in

Pengertian Bisnis MLM: Ciri-ciri, Tujuan dan Contohnya

Bisnis MLM: Pengertian, Ciri, Tujuan Keuntungan dan Contohnya – Usaha bisnis yang ada kini memang banyak jenisnya, salah satunya adalah bisnis MLM atau Multi Level Marketing. Bisnis MLM ini bukan lah hal baru, sehingga banyak sekali perusahaan yang menggunakan sistem bisnis MLM.

Alasannya tentu karena dianggap menguntungkan bagi perusahaan tersebut. MLM merupakan sistem penjualan dalam bentuk piramida, sehingga ada istilah dalam MLM yaitu anggota upline atau anggota downline.

Apa yang dimaksud dengan keanggotaan tersebut? Apabila Grameds ingin mengenal bisnis MLM lebih lanjut, maka artikel ini tepat untuk Grameds. Simak penjelasan mengenai bisnis MLM hingga akhir ya!

Pengertian Bisnis MLM

Bisnis MLM adalah strategi pemasaran yang berjenjang maupun berantai, di mana tenaga penjualnya yaitu sales tidak hanya mendapatkan kompensasi atas penjualan yang dihasilkan, tetapi juga mendapatkan kompensasi atas hasil penjualan sales lain yang mereka rekrut.

MLM juga dikenal karena memiliki sistem piramida sebagai sistem penjualannya. Dalam sistem piramida tersebut, ada istilah anggota “upline” maupun “downline”, yaitu ketika orang melakukan penjualan produk sesuai dengan urutan rekrutan atau pendaftaran. Untuk anggota upline, maka diharuskan mencari anggota downline sebanyak-banyaknya agar memeroleh bonus maupun penghasilan berlipat. Sedangkan anggota downline merupakan tenaga penjual yang direkrut oleh anggota upline.

MLM juga dapat diartikan sebagai sebuah konsep pemasaran dengan cara memberikan kesempatan pada konsumen maupun pelanggan untuk dapat ikut serta sebagai penjual serta memeroleh keuntungan melalui garis kemitraan MLM.

Dalam bisnis MLM, semakin banyak member atau anggota yang terlibat maka jangkauan bisnis MLM pun akan melebar. Sehingga dapat menaikan omset perusahaan serta menghasilkan keuntungan yang maksimal. Oleh karena itu, perusahaan MLM akan bersedia untuk memberikan komisi kepada member atas member baru yang berhasil direkrut.

Selain istilah MLM, bisnis ini juga biasa disebut dengan penjualan piramida, pemasaran jaringan, pemasaran berantai, networking marketing, multi generation marketing maupun uni level marketing.

Selain pengertian MLM secara umum, beberapa ahli juga turut mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian MLM. Seperti Muslich, Sabiq, Yusuf dan Clothier yang berpendapat mengenai definisi MLM.

Muslich berpendapat bahwa MLM merupakan sebuah sistem pemasaran modern yang diterapkan melalui jaringan distribusi dan dibangun secara permanen dengan memposisikan pelanggan sekaligus sebagai tenaga pemasarannya.

Sedangkan Sabiq berpendapat bahwa MLM adalah metode bisnis alternatif yang memiliki hubungan dengan pemasaran serta distribusi dan dilakukan melalui banyak tingkatan level atau biasa disebut sebagai upline dan downline.

Sementara itu Yusuf berpendapat bahwa networking marketing atau MLM merupakan suatu jaringan kerja pemasaran yang di dalamnya terdapat beberapa orang yang melakukan proses pemasaran produk maupun jasa.

Clothier mengemukakan bahwa MLM adalah metode menjual barang dengan langsung dipasarkan kepada konsumen, melalui jaringan distributor lepas yang memperkenalkan para distributor lainnya. Menurut Clothier, pendapatan yang dihasilkan oleh MLM dapat berupa laba eceran, laba grosir dan ditambah pembayaran berdasarkan penjualan total kelompok yang telah dibentuk oleh distributor.

Ciri-ciri Bisnis MLM Yang Baik

Bisnis MLM kini telah menjamur dan marak digunakan oleh berbagai macam perusahaan. Namun, karena saking banyaknya, maka tak banyak orang yang dapat mengetahui jenis MLM yang baik untuk diikuti. Grameds perlu mengetahui ciri-ciri bisnis MLM yang baik agar tidak tertipu bisnis MLM yang baik.

Berikut adalah ciri-ciri bisnis MLM yang baik, simak penjelasannya.

1. Memiliki Produk maupun Jasa untuk Dijual

Ciri-ciri pertama adalah bisnis MLM tersebut harus memiliki produk maupun jasa untuk dijual. Produk yang dijual pun merupakan produk yang memiliki kualitas bagus atau tidak asal-asalan. Apabila ada penawaran bisnis MLM yang hanya mengandalkan uang saja, maka sebaiknya tawaran tersebut tidak diterima sebelum ditelusuri lebih lanjut, karena dapat berindikasi sebagai penipuan.

2. Memiliki Perusahaan yang Terdaftar

Bisnis MLM juga merupakan bisnis yang tidak sembarangan atau asal, sehingga perusahaan yang menerapkan bisnis MLM pasti memiliki perusahaan yang terdaftar dengan jelas. Contohnya seperti perusahaan tersebut terdaftar di Asosiasi Penjual Langsung Indonesia atau APLI.

Selain terdaftar di APLI, perusahaan MLM juga memiliki badan hukum yang jelas seperti Perseroan Terbatas (PT) dan memiliki kantor perwakilannya. Perusahaan MLM pun harus jelas alamatnya maupun nomor telepon yang dapat dihubungi.

3. Harga Produk Masuk Akal

Perusahaan yang menerapkan sistem bisnis MLM pun akan memberikan harga yang wajar untuk produknya dan sesuai dengan kualitas produk tersebut.

Apabila produk yang dijual memiliki kualitas bagus dengan bahan dasar yang berkualitas pula, maka wajar apabila perusahaan memberikan harga yang cukup mahal. Namun, begitu pula sebaliknya apabila harga yang dipatok oleh perusahaan tersebut mahal namun kualitas produk biasa saja maka bisnis MLM tersebut perlu dicurigai.

4. Mendapat Untung yang Sesuai

Sistem dari bisnis MLM ini tidak ditentukan dari siapa orang yang bergabung duluan maupun belakangan bergabung dengan bisnis tersebut. Sehingga yang menentukan hasil keuntungan yang didapat oleh setiap anggota adalah usahanya dalam memasarkan produk maupun menggaet distributor lainnya.

5. Keanggotan Upline Dapat Membimbing Downline

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sistem bisnis MLM memiliki keanggotaan yang dinamakan upline maupun downline. Anggota akan disebut sebagai upline apabila telah berhasil menarik atau mendapatkan distributor lain sebagai anggota baru.

Anggota upline yang mendapatkan anggota downline harus membimbing anggota baru agar dapat menjalankan bisnis MLM seperti yang dilakukan oleh anggota upline. Apabila ada bisnis MLM yang menawarkan untuk bergabung, namun anggota yang lebih dulu bergabung tidak membimbing, maka bisnis MLM tersebut bukanlah bisnis MLM yang baik.

Apabila Grameds ingin mengetahui lebih lanjut mengenai ciri MLM yang baik, Grameds dapat membeli buku mengenai MLM melalui Gramedia.com seperti rekomendasi buku satu ini.

tombol beli buku

Seperti buku satu ini yang ditulis oleh Judirman Djalimin yang tersedia dalam bentuk EBook maupun soft covernya. Buku ini berisi mengenai tips-tips yang dapat dilakukan oleh anggota MLM untuk sukses mendapatkan keuntungan yang besar.

Tujuan Bisnis MLM

Bisnis MLM memiliki tujuan yang tentu ingin dicapai oleh perusahaan maupun setiap anggota yang bergabung. Salah satunya adalah mendapatkan keuntungan, sehingga dapat memeroleh balik modal yang dikeluarkan untuk melakukan bisnis MLM ini.

Selain itu, metode bisnis MLM juga ditujukan untuk dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dengan du acara, yaitu sebagai berikut.

  1. Meningkatkan pemasukan, perusahaan dapat meningkatkan pemasukan dengan cara meningkatkan laba serta omset penjualan.
  2. Mengurangi pengeluaran, ada dua cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mengurangi pengeluarannya yaitu dengan memindahkan produk lebih dekat ke pelanggan, sehingga biaya kirim yang dikeluarkan tidak akan terlalu banyak. Kedua dengan merekrut tenaga penjualan berdasarkan komisi yang diberikan.

Sistem bisnis MLM memiliki tujuan yang sama dengan sistem marketing lainnya. Sama halnya dengan sistem marketing lain, MLM juga memiliki tujuan untuk mendapatkan keuntungan maupun mencapai kesuksesan yang bersifat obyektif di mata perusahaan serta anggotanya.

Contoh-contoh Bisnis MLM

Kini, ada banyak sekali bisnis MLM yang dijalankan oleh perusahaan. Baik perusahaan tersebut telah terkenal maupun tidak. Berikut adalah beberapa contoh dari bisnis MLM yang masih bertahan hingga kini.

1. Oriflame

Oriflame merupakan sebuah perusahaan kosmetik yang berasal dari Swedia dan berdiri sejak tahun 1967 dengan menerapkan sistem bisnis MLM dan pemasaran produk-produknya. Telah berdiri lebih dari 50 tahun, perusahaan oriflame kini telah memiliki jaringan di lebih dari 60 negara dengan perolehan omset sebesar 1,5 miliar dollar Amerika. Wah bisnis yang menggiurkan ya Grameds !

Selain memeroleh omset yang besar, Oriflame juga memiliki lebih dari 3 juta anggota yang berperan sebagai tenaga kerja untuk menjual maupun mempromosikan produk kecantikan satu ini. Oriflame memiliki ciri khas pada setiap produknya, yaitu mengklaim bahwa produknya terbuat dari bahan alami mulai dari produk untuk perawatan kulit hingga produk makeup-nya.

2. Tupperware

Siapa sangka, kotak penyimpanan makanan Tupperware merupakan perusahaan yang menerapkan sistem bisnis MLM lho Grameds. Tupperware sendiri merupakan perusahaan yang terpusat di Orlando, Amerika dan telah berdiri sejak tahun 1948. Tupperware ini menjadi perusahaan besar sejak tahun 1950-an, karena menerapkan sistem penjualan produk dengan potongan harga apabila konsumen menjadi member dari Tupperware.

Seperti yang diketahui brand Tupperware ini banyak digunakan oleh ibu-ibu Indonesia serta dikenal sebagai salah satu produk yang berkualitas dengan harga yang cukup mahal.

3. Herbalife Nutrition

Herbalife Nutrition merupakan salah satu perusahaan MLM yang sebelumnya sempat booming di Indonesia. Perusahaan ini bergerak di bidang nutrisi serta weight management dengan berbagai macam suplemen nutrisi serta produk perawatan kulit.

Herbalife Nutrition didirikan di Los Angeles, Amerika pada tahun 1980 dan telah beroperasi di lebih dari 90 negara yang ada di seluruh dunia.

Produk-produk Herbalife Nutrition sempat booming, ketika program diet maupun kebiasaan hidup sehat mulai marak. Produk Herbalife menawarkan berbagai macam produk yang diklaim dapat membantu diet serta menjaga pola hidup yang sehat dengan cara yang mudah dan enak.

4. Young Living

Apakah Grameds mengetahui produk minyak esensial merk Young Living? Nah brand minyak esensial atau aromaterapi ini ternyata menerapkan sistem MLM dalam proses pemasarannya juga.

Produk aromaterapi yang dipasarkan oleh Young Living diklaim dapat meningkatkan kondisi kesehatan serta psikologi seseorang dengan menggunakan minyak atsiri dalam komposisi aromaterapinya.

Perusahaan Young Living sendiri didirikan pada tahun 1993 dengan menawarkan berbagai macam produk minyak esensial dengan beragam fungsi dan manfaat.

 

Kesimpulan :

Grameds, itulah beberapa contoh dari perusahaan yang menerapkan sistem MLM dalam proses pemasarannya.

Apabila Grameds ingin mengetahui lebih lanjut mengenai sistem bisnis MLM, maka Grameds dapat membaca dan membeli buku referensi terkait MLM melalui www.gramedia.com. Selain buku referensi untuk bisnis MLM, Gramedia sebagai #SahabatTanpaBatas juga menyediakan beragam buku yang menarik serta bermanfaat untuk Grameds sekalian. Cek dan beli bukunya sekarang juga!

tombol beli buku



ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Rosyda Nur Fauziyah

Saya adalah Rosyda Nur Fauziyah dan biasa dipanggil Rosyda. Menulis adalah bagian dari aktivitas saya, karena menulis menjadi salah satu hal yang menarik. Sesuai dengan latar pendidikan saya, tema yang saya suka seputar ekonomi dan manajemen.

Kontak media sosial Linkedin saya Rosyda Nur Fauziyah