in

Capital Gain: Pengertian, Jenis, Cara Menghitung, dan Contoh

Capital Gain – Bagi banyak orang terutama generasi millenial dan generasi Z mulai sadar bahwa menyimpan uang untuk masa depan sangatlah penting agar masa depan bisa dihadapi dengan tenang. Sudah banyak cara yang dapat dilakukan untuk menyimpan uang di masa depan selain menabung, salah satunya adalah dengan cara melakukan investasi. Setiap keuntungan dari investasi inilah yang akan bisa digunakan di masa depan, baik itu dalam jangka waktu yang pendek atau jangka waktu yang panjang.

Pada dasarnya, investasi yang ada pada saat ini sudah sangat banyak, mulai dari investasi rumah, investasi usaha, hingga investasi saham, dan lain-lain. Seseorang yang melakukan investasi pada suatu bidang disebut juga dengan investor. Meskipun investasi berbagai macam jenisnya, tetapi investasi rumah hingga saat ini masih diminati oleh banyak orang, mungkin kamu salah satu dari sekian banyak orang yang suka dengan investasi rumah atau properti.

Dalam berinvestasi, setiap investor pasti menginginkan suatu keuntungan agar modal untuk melakukan investasi akan terus ada. Hampir setiap tahunnya, harga rumah atau properti terus mengalami peningkatan, sehingga sudah tak asing lagi kalau banyak orang yang ingin menjadi investor pada bidang ini. Dengan demikian, bisa dibilang kalau keuntungan dari investasi rumah atau properti cukup besar.

Namun, apabila kamu ingin ikut melakukan investasi properti, sebaiknya perlu mempelajari beberapa hal dulu. Hal ini perlu dilakukan agar investasi yang dilakukan tidak mengalami kerugian dan bisa mendapatkan keuntungan lebih banyak. Memang sangat banyak sekali hal yang harus diperhatikan dan dipelajari ketika berinvestasi properti, salah satu hal yang cukup penting kamu pelajari dalam berinvestasi properti adalah capital gain.

Capital gain bisa dikatakan suatu hal yang perlu dipelajari dalam melakukan investasi terhadap bidang properti karena sangat memengaruhi keuntungan yang akan diperoleh investor. Oleh sebab itu, jangan pernah menunda-nunda untuk mempelajari apa yang dimaksud dengan capital gain dan bagaimana cara menghitungnya.

Akan tetapi, capital gain bukan hanya bisa digunakan dalam investasi properti saja, tetapi bisa juga digunakan pada setiap jenis investasi, seperti saham, reksadana, dan sebagainya. Jadi, apapun jenis investasi yang kamu pilih, sebaiknya selalu memerhatikan cara agar bisa mendapatkan capital gain atau keuntungan modal.

Bagi kamu yang ingin mempelajari capital gain, bisa baca artikel ini sampai habis. Pembahasan yang ada di dalam artikel ini akan membahas mulai dari pengertian hingga cara menghitung capital gain. Apabila kamu semakin mahir menghitung capital gain, maka kemungkinan besar keuntungan yang diperoleh dari berinvestasi properti akan semakin besar. Tunggu apalagi, yuk simak penjelasan di bawah ini.
Capital Gain

Pengertian Capital Gain

Capital gain adalah selisih dari harga beli dan harga jual dari suatu aset investasi yang di mana akan menjadi keuntungan bagi investor. Oleh sebab itu, capital gain dapat dikatakan sebagai keuntungan modal yang didapat oleh investor dari hasil penjualan aset atau menjual aset yang investasi yang dimilikinya. Sementara itu, di Indonesia, capital gain seringkali disebut dengan istilah keuntungan modal.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Jika ada keuntungan modal dalam melakukan investasi, maka pasti ada kerugian modal dalam berinvestasi. Kerugian modal dalam berinvestasi sering dikenal dengan istilah capital loss. Munculnya capital loss disebabkan karena aset yang dijual oleh seorang investor harganya lebih rendah daripada harga beli aset tersebut.

Jika, keuntungan modal bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta, maka capital loss atau kerugian modal bisa juga mencapai puluhan dan ratusan juta. Maka dari itu, sudah seharusnya bagi investor yang bergerak dalam bidang properti harus pandai melihat prospek jangka panjang dari properti tersebut supaya tidak mengalami kerugian yang cukup besar.

Pada dasarnya, capital gain bukan hanya dikenal dalam investasi bidang properti saja, tetapi dikenal juga pada investasi saham. Contoh sederhana capital gain yang ada pada saat melakukan investasi saham adalah, kamu berhasil membeli saham dengan harga 1 juta rupiah, kemudian kamu berhasil menjual saham yang sudah dibeli tersebut menjadi 3 juta rupiah. Keuntungan modal atau capital gain dari pembelian dan penjualan saham tersebut sebesar 2 juta rupiah.

Dengan demikian, capital gain merupakan suatu nilai keuntungan dari penjualan aset yang sudah dijadikan investasi. Akan tetapi, ketika pemilik aset atau investor masih memegang atau memiliki aset tersebut, maka hal itu belum bisa disebut dengan istilah keuntungan modal atau capital gain. Selain itu, nilai keuntungan modal atau capital gain akan terus mengalami perubahan, sehingga kamu harus teliti dan cermat ketika ingin melakukan capital gain supaya keuntungan yang diperoleh bisa semakin banyak.

Perbedaan Capital Gain dengan Dividen

Capital gain dan dividen memang merupakan keuntungan modal dalam berinvestasi, tetapi pada kenyataannya kedua istilah tersebut cukup berbeda. Supaya kamu tidak keliru dalam memahami capital gain dan dividen, maka di bawah ini akan dijelaskan beberapa perbedaan dari capital gain dan dividen.

1. Honorarium Investasi

Capital gain atau keuntungan modal ini bisa dibilang keuntungan dari investasi hanya bergantung kepada fluktuasi dari keuntungan itu sendiri. Jadi, capital gain tidak akan memberikan tawaran tambahan selain keuntungan dari fluktuasi. Oleh sebab itu, investor yang lebih memilih capital gain harus pandai dalam mengamati fluktuasi yang terus berubah.

Sedangkan dividen berbeda dari capital gain karena dividen memberikan tawaran tambahan yang lebih banyak. Tawaran yang lebih banyak itu berupa pemecahan saham, saham bonus, dan sebagainya. Jadi, bagi investor dividen harus cermat dalam memilih perusahaan yang lebih sering menunjukkan profit, sehingga keuntungan yang diperoleh akan lebih besar.
Capital Gain

2. Waktu Transaksi

Perbedaan capital gain dan dividen selanjutnya adalah waktu transaksi. Waktu transaksi yang dilakukan oleh investor agar mendapatkan capital gain atau keuntungan modal tidak memiliki batas waktu. Namun, seorang investor harus cermat dan teliti dalam mempelajari dan menganalisis setiap kondisi pasar. Dengan melakukan hal itu, seorangi investor bisa menentukan waktu yang tepat untuk membeli dan menjual aset investasi.

Sedangkan, untuk membeli aset investasi atau saham supaya bisa mendapatkan dividen, kamu perlu melakukannya sebelum batas waktu akhir cum date. Cum date adalah waktu transaksi untuk mendapatkan dividen bagi investor yang sudah tercatat di dalam kepemilikan saham. Oleh sebab itu, pada saat investor tidak ada di dalam kepemilikan saham, maka investor tersebut tidak memperoleh dividen.

Selain itu, dalam berinvestasi ada  juga yang namanya ex date. Ex date adalah waktu transaksi yang tepat untuk menjual investasi saham supaya mendapatkan capital gain. Ex date ini muncul ketika terjadinya cum date.

3. Jangka Waktu dari Investasi

Bukan hanya berbeda pada waktu transaksi saja, tetapi capital gain dan dividen juga berbeda pada jangka waktu dari investasi. Bagi seorang investor yang lebih menyukai capital gain biasanya modal yang dimiliki kecil. Hal ini dikarenakan harga saham per lot di dalam pasar modal lebih murah daripada menanam modal ke suatu perusahaan secara langsung. Seorang investor yang lebih suka bermain pada pasar saham, biasanya keuntungannya diperoleh pada saat harga jual saham lebih tinggi bila dibandingkan dengan harga beli.

Seorang investor yang lebih menyukai dividen menandakan bahwa dirinya lebih suka dengan keuntungan jangka panjang, mengapa begitu? Hal ini dikarenakan setiap pembagian dividen hanya dilakukan satu tahun sekali, sehingga ketika seorang investor ingin memperoleh dividen lebih besar, maka ia harus berinvestasi yang lebih besar ketika awal tahun.

4. Sifat Pendapatan

Sifat pendapatan antara capital gain dan dividen memiliki perbedaan. Sifat pendapatan yang ada pada capital gain ini adalah aktif. Sifat pendapatan yang aktif ini disebabkan karena seorang investor harus pandai dan cermat ketika sedang memainkan trading yang ada pada pasar modal. Dengan kata lain, seorang investor diharuskan untuk terus berpikir sekaligus menganalisa kondisi pasar modal karena bisa memengaruhi suatu nilai keuntungan modal di masa depan nanti.

Jika capital gain sifat pendapatannya bersifat aktif, maka sifat pendapatan dividen bersifat pasif. Sifat pendapatan pasif yang ada di dividen disebabkan karena untuk memperoleh keuntungan, seorang investor hanya menunggu profit dari suatu perusahaan dalam periode waktu tertentu, sehingga tidak perlu melakukan kegiatan trading.

5. Waktu Memperoleh Keuntungan Investasi

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya kalau capital gain dan dividen merupakan sama-sama tentang keuntungan dalam berinvestasi. Namun, keuntungan yang diperoleh dari capital gain dan dividen memiliki waktu yang berbeda. Dengan kata lain, pendapatan laba dari capital gain dan dividen dilakukan di waktu yang tidak sama.

Pada umumnya, keuntungan modal atau capital gain dari beinvestasi bisa diperoleh kapan saja. Hal ini dikarenakan capital gain sangat bergantung terhadap investor yang memiliki kebebasan untuk menjual aset serta tidak terlibat dengan kebijakan-kebijakan perusahaan. Sedangkan dividen, keuntungannya hanya bisa didapatkan dalam setiap satu tahun sekali. Selain itu, besaran keuntungan dari dividen ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.

Perbedaan-perbedaan itulah yang perlu dipahami oleh para investor, sehingga ketika berinvestasi tidak keliru menentukan suatu tindakan. Dengan kata lain, seorang investor akan lebih menentukan hal yang akan dilakukan setelah memahami perbedaan capital gain dan dividen.
Capital Gain

Jenis Capital Gain

Capital Gain
pixabay

Capital gain atau keuntungan modal dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu capital gain jangka pendek dan capital gain jangka panjang.

1. Capital Gain Jangka Pendek

Capital gain jangka pendek adalah suatu keuntungan investasi yang berasal dari penjualan saham-saham dalam kurun waktu kurang dari setahun. Capital gain jenis ini lebih disukai oleh para investor yang tidak takut mengalami kerugian yang cukup besar. Oleh sebab itu, supaya tidak mengalami kerugian yang cukup besar, maka investor yang lebih senang capital gain jangka pendek harus pandai dalam menganalisis kondisi pasar, sehingga bisa menciptakan suatu prediksi yang kuat.

Selain itu, capital gain dalam investasi bidang properti jangka waktunya berbeda dengan saham. Pada investasi properti, suatu aset investasi yang dijual dalam kurun waktu 36 bulan atau kurang dari itu, maka termasuk ke dalam jenis capital gain jangka pendek. Contoh, suatu properti yang sudah dibeli kemudian dijual setelah 20 bulan, maka aset properti tersebut akan memperoleh capital gain jangka pendek.

2. Capital Gain Jangka Panjang

Capital gain jangka panjang adalah keuntungan modal investasi yang berasal kepemilikan saham yang di mana jangka waktunya minimal satu tahun. Berbeda dengan jangka pendek, jenis jangka panjang ini lebih disukai oleh investor yang santai. Santai dalam hal ini diartikan sebagai tidak perlu terlalu sering melihat kondisi pasar modal saham.

Sementara itu, dalam investasi properti, capital gain akan dikategorikan ke dalam jangka panjang selama aset investasi yang dijual sudah lebih dari 36 bulan. Apabila ada seorang investor properti membeli aset yang kemudian dijual lagi setelah 40 bulan kepemilikan, maka aset properti tersebut masuk ke dalam kategori jangka panjang.

Akan tetapi, jangka waktu dari penyimpanan semua aset properti yang kepemilikannya tidak bisa dipindah diubah menjadi 2 tahun atau 24 bulan. Jangka waktu penyimpanan tersebut hanya berlaku pada aset tidak bergerak dan pada aset bergerak, seperti perhiasan, surat hutang, dan lain-lain tidak berlaku.
Capital Gain

Cara Penghitungan

Apabila kamu masih bingung cara menghitung capital gain, maka kamu perlu mengetahui rumus capital gain. Nah, berikut rumus-rumus yang perlu kamu tahu.

Capital gain = Harga jual – (harga beli x jumlah produk yang dibeli atau diinvestasikan)

Dalam menghitung keuntungan modal, kamu perlu memerhatikan wajib pajak yang harus dibayarkan. Pajak pada capital gain dibebankan kepada investor sebagai pajak terhutang. Adapun pajak capital gain merupakan biaya pajak tambahan penghasilan.

Rumus di atas belum termasuk dengan rumus pajak yang harus dibayarkan. Besar pajak yang harus dibayarkan merupakan hasil capital gain yang kemudian dikalikan dengan persen pajak yang harus dibayarkan.

Besar Pajak = hasil capital gain x persen pajak

Dengan rumus tersebut, maka besaran pajak yang harus dibayarkan akan terhitung dengan jelas. Pajak yang sudah dibayarkan oleh investor menandakan bahwa investor tidak memiliki tunggakan pajak dari capital gain.

Contoh Soal 

Suatu rumus akan sulit untuk dipahami, jika tidak dicoba dengan soal. Contoh soal di bawah ini akan disertakan juga dengan perhitungan pajak. Jadi, simak contoh soal berikut ini, Grameds.

Seorang investor properti membeli aset properti pada tahun 2015 dengan harga 500 juta rupiah. Setelah sudah lebih dari 2 tahun atau lebih tepatnya 25 bulan, investor tersebut mulai menjual aset properti tersebut dengan harga 700 juta. Lalu, berapa capital gain yang diperoleh investor dan berapa jumlah pajak yang harus dibayarkan?

Capital gain = Harga jual – (harga beli x jumlah produk yang dibeli atau diinvestasikan)

Capital gain = 700 – (500 juta rupiah x 1 (unit))
Capital gain = 700 juta rupiah – 500 juta rupiah
Capital gain = 200 juta rupiah

Jadi, capital gain yang diperoleh investor properti tersebut adalah 200 juta rupiah. Kemudian, dari 200 juta rupiah tersebut pajak yang harus dibayarkan sebesar 10%.

Besar Pajak = hasil capital gain x persen pajak

Besar pajak = 200 juta rupiah x 10%
Besar pajak = 20 juta rupiah
Capital Gain

Kesimpulan

Capital gain atau lebih dikenal dengan keuntungan modal ini merupakan salah satu hal yang sangat diinginkan oleh seseorang yang melakukan investasi. Jadi, sudah menjadi hal umum kalau seorang investor ingin sekali mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dari investasi yang sudah dilakukan. Hal ini dikarenakan keuntungan modal ini bisa digunakan oleh seorang investor untuk berinvestasi pada bidang-bidang lainnya. Keuntungan modal atau capital gain didapat dari harga penjualan aset atau menjual aset investasi lebih tinggi bila dibandingkan dengan harga beli aset investasi tersebut.

Meskipun capital gain sangat diinginkan oleh banyak investor, tetapi pada kenyataanya investasi yang dilakukan tak selamanya akan berjalan dengan mulus. Dalam melakukan investasi pasti akan ada yang namanya kerugian modal atau sering disebut dengan capital loss. Akan tetapi, selama seorang investor dapat melakukan investasi dengan cermat dan teliti, maka risiko terjadinya capital loss atau kerugian modal akan berkurang.

Sumber: Dari berbagai macam sumber

BACA JUGA:

  1. Pengertian Investasi: Jenis, Manfaat, dan Risikonya
  2. Kelebihan dan Kekurangan Investasi Saham
  3. 10 Tips Belajar Sahal yang Perlu Diketahui
  4. Review Buku “Smart Trader Rich Investor, Panduan Sukses Investasi Saham Bagi Pemula”
  5. Rekomendasi Buku Investasi Saham untuk Pemula


ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Rosyda Nur Fauziyah

Saya adalah Rosyda Nur Fauziyah dan biasa dipanggil Rosyda. Menulis adalah bagian dari aktivitas saya, karena menulis menjadi salah satu hal yang menarik. Sesuai dengan latar pendidikan saya, tema yang saya suka seputar ekonomi dan manajemen.

Kontak media sosial Linkedin saya Rosyda Nur Fauziyah