Lifestyle

Pengertian Roleplaying dan Metode Cara Memainkannya!

Roleplaying
Written by Andrew

Pengertian Roleplaying Roleplaying atau bermain peran merupakan suatu kegiatan ketika kalian berpura-pura menjadi karakter lain dengan latar belakang imajiner. Ada tiga jenis utama dalam permainan ini, yaitu langsung, berbasis teks, dan tabletop.

Roleplaying

A group of role playing gamers, enjoying a night session of “Aventuras en La Marca del Este” (Diacritica/Creative Commons Attribution-Share Alike 3.0 Unported).

Roleplaying berbasis teks dilaksanakan secara daring dan berfokus kepada penulisan. Sementara itu, roleplaying yang langsung dilakukan secara empat mata, yaitu kalian berintraksi dengan orang lain melalui pembicaraan, sandiwara, dan sesekali pertarungan.

Adapun roleplaying secara tabletop dapat dilaksanakan secara langsung maupun daring dan fokus utamanya berada di penjelasan mengenai tindakan karakter secara lisan. Ketiga jenis roleplaying tersebut semuanya menyenangkan dan dapat menjadi cara terbaik untuk bertemu dengan teman yang baru.

Cara Memainkan Roleplaying Berbasis Teks

Pilihlah roleplaying berbasis teks jika kalian senang menulis fiksi. Roleplaying teks tidak jauh berbeda dengan menulis kisah fiksi, hanya saja kalian menuliskannya dengan orang lain. Ketika bermain roleplaying teks, ambillah peran suatu karakter, lantas tuliskan tindakan atau reaksinya. Berikut contoh roleplaying teks.

Netraphim:

Napas Sheila tersengal-sengal ketika dirinya terburu-buru berangkat ke sekolah di tengah hujan. Gadis muda itu melupakan payung yang masih ada di rumahnya, mustahil bagi dirinya untuk mengambilnya sekarang. Sesalnya memuncak ketika tubuhnya semakin kuyup dan menggigil.

Altair:

Sudut mata Ivan memergoki Sheila yang berlarian menyusuri halaman sekolah. Lelaki itu lekas menghampiri temannya. “Hei, Sheila!” tegurnya, “Tunggu!” Ivan membuka dan mengangkat payung miliknya, menghalau rintik hujan yang membasahi kepala mereka. “Kemarilah,” bujuknya, “Ayo, kita menuju ke kelas bersama-sama”.

Netraphim:
Sheila merona ketika langkah Ivan memperpendek jarak di antara mereka hingga keduanya berteduh di bawah lindungan payung merah marun. Hati gadis itu sering kali berdebar ketika berada di dekat Ivan, meskipun dirinya terlalu keras kepala untuk mengakuinya. “Terima kasih, Ivan,” ujarnya sambil mengeratkan lengannya di siku lelaki itu.

Selanjutnya, temukan wilayah untuk bermain roleplaying dan ikuti aturannya. Ada banyak laman yang mewadahi roleplaying. Sebagian besar merupakan forum yang memang didedikasikan untuk roleplaying, sedangkan beberapa di antaranya mempunyai subforum untuk roleplaying, misalnya Neopets dan GaiaOnline. Pilihlah laman yang paling tepat sesuai dengan minatmu. Kalian lantas akan diminta untuk membuat akun.

Sebagian besar laman dibuat hanya untuk roleplaying tipe tertentu, sedangkan yang lainnya mewadahi roleplaying yang sangat luas. Sebagai contoh, kalian dapat menjumpai laman yang berfokus kepada roleplaying dengan tema horor.

Kalian dapat memainkannya dengan orang lain yang sudah dikenal, bahkan asing. Para pemain roleplaying biasanya akan menjadi teman akrab. Apa pun tipe roleplaying yang kalian pilih, pastikan terlebih dahulu aturan yang ada. Jika dilanggar, kalian bisa saja dihukum atau diusir.

Kalian juga harus mempelajari terminologi komunitas roleplaying. Istilah tersebut bisa bermacam-macam, tergantung tempat kalian bermain. Namun, secara umum semuanya tetap sama. Berikut beberapa istilah yang kemungkinan akan kalian lihat.

  • RP, yaitu akronim dari roleplay atau bermain peran. Kalian akan sering menjumpainya di dalam utas pencarian.
  • OC dan Canon, yaitu akronim dari “original character” (karakter asli) dan “canon” yang mengacu kepada karakter yang berasal dari gim, film, dan buku yang telah ada, misalnya Tony Stark, Harry Potter, dan Cloud Strife.
  • Pairing, yaitu mengacu kepada dua karakter di dalam roleplaying; keduanya yang paling sering berinteraksi dan lazim membentuk hubungan.
  • OOC, yaitu akronim dari “out of character” (di luar karakter). Istilah tersebut sering diiringi dengan titik dua untuk memperlihatkan jika penulisnya sendiri yang sedang bicara. Seseorang memakai istilah itu untuk mengomentari dan menanyakan mengenai roleplaying.
  • Literate, semi-literate, and advanced-literate, yaitu mengacu kepada jumlah tulisan yang diharapkan setiap postingan. Setiap orang bebas menginterpretasikannya karena masing-masing mempunyai pemahaman berbeda-beda mengenai artinya. Secara umum, “semi-lit” mengacu kepada postingan yang kurang dari satu paragraf, sedangkan “advanced-lit” mengacu kepada postingan dengan beberapa paragraf.

Pahamilah tipe utama dari roleplaying berbasis teks. Selain tipe, roleplaying juga dikategorikan menjadi pemain, yaitu satu-lawan-satu, fandom, asli, dan grup. Sebaiknya, pilihlah yang sangat menarik bagi kalian.

  • Fandom merupakan roleplaying berdasarkan dunia yang telah ada dari film atau buku, misalnya The Avenger dan Harry Potter. Roleplaying tersebut bisa berisi karakter asli dan canon.
  • AU merupakan akronim dari “alternate universe” (jagad altenatif). Istilah ini mengacu kepada subkategori dari “fandom”, biasanya berisi mengenai beberapa perubahan, misalnya gender yang terbalik atau semua karakter di dalamnya adalah kucing.
  • Cross-over (persilangan) merupakan subkategori dari “fandom”. Istilah ini mengacu kepada perpaduan antara dua fandom atau lebih, misalnya persilangan dari Hunger Games dan Harry Potter.
  • Orisinal merupakan roleplaying asli berdasarkan latar belakang yang benar-benar baru yang dibuat oleh para pemain. Roleplaying tersebut dapat bermacam-macam. misalnya sejarah, fantasi, kehidupan nyata, dan lain sebagainya.
  • Grup merupakan roleplaying yang dimainkan oleh tiga orang atau lebih. Roleplaying tersebut dapat berlangsung dengan cepat.
  • Satu-lawan-satu merupakan roleplaying di antara dua orang. Roleplaying tersebut sering kali ditulis dengan 1×1 dan dapat berisi 1–2 pasangan.

Buatlah karakter jika diperlukan. Ketika kalian memainkan karakter canon, artinya kalian tidak perlu membuat karakter untuk roleplaying. Namun, penggambaran karakter canon wajib dipersiapkan sedetail mungkin. Kalian harus berpikir realistis ketika membuat karakter asli. Jika kalian bergabung di dalam grup roleplaying, sebaiknya kirimkan kepada penciptanya untuk mendapatkan persetujuan.

Pertimbangkan juga beberapa hal berikut ini ketika membentuk karakter.

  • Tampilan fisik: Tunjukkan mata, rambut, kulit, dan tanda-tanda penting lainnya dengan jelas. Langkah tersebut akan menunjang visualisasi karakter. Kalian juga dapat memberikan gambar jika diperbolehkan.
  • Kepribadian: Pertimbangkan juga motif, tujuan, dan keinginan karakter kalian.
  • Hal yang disenangi dan tidak disenangi: Perlihatkan apa saja hal yang disukai dan ditakuti karakter. Hal tersebut bisa sederhana, misalnya menyukai coklat dan takut cacing. Kalian juga dapat membentuk sesuatu yang rumit, misalnya hobi (melukis, membaca, dan mengecat) dan ketakutan (ditelantarkan dan diacuhkan).
  • Keahlian dan minat: Semua orang mempunyai kelebihan tersendiri, termasuk karakter kalian. Sebaiknya, perlihatkan juga sesuatu yang menjadi “kelemahan” karakter agar terlihat lebih wajar.
  • Latar cerita: Inilah akar karakter kalian di dalam dunia fiksi. Kalian juga harus menggambarkan riwayat atau pekerjaan karakter.

Buatlah karakter yang realistis dan wajar. Karakter sempurna di dalam dunia roleplaying disebut dengan “Gary Stue” atau “Mary Sue” umumhya mempunyai reputasi yang buruk dan tidak disukai. Buatlah karakter dengan sifat yang positif maupun negatif. Sebagai contoh, karakter kalian cerdas, tetapi terlalu pemalu untuk berbicara di depan kelas dan memperlihatkan kepandaiannya.

Berikan 1–2 keunikan. Karakter yang mempunyai kebiasaan ganjil, pendekatan tidak umum dalam menyelesaikan masalah, atau kelakuan aneh dapat menyebabkan karakter terlihat lebih menarik bagi orang lain.

Jika kalian membentuk karakter untuk roleplaying fandom, cobalah mencampurkannya dengan dunia fandom sebanyak-banyaknya. Namun, jangan membuatnya sangat mirip dengan karakter yang telah ada.

Pilihlah antara naskah atau gaya naratif. Sebagian pemain roleplaying lebih senang menulis dengan gaya naratif, yang dibaca seperti halnya buku. Inilah gaya yang paling populer, sedangkan yang lain menyukai gaya naskah seperti skrip. Gaya tersebut lebih tepat digunakan untuk roleplaying dengan tempo cepat.

Contoh Roleplaying Gaya Naskah

Berikut contoh roleplaying gaya naskah.

Karin:
Avelin: *berlari terengah-engah menembus hujan yang lebat*

Valo:
Apri: Hei, Avelin! Tunggu sebentar! *berlari menghampirinya sembari mengeluarkan payung* Ini….. *membuka payung* Ayo, kita ke kelas bersama-sama.

Karin:
Avelin: *tersipu malu sambil berteduh di bawah payung* Oke!

Gunakanlah detail dan deskripsi yang kuat selagi menulis. Langkah tersebut memungkinkan kalian dan sesama pemain roleplaying menenggelamkan diri di dalam dunia fiksi. Pada saat yang bersamaan, sebaiknya jangan terlalu cerewet karena hal itu akan membunuh minat sesama pemain.

  • Gunakanlah lima indra, yaitu sentuhan, pandangan, pendengaran, penciuman, dan perasa.
  • Gambarkanlah latar belakang, yaitu suhu, cuaca, lokasi, dan objek penting di sekitar.
  • Gunakanlah gestur: Apa yang sedang dipikirkan/dilakukan? Bagaimana cara mereka bicara, berjalan, dan memosisikan diri?

Berkontribusilah terhadap alur. Hal tersebut sangat penting saat doubling. Jangan berharap pasangan untuk menjalankan semua pekerjaan. Jangan hanya merespons semua yang ditulisnya saja, tambahkan juga sesuatu yang baru di postingan kalian.

Jika pasangan menjalankan semuanya sendirian, nantinya dia akan kehabisan ide dan akhirnya bosan atau lelah. Roleplaying lebih menarik saat kedua pemain saling berkontribusi terhadap alur cerita dibandingkan hanya dikerjakan sendirian saja.

Baca tulisan milik orang lain, tunggulah giliran, dan kirimkan balasan. Ketika bermain roleplaying berbasis teks, semua orang menuliskan apa yang dikatakan, dipikirkan, dan dilakukan oleh karakternya, Lalu kirimkan ke forum.

Jika kalian menjalankan roleplaying satu-lawan-satu, permainan dapat dilakukan melalui aplikasi olah pesan instan, bahkan surel.

Saat giliran tiba, tuliskan dan kirimkan jatah cerita karakter kalian. Kirimkan postingan sesegera mungkin. Jika kalian tidak dapat mengirimkannya tepat waktu, beri tahukan pasangan atau pemimpin grup roleplaying kalian.

Jangan mendesak balasan dari orang lain karena dapat menjengkelkan. Tunggu seminggu sebelum meminta balasan, terkadang pemain lupa atau sedang sangat sibuk.

Jangan keluar roleplaying tanpa kabar. Hal tersebut dapat dianggap tidak sopan dalam komunitas roleplaying. Jika kalian sudah bosan bermain dan ingin berhenti, ungkapkan secara terang-terangan. Katakan kepada pasangan atau pemimpin grup roleplaying jika kalian sudah tidak ingin lagi bermain.

Rujukan

  • Corsini, Raymond (2017). Role Playing in Psychotherapy. New Brunswick, NJ: AldineTransaction. ISBN 978-020-2363-93-6.
  • Bruce, Tina; Hakkarainen, Pentti; Bredikyte, Milda (2017). The Routledge International Handbook of Early Childhood Play. Oxon: Routledge. ISBN 978-113-8833-71-5.

Rekomendasi Buku dan E-Book Terkait

1. Bikin Film, Yuk! Tutorial Asyik Bikin Film Kamu Sendiri

Roleplaying

Transformasi pengetahuan itu tidak harus dengan mengernyitkan dahi, tetapi juga bisa dengan santai. Tentu saja, juga bisa sambil minum kopi. Buku yang dikarang oleh penulis bernama Nurul Muslim dan memiliki judul Bikin Film, Yuk! ini adalah hasil belajar film di lokasi shooting yang dikuatkan dengan penelusuran referensi yang tentunya valid.

Buku ini juga ditulis mengalir begitu saja sesuai dengan adab yang pernah penulis alami sebagai “penggila” dunia kreatif. Untuk itulah, buku Bikin Film, Yuk! ini dapat dijadikan sebagai stimulus dan inspirasi bagi pembaca yang berminat di bidang film. Selain itu, buku tersebut juga sangat cocok untuk anak muda kreatif dan juga semua kalangan yang ingin membuat filmnya sendiri.

Pembahasan dalam buku ini antara lain:

  • Bikin film edutainment untuk generasi;
  • Zaman now;
  • Testimoni;
  • Mengapa film?;
  • Desain produksi film, yang meliputi pre-production (pra produksi), production (produksi), post-production (pasca produksi), dan promosi film;
  • Tahapan dalam produksi, yang meliputi pre-production (pra produksi), konsep dasar produksi Film, Produksi (Production), Pasca-Produksi (Post-Production); 7) Promosi Film; 8) Kendala dalam produksi film berbasis komunitas;
  • Mengenal kru produksi dan pemain film yang meliputi tim produksi, art departement (tim artistik film), talent (pemain);
  • Membuat film dengan kamera smartphone;
  • Istilah-istilah di dalam dunia film.

Oleh karena itu, bagi kalian yang memiliki keterkaitan di bidang film, segera dapatkan buku berjudul Bikin Film, Yuk! ini sekarang juga.

2. Bikin Film Itu Gampang

Roleplaying

Buku yang ditulis oleh Natasha Dematra ini merupakan buku panduan bagi siapa saja yang tertarik untuk menjadi sutradara alias membuat film. Sesuai dengan judulnya, Bikin Film Itu Gampang, buku terbitan Bhuana Ilmu Populer pada 2018 ini akan mengajarkan kepada pembaca tentang cara membuat film.

Berkat kemajuan zaman dan teknologi, membuat film bukanlah suatu aktivitas yang sulit, bahkan kita bisa membuat film dengan menggunakan telepon genggam. Buku ini akan menjadi panduan sederhana kepada pembaca dalam membuat film dengan menggunakan telepon genggam. Penjelasannya ringkas, tetapi mendetail dan mudah diaplikasikan oleh siapa saja.

Penulis di dalam buku ini menyebutkan berbagai perlengkapan yang dibutuhkan untuk membuat film menggunakan ponsel dan tata caranya. Disajikan secara step by step beserta latihan dengan ilustrasi yang menarik dan penuh warna, buku ini tidak akan membuat pembaca bosan. Penulis akan mengajari hal-hal dasar dalam membuat film, mulai dari pengambilan gambar, berbagai macam shot, hingga mengenai akting, kostum, dan penulisan skenario.

Profil penulis:

Natasha Dematra adalah seorang sutradara, produser, aktivis, penulis, artis, penyanyi, penulis lagu, editor film, dan pembicara. Pengalamannya dalam dunia perfilman sudah tak perlu diragukan lagi dan isi dalam buku ini bisa dipertanggungjawabkan keabsahannya. Penulis sudah menerima lebih dari 150 penghargaan dalam bidang perfilman, bahkan sering diundang ke berbagai workshop di dalam hingga luar negeri.

3. Menulis Naskah Drama: Implementasi dalam Pembelajaran Menulis Naskah Drama dengan Menggunakan Film Animasi

Roleplaying

Standar isi di dalam kurikulum sekolah, pembelajaran menulis naskah drama menuntut siswa tidak hanya memahami atau membaca, tetapi siswa dituntut untuk memproduksi atau menciptakan naskah drama. Selama ini, asumsi menulis naskah drama di mata sebagian siswa merupakan sebuah pelajaran yang sulit dibandingkan dengan bentuk karya sastra yang lain. Asumsi tersebut memang benar karena menulis naskah drama membutuhkan proses kreatif dan kemampuan menulis untuk dapat merangsang penonton maupun pemain. Hal tersebut membutuhkan proses kreatif dan membutuhkan ide cerita yang bagus jika naskah drama tersebut dipersiapkan untuk pementasan.

Namun, dalam penulisannya lebih ditekankan kepada aspek kebahasaannya. Media film animasi dikemas untuk mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan, inovatif, dan menimbulkan daya tarik para siswa dalam pembelajaran menulis naskah drama. Media ini dikemas dengan menarik dan mudah digunakan. Pada materi pembelajaran, siswa dapat belajar secara langsung cara penerapan tahapan-tahapan menulis naskah drama dengan salah satu contoh film animasi.

Buku ini akan menguraikan cara kita bisa mengasah keterampilan menulis naskah drama siswa dengan mengasyikkan melalui media film animasi. Selain itu, buku ini juga bisa dijadikan referensi bagi guru, terutama guru bahasa Indonesia, untuk meningkatkan kemampuan menulis naskah drama siswa di sekolahnya.

Baca juga:

About the author

Andrew