Review novel funiculi funicula – Setiap orang yang hidup di dunia ini pasti mempunyai masa lalu, baik itu masa lalu yang menyenangkan atau yang menyedihkan. Setiap masa lalu yang sudah dilewati akan selalu memiliki ceritanya masing-masing, ada yang bercerita tentang pertemuan dengan seseorang, bercerita keluarga, dan masih banyak lagi. Makna yang ada pada setiap cerita itu akan berbeda dari individu yang satu ke individu lainnya. Misalnya, makna cerita keluarga individu A yang menyenangkan bisa saja berbeda dengan makna cerita keluarga individu B yang terlihat begitu menyedihkan.
Dikarenakan masa lalu merupakan masa-masa yang sudah dilewati, maka terkadang ada beberapa orang yang mengalami penyesalan hidup. Penyesalan hidup yang dirasakan, seperti mengapa tidak melakukan hal seperti ini di masa lalu, ingin sekali bertemu dengan seseorang yang dicintai, dan sebagainya. Bahkan, ada juga yang merasa kalau kesalahan-kesalahan ingin sekali diperbaiki agar tak ada penyesalan di masa depan. Meskipun begitu, ada juga yang merasa kalau masa lalunya sangat menyenangkan, sehingga tak ada penyesalan hidup yang menghampiri di masa depan.
Jika seseorang memiliki masa lalu, maka setiap manusia pasti mempunyai masa depan. Benar sekali, masa depan merupakan suatu masa yang di mana manusia tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi. Oleh karena itu, banyak orang yang mengatakan bahwa masa depan merupakan teka-teki kehidupan yang sulit untuk ditebak.
Sama halnya, dengan masa lalu, masa depan ada yang cerah atau menyenangkan dan ada juga yang gelap atau menyedihkan. Namun, masa depan yang cerah atau gelap bisa ditentukan oleh individu, sehingga apabila menginginkan masa depan yang cerah, maka harus melakukan hal-hal yang baik di masa sekarang, begitu juga sebaliknya.
Sudah menjadi hal umum kalau setiap orang yang ada di dunia ini mengharapkan masa depan yang cerah yang penuh dengan kebahagiaan. Namun, pada kenyataannya, tak selamanya masa depan itu akan selalu cerah. Dalam hal ini, masa depan yang cerah, seperti bisa hidup bersama dengan orang yang dicintai, ingin pergi atau menetap di suatu tempat yang penuh dengan kenangan, dan sebagainya. Bagaimanapun masa depan nanti, setiap orang sudah seharusnya untuk selalu siap menghadapi masa depan. Selain itu, untuk mendapatkan masa depan yang cerah dibutuhkan usaha yang sungguh-sungguh.
Banyaknya orang yang ingin menjalani masa depan tanpa adanya penyesalan hidup di masa lalu dan merasakan masa depan yang cerah, maka tak jarang ada beberapa orang yang berharap dapat menjelajahi waktu yang bisa membawa seseorang kembali ke masa lalu atau menuju masa depan. Apakah kamu pernah berpikir untuk bisa menjelajahi waktu?
Dengan bisa menjelajahi mesin waktu, seseorang akan berharap bisa memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada di masa lalu, sehingga tak ada penyesalan kemudian hari. Selain itu, dengan menjelajahi waktu, seseorang bisa berharap bisa melihat masa depan apa yang akan terjadi. Namun, apa yang akan terjadi jika seseorang bisa menjelajahi waktu, tetapi tak bisa mengubah kenyataan yang ada?
Dikisahkan dalam novel Funiculi Funicula karya Toshikazu Kawaguchi kalau ada sebuah kafe yang sudah cukup lama yang mampu membawa para pengunjungnya untuk melintasi waktu. Meskipun pengunjung itu bisa menjelajahi waktu, tetapi untuk melakukan hal itu terdapat beberapa syarat yang harus diingat sekaligus tidak boleh dilanggar. Artikel ini akan berisi tentang resensi novel Funiculi Funicula karya Toshikazu Kawaguchi, selamat membaca Grameds.
Table of Contents
Sinopsis Novel Funiculi Funicula karya Toshikazu Kawaguchi
Novel yang ditulis oleh Toshikazu Kawaguchi dengan judul Funiculi Funicula menggunakan latar belakang Jepang atau lebih tepatnya Tokyo. Penulis menjelaskan bahwa ada suatu terletak di gang kecil yang ada di Tokyo. Usia dari kafe itu sudah cukup lama atau bahkan bisa dibilang sudah cukup tua. Di dalam kafe tua itu terdapat banyak sekali ornamen klasik yang membuat suasana kafe menjadi lebih unik.
Kafe tua itu merupakan kedai kopi yang yang berbeda dengan kedai kopi masa kini. Bahkan, saking berbedanya, kafe ini letaknya ada di bawah tanah, sehingga suhu ruangan cukup panas dan pendingin ruangannya hanya ada kipas angin. Selain itu, penerangan pada kedai kopi ini kurang maksimal, sehingga cenderung gelap. Sedangkan kursi dan meja usianya hampir sama pada saat kedai kopi pertama kali dibuat. Namun, kedai kopi ini bisa dibilang cukup unik karena setiap benda yang ada di dalam kedai kopi masih terlihat bagus atau tidak kumuh dan usang.
Meskipun kafe ini memiliki suasana yang bisa dibilang kuno dan tidak seperti kafe modern, tetapi rasa kopinya sangatlah enak, sehingga banyak pengunjung yang ingin menikmati kopi itu. Tidak hanya kopi dengan cita rasa yang nikmat saja yang sudah melegenda, kafe tua ini juga punya cerita yang melegenda yaitu mampu membawa pengunjungnya menjelajahi waktu, baik itu ke masa lalu atau ke masa depan.
Belajar Sains Sulit dan Membosankan? Kamu Bisa Belajar Sains dengan Seru dan Menyenangkan Disini!
Namun, bagi pengunjung yang ingin menjelajahi waktu harus mengetahui setiap syaratnya dan harus mematuhi setia syarat itu. Selain adanya beberapa syarat yang harus dipatuhi, pengunjung sudah diperingatkan kalau mereka tidak bisa mengubah masa kini walaupun sudah melakukan hal yang berbeda ketika menjelajahi waktu. Tidak hanya itu, seseorang yang menjelajahi waktu bisa saja membahayakan nyawanya sendiri.
Meskipun ketika menjelajahi waktu bisa membahayakan nyawa sendiri, tetapi ada juga yang berani untuk menjelajahi waktu. Ketika ingin menjelajahi waktu, pengunjung harus duduk di kursi yang istimewa di kedai kopi itu.
Adapun beberapa syarat yang harus dipatuhi yaitu pertama, pengunjung yang menjelajahi waktu hanya bisa bertemu dengan orang yang pernah mengunjungi kafe Funiculi Funicula. Kedua, tidak bisa berpindah tempat dan jangan pernah berdiri atau bahkan meninggalkan kursi pada saat menjelajahi waktu. Ketiga, harus menunggu hingga ada pelanggan datang menemui dan duduk bersama. Keempat, harus menghabiskan kopi yang sudah disajikan secara khusus sebelum kopi itu dingin.
Di dalam novel ini secara garis besar memiliki 4 bagian yang di mana setiap bagian berisi tentang kisah-kisah dari setiap tokohnya. Setiap tokoh itu memiliki alasan yang berbeda-beda ketika ingin menjelajahi waktu, ada yang ingin kembali ke masa lalu dan ada juga yang ingin melihat masa depan.
Kisah pertama merupakan seseorang yang bernama Fumiko yang ingin kembali ke masa lalu untuk mengatakan apa yang harus dikatakan kepada kekasihnya yang bernama Goro. Fumiko dan Goro terakhir kali bertemu di kafe Funiculi Funicula sebelum akhirnya Goro pergi ke Amerika Serikat selama 3 tahun lamanya. Mereka berdua merupakan dua orang yang saling jatuh cinta, tetapi belum juga melakukan pernikahan. Fumiko pun memberanikan dirinya untuk menjelajahi waktu agar dapat bertemu dengan Goro dan sudah siap dengan segala peraturannya.
Selain Fumiko, kisah kedua yang berani duduk di kursi penjelajah waktu adalah Kotake yang merupakan seorang perawat. Kotake dan Fusagi merupakan dua orang yang sudah saling jatuh cinta dan sering pergi ke kedai kopi Funiculi Funicula untuk menghabiskan waktu bersama-sama. Kotake sangat ingin sekali bertemu dengan suaminya yang bernama Fusagi ketika sang suami belum terkena penyakit Alzheimer. Selain itu, ia ingin sekali membaca surat yang sering dipegang oleh Fusagi di masa lalu dan penasaran dengan isi dari surat itu.
Kisah ketiga, seseorang yang ingin kembali ke masa lalu adalah Hirai yang ingin sekali bertemu adiknya yang bernama Kumi. Alasan Hirai ingin bertemu Kumi karena sang adik sering mengunjungi kedai kopi Funiculi Funicula hanya untuk mengajak kakaknya kembali ke rumah. Namun, Hirai selalu menghindar untuk menemui sang adik, Kumi, hingga pada suatu waktu Kumi mengalami kecelakaan mobil sehabis pulang dari kedai kopi itu. Setelah mendengar kabar itu, Hirai selalu merasa bersalah karena tidak bisa menemui sang adik yang disayangnya dan Hirai pun memberanikan dirinya untuk menjelajahi waktu agar bisa meminta maaf kepada adiknya, Kumi.
Kisah keempat ini berbeda dari kisah-kisah sebelumnya yang di mana pada ingin menjelajahi waktu untuk kembali ke masa lalu, Kei yang merupakan istri dari pemilik kedai kopi ingin sekali pergi ke masa depan untuk bertemu dengan anaknya. Kei dan Nagare pertama kali bertemu di rumah sakit dan pada pandangan pertama itu, Kei sudah mulai jatuh cinta kepada Nagare dan akhirnya mereka melakukan pernikahan. Namun, ketika sedang hamil muda atau sekitar 6 minggu, Kei disarankan oleh dokter untuk menggugurkan bayinya karena sang ibu mengidap penyakit jantung sejak kecil. Kei pun tetap memutuskan untuk melahirkan bayi itu walaupun sudah tahu risikonya. Dengan alasan itulah, Kei ingin sekali bertemu anaknya di masa depan.
Dari keempat kisah itu, apakah mereka semua berhasil ke masa lalu dan menuju masa depan untuk bertemu dengan seseorang dan bisa kembali lagi ke masa kini dan kehidupannya bisa berubah? Atau mereka harus terjebak di masa lalu atau masa depan dan tidak bisa kembali ke masa kini? Bagi kamu yang penasaran dengan kelanjutan cerita dari para tokoh itu, maka bisa membaca novel Funiculi Funicula karya Toshikazu Kawaguchi dan bisa membelinya di gramedia.com atau dengan mengklik tombol “beli sekarang” yang ada di bawah ini.
Kelebihan Novel Funiculi Funicula karya Toshikazu Kawaguchi
Supaya kamu lebih yakin untuk memiliki dan membaca novel Funiculi Funicula yang ditulis oleh Toshikazu Kawaguchi, maka bisa mengetahui beberapa kelebihan sebagai berikut.
Alur Maju Mundur
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa novel Funiculi Funicula menceritakan sebuah kafe yang bisa membuat pengunjung menjelajahi waktu. Oleh karena itu, penulis menggunakan alur maju mundur, ada pengunjung yang ke masa lalu dan ada juga pengunjung yang menjelajahi waktu ke masa depan. Pembaca akan disuguhkan cerita-cerita masa lalu dan masa depan yang dialami oleh setiap tokoh.
Dengan alur maju mundur, pembaca akan tidak mudah merasa bosan karena cerita akan lebih menarik dan pembaca akan dibuat penasaran dengan setiap hal-hal apa yang sudah dialami oleh setiap tokoh di masa lalu. Selain itu, alur maju mundur dapat membangun suasana dari setiap cerita yang ada di dalam noel ini.
Cover Elegan
Cover elegan merupakan salah satu kunci agar suatu buku atau novel diminati oleh banyak orang. Oleh karena itu, hingga saat ini hamper setiap buku atau novel memiliki sampul depan yang elegan. Salah satu novel yang memiliki desain elegan adalah novel Funiculi Funicula yang memakai latar belakang Jepang.
Perpaduan font judul dengan desain sangatlah menarik, sehingga membuat sampul depan atau cover dari novel ini terlihat elegan. Cover yang elegan akan menggugah rasa penasaran seseorang dan ingin segera memiliki novel Funiculi Funicula karya Toshikazu Kawaguchi. Semakin banyak yang membaca, maka semakin banyak orang yang mengetahui setiap kisah dari 4 tokoh yang menjelajahi waktu.
Setiap Kisah Mudah Dinikmati
Pada novel Funiculi Funicula karya Toshikazu Kawaguchi dibagi menjadi 4 bagian yang di mana setiap bagian berisi tentang tokoh yang ingin menjelajahi waktu. Keunggulan dari novel ini adalah setiap kisah tersebut mudah dinikmati, sehingga pesannya yang ada di dalam setiap cerita mudah diterima oleh pembaca. Pesan utama dari novel ini berupa seseorang harus bisa menerima setiap peristiwa yang sudah terjadi di masa lalu dengan sepenuh hati agar bisa menghadapi masa depan dengan baik.
Selain pesan yang mudah dipahami, cerita yang mudah dinikmati akan membuat pembaca tidak mudah merasa bosan karena ceritanya mengalir begitu saja. Bahkan, saking asiknya, kamu tidak terasa kalau sudah ada di halaman terakhir.
Bahasa yang Filosofis
Keunggulan sekaligus keunikan dari novel Funiculi Funicula berikutnya adalah bahasa yang digunakan merupakan bahasa filosofis. Penggunaan bahasa yang filosofis menandakan bahwa penulis ingin menyampaikan pesan secara tersirat kepada pembaca.
Dengan penggunaan bahasa seperti itu, pembaca akan ikut merasakan suasana cerita dengan mudah dan ikut merasakan apa yang dirasakan oleh setiap tokoh. Meskipun menggunakan bahasa yang filosofis, tetapi makna-maka yang ada di setiap cerita mudah dipahami. Hal seperti itulah yang menjadi keunikan dari novel yang ditulis oleh Toshikazu Kawaguchi ini.
Kekurangan Novel Funiculi Funicula karya Toshikazu Kawaguchi
Novel Funiculi Funicula karya Toshikazu Kawaguchi ini memiliki banyak sekali kelebihan, sehingga hampir sama sekali tidak ada kekurangannya. Dikarenakan novel ini merupakan novel terjemahan, maka terkadang ada beberapa huruf yang typo. Meskipun begitu, pembaca tidak akan terganggu dan tidak merasa bosan karena tetap bisa menikmati setiap cerita yang ada.
Cerita yang mudah dinikmati akan memudahkan pembaca untuk memahami makna dari setiap ceritanya. Dengan demikian, novel Funiculi Funicula akan semakin lebih bagus lagi apabila huruf-huruf typo diganti agar pembaca lebih seru ketika membaca novel ini. Bahkan, pembaca akan merasa nyaman karena karena tidak menemukan huruf typo.
Kesimpulan Novel Funiculi Funicula karya Toshikazu Kawaguchi
Novel Funiculi Funicula karya Toshikazu Kawaguchi sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh penerbit Gramedia Pustaka Utama. Setelah membaca ini, pembaca akan langsung dibuat kagum dengan jalan cerita yang dihadirkan oleh penulis. Penulis membuat alur maju mundur, sehingga cerita yang dihadirkan tidak terasa membosankan. Terlebih lagi, ketika membaca novel ini kamu akan menambahkan wawasan kamu terhadap beberapa budaya Jepang.
Novel yang berisi tentang kafe atau kedai kopi yang bisa membuat pengunjungnya menjelajahi waktu ini menyadarkan kita bahwa dengan hadir di masa lalu atau masa depan tidak akan mengubah masa kini seseorang. Selain itu, penulis ingin menyampaikan bahwa hanya dengan kekuatan hati, seseorang bisa memiliki kekuatan untuk menghadapi berbagai macam rintangan yang akan dihadapi.
Penulis: Restu Nasik Kamaluddin
- Novel Fantasi
- Novel Best Seller
- Novel Romantis
- Novel Fiksi
- Novel Non Fiksi
- Buku Tentang Perempuan
- Rekomendasi Novel Terbaik
- Rekomendasi Novel Horor
- Rekomendasi Novel Remaja Terbaik
- Rekomendasi Novel Fantasi
- Rekomendasi Novel Fiksi
- Rekomendasi Novel Dewasa
- Rekomendasi Novel Pernikahan
- Rekomendasi Novel Romantis Korea
- Rekomendasi Novel Romantis Islami
- Rekomendasi Novel Sejarah
- Rekomendasi Novel Tentang Kehidupan
- Review Novel Amba
- Review Novel Badai Pasti Berlalu
- Review Novel Catatan Harian Sang Pembunuh (Diary Of A Murderer)
- Review Novel Funiculi Funicula
- Review Novel Kita Pergi Hari Ini
- Review Novel Perempuan yang Menangis Kepada Bulan Hitam
- Review Novel Petualangan Jack dan Piggy Natal
- Review Novel The Architecture of Love
- Review Novel The Hunger Games
- Review Novel Samuel
- Review Novel One Of Us Is Next
- Review Novel Angkasa dan 56 Hari
- Review Novel Cantik Itu Luka
- Review Novel Dollagoot: Toko Penjual Mimpi
- Review Novel Guru Aini
- Review Novel Garis Waktu
- Review Novel The Star And I
- Resensi Novel Ruin and Rising
- Review Novel Crooked Kingdom
- Review Novel Six Of Crows
- Review Novel Kig Of Scars
- Review Novel Rules Of Wolves
- Review Novel Novel Botchan Natsume Soseki
- Review Novel Must Be a Happy Ending
- Review Novel Merindu Cahaya De Amstel
- Resensi Novel Teluk Alaska