in

Review Buku Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah Karya Alfialghazi

Review Buku Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah – Buku Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah adalah salah satu buku motivasi Islami yang diterbitkan oleh Penerbit Sahima pada September 2020. Sesuai judulnya, isi buku ini berkaitan erat dengan nilai-nilai Islam tentang kepasrahan pada Tuhan. Buku yang ditulis oleh Alfialghazi ini memberikan pesan secara tersirat untuk mengajak pembaca berdamai dengan keadaan, serta mengingat bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan hamba-Nya.

Buku Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah secara tidak langsung mengajak kita agar selalu bahagia dengan selalu merasa cukup. Mengajak untuk selalu bersyukur, bertahan, serta bersabar dalam menghadapi musibah. Juga untuk cita-cita yang ingin dicapai, haruslah dibarengi dengan keberanian untuk memperjuangkan. Bahkan ketika impian itu dihadapkan dengan masalah, buku ini seperti mengingatkan bahwa pada titik inilah kita harus bertawakal kepada Allah.

Di buku Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah ini dibahas hal-hal yang berkaitan dengan perjalanan manusia dalam hidup yang tidak selamanya lancar. Mengingatkan bahwa setiap jalan yang dipilih akan ada hal yang berbenturan dengan harapan kita.

Tulisan Alfialghazi ini seperti mengajak pembacanya untuk terus berpikir positif terhadap semua ketentuan yang telah Tuhan gariskan. Karena sejatinya, Tuhan Maha Tahu yang terbaik untuk hamba-Nya. Sangat mungkin akan ada beberapa hal yang tidak berjalan sesuai dengan rencana kita, tapi itu merupakan konsekuensi yang kita dapat dari pilihan yang kita ambil.

Buku ini menjelaskan, tidak semua doa harus dikabulkan saat ini juga. Ada kalanya, Tuhan menyimpan beberapa hal untuk diberikan pada saat yang tepat. Sesekali mungkin impian kita akan dipatahkan, keadaan kita tidak memungkinkan untuk terus berjalan namun tidak bisa berhenti, tapi itu adalah hidup. Garis takdir dari sang Pembuat Skenario Terbaik.

Dengan buku ini, kita seperti dituntun untuk terus maju kedepan. Melewati keterbatasan dan banyaknya kemungkinan kecewa dalam dunia yang fana, dunia yang luas namun menyesakkan. Hal ini dilakukan untuk menuju satu dunia baru, yang disebut keabadian.

Dalam hidup, setiap manusia akan melewati suatu fase dimana ia akan merasa sendirian, gagal, kemudian kesepian. Emosi ini akan muncul secara alami dikarenakan oleh banyaknya hal yang terjadi dalam hidup. Sederhananya selalu ada lika-liku dalam perjalanannya, tidak ada yang sempurna.

Lalu, apakah kamu pernah kecewa? Kecewa dengan semua hal, merasa putus asa di tengah perjuangan, lalu menyalahkan diri sendiri atas apa yang terjadi diluar kuasa pribadi. Fase ini memang berat, butuh support system dari orang terdekat. Tapi pada akhirnya diri sendiri lah yang harus memilih, menyerah atau bangkit.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Buku karya Alfialghazi ini menyuguhkan sudut pandangan yang berbeda dan lebih luas tentang dunia. Karena buku “Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah” akan memeluk rasa sedih kita dan menyadarkannya untuk segera bangkit.

Sekilas tentang Buku Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah

 

Buku Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah berisi tentang motivasi-motivasi hidup Islami ini memiliki jumlah halaman sebanyak 246 halaman. Bahasan yang ingin disampaikan dalam buku ini dibagi menjadi tiga bagian inti.

Bagian pertama atau bagian kepala buku membahas tentang hidup, perihal jatuh bangunnya perjalanan kehidupan. Bagian ini memaparkan situasi yang dialami manusia yang kemudian ditekan lagi oleh pertanyaan-pertanyaan yang berbisik di kepala.

Selanjutnya, bagian kedua atau bagian tengah membahas mengenai cinta. Alfialghazi memasukkan bahasan ini karena baginya cinta merupakan bagian yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan. Tulisan inti dari buku ini membawakan nasihat yang dibalut dalam kalimat motivasi berbentuk puisi dan juga memberikan analogi kisah Rasulullah dan sahabatnya.

Dan yang terakhir adalah bagian penutup. Bagian ini adalah bagian tentang perjalanan iman, proses bagaimana berhijrah, beristiqomah, serta mengingat kematian. Bagian ini merupakan bagian penekanan juga pertanyaan-pertanyaan menggelitik yang juga berisi hadis serta ayat-ayat Al-qur’an yang relevan.

Sekilas Video Buku Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah

 

Profil Penulis Buku Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah

Penulis di balik buku Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah adalah Alfi Syahri Ramadhan, atau dikenal dengan nama pena Alfialghazi. Seorang perwira muda dari institusi transportasi darat yang memilih untuk pensiun dini dengan terhormat. Ia pensiun pada Maret 2019 setelah kurang lebih mengabdi selama 2,5 tahun untuk negeri.

Bagi alfi, hal ini tentunya merupakan suatu keputusan yang besar. Di mana dalam usia ini ia mengalami berbagai titik balik dalam hidupnya. Ia sering kali mengalami kegagalan, direndahkan, dan dicemooh karena pilihannya meninggalkan pekerjaan dianggap tidak masuk akal.

Hingga beberapa waktu berlalu, suatu hari Alfi dihubungi oleh beberapa penerbit buku. Tiga judul bukunya siap naik cetak dan tinggal menunggu giliran diterbitkan. Alfi membuktikan bahwa caci maki itu tidak perlu dibalas dengan ujaran lagi, tapi cukup dengan karya.

Buku ini seperti menjadi saksi perjalanan hidup Alfi yang menemaninya dari jatuh hingga bangkit karena berhasil menuntaskan keraguan dengan keyakinan yang kuat. Bagi Alfi, langkah terberatnya adalah ketika dirinya diuji untuk dipersiapkan menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Ia harus bersabar seluas samudera, berusaha ikhlas selapang gurun, dan memasrahkan doa-doanya kepada Tuhannya. Buku ini adalah hasil renungannya yang ditulis untuk menyadarkan sesama perihal pentingnya kekuatan doa, harapan, dan keyakinan.

Selain buku Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah Alfi sudah menerbitkan 3 buku lainnya. Buku-buku tersebut adalah Menikmati Kepergianmu, Ya Allah, Aku Pulang, dan Maaf Tuhan Aku Hampir Porak Poranda Karena Perasaan.

Buku Menikmati Kepergianmu adalah buku yang mengisahkan tentang perjalanan untuk mengikhlaskan kepergian seseorang. Perihal mengikhlaskan memang tak akan mudah, terlebih lagi jika kita memiliki banyak kenangan yang perlahan harus dilupakan. Tumpukan perasaan yang telah terekam akan terasa menyesakkan dan menyakitkan jika harus dikenang.

Dalam bukunya ini Alfi mengatakan ia pernah takut menghadapi kepergian, sebab cintanya yang sudah terlalu dalam. Namun ia kembali tersadar, sebanyak apapun ia telah berkorban dan coba bertahan, kepergian tak pernah bisa dihindarkan. Maka hal terakhir yang bisa dilakukan adalah dengan menikmati sakitnya mengikhlaskan dan berhenti berharap selain kepada Tuhan yang tak akan meninggalkan.

Untuk buku Ya Allah, Aku Pulang adalah buku yang ditulis untuk orang-orang yang sedang berada di titik jenuhnya. Terkadang kita ingin pulang, tapi tak tahu harus kemana. Kita merindukan rumah, rumah yang menerima kita apa adanya, yang tenang dan tak menghakimi. Buku ini akan membawa kita pada penuntasan rindu, pencarian jalan pulang yang sebenarnya.

Sedangkan buku Maaf Tuhan Aku Hampir Porak Poranda Karena Perasaan, berisi tentang nasihat-nasihat untuk kita yang baru saja ditinggalkan. Kita diingatkan bahwa perpisahan hadir bukan karena kita tidak pantas, tapi karena dia bukan takdir kita. Saat ini Alfi tengah fokus dengan proyek karyanya. Ia juga memanfaatkan media sosial untuk berbagi energi positif kepada pembacanya.

 

Kelebihan Buku Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah

Dilihat dari tampilan fisiknya, buku dengan sampul berwarna cerah ini memberi kesan segar dan tidak cepat bosan. Pada bagian tulisan tertentu atau point penting pada buku juga diberikan warna kuning khusus yang membuat pembaca dapat menyoroti tulisan pada halaman tersebut, sehingga isi buku menjadi tidak monoton.

Layout bukunya cukup sederhana namun tetap enak dilihat dan membuat nyaman ketika dibaca. Selain itu dengan harga yang terjangkau, buku ini memiliki kualitas kertas yang baik dan juga tebal.

Penggunaan kata Tuhan pada judul juga menjadi kelebihan pada buku ini, sehingga buku dapat dibaca oleh siapapun, tanpa perlu memandang agamanya. Judul buku pun memiliki makna lebih mendalam ketika disandingkan dengan kalimat aku hampir menyerah.

Pembahasan pada setiap bab juga bukanlah cerita bersambung layaknya novel, melainkan suatu permasalahan-permasalahan berbeda yang diangkat dari tema yang sama. Karena bab satu dengan bab yang lainnya tidak saling berhubungan, tentu memudahkan pembaca dalam memahami isinya. Selain itu, pembaca pun bisa membaca dari bab mana saja tanpa harus mengulang dari awal.

Kisah yang diceritakan dalam buku ini pun menggambarkan realita kehidupan di masyarakat, sehingga relateable dengan pembaca. Tak lupa juga setiap babnya ditulis singkat, padat, dan jelas.

Terdapat banyak juga kutipan menarik yang menyentuh dan membuka pikiran. Selain itu, ada juga arti-arti dari ayat Al-Qur’an dan Hadis yang indah dan mengandung makna yang baik. Dengan adanya dua sumber tulisan ini juga menguatkan kebenaran isi buku ini.

Selain isi buku yang tidak bertele-tele, isi buku ini juga “menampar” pembaca karena pemilihan katanya yang serasa pas dengan keadaan setiap orang. Sub temanya beragam, mulai dari dinamika hidup, percintaan, pernikahan, masa depan, taubat, pentingnya berilmu, pantang menyerah dalam memperjuangkan cita-cita, menjadi pribadi yang bermanfaat, hingga pembahasan tentang akhirat.

Diksi atau pemilihan kata di dalam buku ini sangat lembut, membujuk, serta memotivasi diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Penulis bahkan memberikan contoh melalui kehidupan Rasulullah dan sahabatnya. Kisahnya terasa sangat menyentuh, teteapi juga mengingatkan untuk terus memperbaiki diri.

Buku ini bisa dibaca oleh siapa saja, terutama untuk kamu yang sedang berhijrah dan membutuhkan motivasi dalam menggapai ridhoNya. Karena buku ini berisi kumpulan motivasi untuk bertahan dan terus berjuang mengejar mimpi. Pembahasannya cukup ringan, namun sarat akan makna.

Kekurangan Buku Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah

Setiap buku pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Setelah kita membahas kelebihannya, kali ini terdapat beberapa kekurangan dari buku Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah karya Alfialghazi.

Meski memiliki warna yang cerah, sampul buku yang terlalu simpel membuatnya sedikit membosankan. Buku ini juga tidak memiliki gambar atau ilustrasi dalam halamannya sehingga bisa saja pembaca berhenti membaca di tengah jalan karena terlalu monoton.

Pada beberapa bagian bab, cerita yang disuguhkan terlalu sedikit sehingga rasa penasaran pembaca belum sepenuhnya terobati. Dalam penulisannya, masih terdapat beberapa kata yang kurang efektif. Paragrafnya pun masih banyak yang kurang dari empat kalimat.

Pada beberapa bab yang pembahasannya cukup berat, kalimat pada buku akan sedikit membosankan. Selain itu banyak kata yang digunakan secara berulang sehingga terkesan monoton. Pembaca harus sedikit bersabar dan perlahan dalam membacanya untuk mencerna isi dari buku ini.

Menuju bagian akhir buku, rasa tenang yang didapat ketika pertama membaca terasa mulai menghilang. Pembaca seperti dikejar-kejar dan ditodong ribuan pertanyaan, serta dituntut saat ini juga harus bisa.

 

Pesan Moral dalam Buku Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah

Buku ini mengajarkan tentang arti kehidupan, ketakutan pada masa depan, berdamai dengan garis takdir, ketaatan yang membutuhkan kesabaran, sampai arti surga sebagai tempat yang menjadi akhir dari kehidupan.

Melalui karyanya ini, penulis juga mengajarkan agar tidak terlalu cepat berasumsi buruk kepada Tuhan atas apa yang digariskannya. Ikhlas dan bertawakal lah, karena Tuhan selalu tahu apa yang dirasakan oleh hamba-Nya. Tuhan pun pasti sudah menyiapkan jalan keluar yang terbaik versi-Nya.

Ikhlas adalah salah satu pelajaran dan perjalanan seumur hidup. Karenanya, tidak mudah untuk menyelaraskan apa yang diucapkan lisan dengan apa yang ada di hati. Walau melelahkan, kita harus terus bertahan karena ikhlas menjadi bentuk berserah diri manusia kepada Tuhannya. Karena memang, hidup tak selamanya berjalan dengan sempurna.

Bagian tengah buku juga mengingatkan, di setiap kesedihan pasti akan ada kebahagiaan, tetapi kita harus ingat untuk tetap menjaga iman. Karena kadang kala manusia lupa akan janjinya, ia berubah menjadi agamis saat menderita dan mendadak lupa beribadah saat sudah bahagia.

Saat bahagia, rasa malas sering kali jadi pemenangnya. Azan yang sudah berkumandang mulai diabaikan, salatnya tergesa, raganya menyembah, namun pikirannya berkelana. Hingga akhirnya kenikmatan ibadah luntur karena terlalu lama membiarkan rasa malas berkumpul. Maka dari itu, kita harus terus menjaga iman kita agar bisa istikamah.

Buku ini mengajak kita untuk merefleksikan diri ketika mulai menyerah dengan beratnya hidup. Cerita suri tauladan Rasulullah dan para sahabat yang penulis selipkan pun memiliki makna yang dalam. Bersumber dari Al-Qur’an dan Hadis serta dikemas dalam bahasa yang sederhana, mampu membuat pembaca mengerti pesan yang ingin disampaikan dalam buku tersebut.

Ketika kita sudah lelah dengan jalannya kehidupan, maka ingatlah bahwa kita ada di dunia ini hanya sementara. Sehebat apapun kita, sesehat, sebahagia, sekaya, dan sesedih apapun kita, sejatinya kita hanya berjalan menuju kematian. Kita sedang berada di ruang tunggu untuk mendapat panggilan-Nya dan berjumpa Dia. Oleh karena itu, persiapkanlah diri kita sebaik mungkin, agar tidak menyesal.

Dari buku yang luar biasa ini juga kita dapat menarik kesimpulan, jangan menyerah dan jangan mudah putus asa sesulit apapun keadaannya. Ingatlah bahwa pertolongan Allah selalu ada untuk hamba-Nya. Tinggal kita saja yang senantiasa merayu-Nya, berdoa dengan hati yang lapang, bersabar, dan ikhlas menerima ketentuan takdir-Nya. Maka ketika bahagia itu hadir, janganlah kita berbalik arah agar mendapat akhir surga yang istimewa.

Terlepas dari kelebihan dan kekurangan yang buku ini miliki, buku Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah dapat menemani langkahmu melewati berbagai fase di hidupmu, termasuk fase pendewasaan yang cukup sulit. Dengan menyelami buku ini, kamu akan diajarkan menikmati kekecewaan dan bangkit dari keterpurukan.

Buku ini juga cocok untuk kamu, orang yang tengah berduka, ragu pada pilihan dan impian, sedang kehilangan arah, sedang ingin menyerah tapi harus tetap melangkah, dan yang sedang tidak tahu harus dibawa kemana hidupnya ini. Buku ini bisa kamu baca ketika kamu berusaha menerima takdir dan berusaha untuk kembali masuk ke jalan yang Tuhan ridai untuk kembali ke suatu tempat yang menjadi titik akhir, bernama keabadian.

 

Seperti yang sudah disampaikan, buku ini memang ditulis untuk jiwa-jiwa kecil yang tengah mendambakan bahagia. Bahagia yang sesungguhnya, bukan yang penuh dengan kefanaan. Buku Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah seolah mengajak untuk terus melangkah maju meski banyak benturan di dalam kehidupan ini.

Jika Grameds ingin mendapatkan buku Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah dan buku-buku dengan genre sejenis, silakan kunjungi gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia akans selalu memberikan produk terbaik, agar kamu memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Raden Putri

Written by Ananda