in

Ketahui Kuliner Solo yang Penuh Dengan Cita Rasa

Kuliner Solo – Ning Stasiun Balapan Kuto Solo sing dadi kenangan, kowe karo aku. Grameds pernah mendengar lagu yang dipopulerkan legenda campursari, Didi Kempot, ini? Lagu tersebut menyebutkan kota Solo sebagai latar belakang.

Tapi Grameds, kita tidak membahas lagu dalam kesempatan kali ini. Kita akan membahas apa yang berhubungan dengan kota Solo, yaitu kuliner Solo. Yuk Grameds langsung saja kita ulas kuliner Solo.

Sekilas Mengenai Solo

Solo juga dikenal sebagai Surakarta.  Sebagai kota terbesar kedua dan terpadat pertama di Provinsi Jawa Tengah, Solo sering kali menjadi destinasi banyak orang untuk berbagai macam tujuan. Baik untuk tempat tinggal, bekerja, kuliah, sekolah, dan beragam urusan lainnya.

Hal ini tidak mengherankan karena dulunya, Solo menjadi pusat pemerintahan Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Kerajaan ini merupakan pewaris Kesultanan Mataram Islam bersama dengan Kota Yogyakarta.

Bukti adanya pusat pemerintahan tersebut adanya keratin yang menjadi tempat tinggal raja atau sultan. Adanya historis tersebut tentu membuat Solo memiliki daya tarik tersendiri. Maka dari itu, wajar saja jika kota ini padat penduduk karena terdapat banyak aktivitas yang dilakukan di sana.

Kentalnya budaya Jawa di Kota Solo berpengaruh terhadap gaya hidup masyarakatnya. Gaya hidup tersebut dapat dilihat dari kesenian, pendidikan, bahasa, tindak-tanduk, hingga kuliner yang berlaku di Solo.

 

Kuliner Solo

Kuliner di Jawa Tengah dan Yogyakarta, tidak terkecuali kuliner Solo, pada umumnya memiliki cita rasa yang tidak jauh berbeda, yakni cita rasa manis yang dominan. Tentu hal ini membuat kuliner Jawa Tengah dan Yogyakarta menjadi unik dan penggemarnya juga tidak sedikit.

Mungkin Grameds bertanya-tanya mengapa cita rasa makanan mereka cenderung manis? Ternyata asal muasalnya ditemukan setelah ditarik mundur saat bangsa kita mengalami penjajahan di zaman kolonial Belanda.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Pada zaman tersebut, Belanda menetapkan lima komoditas pangan yang dieksploitasi besar-besaran di Jawa. Kelima komoditas tersebut adalah kopi, teh, gula pasir, tapioka, dan kina. Saat itu, kelimanya dicoba di berbagai daerah di Jawa.

Singkat cerita, setelah diuji coba, tebu tidak cocok ditanam di Jawa Barat dan cocok ditanam di Jawa Tengah dan sebagian Jawa Timur. Alhasil masyarakat Jawa Tengah mendapatkan perintah tanam paksa untuk memproduksi tebu.

Alhasil, Jawa Tengah memiliki produk gula dalam jumlah yang sangat melimpah. Pada akhir abad ke-18  hingga awal 19 saja, terdapat 17 pabrik gula di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Sangat banyak bukan? Produktivitas tebu di kedua wilayah tersebut menggerakkan masyarakat sekitar untuk memanfaatkan gula sebagai bumbu untuk memasak.

Hal ini disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Murdijati Gardjito, Guru Besar Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Gadjah Mada, sebagaimana dilansir dari kompas.com. Murdijati melanjutkan, melimpahnya gula di Jawa Tengah berbanding terbalik dengan Jawa Barat. Di daerah tersebut, gula masih langkah pada zaman tersebut. Oleh karena itu, jarang sekali teh disajikan dalam keadaan manis, apalagi masakan.

Di bawah ini adalah beberapa kuliner yang menjadi makanan khas Solo. Yuk Grameds langsung kita ulas satu per satu.

1. Nasi Liwet

Kuliner Solo yang sudah melegenda di Nusantara adalah nasi liwet Solo. Gaungnya telah tersebar ke seantero negeri. Katanya, belum menginjakkan kaki di kota Solo kalau belum makan nasi liwet Solo.

Nasi liwet memiliki bahan utama yang sama dengan nasi uduk, yaitu nasi gurih. Nasi gurih tersebut merupakan hasil olahan beras yang dimasak bersamaan dengan kaldu, santan, serai, dan daun salam. Perpaduan tersebut menghasilkan nasi gurih yang menggoda selera makan.

Perbedaan antara nasi liwet dengan nasi uduk adalah menu selain nasi gurih. Pada nasi uduk, biasanya akan kalian temukan ayam goreng (baik berupa utuh atau suwir), taburan abon, dan irisan telur dadar (telur rawis). Untuk menambah sensasi pedas, kalian bisa menambahkan sambal pada hidangan kalian.

Sementara pada liwet, kalian akan menemukan perpaduan antara nasi gurih, ayam, irisan, telur rebus, sambal goreng, dan kuah santan kental. Kuah santan kental pada nasi liwet inilah yang menjadi ciri khas utama nasi liwet. Berbeda dengan nasi uduk yang menggunakan sambal, nasi liwet tidak diberi sambal. Jika kalian ingin menambah sensasi pedas, kalian bisa menambah porsi sambal goreng atau cabe rawit rebus.

Nasi liwet pada umumnya disajikan di atas alas daun pisang. Hal ini semakin menambah cita rasa dan aroma yang segar. Cara mengemasnya adalah dengan menekuk salah satu daun pisang dan mengaitkannya dengan tusuk lidi yang kecil, sehingga berbentuk seperti kerucut. Kemasan tersebut disebut dengan pincukan.

Nasi liwet Solo biasanya dapat dinikmati dari malam hingga dini hari. Kuliner malam ini sangat mudah untuk kalian temukan di setiap sudut kota. Kalau kalian berkunjung ke kota ini, jangan lupa untuk mencicipi makanan satu ini ya, Grameds.

2. Tengkleng Solo

Tengkleng merupakan kuliner Solo yang menggunakan daging dan tulang kambing sebagai bahan utamanya. Hanya saja porsi dagingnya sangat sedikit sehingga lebih banyak bagian tulang. Terkadang di dalam sajian tengkleng kalian akan menemukan kepala, iga, dan jeroan kambing.

Munculnya tengkleng hingga menjadi kuliner khas Solo ternyata memiliki histori yang berkaitan dengan zaman penjajahan. Sebagaimana yang kita tahu, tidak ada yang nikmat hidup di bawah bayang-bayang penjajahan. Hidup saat itu sangat sulit dan pelik.

Untuk menikmati daging pun, rakyat Indonesia kesulitan. Berbekal kreativitas nenek moyang kita, tulang kambing dengan sedikit daging-daging yang menempel diolah dengan bumbu rempah berkuah menjadi tengkleng. Jadi, awal mulanya tengkleng merupakan makanan yang banyak dikonsumsi rakyat yang terhimpit ekonomi.

Lambat laun, makanan yang memiliki cita rasa gurih dan pedas ini diterima oleh rakyat dari beragam kalangan. Rasanya yang sedap dan nikmat membuat tengkleng Solo menjadi favorit banyak orang. Jadi, tidak heran jika makanan ini menjadi kuliner khas Solo.

3. Krengsengan

bogor-today.com

https://bogor-today.com/2022/11/29/resep-masakan-krengsengan-daging-sapi/

Banyak orang yang mengatakan kalau masakan krengsengan sekilas mirip dengan semur daging. Namun jika semur pada umumnya menggunakan daging sapi, krengsengan menggunakan daging kambing. Selain itu, krengsengan juga diberi bumbu petis.

Adanya petis dan kecap manis di dalam krengsengan memberikan paduan legit dan aroma yang cenderung kuat, sehingga dapat menjinakkan aroma daging kambing yang begitu menyengat.

Krengsengan ini begitu diminati banyak orang rasanya yang nikmat. Kita dapat mengkonsumsinya dengan nasi saja atau dengan lauk lainnya. Saat berkunjung ke Solo, kalian akan menemukan banyak penjual krengsengan, baik di warung rumah maupun pinggir jalan.

4. Gudeg Ceker

Selama ini, gudeg lebih dikenal sebagai masakan khas Yogyakarta. Namun Kota Solo juga memiliki masakan khas yang bernama gudeg ceker. Kuliner Solo satu ini tidak jauh berbeda dengan gudeg khas Yogyakarta.

Bahan utama gudeg ceker adalah nangka muda, tempe, telur, tahu, ayam kampung, sambal goreng krecek, dan tentunya ceker ayam. Gudeg pada umumnya dimasak dengan menggunakan santan dan memiliki cita rasa yang manis.

Makanan gudeg ini berawal dari para pejuang Kesultanan Mataram yang bekerja membuka hutan sebagai akses menuju pusat pemerintahan di Yogyakarta. Karena tidak mendapatkan pasokan makanan, mereka mengolah pohon nangka dan kelapa yang ada di sekitar mereka. Hanya kedua bahan tersebut yang tersedia di sekitar mereka.

Akhirnya, kedua bahan tersebut diaduk menggunakan papan kayu di dalam panic logam yang berukuran besar. Dalam Bahasa Jawa, proses memasak seperti itu disebut hangudek atau mengaduk. Oleh karena itu, hidangan ini dinamakan dengan gudeg.

 

5. Tongseng

Kuliner Solo berikutnya yang akan kita ulas kali ini adalah tongseng. Banyak sekali olahan kambing yang menjadi kuliner Solo, salah satunya ya tongseng ini. Tongseng merupakan makanan berkuah yang dimasak menggunakan bahan-bahan seperti daging kambing, santai, tomat, kol, bumbu rempah, dan kuah gurih-manis.

Masakan ini cukup diminati oleh masyarakat Solo bahkan menjadi salah satu makanan favorit di kota yang terkenal dengan kelembutan warganya ini. Jika Grameds ingin menikmati tongseng ketika berkunjung ke Solo, jangan khawatir. Sebab, Grameds dapat menemukan banyak penjualnya di jalanan Solo.

6. Tahu Acar

Kuliner Solo selanjutnya adalah tahu acar. Makanan khas Solo ini merupakan masakan dengan cita rasa yang asam namun segar dan manis. Makanan ini merupakan makanan berkuah yang terdiri dari potongan tahu, tomat, kecambah, mie kuning, timun, serta kacang goreng dan bawang goreng sebagai topping-nya.

Cita rasa asam dan manis didapatkan dari perpaduan antara tomat dan gula pasir atau gula aren. Oleh karena itu, tidak heran jika kuah tahu acar berwarna cokelat. Gimana Grameds, apakah kalian penasaran untuk mencoba masakan ini?

Sayangnya, saat ini tahu acar cukup susah ditemukan. Pasalnya, pedagang yang menjual tahu acar sudah sangat jarang. Kalian perlu effort lebih untuk mendapatkannya. Namun, jika kalian sedang berkunjung ke Solo, kalian dapat mencarinya di kawasan Galabo, Solo.

 

7. Sate Kere

muda.kompas.id

https://muda.kompas.id/baca/2019/08/05/sate-kere-mbah-mardi-harga-murah-dengan-rasa-legendaris/

Grameds, tolong baca secara cermat ya. Iya, sate kere. Bukan sate kare. Grameds pernah makan sate kere? Atau jangan-jangan baru dengan kali ini?

Sate kere jika diartikan secara bahasa, kere merupakan Bahasa Jawa yang jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia artinya miskin. Terjemahan secara bahasa berarti sate miskin.

Sate kere merupakan sate yang bahannya merupakan jeroan (organ yang tidak diinginkan untuk dimakan) sapi atau tempe gembus (ampas tahu). Kedua bahan makanan tersebut bisa didapatkan dengan harga yang sangat miring mengingat keduanya merupakan limbah makanan. Oleh karena itu, tidak heran jika sate ini dinamai sate kere, yaitu sate yang dimakan orang miskin.

Zaman dahulu, ketika zaman penjajahan kolonial Belanda masih berlangsung, daging sapi dan daging ayam merupakan makanan mewah dan mahal. Pada umumnya, makanan-makanan mewah hanya bisa dijangkau oleh orang-orang Belanda dan orang pribumi yang kaya. Sate adalah salah satu makanan mewah di zaman tersebut.

Pada saat itu, semua serba sulit. Akhirnya, rakyat biasa mengganti daging dengan tempe gembus atau jeroan sapi agar tidak boros. Menggunakan bumbu yang sama dengan sate daging atau ayam, mereka juga dapat merasakan nikmatnya sate.

Bisa dibilang, sate kere memanfaatkan bahan sisa. Bayangkan saja, tempe gembus, babat, usus, hati, dan paru yang semuanya termasuk bahan sisa dari bahan utama. Agar rasanya lebih kaya, tempe gembus atau jeroan tadi dimasak lebih dulu dengan bumbu bacem sebelum dibakar. Perlu diketahui kalau bumbu bacem ini adalah cita rasa utama dari sate kere ini.

Setelah dimasak dengan bumbu bacem, bahan-bahan tersebut dimasukkan ke tusuk sate lalu dibakar. Setelah itu, sate yang selesai dibakar disajikan dengan bumbu kacang yang manis, gurih, dan pedas.

Meskipun sate kere ini pada awalnya dimakan oleh rakyat yang terbatas kemampuan ekonominya, sate ini juga banyak diminati orang dari berbagai kalangan. Tidak peduli kelas bawah, menengah, ataupun atas. Meski namanya sate kere, tapi rasanya berkelas.

8. Serabi Notosuman

Nah ini dia yang kita sebut sebagai serabi Solo. Serabi merupakan kuliner khas Solo yang sekilas tidak jauh berbeda dengan pancake. Serabi terbuat dari adonan yang terdiri dari santan, beras, gula, daun pandan (sebagai pewangi), serta garam. Tekstur serabi notosuman ini kental, lembut, dan legit. Serabi ini disajikan tanpa adanya kuah manis seperti serabi pada umumnya. Alhasil, cita rasa santannya terasa sekali.

Jika diperhatikan, serabi hampir mirip dengan apem. Pandangan tersebut memang tidak salah karena asal-muasal serabi adalah apem. Hanya saja bentuk serapi lebih pipih dibandingkan apem aslinya. Serabi ini dinamakan serabi Notosuman karena di daerah ini usaha serabi berkembang. Kemudian beberapa pedagang ikut menjual serabi sehingga daerah ini menjadi pusat serabi di Solo.

9. Bakso Solo

Bakso Solo merupakan kuliner yang dikenal luas oleh penduduk Jawa. Buktinya banyak orang yang menjual bakso dengan judul Bakso Solo meskipun dijual di kota lain. Ciri khas bakso Solo adalah rasa kaldunya yang sangat kuat.

Meskipun begitu, kaldu tersebut tidak membuat kuahnya keruh dan bikin eneg. Justru sebaliknya, kuah bakso solo terasa segar dan bening meski rasanya terkenal enak. Hal ini dikarnakan kaldu berasal dari rebusan tulang sapi, bukan rebusan daging sapi. Saking istimewanya kuah bakso Solo, kuahnya memiliki aroma yang harum  dapat tercium hingga beberapa meter.

Untuk baksonya sendiri, bakso Solo pada umumnya menawarkan tekstur yang kenyal dan lembut. Bakso Solo pada umumnya berisi mie kuning, mie bening atau putih, sayuran sledri, bawang merah goreng, bakso, balungan iga, gorengan tahu, dan bakwan. Untuk bakwan goreng sendiri, ada yang memakainya dan ada juga yang tidak menggunakan bakwan goreng.

10. Brambang Asem

Kuliner Solo satu ini merupakan makanan tradisional Solo yang unik. Dengan sajian utama berupa tempe gembus dan daun ubi jalar yang direbus, brambang asem berhasil menghadirkan nuansa tempo dulu saat dihidangkan di atas meja. Cita rasa brambang asem ini adalah pedas dan asam yang dihasilkan dari perpaduan dari bahan-bahan seperti terasi, cabai, asem, dan gula jawa.

Sayangnya, kuliner khas Solo ini sudah sangat jarang sekali ditemukan. Pasalnya, orangnya yang menjualya pun sudah dapat dihitung dengan jari. Namun, bukankah kelangkaanya justru semakin menambah daya tariknya untuk dicicipi, Grameds?

Grameds, selain sepuluh jenis makanan di atas, sebenarnya masih ada banyak kuliner Solo lainnya yang tidak kalah menggoda selera makan. Namun, ulasan kita kali ini rasanya cukup sampai di sini. Grameds tidak perlu bersedih, sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia menyediakan buku-buku pilihan kami agar kalian dapat menikmati literasi yang lengkap mengenai warisan nusantara, termasuk kuliner.

Jika ingin mencari buku tentang resep yang bisa dicoba di rumah, maka kamu bisa mendapatkannya di gramedia.com. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Mutiani Eka Astutik

Rujukan:

  • https://www.idntimes.com/food/dining-guide/andry-trisandy/kuliner-solo-1
  • https://regional.kompas.com/read/2022/12/19/152431178/10-kuliner-legendaris-kota-solo-ada-warung-langganan-jokowi?page=all
  • https://www.liputan6.com/lifestyle/read/3670418/10-wisata-kuliner-solo-yang-bikin-rela-antre-ada-langganan-jokowi
  • https://www.rumah.com/areainsider/surakarta/article/ini-dia-daftar-wisata-kuliner-solo-yang-wajib-dicoba-13086


ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Khansa Amira

Khansa adalah seorang Content Writer yang telah berkarir sejak tahun 2021 dan dunia kepenulisan selalu menarik baginya. Dengan menulis Khansa dapat membuka wawasan dan pandangan baru tentang topik-topik menarik, terutama dunia kuliner.