in

Review Novel “Perempuan yang Menangis Kepada Bulan Hitam”

Detail  Buku “Perempuan yang Menangis Kepada Bulan Hitam”:

Judul: Perempuan yang Menangis Kepada Bulan Hitam

Genre: Adult Fiction & Motivation

Penulis: Dian Purnomo

Bahasa: Indonesia

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit: 1 Mei 2021

Jumlah Halaman: 300 halaman

Berat Buku: 0.4 Kg

Lebar Buku: 14 Cm

Panjang Buku: 21 Cm

ISBN: 9786020648453

Harga Buku: Rp 93.000

perempuan yang menangis kepada bulan hitam

Sinopsis Novel “Perempuan yang Menangis Kepada Bulan Hitam”:

Magi Diela diculik dan dijinakkan seperti binatang. Sirna sudah impiannya membangun Sumba. Kini dia harus melawan orangtua, seisi kampung, dan adat yang ingin merenggut kemerdekaannya sebagai perempuan. Ketika budaya memenjarakan hati Magi yang meronta, dia harus memilih sendiri nerakanya: meninggalkan orangtua dan tanah kelahirannya, menyerahkan diri kepada si mata keranjang, atau mencurangi kematiannya sendiri. Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam ditulis berdasarkan pengalaman banyak perempuan korban kawin tangkap di Sumba. Tradisi kawin tangkap menggedor hati Dian Purnomo untuk menyuarakan jerit perempuan yang seolah tak terdengar bahkan oleh Tuhan sekalipun.

Penulis Novel “Perempuan yang Menangis Kepada Bulan Hitam”:

Dian Purnomo,

Dian Purnomo yang memiliki nama kelahiran Dian Yuliasri merupakan perempuan kelahiran tahun 1976 bulan Juli pada tanggal 19 di Salatiga, Jawa Tengah Indonesia, merupakan penulis dari buku “Perempuan yang menangis kepada bulan hitam“ yang sudah memulai menulis dengan serius semnjak dirinya dibangku sekolah menengah atas dan pernah bekerja di radio yang dibesarkan oleh stasiun ternama “Prambors” dan “FeMale” radio sudah menulis sebanyak 9 novel dan juga antologi cerita pendek.

Penulis Dian Purnomo memiliki perhatian pada isu-isu sosial, khususnya isu perempuan dan perlindungan anak. Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam adalah buku ke-9 yang ditulisnya setelah enam tahun vakum. Novel ini merupakan karya yang dihasilkannya setelah menerima grant Residensi Penulis Indonesia 2019 di Sumba. Alumni Kri. minologi UI ini sedang aktif menghidupkan Kelas Nulis di Taman,sebuah kelas menulis di ruang terbuka yang bayarannya berupa mata uang kebaikan.

perempuan yang menangis kepada bulan hitam

Tokoh dalam Novel “Perempuan yang Menangis Kepada Bulan Hitam”:

-Megi Diela

-Dangu Toda

-Leba Ali

-Ibu Leba Ali

-Ama Bibi (Ayah Megi Diela)

-Ina Bobo (Ibu Megi Diela)

-Rega (kakak Magi)

-Tara (sahabat dan kakak ipar Magi)

-Dangu (sahabat Magi)

-Mama Mina,

-Bu Agustin

Serta tokoh-tokoh “Perempuan yang menangis kepada bulan hitam” lainnya

Review Novel “Perempuan yang Menangis Kepada Bulan Hitam”:

Buku ini akan menggunakan sudut pandang orang ketiga, dan akan mengisahkan kehidupan dari tokoh Megi Diela yang merupakan lulusan dari sarjana Pertanian yang berada di Yogyakarta dan juga merupakan pegawai honorer dari dinas Pertanian Waikabubak di daerah Sumba. Setelah melakukan perantauan yang menempuh pendidikan diluar daerah dan akhirnya tokoh Magi Diela kembali ke daerah kelahirannya dan akhirnya menjalani pembangunan akan daerah Sumba dimana alur cerita buku ini cukup cepat, dimana tokoh dalam buku ini yaitu Magi Diela diculik dan dijinakkan seperti layaknya binatang. dimana perlakuan yang ia dapat membuat impian untuk membangun daerah Sumba menjadi sirna, dimana Kini Magi Diela harus melakukan perlawanan dari banyak pihak melawan orangtua, seisi kampung, dan juga adat yang ingin merenggut suatu kemerdekaannya sebagai perempuan dimana ketika budaya memenjarakan hati Magi Diela yang meronta-ronta, kini Magi Diela harus memilih sendiri nerak versinya seperti, meninggalkan orangtua dan tanah kelahirannya, menyerahkan diri kepada si mata keranjang, atau mencurangi kematiannya sendiri.

Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam ini ditulis berdasarkan pada pengalaman banyak perempuan sumba yang menjadi korban kawin tangkap yang sudah menjadi tradisi yang sudah lama ada, dimana tradisi kawin tangkap ini menggedor hati dari penulis Dian Purnomo untuk menyuarakan dari jerit perempuan yang seolah tak terdengar oleh siapapun bahkan oleh Tuhan sekalipun.

Tokoh Leba Ali menjadi tokoh yang telah menyalahgunakan kekuasaannya untuk memperistri tokoh Magi Diela ini. yang bertujuan untuk memuaskan hasrat dan nafsu birahinya dan dirinya menjadikan tradisi kawin culik sebagai “tameng” untuk melancarkan aksinya terhadap Magi Diela. tokoh Magi Diela sebagai pihak yang menjadi korban pun tak bisa langsung memperjuangkan hak dan keadilan, dimana bahkan sahabat baik dari tokoh Magi Diela ini, yaitu tokoh Dangu juga memiliki kesulitan untuk menolong Magi Diela.

perempuan yang menangis kepada bulan hitam

Dalam buku “Perempuan yang Menangis Kepada Bulan Hitam” tokoh Magi Diela akan dihadapkan pada berbagai banyaknya tantangan didalamnya. Dimana dirinya jelas-jelas menjadi korban, namun karena alasan adat dan juga tradisi disana, ada banyak hal yang membuatnya semakin kesulitan untuk mengungkap kebobrokan dari tokoh Leba Ali ditambah dengan keadaan kedua orangtuanya sendiri yang seharusnya menjadi penolong dan tempat untuk berlindung malah memperlakukan dirinya sebaliknya dimana mereka mempersulit dirinya, karena hal itu Magi Diela harus lebih menguatkan dirinya tidak bisa bergantung dengan orang-orang dan memilih untuk mengambil jalan yang berbeda.

kita membacanya akan merasakan emosi yang diaduk-aduk ketika kisah dalam buku ini membuat kita membacanya seperti ikut di dalam kisah ini dan mengikut perjuangan dari tokoh Magi Diela untuk mendapatkan keadilan untuk dirinya dan juga menebak-nebak dengan strategi apa yang akan digunakan oleh tokoh Magi Diela untuk memberi pelajaran pada tokoh yang picik Leba Ali, dengan menggunakan percakapan dan juga buku ini akan mengandung dialek bahasa Sumba yang sama sekali tidak sulit untuk dipahami karena ada pengertian di dalam buku ini seperti  pada awal-awal bab ada catatan kaki untuk kosakata-kosakata penting yang mempermudah pemahaman percakapan untuk kita pembacanya.

Dimana perempuan yang menjadi korban pelecehan seksual atau kekerasan dalam rumah tangga yang seringkali dilanda oleh banyaknya dilema untuk dapat memperjuangkan keadilannya sebagai perempuan. dimana di daerah Sumba tersebut perlakukan seorang istri yang dipukul oleh suaminya dianggap sesuatu yang wajar untuk dilakukan, suami yang memperlakukan istri bagai objek pun dianggap bukan sesuatu yang tabu. Padahal seorang perempuan tetaplah manusia juga sama seperti pria sama-sama manusia yang punya hak untuk diperlakukan dengan baik, ditambah dengan pandangan masyarakat disana yang masih negatif terhadap perempuan yang telah “ternodai” meski pada dasarnya ia merupakan korban akan hal tersebut.

Keputusan yang diambil oleh tokoh Magi Diela untuk memperjuangkan keadilan benar-benar sangat berbahaya dan juga berisiko. Sungguh hal yang luar biasa untuk tokoh Magi Diela untuk memiliki keberanian untuk mengambil sebuah jalan tersebut ditambah tidak ada yang membantu dirinya sekalipun keluarga maupun teman dekatnya. ketika membaca buku karya Dian Purnomo ini kita pembacnaya kembali diajak untuk merenungkan banyak hal tentang hak-hak perempuan diluar sana, tentang betapa banyaknya lika liku perjuangan dari seorang korban pelecehan seksual, dan tentang hal memaknai tradisi atau dari suatu budaya yang disesuaikan dengan adanya perkembangan zaman.

perempuan yang menangis kepada bulan hitam

Kelebihan dan Kekurangan Buku “Perempuan yang Menangis Kepada Bulan Hitam”:

Kelebihan

-Meskipun memiliki topik dan alur yang cukup rumit dan berat namun kisah buku ini ditulis oleh penulis Dian Purnomo dengan tempo yang cepat dan tidak serumit yang Grameds kira loh! walaupun didalam buku ini terdapat 57 bab namun disusun dengan singkat dimana setiap bab hanya terdapat 4 hingga 8 halaman saja

-Kisah dalam buku “Perempuan yang Menangis Kepada Bulan Hitam” memiliki kisah yang begitu memilukan sehingga membuat kita pembacanya merasa tergoncang secara emosional oleh kisahnya

-Latar belakang dalam buku “Perempuan yang Menangis Kepada Bulan Hitam” ini mengambil daerah Sumba, Nusa Tenggara Indonesia. Dian Purnomo berhasil menciptakan daerah sumba. Ditambah dengan penulisan percakapan yang yang ditulis dengan bahasa daerah sumbah yang membuat kisah dalam buku ini menjadi lebih terasa kental akan daerah disana, meskipun menggunakan bahasa Sumba penulis tidak lupa memberikan arti dalam bahasa indonesia agar kita pembacanya dapat mengerti arti ucapan para tokoh di dalam buku

-Melalui buku “Perempuan yang Menangis Kepada Bulan Hitam” penulis Dian Purnomo menginspirasi banyak pembacanya akan perlawanan terhadap tradisi “kawin tangkap” yang dilakukan di daerah Sumba, Nusa Tenggara Indonesia.

Kekurangan

-Buku  “Perempuan yang Menangis Kepada Bulan Hitam” merupakan buku novel untuk usia dewasa keatas karena kisah dalam buku ini mengandung kekerasan fisik serta seksual, namun cetakan terbaru dari buku ini sudah tertera “Trigger Warning” pada sampul buku ini sehingga mereka yang belum cukup umur menjadi terindormasi akan hal tersebut.

perempuan yang menangis kepada bulan hitam

Nah, itulah review buku karya Dian Purnomo dengan karyanya yaitu Perempuan yang Menangis Kepada Bulan Hitam Grameds. Seperti yang dapat dilihat dari review buku, kelebihan dan juga kekurangan pada buku novel Perempuan yang Menangis Kepada Bulan Hitam yang mengisahkan kisah kehidupan perempuahn di daerah Sumba yang kehilangan hak akan dirinya dan kisah ini berdasarkan pada pengalaman banyak perempuan sumba yang menjadi korban kawin tangkap yang sudah menjadi tradisi yang sudah lama ada, dimana tradisi kawin tangkap ini menggedor hati dari penulis Dian Purnomo untuk menyuarakan dari jerit perempuan yang seolah tak terdengar oleh siapapun bahkan oleh Tuhan sekalipun.

Jika Grameds ingin mencari informasi lebih dalam mengenai buku Perempuan yang Menangis Kepada Bulan Hitam karya Dian Purnomo ini maupun buku-buku bergenre Adult Fiction & Motivation, kalian dapat membaca berbagai buku yang ada di Gramedia yang pastinya mudah dipahami dan kaya akan informasi.

Gramedia sebagai #SahabatTanpaBatas akan selalu membantu Grameds.

Semoga bermanfaat!

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy