in

Homesick: Pahami Hal-Hal ini Saat Sedang Mengalaminya

unsplash.com

Apa Itu Homesick?

Bagi setiap individu pengalaman merupakan sesuatu yang memotivasi baik secara sosial maupun intelektual. Setiap individu mempunyai pengalaman yang berbeda, namun tentu pengalaman tersebut menghadirkan suatu perasaan, entah dari pengalaman yang menyenangkan maupun pengalaman yang menyedihkan.

Ketika individu mempunyai pengalaman yang jauh dari orang tua, tentu harus menghadapi tantangan secara mandiri, belajar mengatur hidup, membangun hubungan sosial baru, menyesuaikan dengan lingkungan baru, sekaligus mencapai tujuan dengan hasil yang diharapkan.

Keadaan geografis, kebiasaan, dan lingkungan sosial dan lingkungan baru yang tentu berbeda dengan lingkungan rumah sebelumnya, sehingga dapat menyebabkan terjadinya homesick.

Menurut Van Tilburg, Vingerhoets, dan Van Heck, homesick adalah penderitaan atau suatu keadaan yang dialami oleh individu yang jauh dari lingkungan rumah dan meninggalkan kebiasaan serta lingkungan lama dengan perasaan asing terhadap diri individu ketika ada di lingkungan baru.

Homesick adalah perasaan susah yang disebabkan terpisahnya orang tua dari lingkungan rumah.

Ciri-ciri kognitif yang disebabkan oleh homesick yaitu individu yang tersita pikirannya dengan memikirkan lingkungan rumah. Individu yang homesick sering mengalami gejala depresi, cemas, menarik diri dari lingkungan sosial serta tidak dapat fokus terhadap sesuatu kecuali dengan permasalahan rumah.

Homesick secara sederhana berarti kangen rumah. Rasa rindu bukan hanya ditujukan pada rumah yang ditinggal, namun juga rindu suasananya, rindu keluarga, rindu terhadap orang-orang yang ditinggalkan. hal ini bisa diartikan kangen kampung halaman.

Pada dasarnya homesick bukan gangguan emosi maupun penyakit mental apapun. Homesick berasal dari kebutuhan naluriah seseorang akan kasih sayang, perlindungan, dan rasa aman.

Munculnya rasa homesick pada diri sendiri sangat wajar dan tidak perlu dianggap sebagai gangguan emosi akut yang dikhawatirkan. Karena homesick hanya berupa gelombang emosi yang tidak permanen, bisa datang dan pergi.

Apabila sudah menemukan suatu celah atau kenyamanan yang serupa atau sama di lingkungan yang baru maka homesick akan menghilang dan jarang mengganggu.

Saat homesick menyerang, akan mengalami gejala seperti cemas dan sedih. Tidak perlu ditakuti karena nanti akan menghilang dengan sendirinya. Selain itu, munculnya perasaan homesick menandakan bahwa kamu telah keluar dari zona nyaman.

Menurut Chris Thurber dan Edward Walton, rindu kampung halaman atau homesickness sebagai penderitaan atau kesengsaraan dan penurunan fungsional yang disebabkan oleh pemisahan dirinya dengan rumah atau objek-objek tertentu. Umumnya orang yang mengalami akan merasakan beberapa bentuk kecemasan, kesedihan, dan kegelisahan karena pikiran obsesif terhadap rumah.

Menurut para ahli, rindu yang tercipta bukan tentang rumah saja, melainkan bisa merindukan sesuatu tentang lingkungan, teman-temannya karena tidak bisa hadir saat acara pernikahan, atau mempunyai anak. Dan homesick tidak sama persis dengan suatu penyakit.

Terjadinya homesick karena rasa tersebut berasal dari kebutuhan naluriah seseorang mengenai cinta, perlindungan, keamanan, perasaan, serta kualitas yang biasanya berhubungan dengan rumah. Ketika kualitas tersebut tidak ada di lingkungan yang baru maka seseorang akan mulai merasakan ada sesuatu yang hilang.

Menurut Klapow, seseorang tidak hanya merasa kehilangan rumah, tapi merasa kehilangan sesuatu yang normal seperti rutinitas dan ruang sosial yang lebih besar yang dapat membantunya bertahan hidup.

Sedangkan menurut Thurber, homesick merupakan suatu emosi spontan yang bisa dirasakan dampaknya oleh orang dewasa dan anak-anak, sehingga dibutuhkan periode waktu tertentu agar dapat beradaptasi dengan lingkungan baru.

Secara umum, homesick ialah suatu kedaan menyedihkan yang dialami individu ketika jauh dari lingkungan rumah dan belum bisa untuk menyesuaikan diri dari lingkungan baru sehingga mengakibatkan stress dan depresi.

Aspek-Aspek yang Memengaruhi Homesick

Menurut Turber dan Walton gejala dari homesick dapat dilihat berdasarkan empat aspek.

1. Aspek emosi

Individu pada saat berpindah ke lingkungan baru akan mengalami keresahan di dalam hati. Muncul berbagai macam emosi negatif, dengan rasa ketidakpuasan dalam lingkungan baru. Individu merasa marah dan benci ketika lingkungan barunya tidak sesuai dengan yang diharapkan, lalu akan merasa kesepian, stress berkelanjutan, hingga depresi dan mengalami gangguan kecemasan.

2. Aspek fisik atau somatik

Individu yang mengalami homesick akan kesusahan dalam melakukan hal yang baru, dikarenakan adanya perasaan ketidaknyamanan individu pada orang yang baru dikenal dalam hidupnya. Individu ini bisa saja mengalami perubahan kondisi fisik, seperti mengalami insomnia, nafsu makan berkurang bahkan hilang, gangguan pencernaan, sistem kekebalan tubuh menurun, serta diabetes.

3. Aspek sosial

Dalam aspek sosial, individu kesusahan dalam proses penyesuaian diri di lingkungan baru dan mengalami kesulitan untuk berinteraksi di lingkungan baru. Oleh sebab itu, individu mengalami penarikan diri yaitu menarik diri dari sekolah yang menyebabkan tidak adanya pertemanan akrab.

4. Aspek kognitif

Karakteristik individu yang mengalami homesick ditandai dengan kesulitan konsentrasi. Kesulitan konsentrasi ini disebabkan pikiran yang selalu memikirkan tentang rumah, penyimpanan memori, perilaku neurotik, serta isolasi sosial.

Ciri-Ciri Kamu Mengalami Homesick

Homesick
unsplash.com

Menurut Poyrazli dan Lopez dalam Hendrickson, ada beberapa ciri-cici homesick di antaranya adalah :

  1. Kesendirian
  2. Kesedihan
  3. Kesulitan dalam penyesuaian

Berikut ini beberapa ciri lain yang menandakan sedang mengalami kondisi homesick, yaitu :

  1. Tidak mempunyai teman di lingkungan sekitar
  2. Tidak mendapatkan cukup tidur dan sering merasa ngantuk pada siang hari
  3. Merasa cemas, telapak tangan berkeringat, dan nafsu makan yang tidak teratur
  4. Merasa canggung terhadap lingkungan sosial

Hendrickson juga menyebutkan ciri-ciri individu yang mengalami homesick, antara lain :

  1. Tidak dapat mengambil keputusan dengan baik
  2. Tidak dapat mempelajari keterampilan
  3. Terlalu sering berkomunikasi dengan lingkungan kampung halaman atau rumah
  4. Adanya kecemasan terhadap lingkungan sosial
  5. Menarik diri pada kegiatan-kegiatan yang dijadwalkan

Dampak dari homesick sangat besar terhadap individu yang kurang persiapan untuk jauh dari lingkungan rumah khususnya orang tua karena kemungkinan juga disebabkan takut dimarahi orang tua maupun karena tekanan-tekanan yang lain.

Faktor-Faktor yang Menimbulkan Homesick

Homesick
unsplash.com

Faktor yang memunculkan homesick dalam setiap individu berbeda-beda. Hal ini karena adanya perbedaan pengalaman dan permasalahan. Berikut ini faktor individu yang berisiko dalam kecenderungan mengalami perasaan homesick menurut Thurber dan Walton.

  1. Sedikitnya pengalaman, individu yang tidak mempunyai pengalaman jauh dari keluarga rentan kesusahan untuk proses penyesuaian diri yang dapat memicu homesick. Berbeda dengan pelajar yang sudah pernah merantau atau di pesantren sebelumnya, dia akan terbiasa tinggal jauh dari keluarga dan bisa hidup secara mandiri.
  2. Keterikatan terhadap orang tua, individu dengan ketergantungan terhadap seseorang terutama anggota keluarga membuat kesusahan untuk melanjutkan hidup mandiri.
  3. Kontrol yang rendah, kontrol diri perlu ditanamkan untuk mengontrol individu dalam memutuskan sesuatu hal.
  4. Preseparation sikap negatif, yaitu sikap negatif yang membawa sikap masa bodoh pada diri sendiri maupun orang lain.
  5. Pemutusan hubungan sosial dengan lingkungan sekitar.
  6. Perubahan budaya dan lingkungan yang signifikan. Setiap kota mempunyai budaya dan kebiasaan masing-masing. Hal ini mengakibatkan pelajar akan menyesuaikan dengan budaya dan kebiasaan baru di lingkungan sekitarnya.

Menurut Willis dkk faktor-faktor penyebab homesick dalam lima faktor, di antaranya :

  1. Jauh dari keluarga
  2. Meninggalkan teman
  3. Merasa kesepian
  4. Masalah penyesuaian
  5. Pikiran terfokus pada rumah

Individu harus memahami faktor pendorong serta individu harus kuat dalam menghindari faktor-faktor tersebut. Terdapat model yang merupakan faktor penghambat individu mengalami homesick.

Menurut Poley, bahwa model transisi dan perubahan mengharuskan individu untuk mentaati peraturan baru yang diharapkan dapat hidup harmonis dengan lingkungan barunya. Transisi antara menerima peraturan lingkungan baru dengan membiasakan diri untuk beradaptasi dengan pengalaman.

Gejala homesick yang dialami setiap individu akan berbeda, ada yang murni dari psikologis dan yang bersifat fisiologis. Ada beberapa faktor penyebab homesick, di antaranya yaitu :

  1. Perubahan suasana hati
  2. Gelisah, kemungkinan disebabkan oleh disorientasi dan ketakutan
  3. Kecemasan yang menyebabkan kegembiraan menjadikan ketidakbahagiaan
  4. Adanya rasa tidak percaya diri
  5. Adanya rasa tidak ramah
  6. Tidak peduli pada lingkungan atau malas dalam melakukan aktivitas
  7. Menemukan ruang untuk menyalahkan orang lain atas kondisi psikisnya yang kurang baik
  8. Pengiriman uang bulanan yang terlambat
  9. Sudah merantau lama
  10. Tempat yang dialami sekarang tidak menyenangkan
  11. Suasana orang-orang yang dihadapi saat ini tidak mengenakan

Beberapa individu mengalami homesick saat terlepas dari lingkungan sosial, akan tetapi sebagian besar homesick terjadi ketika individu ada di lingkungan baru. Individu akan mengalami homesick saat tiga minggu pertama setelah ada di lingkungan baru atau dapat dikatakan secara rata-rata bermula tiga sampai enam bulan pertama individu tiba di lingkungan baru

Rasa homesick muncul karena kondisi di perantauan saat ini sedang tidak menyenangkan dan membandingkan dengan kondisi hidup bersama orang-orang tercinta di kampung halaman.

Cara Mengatasi Homesick

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengobati homesick, antara lain sebagai berikut:

  1. Menyibukkan diri dengan aktivitas yang disukai, sehingga lupa dengan sendirinya. Misalnya seperti berolahraga, bertamasya dll
  2. Tetap terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan. Misalnya, mengikuti kegiatan-kegiatan kemahasiswaan agar dapat mengalihkan pikiran serta perasaan homesick. Karena biasanya perasaan homesick muncul ketika sedang sendirian dan  sedang tidak melakukan apa-apa.
  3. Menghubungi keluarga di rumah bisa via telepon, media sosial, dll
    Sesibuk apapun di perantauan, usahakan meluangkan waktu untuk rutin menghubungi orang-orang di kampung halaman. Semakin jarang menghubungi keluarga, akan merasa semakin kangen rumah.
    Sebisa mungkin menghubungi mereka setiap hari melalui telepon atau hanya sekedar mengirim pesan singkat untuk bertukar kabar. Dengan teknologi yang semakin canggih dapat melakukan panggilan video dengan mudah, kapan saja dan di mana saja.
  4. Menetapkan rutinitas pribadi. Dengan mempunyai rutinitas pribadi, lingkungan baru akan terasa lebih familiar dan terprediksi, sehingga akan merasa lebih aman dan nyaman.
  5. Berbicara dengan seseorang. Carilah teman yang bisa mengerti dan memahami situasi yang dialami agar tidak merasa sendirian. Namun, apabila kangen rumah pilihlah orang yang akan diajak bicara. Misalnya berbicara dengan orang tua yang terlalu khawatir bisa membuat semakin tidak nyaman, sehingga pastikan orang yang diajak bicara merupakan pendengar yang baik dan membuat merasa lebih tenang serta dapat mendorong untuk tetap bertahan dalam situasi apapun.
  6. Bergabung dengan komunitas. Rasa kesepian akan muncul ketika merasa homesick. Oleh sebab itu, mencoba mencari teman dengan bergabung komunitas-komunitas yang ada di universitas.
    Dengan bergabung akan bersosialisasi di lingkungan baru, seperti bergabung di komunitas Perhimpunan Pelajar Indonesia yang tersebar di berbagai negara maupun komunitas keagamaan atau spiritual yang cenderung lebih suportif agar tidak merasa kesepian. Mempunyai teman sebagai dukungan sosial merupakan satu faktor penting yang dapat membantu  untuk menangani perasaan homesick.
  7. Eksplor hal-hal menarik di tanah rantau. Ketika mempunyai waktu senggang, coba mengisi waktu luang dengan bermain peran seperti turis untuk menjelajahi tempat-tempat yang unik di tanah rantau. Menggali informasi tentang kegiatan ataupun acara setempat yang menarik perhatian. Contohnya pertandingan olahraga, festival music, pameran seni maupun pertunjukkan teater
  8. Menuliskan sisi positif dari tanah rantau. Dengan merenung dan memikirkan mengenai hal-hal positif di tempat baru, maka dapat menyadari dan menghargai bahawa tidak selamanya sesuatu yang baru atau asing itu buruk
    Contohnya, kebebasan yang diperoleh di tanah rantau. Di rumah mungkin tidak diperbolehkan untuk pulang larut malam sehingga waktu berkumpul dengan teman menjadi terbatas.
    Sedangkan menjadi anak rantau, diri sendiri yang bertanggung jawab menentukan jam malam. Selain itu, menuliskan berbagai keterampilan dan kemandirian yang diperoleh semnejak hidup sendiri. Contohnya, menjadi anak rantau beberes rumah atau kost sendiri, memasak makanan sendiri yang sebelumnya mungkin dibantu oleh keluarga.
  9. Memahami perasaan homesick akan berlalu.
  10. Apabila belum terobati, bisa pulang dengan membeli tiket kereta maupun pesawat.

Selain hal-hal tersebut, orang tua juga berperan penting terhadap anaknya yang sedang merantau agar tidak terlalu homesick. Berikut ini ada beberapa cara mencegah homesick yang dapat kamu lakukan.

  1. Hindari mengungkapkan perasaan rindu dan cemas yang berlebihan. Nyatakan kalimat-kalimat optimis yang dapat membangkitkan semangat anak, seperti menanyakan pengalaman anak saat berada di sana.
  2. Jangan selalu mengandalkan sambungan telepon atau video call, karena keduanya dapat memicu kerinduan yang mendalam. Bahkan saat salah satu pihak terlihat menangis atau terdengar menangis maka pihak lainnya bisa terpengaruh untuk menangis.
  3. Mengingatkan anak untuk selalu mencari teman dekat, agar tidak kesepian dan selalu berusaha untuk tidak putus komunikasi dengan teman-teman di kampung halaman. Semakin cepat mendapatkan teman, maka semakin mudah untuk beradaptasi.
  4. Menghindari membuat janji-janji yang cenderung membuat anak terus menanti janji tersebut. Sehingga, ia tidak akan fokus terhadap keadaan sekitar yang seharusnya lebih ia pedulikan.

Faktor-Faktor yang Bisa Memicu Homesick

Homesick
unsplash.com

Banyak faktor yang dapat memmengaruhi kondisi homesick, salah satunya adalah faktor orang tua. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua agar homesick anaknya tidak bertambah buruk.

  1. Usahakan untuk menghindari ekspresi kecemasan di depan anak, akan tetapi mencoba untuk menunjukkan rasa optimistis mengenai pengalaman yang berhasil dilaluinya.
  2. Jangan terlalu sering menghubungi/menelepon. Panggilan telepon bisa menjadi boomerang, mendengar orang tua atau anaknya menangis dapat memperburuk rasa kerinduan yang muncul.
  3. Doronglah anak untuk mencari teman dan dukungan dari orang-orang yang dipercayainya di lingkungan baru. Hal ini dapat membantunya memudahkan proses transisi.
  4. Usahakan untuk tidak membuat janji akan menjemputnya dapat menimbulkan rasa rindu, karena hal ini akan menurunkan kemungkinan kesuksesan anak di lingkungan baru.

Semoga informasi terkait homesick ini bermanfaat ya, Grameds. Jika Grameds masih membutuhkan referensi untuk memahami segala sesuatu mengenai homesick dan infromasi lainnya, maka Grameds bisa mengunjungi koleksi buku Gramedia di http://gramedia.com. Sebab, sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia akan selalu memberikan informasi terlengkap dan terbaik untuk Grameds.

Penulis: Rosyda



ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by R Adinda

Dunia psikologi memang selalu menarik untuk dibahas. Selain menarik, dunia dengan mengetahui dunia psikologi akan membantu seseorang dalam dalam mengenali dirinya sendiri.