buku ini mampu menyadarkan mereka terkait kesalahan dalam sudut pandang untuk menghargai diri sendiri. Kesuksesan buku ini dalam meyakinkan pembacanya mengenai betapa penting dan berharganya diri mereka, membuat buku ini mendapat sekuel berjudul “I Want To Die But I Want To Eat Tteokpokki 2”.

3. Filosofi Teras

Rekomendasi buku terakhir ini bukan merupakan buku impor, melainkan karangan penulis Indonesia bernama Henry Manampiring yang juga merupakan social media influencer. Buku ini terbit pada November 2018 dengan tema campuran filsafat dan self-improvement.

Di dalamnya, Henry Manampiring banyak menjelaskan akar permasalahan dan kekhawatiran yang dialami oleh banyak anak muda di era sekarang, menggunakan sejumlah teori filsafat berbagai tokoh, dan juga pendapat psikolog mengenai fenomena ini.

Meskipun temanya terkesan berat karena membahas filsafat, kenyataannya buku ini dipuji oleh banyak pembacanya karena mampu menyajikan bahasannya dengan gaya bahasa yang mudah dipahami bagi anak-anak muda di era sekarang, sehingga mereka tidak lagi perlu khawatir untuk menghadapi permasalahan mereka.

Demikian review buku Siapa yang Datang ke Pemakamanku Saat Aku Mati Nanti? serta rekomendasi buku self-improvement serupa. Semua buku yang sudah dibahas merupakan persembahan dari Gramedia sebagai #SahabatTanpaBatas. Kamu dapat mengunjungi www.gramedia.com agar memperoleh informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: M. Adrianto S.

Written by Ananda