Istilah Pendidikan

Micro Learning: Definisi, Manfaat, Implementasi, dan Tantangannya

Written by Laila Wu

Hai, Grameds! Micro learning, atau yang sering disebut sebagai pembelajaran kilat, mungkin terdengar seperti istilah yang baru, tetapi sebenarnya, konsep ini sedang naik daun dalam dunia pembelajaran. Jadi, apa sih sebenarnya micro learning itu? Bagaimana kita bisa mengambil manfaat dari pendekatan ini? Bagaimana cara menerapkannya dalam berbagai konteks pembelajaran? Serta apa saja tantangannya? Yuk, kita kupas satu per satu dalam artikel ini!

 

Definisi Micro Learning

Micro learning atau sering disebut juga sebagai pembelajaran kilat, merupakan pendekatan pembelajaran yang fokus pada penyampaian informasi dalam potongan-potongan kecil yang mudah dicerna oleh pembelajar. Hal ini bukanlah konsep baru, tetapi semakin populer karena cocok dengan gaya hidup yang cepat dan sibuk saat ini.

Bayangkan situasi seperti ini: Kamu punya sedikit waktu luang di antara jadwal padatmu. Di masa lalu, mungkin kamu akan menghabiskannya untuk mengobrol dengan teman atau melihat-lihat media sosial. Namun sekarang, kamu bisa memanfaatkannya untuk belajar sesuatu yang baru! Itulah kekuatan micro learning, Grameds.

Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi

button

Guru dalam menjalankan perannya sebagai pembimbing, pendidik dan pelatih bagi para peserta didiknya, tentunya dituntut memahami tentang berbagai aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya, terutama perilaku peserta didik dengan segala aspeknya, sehingga dapat menjalankan tugas dan perannya secara efektif, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.

Di sinilah arti penting Psikologi Pendidikan bagi guru. Penguasaan guru tentang psikologi pendidikan merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru, yakni kompetensi pedagogik. Antara lain pengetahuan-pengetahuan yang perlu dikuasai guru dan calon guru adalah pengetahuan psikologi terapan yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar peserta didik”. Guru profesional dan berkarakter adalah mereka yang mampu membuat muridnya senang ketika diajar, mampu menerima pelajaran dengan baik, dan mencapai tujuan pembelajaran.

 

Dengan micro learning, kamu bisa belajar dalam waktu singkat, bahkan hanya beberapa menit saja. Misalnya, kamu bisa menonton video singkat tentang topik tertentu, membaca artikel pendek, atau bahkan menjawab beberapa pertanyaan kuis. Setiap sesi pembelajaran singkat ini membantu kamu menyerap informasi dengan efektif, tanpa perlu menghabiskan waktu berjam-jam di depan buku atau layar komputer.

Manfaat dari micro learning sangatlah banyak. Pertama, micro learning membuat pembelajaran menjadi lebih fleksibel. Kamu bisa belajar kapan saja dan di mana saja, bahkan saat kamu sedang dalam perjalanan atau menunggu di antrean. Selain itu, micro learning juga membantu meningkatkan retensi informasi. Dengan memecah materi pembelajaran menjadi potongan-potongan kecil, informasi lebih mudah diserap oleh otak.

Namun tentu saja, seperti halnya dengan segala sesuatu, ada tantangan dalam menerapkan micro learning. Salah satu tantangannya adalah menciptakan konten pembelajaran yang efektif dan menarik dalam format yang singkat. Selain itu, penting juga untuk memastikan bahwa materi yang disampaikan masih relevan dan akurat.

Meskipun demikian, micro learning tetap menjadi pilihan yang menarik bagi banyak orang yang ingin terus belajar dan mengembangkan diri di tengah kesibukan sehari-hari. Dengan pendekatan yang santai dan mudah diakses ini, pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan mudah diintegrasikan ke dalam gaya hidup kita yang sibuk. Jadi, mengapa tidak mencoba micro learning hari ini juga? Siapa tahu, kamu bisa mempelajari sesuatu yang baru dalam waktu yang singkat!

 

Manfaat Menerapkan Micro Learning

(Sumber foto: www.pexels.com)

Nah, di tengah kesulitan untuk menemukan waktu untuk belajar secara teratur. Di sinilah micro learning datang sebagai solusi yang tepat. Apa saja manfaatnya? Yuk, mari kita bahas!

1. Fleksibilitas yang Luar Biasa

Micro learning menawarkan fleksibilitas yang luar biasa. Tidak perlu lagi mengalami kecemasan karena harus memblok jadwal untuk belajar. Dengan potongan-potongan pembelajaran yang singkat, kamu bisa belajar kapan saja, di mana saja, dan bahkan dalam waktu luang di antara kegiatan sehari-hari.

2. Penyerapan Informasi yang Lebih Efektif

Dibandingkan dengan belajar dalam satu sesi yang panjang, micro learning memungkinkan kamu untuk fokus pada informasi yang lebih sedikit dalam setiap sesi. Hasilnya? Otak lebih mampu menyerap dan memproses informasi tersebut dengan lebih baik.

3. Memanfaatkan Waktu Luang dengan Bijak

Daripada menghabiskan waktu luang untuk hal-hal yang kurang bermanfaat, micro learning memungkinkan kamu untuk mengisi waktu tersebut dengan pembelajaran yang bermanfaat. Jadi, selesaikan satu atau dua modul pembelajaran singkat sambil menunggu di antrean atau saat istirahat makan siang.

4. Memfasilitasi Pembelajaran Mandiri

Micro learning memberikan kesempatan bagi kamu untuk mengambil kendali atas pembelajaranmu sendiri. Kamu bisa memilih materi yang ingin dipelajari dan menyesuaikan waktu belajarmu sesuai kebutuhan dan preferensimu.

5. Meningkatkan Retensi Informasi

Dengan memecah materi pembelajaran menjadi potongan-potongan kecil, micro learning membuat proses belajar lebih efektif dan meningkatkan retensi informasi. Kamu lebih cenderung mengingat informasi yang dipelajari karena disajikan dalam format yang lebih mudah dicerna oleh otak.

Psikologi Sebuah Pengantar Singkat

button

Ilmu Psikologi merupakan bagian dari pengalaman setiap orang. Ilmu ini memengaruhi cara berpikir mengenai segalanya, dari pendidikan dan kecerdasan sampai ihwal relasi dan emosi, serta pengiklanan dan kriminalitas. Orang-orang dengan sigap berperilaku layaknya psikolog amatir, memberikan penjelasan terhadap apa yang orang lain pikirkan, rasakan, dan lakukan. Akan tetapi, apa yang sesungguhnya coba dilakukan oleh para Psikolog? Dasar ilmiah apa yang mereka miliki terhadap pendekatan-pendekatan yang mereka lakukan? 

Buku ini mengeksplorasi beberapa gagasan utama dari ilmu psikologi dan relevansi praktisnya. Melalui karya kolaborasi ini, Gillian Butler dan Freda McManus menyajikan beragam topik dan cara-cara baru dalam mempelajari otak manusia. Sampai saat ini, merupakan hal yang tidak mungkin untuk mempelajari otak manusia secara langsung. Oleh karena itu, para psikolog mempelajari perilaku kita dan menggunakan pengamatan mereka untuk menarik hipotesis mengenai apa yang terjadi di dalam pikiran kita. Melalui ilmu neurosains, pengetahuan kita mengenai cara kerja otak bertambah seiring meningkatnya kemajuan teknologi yang menyediakan dasar-dasar ilmiah untuk memahami struktur dan cara kerja otak manusia dengan mengizinkan aktivitas otak manusia untuk diamati dan diukur. Dengan mengeksplorasi beberapa kemajuan dan perkembangan paling penting di bidang ilmu psikologi, mulai dari psikologi evolusioner dan isu-isu yang berkaitan dengan remaja serta sifat agresif sampai kepada psikologi kognitif. Buku ini merupakan pengantar yang menarik bagi siapa saja yang tertarik dalam memahami pikiran manusia.

 

6. Mengurangi Overload Informasi

Micro learning membantu mengurangi risiko overload informasi. Dengan menyajikan informasi dalam potongan-potongan kecil, pembelajar tidak merasa terbebani oleh terlalu banyaknya informasi yang harus diproses dalam satu waktu.

7. Meningkatkan Produktivitas

Terakhir, micro learning memungkinkan kamu untuk tetap produktif bahkan dalam waktu yang singkat. Dengan memanfaatkan waktu luang untuk belajar, kamu dapat terus meningkatkan keterampilan dan pengetahuanmu tanpa mengganggu jadwal harianmu.

 

Dengan semua manfaat ini, tidak mengherankan jika micro learning menjadi pilihan yang populer bagi banyak orang yang ingin terus belajar dan mengembangkan diri di tengah kesibukan sehari-hari. Jadi, tunggu apa lagi? Mari kita mulai belajar dengan pendekatan yang lebih santai, namun tetap efektif ini!

 

Implementasi Micro Learning

Belajar dengan pendekatan micro learning bisa menjadi kunci kesuksesanmu dalam mengasah keterampilan dan pengetahuan tanpa harus merasa terbebani oleh jadwal yang padat. Namun, bagaimana sebenarnya cara mengimplementasikan micro learning dengan baik? Yuk, simak beberapa cara implementasi berikut:

1. Tentukan Tujuan Belajar yang Jelas

Sebelum memulai micro learning, pastikan kamu memiliki tujuan belajar yang jelas. Apa yang ingin kamu capai? Apakah kamu ingin meningkatkan keterampilan dalam suatu bidang tertentu atau mempelajari topik baru secara umum? Dengan menetapkan tujuan yang jelas, kamu bisa lebih fokus dalam memilih materi pembelajaran yang relevan.

2. Pilih Sumber Pembelajaran yang Tepat

Ada banyak sumber pembelajaran yang bisa kamu manfaatkan untuk micro learning, seperti video pendek, artikel singkat, infografis, atau bahkan podcast. Pilihlah sumber pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar dan preferensimu.

3. Tetap Konsisten

Salah satu kunci keberhasilan dalam micro learning adalah konsistensi. Luangkan waktu setiap hari atau setiap beberapa hari untuk belajar secara teratur. Meskipun hanya beberapa menit saja, konsistensi dalam belajar akan membantu kamu mencapai progres yang lebih signifikan dalam jangka waktu yang lebih lama.

4. Manfaatkan Waktu Luang dengan Bijak

Manfaatkan waktu luangmu dengan bijak untuk micro learning. Misalnya, kamu bisa memanfaatkan waktu di perjalanan pulang atau saat istirahat makan siang untuk menonton video pembelajaran singkat atau membaca artikel pendek. Dengan memanfaatkan waktu luang dengan bijak, kamu bisa meningkatkan pengetahuanmu tanpa harus mengganggu jadwal harianmu.

5. Evaluasi dan Revisi

Setelah menyelesaikan sesi micro learning, luangkan waktu sejenak untuk mengevaluasi pemahamanmu terhadap materi yang dipelajari. Apakah kamu sudah memahami dengan baik atau masih ada hal yang perlu kamu pelajari lebih lanjut? Jika perlu, revisi dan ulangi pembelajaran tersebut hingga kamu benar-benar memahaminya.

6. Berbagi dan Diskusikan

Terakhir, jangan ragu untuk berbagi dan mendiskusikan materi pembelajaran dengan orang lain. Diskusi dan kolaborasi dengan orang lain bisa membantu kamu memperdalam pemahamanmu terhadap materi yang dipelajari dan mendapatkan sudut pandang yang berbeda.

 

Tantangan Mempelajari Micro Learning

(Sumber foto: www.pexels.com)

Belajar dengan pendekatan micro learning memang memberikan banyak keuntungan, namun tidak terlepas dari tantangan-tantangan yang bisa menghambat proses pembelajaran. Apa saja tantangan yang mungkin dihadapi dalam micro learning dan bagaimana cara mengatasinya? Yuk, simak pembahasannya di bawah ini:

1. Konsistensi dalam Belajar

Salah satu tantangan utama dalam micro learning adalah menjaga konsistensi dalam belajar. Dengan potongan-potongan pembelajaran yang singkat, seringkali sulit untuk tetap konsisten dalam menjalankan rutinitas belajar. Untuk mengatasinya, cobalah untuk menetapkan jadwal belajar yang tetap dan berusaha untuk mematuhi jadwal tersebut sebaik mungkin.

2. Gangguan dan Distorsi Perhatian

Dalam era digital seperti sekarang, gangguan dan distorsi perhatian bisa menjadi tantangan serius dalam micro learning. Dengan adanya notifikasi dari media sosial atau aplikasi lainnya, seringkali sulit untuk tetap fokus pada materi pembelajaran yang sedang dipelajari. Untuk mengatasi hal ini, coba matikan notifikasi selama sesi belajar dan cari tempat yang tenang agar dapat berkonsentrasi sepenuhnya.

3. Kesulitan Memilih Materi Pembelajaran yang Tepat

Dengan begitu banyaknya sumber pembelajaran yang tersedia, seringkali sulit untuk memilih materi pembelajaran yang tepat untuk dipelajari. Untuk mengatasi tantangan ini, cobalah untuk menetapkan prioritas belajar berdasarkan tujuanmu dan fokus pada materi yang benar-benar relevan dengan kebutuhan dan minatmu.

4. Tantangan Teknis

Terkadang, tantangan teknis seperti koneksi internet yang lambat atau masalah dengan perangkat elektronik bisa menghambat proses pembelajaran. Untuk mengatasi hal ini, pastikan untuk memeriksa koneksi internet dan kondisi perangkat sebelum memulai sesi belajar. Jika memungkinkan, siapkan juga alternatif atau cadangan dalam hal terjadi masalah teknis.

5. Kurangnya Interaksi dengan Instruktur atau Sesama Pembelajar

Micro learning seringkali dilakukan secara mandiri, tanpa adanya interaksi langsung dengan instruktur atau sesama pembelajar. Hal ini bisa membuat pembelajaran terasa kurang interaktif dan kurang memotivasi. Untuk mengatasi hal ini, cobalah untuk mencari forum atau komunitas online yang berkaitan dengan topik yang kamu pelajari, di mana kamu bisa berdiskusi dan bertukar informasi dengan sesama pembelajar.

Learning 5.1

button

Learning 5.1 adalah tentang menembus batas pemikiran, menerobos konvensi dan kesepakatan, mengubah kebiasaan, dan mentransformasi cara belajar yang telah ketinggalan zaman. Transformasi itu dimulai dari pola pikir bahwa tanggung jawab untuk belajar ada pada sang pembelajar (learner) bukan orang lain, bukan sekolah, dan bukan juga perusahaan. Maka, mindset learner as the center of learning dan learn how to learn merupakan tema sentral Learning 5.1. Untuk menghadapi dunia yang berubah cepat seperti sekarang ini, dibutuhkan cara pikir (mindset), keterampilan atau kemahiran (skillset), dan perangkat kerja atau teknologi (toolset) yang baru. Melalui pengalaman puluhan tahun sebagai konsultan dan praktisi human capital, Alex Denni membuka cakrawala pemahaman kita untuk menghadapi masa depan yang serba tidak pasti. Lebih dari itu, ia juga memberi saran, metode, dan cara-cara praktis yang telah teruji di lapangan dalam proses pengembangan sumber daya manusia. 

Buku Learning 5.1 karya Alex Denni dan Triaji Prio Pratomo, menjabarkan tentang pentingnya manusia untuk terus belajar dengan pola pikir kekinian dan berbagai strategi lainnya. Sehingga tidak tergilas zaman yang semakin cepat berubah. Buku ini ditujukan bagi mereka yang membutuhkan insight berbeda tentang bagaimana membawa organisasi menjadi unggul melalui pemberdayaan manusia: para C-Level (terutama Chief Executive Officer, Chief Human Capital Officer, dan Chief Financial Officer), praktisi pemberdayaan modal manusia (human capital empowerment practitioner), praktisi bisnis, wirausaha, dan para individu yang peduli pada pendidikan sebagai sokoguru perubahan.

 

Kesimpulan

Dengan memahami konsep micro learning secara mendalam, kita dapat mengakses pengetahuan dan keterampilan dengan lebih mudah dan efektif, tanpa harus terbebani oleh waktu dan ruang. Manfaat yang ditawarkan oleh micro learning sangatlah besar, mulai dari fleksibilitas waktu dan tempat hingga peningkatan produktivitas dan keterampilan belajar. Namun, tentu saja, tidak ada hal yang datang tanpa tantangan. Tantangan dalam micro learning, seperti konsistensi belajar dan gangguan teknis, perlu dihadapi dengan strategi yang tepat agar proses pembelajaran tetap berjalan lancar. Dengan demikian, mari kita terus menerapkan konsep micro learning dalam kegiatan belajar kita sehari-hari, sambil mengatasi tantangan yang mungkin muncul, untuk mencapai kesuksesan dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan kita. Grameds bisa menerapkan micro learning dengan membaca buku-buku di Gramedia.com.

About the author

Laila Wu