Agama Islam

Jawaban Minal Aidin Wal Faizin yang Tepat dan Manfaat Memaafkan!

jawaban minal aidin wal faizin
Written by Yufi Cantika

Jawaban Minal Aidin Wal Faizin – Hari Raya Idul Fitri merupakan momen yang ditunggu-tunggu bagi seluruh umat muslim untuk menyambut hari kemenangan dan saling memaafkan. Momen ini sering kali dimanfaatkan untuk pulang ke kampung halaman, bersilaturahmi, serta saling meminta maaf dengan sanak saudara.

Hal ini tentunya tidak bisa lepas dari ucapan “Minal aidin wal faizin”. Namun, masih banyak juga orang yang masih belum memahami makna dari ucapan tersebut dan bagaimana cara menjawabnya. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan lebih lengkapnya di bawah ini terkait jawaban Minal Aidin Wal Faizin!

Arti Minal Aidin Wal Faizin

jawaban minal aidin wal faizin

Sumber: Pixabay

Saat Lebaran tiba, ucapan minal aidin wal faizin sering dilontarkan pada keluarga serta sanak saudara. Banyak orang yang kemudian menduga bahwa kalimat tersebut merupakan ucapan “mohon maaf lahir dan batin”. Padahal, Minal aidin wal faizin sesungguhnya hanyalah sebuah frasa yang termasuk ke dalam sebuah kalimat. Dengan kata lain, bukanlah kalimat yang sempurna, maksud dari ucapan ini ialah “orang-orang yang kembali serta beruntung.” Ucapan minal aidin wal faizin sendiri merupakan kependekan dari kata berikut.

“ja’alanallahu minal aidin wal faizin”

Ja’alanallahu minal aidin wal faizin yang artinya adalah semoga Allah kemudian menjadikan kita termasuk kepada orang yang kembali (fitrah) serta orang yang mendapat kemenangan.

Jadi, ucapan minal aidin wal faizin bukanlah digunakan sebagai ucapan permintaan maaf, apalagi mohon maaf lahir batin. Menurut Ustadz Adi Hidayat, ucapan ini sendiri dibuat oleh ulama mutaakhirin. Kalimat ini dibuat menjadi ucapan hari raya Idul Fitri yang cukup populer di Indonesia serta beberapa negara lainnya, seperti diantaranya Palestina, Suriah, Lebanon, dan Yordania. Namun, ada juga ucapan lainnya yang lebih utama digunakan bagi para sahabat Rasulullah.

Kalimat Lebaran yang Diamalkan oleh Para Sahabat Rasulullah

Kalimat yang diucapkan oleh para sahabat Rasulullah saat hari raya Idul Fitri diantaranya ialah taqabbalallahu minna wa minkum. Kalimat ini dapat kamu ucapkan saat Lebaran. Taqabbalallahu minna wa minkum artinya adalah semoga Allah menerima (puasa serta amal) dari kami serta dari kalian.

Namun, kamu juga boleh mengucapkan minal aidin wal faizin. Tidak ada larangan bagimu untuk mengucapkan kalimat ini karena masuk ke dalam sebuah doa. Kalimat ini juga dpaat menjadi ucapan doa yang baik untuk mendoakan sesama muslim.

Jawaban Minal Aidin Wal Faizin

Lalu, jawaban apa yang sebaiknya digunakan untuk menjawab kalimat minal aidin wal faizin? Karena ucapan adalah doa, maka kamu bisa mengucapkan hal yang serupa, yaitu minal aidin wal faizin” atau ucapan yang lebih baik. Hal ini kemudian terkandung dalam surat An-Nisa ayat 86.

وَاِذَا حُيِّيْتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوْا بِاَحْسَنَ مِنْهَآ اَوْ رُدُّوْهَا ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ حَسِيْبًا

Wa iza huyyitum bitahiyyatin fa hayyu bi ‘ahsana min-ha au rudduha, innallaha kana ‘ala kulli sya’in hasiba

Artinya: Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan (salam), balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya atau balaslah dengan yang sepadan. Sesungguhnya Allah Maha Memperhitungkan segala sesuatu. (QS An Nisa ayat 86).

Selain itu, bisa juga menjawab minal aidin wal faizin dengan aamiin, aamiin ya Rabb, atau aamiin ya Rabbal ‘aalamiin. Kamu juga dapat menjawab minal aidin wal faizin dengan ucapan lain yaitu kullu ‘aamin wa antum bi khair. Kullu ‘aamin wa antum bi khair artinya adalah semoga kamu berada dalam kebaikan sepanjang tahun.

Keutamaan Saling Memaafkan

jawaban minal aidin wal faizin

Sumber: Pixabay

Secara umum, memaafkan merupakan salah satu cara seseorang dalam melepaskan dendam atau rasa kesal, marah, serta rasa kecewa kepada orang lain. Bukan sekadar berkata ‘maaf’, tetapi memaafkan juga sebagai sebuah medium dalam menunjukkan rasa empati sebagai bentuk pengampuan kepada mereka yang telah menyakiti.

Memohon maaf serta memaafkan orang lain tentu saja menjadi pilihan bagi masing-masing individu. Oleh sebab itu, hal ini cenderung sulit untuk dilakukan oleh beberapa orang, terlebih lagi jika orang yang melakukan kesalahan kemudian dirasa belum pantas untuk menerima pengampunan.

Namun, tak dapat dipungkiri juga bahwa ketika seseorang saling memaafkan di antara satu sama lain, maka akan terdapat banyak manfaat yang didapatkan dari berbagai aspek kesehatan. Sebaliknya, dengan menyimpan dendam, maka suatu permasalahan malah dinilai tak baik bagi kesehatan fisik atau mental.

Terlebih lagi, di masa pandemi Covid-19 seperti ini, memaafkan di antara satu sama lain akan memberikan dampak kesehatan pada tubuh untuk tidak mempengaruhi imunitas tubuh kita pada serangan virus. Berikut di bawah ini merupakan manfaat saling memaafkan bagi kesehatan tubuh, yakni:

1. Ketenangan Batin

Jika kamu terus membenci serta tak memaafkan seseorang, hal ini hanya akan memupuk kebencian yang hakikatnya akan merusak dirimu sendiri. Kebencian ini akan kian membesar dan menggerogotimu dari dalam. Selain itu, hal ini juga sebagai sesuatu yang tak disukai oleh Allah SWT.

2. Belajar Lebih Teliti

Bisa menjadi pribadi yang lebih teliti. Seseorang yang sudah mengkhianati kepercayaanmu, maka bentuk pengampunan yang bisa dilakukan adalah kamu tidak harus mempercayai mereka lagi. Dengan begitu, kamu bisa melakukan hal baik lebih banyak, sehingga rasa benci pun tidak akan tumbuh dan tubuh pun menjadi lebih tenang.

3. Dicintai Oleh Allah

Ketika disibukkan dengan kesalahan yang telah dilakukan orang lain terhadap kita, maka kita bisa saja kehilangan fokus dan salah satu cara cara terbaik agar kita bisa menjadi lebih dekat kepada Allah . Nabi Muhammad SAW kemudian bersabda: “Terdapat seorang pedagang yang biasa untuk memberi kredit kepada seseorang. Jika ia menemukan salah satu pelanggannya berada dalam sarana yang diluruskan, maka dia akan berkata kepada asistennya: “Maafkan mereka hutang mereka, mungkin Allah kemudian akan mengampuni kami.” Allah mengampuni dia. “ [Bukhari / Muslim]

4. Mendapatkan Pengampunan

Terdapat korelasi langsung di antara cara kita memperlakukan orang lain dan bagaimana Allah SWT memperlakukan kita. Nabi Muhammad bersabda: “Kasihanilah mereka yang ada di muka bumi ini, serta di surga akan mengampuni kamu” [Tirmidzi]. Tentu saja, Allah SWT jauh lebih besar dan lebih bermurah hati dari kita. Oleh karenanya, apapun yang kita lakukan untuk orang lain, Allah akan memperbanyaknya untuk kita dan merupakan tips bersahabat dalam Islam.

5. Meningkatkan Kesehatan Mental

Sebuah studi yang dilakukan oleh Annals of Behavioral Medicine kemudian menjelaskan bahwa memaafkan bisa membuat tubuh menjadi lebih rileks. Hal ini juga akan mengurangi risiko stres serta perasaan tertekan, sehingga pada akhirnya proses memaafkan pun akan meningkatkan kesehatan mental seseorang.

6. Mengatur Emosi dengan Lebih Baik

Sikap enggan memaafkan bisa membuat seseorang berada dalam fase marah yang berlebihan, sehingga membuat dirinya sulit untuk mengontrol emosi. Hal ini juga pada akhirnya akan menimbulkan risiko penyakit yaitu tekanan darah tinggi. Berbeda dengan rasa marah tersebut yang kemudian dapat diredam dan digantikan oleh belajar memaafkan. Proses ini juga akan membantu kita untuk mengontrol emosi dengan lebih baik yang tentunya sehat bagi tubuh.

7. Membantu Menjaga Kesehatan Organ Jantung

Seperti yang dijelaskan oleh Karen Swartz, seseorang yang menyimpan rasa dendam karena tidak mau memaafkan cenderung mudah merasa emosi. Keadaan ini juga dapat menyebabkan otot-otot tubuh menjadi lebih tegang hingga detak jantung menjadi tidak beraturan. Rasa dendam serta amarah juga kemudian selalu dikaitkan dengan tekanan darah tinggi yang tak baik bagi jantung. Sebaliknya, dengan memaafkan bisa membuat tubuh menjadi lebih rileks, sehingga akan membantu menjaga kesehatan jantung.

8. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh

Amarah serta dendam juga kerap dikaitkan dengan perubahan respon imun yang ada di dalam tubuh. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa proses saling memaafkan yang pada akhirnya akan membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh seseorang.

9. Meningkatkan Kualitas Tidur

Memaafkan juga akan membantu dapat mengurangi efek negatif dari amarah serta emosi yang berlebihan karena suatu hal. Proses memaafkan sendiri dapat menjadi sarana relaksasi untuk mengurangi tingkat stres, sehingga pada akhirnya hal ini bisa memberikan pengaruh pada pemenuhan kualitas tidur yang lebih baik. Terlebih lagi, mengingat, tingkat stres yang tinggi juga bisa dikaitkan dengan masalah tidur seperti insomnia juga hipersomnia.

10. Menghargai dan Mencintai Diri Sendiri

Orang yang dapat memaafkan orang lain cenderung lebih mudah memaafkan diri sendiri. Hal ini juga akan menjadi salah satu bentuk penghargaan serta sebagai langkah awal agar kita dapat lebih mencintai diri sendiri. Dengan menghargai serta mencintai diri sendiri, maka secara tak langsung kesehatan mental serta fisik pun akan terjaga dengan baik.

11. Tidak Menyimpan Dendam

Dengan meminta maaf dan saling memaafkan, maka sudah pasti masalah akan selesai dan tidak menimbulkan dendam. Saling memaafkan mampu menekan perselisihan di antara kedua belah pihak. Namun, perlu diingat kata maaf mampu menyelesaikan masalah yang biasa terjadi antar individu. Jadi, dengan kata maaf mampu memberikan keindahan dalam suatu hubungan.

12. Membangun Kepercayaan Orang Lain

Kelebihan lainnya dari meminta maaf adalah munculnya kepercayaan pada kita secara personal. Kita jelas akan terlihat bertanggung jawab, bijak, serta berjiwa besar ketika berani mengakui kesalahan serta memohon maaf. Tak semua orang bisa bersikap bijaksana seperti itu. Jangan heran jika kamu kemudian tiba-tiba mendapatkan kepercayaan serta dipandang lebih baik oleh orang-orang di sekitarmu.

Demikian pembahasan tentang jawaban minal aidin wal faizin beserta keutamaan memaafkan dalam Islam. Semoga semua pembahasan pada artikel ini bermanfaat untuk Grameds.

Jika kamu ingin mencari buku tentang memaafkan atau tentang Islam, maka bisa mendapatkannya di Gramedia.com. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Sofyan

Sumber: dari berbagai sumber

Buku-Buku Terkait

Memaafkan yang Tak Termaafkan

jawaban minal aidin wal faizin

“Buku ini luar biasa. Dengan gamblang mengajarkan kepada kita untuk terus meningkatkan kapasitas dan kompetensi dalam mengelola energi positif. Dalam kehidupan sehari-hari, energi positif menjadi faktor pivotal, alias sangat menentukan keberhasilan seseorang ketika berhubungan dengan orang lain, bahkan dalam meniti sukses kehidupan. Mengelola energi positif memang sangat tergantung dari cara kita mengedepankan kecerdasan emosional dan spiritual, bukan kecerdasan intelektual semata.

Kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual ini menjadi dasar fundamental dalam membangun relasi sosial, relasi profesional, maupun relasi bisnis. Kebanyakan orang sukses umumnya karena keberhasilannya dalam membangun relasi sosial, sedangkan relasi profesional dan relasi bisnis tersebut atas dasar kemampuan mengelola energi positif yang baik. Selamat kepada Mbak Arifah atas terbitnya buku luar biasa ini.” Ir. Arif Budi Susilo, M.M. Presiden Direktur Solopos Group

Seni Memaafkan: Sesungguhnya Memaafkan Itu Membuat Hidup Anda Lebih Bermakna

Buku ini ditulis untuk Anda yang memiliki masalah mental terkait dendam masa lalu, kekecewaan, kemarahan, serta sakit hati. Adalah sebuah proses yang tak bisa disebut gampang, namun sangat berperan penting dalam proses penyembuhan mental seseorang. memaafkan dan melupakan sejatinya menumpuk dalam raga kita.

Memaafkan mampu menurunkan tingkat stres, menetralkan emosi, serta menjernihkan pikiran. Tidak hanya memaafkan orang lain, diri sendiri pun layak dimaafkan. Segala bentuk kekecewaan dan kegagalan, patut dilepaskan agar tidak menyumbat arteri kebahagiaan kita. Memaafkan, adalah sebuah proses unik yang akan membawa kita kepada kebahagiaan sejati. Buku ini hadir untuk membantu Anda mencapainya.

Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah

jawaban minal aidin wal faizin

Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah Tidak semua hal akan berjalan sesuai keinginanmu. Pada satu waktu, impianku akan dipukul mundur, harapanmu terpatahkan, dan langkahmu dihentikan paksa. Dunia yang luas terasa begitu menyesakkan. Ramai, tapi sepi. Ingin terus melangkah, takut terjatuh. Ingin putar balik, sudah tak mungkin tertempuh. Ingin menyerah, tetap saja tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Setiap pilihan nyaris tak mampu kamu tanggung konsekuensinya.

Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah” akan menemanimu, untuk terus melangkah maju, menerabas segala keterbatasan, menikmati segala kekecewaan, melewati dunia yang penuh dengan kefanaan, menuju satu tempat bernama keabadian. Untukmu, jiwa-jiwa kecil yang sedang mendamba bahagia, kebahagiaan yang sesungguhnya. Selamat menikmati!

Sehat & Bugar Selama Puasa Ramadhan & Lebaran

https://www.gramedia.com/products/sehat-bugar-selama-puasa-ramadhan-lebaran?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Berpuasa di bulan ramadhan merupakan kewajiban umat islam. Namun, tidak semua umat islam selalu dapat menjalaninya dengan mulus. Banyak orang terpaksa tidak berpuasa lantaran gangguan kesehatan yang sebenarnya mudah diatasi dengan pola makan tertentu. Bahkan, dalam kondisi tertentu, puasa sangat dianjurkan bagi penderita tekanan darah tinggi, hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus.

Buku yang ditulis oleh pakar kesehatan ini bermaksud membantu anda baik yang sehat maupun yang memiliki penyakit-penyakit tertentu atau telah lanjut usia dalam menjaga kesehatan selama berpuasa Ramadhan sehingga anda dapat menjalankannya secara prima dan sempurna. Selamat berpuasa

Ya Allah, Maaf Saya Tidak Ada Waktu Untukmu

https://www.gramedia.com/products/ya-allah-maaf-saya-tidak-ada-waktu-untukmu-sibuk-dengan-ke?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Di zaman sekarang, dengan percepatan industri digital yang memaksa manusia bergerak cepat, segalanya menuntut manusia untuk memenuhi hasrat duniawi saja. Hal itu turut mempengaruhi konsepsi “hidup sukses” dimana semuanya berlandaskan standar duniawi; karier, keluarga, hidup nyaman di hari tua, punya harta simpanan berlimpah ataupun asset tanah untuk diwariskan, hanya itu yang mereka pikirkan.

Lalu, bagaimana dengan rancangan kehidupan akhirat? Manusia dibekali akal pikiran supaya bisa berpikir tentang tujuan penciptaan mereka di dunia, yakni untuk beribadah kepada Allah Swt. Namun, seolah-olah mereka melupakannya karena terlalu sibuk dengan urusan dunia. Hal sepele namun berdampak dahsyat bagi nasib manusia itu sendiri di akhirat, yakni lalai terhadap Tuhannya, meskipun kewajiban sebagai hamba terpenuhi. Kalah oleh geliat urusan duniawi, sampai batinnya berkata, “Tuhan, izinkan aku meninggalkanMu, sebentar saja. Afala ta’qilun?

Baca juga:

About the author

Yufi Cantika

Saya Yufi Cantika Sukma Ilahiah dan biasa dipanggil dengan nama Yufi. Saya senang menulis karena dengan menulis wawasan saya bertambah. Saya suka dengan tema agama Islam dan juga quotes.

Kontak media sosial Linkedin Yufi Cantika