Sosiologi

Ruralisasi: Pengertian, Dampak, dan Faktor-Faktor yang Menyebabkannya

Written by Ratih

Ruralisasi adalah—Rencana pembangunan dan tata kota menjadi salah satu tantangan bagi pemerintah setiap negara. Di Indonesia, misalnya, pembangunan wilayah sulit dilakukan secara merata. Satu dari sekian banyak alasan yang mendasarinya adalah karena bentuk negara kita yang merupakan kumpulan ribuan pulau. Hal ini tidak bisa dipungkiri membuat pembangunan seperti terpusat di wilayah yang dekat pada sumber daya.

Dalam konteks Indonesia, wilayah tersebut adalah Jakarta. Memang wilayah lain terus melakukan pembangunan, namun kecepatannya mungkin sedikit lebih lambat daripada di Jakarta. Secara tidak langsung, pembangunan ini kemudian mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat. Ketika pembangunan terpusat di Ibukota saja, ruralisasi adalah satu dari sedikit pilihan yang dipilih oleh masyarakat untuk memiliki kehidupan yang lebih baik.

Ruralisasi sendiri merupakan program yang dijalankan oleh pemerintah demi membantu memperkuat ekonomi daerah pedesaan dan juga mengembangkan potensi-potensi yang ada di desa.

Akan tetapi, program ini tidak semudah kedengarannya. Dalam praktiknya, banyak sekali tantangan yang muncul. Di sisi lain, desa mempunyai peran penting dalam kehidupan masyarakat. Di desa ada banyak potensi yang menunggu untuk dikembangkan agar kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi wilayah desa menjadi lebih baik. Lantas apa saja tantangan dari program ruralisasi?

Untuk menjawabnya, kita perlu mengetahui dulu apa itu ruralisasi, apa saja penyebab dan faktor-faktornya. Oleh karena itu, dalam artikel ini kita akan membahas mengenai ruralisasi lebih jauh. Simak hingga selesai, ya!

 

Pengertian Ruralisasi

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, salah satu dampak pembangunan yang tidak merata adalah lahirnya anggapan bahwa kota besar, seperti Jakarta merupakan tempat mencari kesempatan hidup yang lebih baik.

Tak sedikit orang datang ke Jakarta dengan harapan dapat memperbaiki kualitas hidup. Di saat yang sama banyak orang Jakarta yang kembali ke desa. Fenomena “kembali ke desa” inilah yang disebut sebagai ruralisasi. Menurut bahasa, ruralisasi berakar dari kata “rural” yang artinya pedesaan. Jadi bisa disimpulkan bahwa ruralisasi adalah perpindahan penduduk kota ke desa untuk menetap. Atau bisa dibilang ruralisasi adalah lawan kata dari urbanisasi.

Ruralisasi tidak terbatas hanya sekadar “pindah” dari kota ke desa, lebih jauh lagi, fenomena ini merupakan kesempatan untuk mengembangkan wilayah pedesaan dan menguatkan perekonomiannya. Ini berarti, ruralisasi diharapkan mampu menciptakan keseimbangan pembangunan. Paling tidak, anggapan bahwa kota lebih menjanjikan dan desa ketinggalan zaman sudah tidak ada lagi.

Di samping itu, ruralisasi juga bisa jadi solusi dalam mengatasi masalah urbanisasi yang tidak terkontrol serta membantu membangun wilayah pedesaan menjadi lebih baik lagi. Maka, baik pelaku ruralisasi maupun masyarakat pedesaan harus memiliki pikiran yang terbuka dan keinginan untuk memperkuat kolaborasi antar wilayah demi Indonesia yang lebih maju.

Perlu kamu ingat, ruralisasi berbeda dengan urbanisasi maupun transmigrasi. Perbedaan utamanya terletak pada wilayah tujuannya. Hal yang pertama menunjukkan fenomena perpindahan penduduk kota ke desa, sedangkan yang kedua merupakan kebalikannya (dari desa ke kota).

Sementara itu, transmigrasi merupakan fenomena perpindahan penduduk dari wilayah yang padat ke wilayah yang lebih “sepi”. Di Indonesia, transmigrasi biasanya dilakukan antar pulau. Misalnya, satu keluarga di Jawa pindah ke pulau Kalimantan.

Untuk memahami ruralisasi secara lebih komprehensif, kamu bisa membaca buku Membaca Masyarakat Kita. Buku yang ditulis oleh Milda Longgeita Pinem ini berisi isu sosial, kultural, politik, hingga spiritual masyarakat kita.

Membaca Masyarakat Kita

 

Dampak Ruralisasi

(Sumber foto: www.pexels.com)

Ruralisasi sebagai fenomena sosial tentu memiliki dampak positif dan negatif yang tidak bisa dipisahkan. Adapun dampak tersebut adalah sebagai berikut:

1. Dampak Positif

Berikut adalah dampat positif dari fenomena ruralisasi:

  • Lapangan pekerjaan di desa meningkat

Pertama, lapangan pekerjaan di desa akan meningkat karena ketika ruralisasi terjadi jumlah tenaga kerja yang tersedia pun bertambah. Hal ini kesempatan baru untuk membangun ekonomi di wilayah pedesaan. Misalnya, di sektor pariwisata dan pertanian.

Di saat yang sama, pendatang baru dari perkotaan juga bisa memberikan inovasi dan ide-ide baru yang lebih segar sehingga sektor-sektor perekonomian di desa menjadi lebih baik lagi.

  • Kualitas hidup meningkat

Kedua, ruralisasi dapat membantu meningkatkan kualitas hidup pelakunya. Seseorang yang sudah lama tinggal di kota besar dapat merasakan suasana yang tenang dan alami di desa. Suasana ini jelas berbeda dengan di perkotaan yang lebih padat, bising, serta penuh polusi. Selain itu, biaya hidup di pedesaan juga lebih murah sehingga daya beli meningkat dan mereka bisa memenuhi kebutuhannya lebih baik.

Misalnya, di Jakarta untuk membeli nasi goreng yang enak membutuhkan biaya sekitar Rp10.000 sampai Rp15.000 ribu. Sementara di desa, makanan yang sama dijual dengan harga Rp8.000 sampai Rp10.000 saja. Lalu, kualitas udara dan lingkungan yang lebih bersih di pedesaan akan membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

  • Kualitas pendidikan meningkat

Dampak positif berikutnya, kualitas pendidikan di wilayah pedesaan akan meningkat karena jumlah siswa serta tenaga pendidik bertambah. Dari sini, akses pendidikan yang berkualitas untuk masyarakat akan jadi menjadi lebih mudah lagi.

Lebih jauh lagi, pendatang baru yang berasal dari kota dapat memberikan pandangan, inovasi, bahkan hingga metode pembelajaran baru yang lebih baik dari sebelumnya.

  • Pembangunan infrastruktur desa meningkat

Dampak positif keempat yaitu membantu meningkatkan pembangunan infrastruktur di desa. Sebab ketika banyak penduduk baru yang datang ke desa, pemerintah harus menyediakan infrastruktur yang memadai.

  • Keberlanjutan lingkungan di desa meningkat

Dampak positif yang terakhir ialah meningkatkan keberlanjutan lingkungan. Para penduduk baru mempunyai potensi untuk mengembangkan sektor perikanan dan pertanian sehingga keberlanjutan lingkungan menjadi lebih terjaga. Akan tetapi, ini harus dibarengi dengan peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga lingkungan untuk menciptakan desa yang hijau dan bersih.

 

2. Dampak Negatif

Berikut adalah dampat negatif dari fenomena ruralisasi:

  • Kualitas hidup di kota menurun

Dampak negatif yang pertama dari fenomena ruralisasi adalah kualitas hidup di kota menurun akibat jumlah penduduk berkurang. Ketika ini terjadi terutama dalam jumlah yang besar, maka pasar dan kegiatan ekonomi di kota akan melemah. Di samping itu, saat jumlah penduduk berkurang, pemerintah kemungkinan akan mengurangi anggaran pembangunan infrastruktur serta pelayanan publik di kota. Pada akhirnya kualitas hidup di perkotaan ikut menurun.

  • Terjadi perubahaan sosial dan budaya

Dampak selanjutnya yaitu terjadi perubahan sosial dan budaya di desa. Saat penduduk kota pindah ke desa, mereka akan membawa budaya serta nilai-nilai dari kota yang berbeda dengan masyarakat di desa. Hal ini dapat menimbulkan konflik antara masyarakat desa dan pendatang baru yang memengaruhi kehidupan sosial masyarakat. Di sisi lain, perubahan sosial dan budaya seperti ini dapat mempengaruhi identitas budaya yang sudah ada di suatu daerah.

  • Tenaga kerja di kota berkurang

Dampak negatif yang ketiga dari ruralisasi yaitu tenaga kerja di kota akan berkurang sehingga pertumbuhan ekonomi pun ikut terdampak. Salah satu contohnya, peluang kerja jadi berkurang dan membuat masalah pengangguran jadi lebih buruk lagi. Kemudian, ketika tenaga kerja berkurang, produktivitas dan juga kualitas kerja di kota juga akan menurun.

  • Perubahan ekonomi di desa

Dampak negatif yang terakhir adalah adanya perubahan ekonomi di desa. Hal ini disebabkan oleh perubahan struktur sosial serta ekonomi masyarakat di desa. Saat perubahan ini terjadi, kehidupan yang telah ada sebelumnya akan terganggu. Di saat yang sama, perubahaan ekonomi juga dapat berpengaruh pada lingkungan di pedesaan seperti pengelolaan sumber daya alam yang lebih meningkat sehingga jumlahnya cepat habis.

 

Faktor yang Menyebabkan Ruralisasi

Ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang yang menetap di kota pindah ke desa. Faktor ini mencakup lapangan pekerjaan, biaya hidup, kualitas lingkungan, budaya, keluarga, hingga kualitas hidup. Untuk lebih jelasnya, simak uraian berikut ini:

  • Persaingan di Kota Lebih Sengit Daripada di Desa

Salah satu faktor utama yang membuat seseorang pindah dari kota ke desa adalah karena persaingan di kota lebih sengit daripada di desa. Ini terjadi karena lapangan pekerjaan di kota jumlahnya semakin berkurang.

Dikarenakan oleh hal itu, sekarang banyak penduduk kota yang sulit mendapatkan pekerjaan sesuai dengan kualifikasi, kemampuan, dan keinginan mereka. Akhirnya, mereka yang tidak dapat bersaing memilih pindah ke desa untuk mencoba kesempatan yang baru. Seperti membangun usaha atau bekerja di sektor yang berhubungan dengan alam.

  • Biaya Hidup yang Tinggi

Tak bisa dipungkiri, biaya hidup di kota lebih tinggi daripada di desa. Mulai dari tempat tinggal, transportasi, hingga makanan, harganya lebih mahal dibanding di desa. Maka dari itu, banyak penduduk kota yang sulit memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga memutuskan pindah ke desa yang biaya hidupnya lebih terjangkau.

  • Kualitas Lingkungan yang Buruk

Kota-kota besar, terutama di Indonesia, identik dengan polusi udara, keramaian, dan kebisingan. Hal ini dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang. Jadi, tak sedikit orang yang pindah ke desa demi mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik dari lingkungan yang sehat dan alami.

  • Keluarga dan Budaya

Ruralisasi bisa juga terjadi karena pelakunya merasa masih memiliki keterikatan dengan keluarga dan budaya di tempat asal mereka. Umumnya, ini dialami oleh mereka yang sebelumnya pindah dari desa ke kota.

Setelah menetap cukup lama di kota dan mendapatkan kehidupan yang lebih baik, mereka memutuskan pindah ke desa demi merasakan kembali kehidupan yang dulu mereka jalani. Selain itu, mereka juga bisa hidup lebih dekat dengan keluarga serta budaya asalnya.

  • Kualitas Hidup di Desa Lebih Baik

Jika dilihat dari kualitas hidup, pedesaan jelas lebih baik daripada perkotaan. Di desa, kamu bisa menikmati kehidupan yang tenang, damai, bebas dari polusi. Bahkan, kalau beruntung, kamu bisa mendapatkan akses yang mudah ke lingkungan alam indah.

Masih ada beberapa masalah yang menjadi faktor penyebab masyarakat kota pindah ke desa. Kamu bisa membaca buku Sosiologi Perkotaan (Memahami Masyarakat Kota dan Problematikanya) yang membahas tentang perkotaan dengan segala keunikannya, dan peristiwa yang dialami oleh penduduknya sehingga kamu bisa memahami beragam masalah masyarakat perkotaan lebih baik lagi.

Sosiologi Perkotaan

 

Tantangan Ruralisasi

(Sumber foto: www.pexels.com)

Seperti yang sudah dijelaskan di awal, ruralisasi adalah salah satu program yang dilakukan oleh pemerintah untuk memperbaiki kualitas hidup di pedesaan. Namun, ini tidak semudah kedengarannya, sebab pada kenyataannya banyak tantangan yang harus dihadapi, diantaranya seperti:

  • Sumber Daya Terbatas

Pertama, sumber daya manusia, teknologi, alam, dan dana terbatas. Untuk menyukseskan program ruralisasi, pemerintah harus memiliki sumber keempat sumber daya tersebut dalam jumlah yang cukup.

Dengan begitu, pemerintah dapat membangun infrastruktur serta pelayanan publik di pedesaan. Paling tidak mempermudah aksesnya seperti yang ada di kota-kota besar. Selain itu, sumber daya alam seperti tanah dan air juga harus diperhatikan dengan teliti.

  • Antusias Masyarakat Masih Kurang

Kedua, antusiasme masyarakat kurang sehingga jumlah orang yang ikut dalam program ruralisasi masih sedikit. Salah satu penyebabnya adalah perbedaan cara hidup dan pemikiran antara penduduk di desa dan di kota.

Terkait hal ini, pemerintah harus mengedukasi masyarakat dan membantu membuka pikiran mereka. Tujuannya agar masyarakat dapat menerima hal-hal baru yang tidak berlawanan dengan cara hidup dan pemikiran mereka.

  • Infrastruktur Terbatas

Infrastruktur di pedesaan tidak sebanyak di perkotaan. Ini merupakan dampak dari pembangunan yang tidak merata. Ketika infrastruktur masih belum memadai, kualitas pelayanan publik tidak akan maksimal. Maka dari itu, pemerintah harus membangun infrastruktur yang dapat menunjang kebutuhan masyarakat. Misalnya, seperti sarana transportasi, ruang publik, jalan, jembatan, dan yang lainnya.

  • Perubahan Sosial dan Budaya

Tantangan selanjutnya dalam program ruralisasi adalah adanya perubahan sosial dan budaya. Saat penduduk yang tinggal di kota pindah ke pedesaan, mereka akan membawa nilai-nilai dan budaya yang berbeda. Hal ini berpotensi menyebabkan konflik jika tidak ditangani dengan baik oleh pemerintah. Dalam konteks yang lebih buruk, kehidupan sosial di pedesaan nantinya akan menjadi lebih buruk.

  • Perubahan dalam Urusan Keagamaan

Tantangan yang kelima dari ruralisasi adalah terjadinya perubahan dalam urusan keagamaan. Misalnya, seperti pendirian rumah ibadat, masyarakat perkotaan mempunyai pola pikir pragmatis yang lebih mengutamakan legalitas formal sementara masyarakat pedesaan justru mengandalkan aspek askriptif.

Kemudian masyarakat perkotaan juga berpotensi membawa praktis keagamaan yang tidak dikenal oleh masyarakat pedesaan. Akibatnya masyarakat pedesaan akan merasa terkejut bahkan tersinggung. Contohnya, seperti pembangunan rumah ibadat yang menggunakan konstruksi berbeda.

Di sini pemerintah harus melakukan sosialisasi dan membangun dialog antara pendatang dan masyarakat pedesaan, sehingga tidak terjadi keterkejutan budaya. Apalagi hal ini bisa terjadi pada masyarakat yang berbeda agama, namun juga yang satu agama. Bisa jadi dalam masyarakat yang menganut agama yang sama terjadi perbedaan dalam pemahaman serta tradisi keagamaannya.

  • Perubahan Lingkungan dan Iklim

Tantangan terakhir yang harus dihadapi yaitu perubahan lingkungan dan iklim. Dari segi lingkungan, pembangunan infrastruktur yang tidak diperhitungkan dengan baik akan merusak hutan dan tanah. Akibatnya kualitas hidup masyarakat menurun.

Sementara itu, dari segi iklim, bencana alam yang muncul karena pembangunan infrastruktur serampangan justru akan menghambat kemajuan pembangunan di wilayah pedesaan. Maka dari itu, pemerintah harus memperhatikan aspek lingkungan dan iklim dengan baik.

Buku Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Dan Kelurahanini bisa kamu jadikan referensi untuk menambah wawasan tentang pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, pembangunan desa dan kelurahan, pemberdayaan masyarakat desa dan kelurahan, perencanaan pembangunan, perencanaan pembangunan desa, dan perencanaan pembangunan kelurahan di Indonesia. Terlebih lagi, buku ini ditulis dengan bahasa yang sederhana, sehingga bagi para pemula akan lebih mudah memahaminya.

Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Kelurahan

 

Contoh Ruralisasi di Indonesia

Terlepas dari tantangan-tantangan yang ada, pemerintah Indonesia berhasil melakukan program ruralisasi di beberapa daerah, contohnya seperti:

  • Program Kampung Wisata, Desa Penglipuran, Bali

Desa Penglipuran yang ada di Pulau Bali terkenal sebagai desa yang mampu mengembangkan program Kampung Wisata. Di kampung ini ada banyak fasilitas baru yang dibangun secara khusus untuk meningkatkan kegiatan pariwisata. Contohnya, seperti warung makan, toko souvenir, toko oleh-oleh, hingga homestay.

Di samping itu, masyarakat dan pemerintah Desa Penglipuran juga berhasil mempertahankan kelestarian lingkungan sehingga budaya lokal sehingga wilayah mereka menjadi salah satu kampung wisata terkenal di Indonesia.

  • Desa Bajawa, Flores

Desa Bajawa yang ada di Flores sukses mengembangkan program untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup masyarakat. Mereka membangun dan memperbaiki akses pada air bersih dan sanitasi.

Selain itu, pemerintah bersama organisasi swasta dan masyarakat setempat juga membangun sumur serta sistem pengolahan air bersih. Kemudian ada juga toilet dan sistem pengolahan limbah yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya.

  • Desa Wae Rebo, Flores

Desa Wae Rebo yang ada di Flores mampu menyukseskan program pengembangan pariwisata. Mereka mempromosikan keindahan serta budaya lokal, membangun homestay, dan membuat paket wisata yang menarik minat banyak wisatawan. Tak hanya itu, masyarakat dan pemerintah desa ini juga dapat menjaga kelestarian budaya lokal dan alam melalui upacara adat serta menjaga kebersihan lingkungan.

 

Penutup

Demikian pembahasan tentang ruralisasi hingga contoh ruralisasi di Indonesia. Semoga semua pembahasan di atas dapat menambah wawasan Grameds. Jika ingin kamu ingin mencari berbagai macam buku sosiologi, maka bisa dengan mudah mendapatkannya di gramedia.com.

Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Gilang Oktaviana

Sumber:
  1. Ridwan Lubis dkk (2019) Studi Hubungan Ruralisasi Dengan Penduduk Lokal

Baca juga:

About the author

Ratih