in

Review Novel Six of Crows

Novel Six of Crows merupakan novel bergenre fantasi yang ditulis oleh Leigh Bardugo, novelis ternama berdarah campuran Israel-Amerika. Leigh Bardugo dikenal karena karya novel fantasinya yang memperkenalkan universe Grisha. Novel Six of Crows sendiri merupakan novel keempat yang berada dalam latar Grishaverse.

Novel Six of Crows diterbitkan pada tahun 2015. Novel ini merupakan kelanjutan dari trilogi novel Shadow and Bone, dan menjadi novel yang mengawali duologi novel Six of Crows. Novel ini akan menceritakan kisah perjalanan seorang kriminal bernama Kaz Brekker, yang bersama sejumlah krunya berusaha melakukan pencurian berbahaya di Ketterdam.

Novel Six of Crows karya Leigh Bardugo sukses menarik hati banyak orang, dibuktikan dengan menjadi pemenang dalam beberapa penghargaan internasional. Beberapa penghargaan itu, di antaranya Best International Novel dari German Fantasy Awards pada tahun 2016, Best Youth Books dari Hea Noorteraamat pada tahun 2017, dan penghargaan dari El Premio El Templo de las Mil Puertas pada tahun 2016.

Novel Six of Crows dituliskan oleh Leigh Bardugo menggunakan sudut pandang orang ketiga dan menggunakan sudut pandan sejumlah enam tokoh utama yang ada dalam cerita ini. Sudut pandang dari sejumlah tokoh ini akan mendukung cerita ini menjadi lebih detail karena mengetahui latar belakang masing-masing tokoh.

Profil Leigh Bardugo – Penulis Novel Six of Crows

Leigh Bardugo on Ninth House: 'In this world, magic is never kind'

Sumber foto: inews.co.uk

Leigh Bardugo merupakan seorang novelis wanita yang berusia 46 tahun, yang lahir pada tanggal 6 April 1975 di Yerusalem. Wanita berdarah campuran Israel dan Amerika ini dikenal karena karya novel dewasa mudanya, novel Grishaverse.

Leigh Bardugo menempuh pendidikan di Yale University dan berhasil lulus pada tahun 1997 dengan mendapatkan gelar sarjana literatur Inggris. Sebelum menjadi seorang penulis, Leigh Bardugo bekerja sebagai copywriter dan jurnalis, juga sebagai seorang make up artist dengan spesialis special effect.

Novel Grishaverse yang membuatnya populer memuat duologi Six of Crows, trilogi Shadow and Bone, dan duologi King of Scars. Novel pertamanya, yakni Shadow and Bone berhasil diterbitkan pada tahun 2012.

Novel Shadow and Bone berhasil meraih kesuksesan dengan menjadi nominasi di Romantic Times Book Award dan the South Carolina Children’s Book Award, disebut sebagai Indie Next List Book, serta mendapat review positif dari The New York Times.

Novel Shadow and Bone juga berhasil menempati posisi ke delapan The New York Times Best Seller List. Selain itu, buku ini juga berhasil diadaptasi menjadi series film yang kini telah tayang di Netflix.

Kedua novel yang melengkapi trilogi novel Shadow and Bone yang berjudul Siege and Storm dan Ruin and Rising berhasil diterbitkan pada tahun 2013 dan 2014. Trilogi novel Shadow and Bone didefinisikan Leigh Bardugo sebagai novel bergenre fantasi yang terinspirasi dari keadaan Rusia pada awal abad ke 19.

Kemudian, duologi Six of Crows, dengan dua novel yang berjudul Six of Crows dan Crooked Kingdom berhasil diterbitkan pada tahun 2015 dan 2016. Kedua novel ini memiliki latar universe yang sama dengan trilogi novel Shadow and Bone.

Duologi novel Six of Crows berhasil meraih kesuksesan juga, dengan dinobatkan sebagai novel internasional terbaik oleh German Fantasy Awards pada tahun 2018, New York Times Notable Book, dan ALA-YALSA Top Ten Pick pada tahun 2016.

Duologi novel King of Scars yang masih tergabung dalam universe Grisha, memiliki dua novel dengan judul King of Scars yang diterbitkan pada tahun 2019, dan Rule of Wolves yang terbit pada tahun 2020.

Terdapat berbagai karya lain dari Leigh Bardugo yang berada di luar universe Grisha, yakni The Language of Thorns, The Lives of Saints, Demon in the Wood, Ninth House, dan Wonder Woman: Wabringer.

Begitu banyak penghargaan yang didapat Leigh Bardugo karena seluruh karyanya yang mengagumkan. Hal ini juga menjadi pembuktian bahwa Leigh Bardugo merupakan seorang novelis yang sangat berbakat dan semua kualitas karyanya tidak perlu diragukan lagi.

Sinopsis Novel Six of Crows

Di Ketterdam, ibu kota dari Kerch, seorang anggota dewan bernama Hoede menguji obat yang disebut jurda parem pada seorang tabib Grisha. Obat ini ternyata meningkatkan kemampuannya lebih dari yang diharapkan, ia memiliki kemampuan untuk mengontrol dan memanipulasi pikiran manusia. Tabib itu kemudian melarikan diri setelah berhasil melumpuhkan Hoede dan beberapa penjaga, tetapi ia ditemukan tewas beberapa hari kemudian.

Seorang pedagang kaya bernama Jan Van Eck kemudian membocorkan hasil eksperimen Hoede kepada seorang anak ajaib berusia 17 tahun yang bernama Kaz Brekker. Ia menugaskan Kaz Brekker untuk menyelamatkan penemunya, Bo Yul-Bayur dari Ice Court, sebuah benteng militer yang tidak dapat ditembus di Fjerda.

Ia juga memperingatkan untuk mencegah keberadaan obat itu, agar tidak terekspos ke dunia. Kaz Brekker setuju dengan jumlah bayaran yang ditawarkan Jan Van Eck, dan ia mulai merekrut sejumlah kru. Sejumlah anggota krunya, yaitu Inej Ghafa, seorang mata-mata yang menjadi tangan kanan Kaz karena dia menyelamatkan Inej dari sebuah rumah hiburan bernama Menagerie pada dua tahun lalu. Lalu, ada Nina Zenik, seorang Grisha Heartrender, yang bergabung setelah mengetahui niatnya untuk membebaskan dan mempekerjakan Matthias Helvar, mantan Fjerdan drüskelle atau pemburu Grisha, yang ditahan di Penjara Hellgate karena Nina.

Ada juga Jesper Fahey, yang merupakan seorang penembak jitu Zemeni, yang kecanduan dengan judi. Bersama-sama, mereka membebaskan Matthias Helvar dari penjara. Matthias kemudian setuju untuk membantu mereka dengan imbalan pengampunan yang memungkinkan pemulihannya sebagai drüskelle. Kaz Brekker juga meminta Wylan Van Eck, putra dari Jan Van Eck, untuk menjadi ahli penghancuran dan sebagai jaminan jika Jan Van Eck mengingkari kesepakatan yang telah mereka buat.

Saat mereka hendak berlayar dari Ketterdam, para kru berhasil menghalau sergapan yang dilakukan sejumlah kelompok saingan mereka. Setelah menyiksa seorang anggota gangster tersebut, Kaz mengetahui bahwa pemimpin geng Pekka Rollins, yang merupakan pria yang bertanggung jawab atas kematian saudaranya, Jordie, juga mengejar ilmuwan tersebut.

Kaz kemudian menjelaskan rencana penyelamatan kepada seluruh kru, di mana langkah pertama yang akan mereka lakukan adalah memasuki Ice Court sebagai seorang tahanan, menyeberang ke sektor kedutaan melalui atap, dan menyamar sebagai seorang pejabat asing selama festival. Setelah menemukan dan membebaskan Yul-Bayur dari White Island, cincin bagian dalam, mereka pada akhirnya akan keluar dari sektor kedutaan.

Setelah mencapai wilayah Fjerda, dua orang Grisha di jurda parem yang memiliki lambang pemerintah Shu Han menyerang kelompok kru Kaz Brekker. Para kru menang, tetapi Nina mengenali salah satu penyerang yang merupakan seorang teman lama Nina, yang hanya ingin mendapatkan lebih banyak obat sebelum akhirnya akan menyerah pada luka-lukanya.

Mereka memiliki masalah yang terkait dengan kematian dan percaya bahwa mereka akan selamat jika mereka tidak dilemahkan secara drastis oleh obat. Nina kemudian tetap tinggal untuk menguburkan penyerang itu. Matthias membantu, membiarkan mereka akhirnya berbicara tentang pengkhianatannya.

Nina pernah menjadi seorang prajurit Grisha dari Angkatan Darat Kedua Ravka yang ditangkap oleh Matthias bersama rombongan drüskelle Fjerda-nya dan dibawa ke kapal ke Fjerda untuk diadili dan akhirnya dieksekusi. Kapal tenggelam saat badai, dan Matthias dan Nina jatuh cinta saat mencoba menemukan peradaban.

Ketika mereka tiba di sebuah kota, Nina ditanya oleh seorang mata-mata Grisha tentang pendamping drüskellenya. Dalam upaya menyelamatkan Matthias dari rekan negaranya, Nina kemudian melaporkannya sebagai pedagang budak kepada warga Kerch di pelabuhan. Ia tidak menyadari bahwa Matthias akan dipenjarakan di Hellgate segera setelah mencapai Ketterdam.

Nina tidak kembali ke Ravka, Nina tetap tinggal di Ketterdam untuk mencoba membebaskan Matthias. Matthias berdamai dengan Nina setelah mengetahui kebenaran bahwa Nina menyelamatkannya, dan akhirnya memutuskan untuk membantu membunuh Yul-Bayur. Nina dan Matthias mengakui bahwa jurda parem adalah ancaman bagi Grisha dan Fjerda.

Para kru mencegat kereta tahanan yang dibawa ke Ice Court dan menggantikan enam orang tahanan dalam kereta tersebut. Kaz Brekker kehilangan kesadaran karena ia memiliki claustrophobia, dan lebih banyak masa lalunya terungkap. Setelah dia dan saudaranya ditipu oleh Pekka Rollins, sebuah wabah melanda Ketterdam dan menewaskan banyak penduduknya, termasuk saudaranya Jordie.

Kaz jatuh sakit dan pulih, tetapi secara keliru dianggap mati dan dirinya dilemparkan ke Reaper’s Barge bersama sejumlah mayat lain untuk dibakar. Kaz mampu bertahan dengan cara berenang ke pantai menggunakan jasad Jordie sebagai pelampung. Pengalaman tersebut menciptakan keengganan yang kuat dalam diri Kaz untuk tidak melakukan kontak fisik apa pun dengan kulit manusia. Kaz sejak saat itu selalu memakai sarung tangan terus-menerus.

Kaz Brekker kemudian bangun saat mereka memasuki Ice Court. Para kru dipisahkan, pria dan wanita dibawa ke bangsal yang berbeda. Jesper, terungkap sebagai Grisha Fabrikator, membuat kunci dari sel bar. Kaz membebaskan Nina dan Inej dari sel mereka, sementara Matthias dan Jesper mengumpulkan tali sebanyak mungkin. Kaz pergi dengan Nina untuk mencari sel tahanan lainnya untuk Yul-Bayur.

Saat berpisah, Kaz menyimpang dari rencana dan menemukan Pekka Rollins di dalam sel. Nina terlihat oleh penjaga, yang berhasil membunyikan alarm sebelum dia bisa membunuh mereka. Dia bergegas ke ruang bawah tanah, di mana di sana Inej telah memanjat poros insinerator enam lantai ke atap dan mengamankan rute pelarian untuk kru lainnya.

Alarm penjara terus menyala, rencana mereka hancur sehingga mereka berimprovisasi untuk sampai ke pusat Ice Court. Inej dan Nina masuk dengan menggantikan dua gadis Menagerie, tetapi hanya Nina yang dapat melewati penjaga. Inej tidak berhasil lolos dan ditahan oleh penjaga. Matthias dan Kaz masuk melalui jembatan rahasia yang hanya diketahui oleh drüskelle. Jesper dan Wylan bergerak untuk menghancurkan gerbang ringwall dan memicu alarm Ice Court.

Saat mencoba untuk mendapatkan informasi dari seorang pejabat Fjerda, Nina terkejut melihat Jarl Brum yang merupakan pemimpin drüskelle sekaligus mantan komandan kapal tempat dia ditahan. Jarl Brum memikat Nina untuk pergi ke sel penjara keliling yang khusus dibangun untuk menahan Grisha dan menguncinya Nina di dalam sel.

Matthias yang tampaknya telah mengkhianati Nina kemudian muncul. Namun, Matthias berbalik melawan komandan lamanya dan membebaskan Nina. Matthias juga membuat sumpah drüskelle suci untuk menjaga Nina tetap aman sampai dia mati. Mereka mencari Bo Yul-Bayur, tetapi pada akhirnya mereka mengetahui bahwa ia telah mati.

Bo Yul-Byur memiliki seorang putra bernama Kuwei Yul-Bo. Putranya itu masih hidup dan dipaksa untuk meniru penelitian ayahnya. Matthias dan Nina melupakan rencana pembunuhan putra Yul-Bayur, karena mereka melihat bahwa dia baru berusia lima belas tahun dan merupakan seorang Grisha. Mereka kemudian membawa bocah itu dan pergi dan meledakkan lab saat mereka pergi.

Mereka akhirnya bertemu dengan Kaz, dan melarikan diri melalui air terjun yang digali oleh Kaz setelah menghancurkan pohon di tengah White Island. Sementara itu, Inej terlihat oleh pemimpin Menagerie, mantan majikannya yang bernama Helen van Houden, yang ternyata memberi tahu penjaga tentang identitas asli Inej.

Jesper dan Wylan menyelamatkan Inej dan membajak tank milik Fjerda. Mereka menggunakan tank itu untuk menerobos dinding dan melarikan diri. Pada akhirnya, mereka bergabung kembali dengan kru lainnya dan berhasil keluar dari Ice Court. Mereka menuju dermaga di mana mereka seharusnya bertemu dengan kapal mereka, tetapi mereka malah menemukan pesta Fjerda besar yang sedang menunggu mereka.

Heartrender menggunakan parem di depan. Oleh karena tidak ada pilihan lain, Nina mengambil jurda parem dan menaklukkan tentara. Brum dan tim drüskelle tiba, tapi sebelum dia bisa membunuh mereka, Matthias turun tangan dan memohon padanya untuk membiarkan mereka hidup sehingga akhirnya Nina mengalah.

Para kru mencapai Ketterdam dengan selamat, dengan kondisi Nina yang menderita. Para kru meninggalkan Nina bersama Wylan, sementara kru lainnya membawa Kuwei ke Jan Van Eck. Jan Van Eck kemudian mengungkapkan bahwa dia hanya ingin formula jurda parem untuk mendapatkan keuntungan dari dampak pelepasannya ke dunia.

Dia menenggelamkan kapal kru Kaz, meskipun Kaz telah memperingatkan bahwa Wylan ada di dalamnya. Jan Van Eck ternyata menganggap putranya tidak layak mewarisi kerajaan bisnisnya, karena Wylan mengidap penyakit disleksia. Kaz, kemudian mengungkapkan bahwa anak laki-laki yang dipikir Jan Van Eck adalah Kuwei Yul-Bo sebenarnya adalah Wylan. Ia telah diubah sedemikian rupa oleh Nina terlihat persis seperti anak ilmuwan.

Jan Van Eck pun marah, ia kemudian menculik Inej dengan bantuan Grisha yang berada di bawah pengaruh jurda parem. Van Eck juga memberi mereka waktu tujuh hari untuk membawakannya Kuwei yang asli. Oleh karena tidak mau membahayakan Inej, Kaz membiarkan pedagang itu pergi.

Kaz dan krunya yang masih tersisa akhirnya pergi ke Pekka Rollins. Terungkap telah dibebaskan oleh Kaz dari Ice Court, mereka akhirnya kembali ke Ketterdam. Kaz menjual sahamnya di Crows Club dan Pelabuhan Kelima untuk mengumpulkan uang yang dia butuhkan. Kaz kemudian menyusun rencana untuk menyelamatkan Inej dan menebus uang yang dijanjikan kepada mereka.

Kelebihan Novel Six of Crows

Leigh Bardugo mampu membangun karakter tokoh yang unik dan hidup. Masing-masing tokohnya memiliki kemampuan yang berbeda, dan dibangun dengan cerita latar belakang yang menjelaskan pembentukkan karakter tersebut. Hal ini membuat para pembaca dapat merasa terikat dengan masing-masing tokoh.

Alur cerita yang disajikan Leigh Bardugo dalam novel ini adalah alur maju dan mundur, tetapi tidak membuat bingung pembaca. Leigh mampu menyampaikannya dengan baik dan akhirnya membuat para pembaca merasa kagum dengan cerita yang menegangkan, cerita romansa, diselingi dengan humor, petualangan, dan juga plot twist. Novel ini dinilai sebagai novel fantasi yang sangat menyenangkan untuk dibaca.

Kekurangan Novel Six of Crows

Oleh karena buku ini merupakan buku terjemahan, para pembaca mungkin akan mendapatkan beberapa kalimat yang kurang enak untuk dibaca, karena memang istilah-istilah dalam Grishaverse sendiri cukup sulit untuk diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Masih terdapat juga beberapa kesalahan penulisan di beberapa bagian.

Alur cerita dalam Novel Six of Crows ini dinilai cukup lambat, karena terdapat beberapa bagian yang hanya menjelaskan saja, tidak terdapat aksi tertentu. Hal ini kemudian membuat kesan membosankan di awal bagi beberapa pembaca.

Pesan Moral Novel Six of Crows

“Kalau tidak percaya diri, lantas percaya siapa lagi?”

Kutipan perkataan Kaz Brekker ini seolah ingin mengingatkan kita untuk tak lupa menghargai, mencintai, dan mempercayai diri sendiri. Sebab, sesungguhnya yang membawa dirimu untuk bertahan hidup hingga saat ini dan mampu menghadapi segala hal yang terjadi di dunia adalah dirimu sendiri. Jika kamu tidak percaya pada dirimu sendiri, maka kamu juga akan sulit untuk percaya dan dipercaya orang lain.

Setiap orang memiliki sisi baik dan sisi buruk. Bahkan, seorang kriminal seperti Kaz Brekker sekalipun memiliki sisi baik di mana ia adalah seorang yang akan menepati janji dan rela berkorban bagi orang di sekitarnya. Sebaliknya, sebagian orang yang dianggap sangat baik pun pasti memiliki seseorang yang tidak menyukai dirinya atau bahkan membencinya.

Bagi kalian yang ingin membaca dan memiliki novel Six of Crows ini, kalian bisa mendapatkannya di www.gramedia.com.

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy