Review Buku Novel Garis Waktu – Siapa sih yang tidak pernah mengalami jatuh cinta? Hampir semua orang yang ada di dunia ini akan, sedang, atau sudah merasakan jatuh cinta. Jatuh cinta pada seseorang yang disuka akan membuat kita bahagia, seperti waktu hanya milik berdua dan menghabiskan masa-masa bahagia bersamanya.
Sederhananya, jatuh cinta akan membuat hari-hari kita menjadi indah dan lebih berwarna. Jatuh cinta yang kita rasakan bisa kepada teman atau bisa juga dengan kenalan kita melalui media sosial, dari manapun asalnya, tidak akan menjadi masalah selama masih bisa melukiskan cerita-cerita indah.
Setiap orang yang sedang jatuh cinta pasti akan berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan hati seseorang yang dicintainya. Banyak hal yang akan dilakukan hanya untuk membuat hatinya luluh dan bisa menjadi kekasih.
Terlebih lagi, saat ini untuk mendapatkan pujaan hati bisa dilakukan dengan mudah karena sudah bisa melalui chat atau telepon, sehingga komunikasi tetap berjalan dan rasa cinta perlahan-lahan bisa tumbuh dengan baik. Jadi, jangan pernah menyerah untuk mendapatkan hati seseorang yang dicintai walaupun akan ada banyak rintangan yang menanti di kemudian hari.
Namun, jatuh cinta yang dirasakan oleh seseorang tak selamanya berjalan mulus, padahal hati sudah mencoba untuk tulus dan jatuh cinta pun harus pupus. Hal seperti itu, terkadang dirasakan oleh banyak orang ketika sedang jatuh cinta atau mungkin kamu salah satu orang yang pernah merasakan jatuh cinta yang harus berakhir dengan harapan yang pupus?
Ketika merasakan cinta yang pupus pasti hati merasa perih dan hari-hari pun terasa sedih. Dalam percintaan, cinta yang pupus sudah menjadi bagian didalamnya, sehingga ketika jatuh cinta seharusnya kamu sudah siap kalau akan terjadi hal seperti itu.
Merasakan cinta yang pupus memang sangat menyakitkan, tetapi biar bagaimanapun kita harus menjadi pribadi yang kuat karena hanya dengan kekuatan itulah, hati yang sakit menjadi lebih tenang. Dalam menyembuhkan luka pada hati yang tersakiti setiap orang membutuhkan waktu yang berbeda-beda karena dalamnya luka dan obat untuk menyembuhkan luka selalu berbeda-beda.
Meskipun begitu, kamu harus tetap percaya bahwa luka akibat cinta yang pupus tetap bisa disembuhkan serta jatuh cinta yang gagal akan diganti dengan rasa cinta yang penuh dengan kebahagiaan, sehingga kehidupan yang dijalani juga penuh dengan kebahagiaan.
Dibalik jatuh cinta yang harus pupus atau kanda akan ada pelajaran hidup yang bisa dipetik. Pelajaran hidup ini akan memberikan manfaat di masa depan, sehingga jatuh cinta tak jadi pupus melainkan menjadi kasih sayang yang berbalas tulus.
Meskipun untuk mengubah rasa cinta orang lain agar mencintai diri kita cukup sulit, tetapi kemungkinan itu masih akan terus ada, sehingga kita harus selalu berusaha. Selain itu, merasakan cinta yang pupus bisa membuat seseorang menjadi pribadi yang lebih kuat dan tegar dalam menghadapi perjalanan cinta yang sesungguhnya.
Pastinya akan ada banyak sekali pembaca, ketika cerita rasa cinta yang harus pupus dituangkan ke dalam novel. Salah satu novel yang isi ceritanya seperti itu adalah novel Garis Waktu karya Fiersa Besari atau lebih dikenal dengan sebutan Bung Fiersa.
Belajar Sains Sulit dan Membosankan? Kamu Bisa Belajar Sains dengan Seru dan Menyenangkan Disini!
Beliau merupakan seorang youtuber, pemusik, sekaligus. Bicara soal musiknya, ia sudah menciptakan beberapa lagu, seperti celengan rindu, Bandung, dan lain-lain. Bahkan, novel Garis Waktu ini sudah dijadikan sebuah film, sehingga bisa dibilang kalau novel ini banyak sekali peminatnya.
Dalam kesempatan kali ini, kita akan meresensi buku Garis Waktu karya Fiersa Besari atau lebih akrab dengan panggilan Bung Fiersa. Jadi, Grameds simak resensi ini sampai habis ya.
Table of Contents
Sinopsis Novel Garis Waktu – Fiersa Besari
Novel dengan judul Garis Waktu berupa kumpulan dari setiap pemikiran sekaligus perasaaan Fiersa Besari yang dikemas dalam bentuk cerita. Novel ini seperti berisi tentang cerita cinta yang harus berakhir dengan luka yang cukup dalam, sehingga harus mencari tahu cara agar luka itu dapat hilang.
Dari buku Garis Waktu ini akan dijelaskan bahwa satu-satunya cara untuk mengobati luka hati dengan mengikhlaskan kekasih hati memilih bersama orang lain. Ketika membaca buku ini, kita akan dibuat tersentuh oleh cerita-cerita yang dibagi ke dalam beberapa bab.
Dalam novel ini, Fiersa Besari menggambarkan suatu permasalahan tentang mencintai dan mengikhlaskan melalui tokoh “Aku” dan “Kamu”. “Aku” digambarkan sebagai seorang laki-laki yang sudah jatuh cinta kepada seorang perempuan yang digambarkan melalui tokoh “Kamu”.
Kedua tokoh yang disajikan oleh penulis ini akan menyajikan berbagai macam perasaan, mulai dari perasaan memendam perasaan, kemudian berharap bisa memilikinya, jatuh cinta dengan perempuan yang dicintai, merasakan patah hati, hingga puncaknya harus mengikhlaskan kepergian Wanita yang dicintai (Kamu).
Novel ini lebih banyak menggunakan alur maju, sehingga kita sebagai pembaca akan dibuat penasaran hal-hal apa yang akan terjadi pada cerita selanjutnya. Penulis menggambarkan tokoh “Aku” sebagai seseorang yang sedang diam-diam memiliki perasaan dengan wanita cantik yang diidam-idamkan. Meskipun perasaan cinta itu ada, tetapi “Aku” tetap belum berani untuk mengungkapkan rasa cintanya kepada “Kamu”.
Jam demi jam hingga hari demi hari tokoh “Aku” masih memendam rasa cintanya dan belum juga memiliki keberanian untuk mengungkapkannya. Di dalam diri “Aku” aku masih banyak sekali keraguan, sehingga ia masih bingung untuk memikirkan cara yang tepat agar rasa cintanya berbalas dengan tulus dan bisa hidup bersama selamanya.
Di sisi lainnya, sang wanita yang dicintai “Kamu” tidak kunjung peka juga, maka perasaan yang dipendam oleh “Aku” semakin sulit untuk diungkapkan. Meskipun perasaan rasa cinta belum bisa diungkapkan, tetapi komunikasi tetap berjalan. Komunikasi yang dilakukan, seperti berbalas pesan, hingga akhirnya menjadi teman baik. Dari teman baik inilah, perlahan-lahan rasa cinta yang dimiliki oleh “Aku” semakin tumbuh.
Hingga pada suatu waktu, “Aku” berhasil mengungkapkan perasaan cinta yang telah lama dipendam kepada wanita cantik itu. Setelah perasaan cinta berhasil diungkapkan, “Aku” sangat senang karena rasa cintanya dibalas dengan tulus dan wanita cantik itu pun setuju untuk melakukan komitmen kepada tokoh “Aku”. Dari komitmen itulah, mereka akhirnya menjadi sepasang kekasih. Hari demi hari kehidupan sebagai sepasang kekasih terus berlanjut.
Tidak hanya itu, kehidupan yang dialami oleh “Aku” setelah wanita cantik itu menjadi kekasihnya berubah. Perubahan itu membuat “Aku” menjadi pribadi yang lebih baik, sehingga cerita yang ada di dalam novel ini juga berisi tentang harapan dan cita-cita. Oleh karena itu, ketika membaca novel ini, pembaca akan menemukan beberapa nilai kehidupan yang bisa diambil.
Namun, kisah cinta yang awalnya dimulai dengan kebahagiaan, sang wanita perlahan-lahan mulai menunjukkan perilaku yang berbeda. Perubahan sikap dan perilaku itu membuat tokoh “Aku” bertanya-tanya mengapa kekasih hatinya mengalami perubahan sikap dan perilaku yang belum diketahui sebabnya. Hingga pada akhirnya, sang wanita (tokoh Kamu) ketahuan bahwa ia selingkuh dengan laki-laki lain.
“Aku” yang mengetahui hal itu seperti masih belum menerima kalau peristiwa itu benar-benar terjadi dan ia pun merasakan sakit hati yang cukup dalam. Setelah memasuki cerita ini, pembaca akan disuguhkan cerita-cerita yang menyedihkan, sehingga pembaca pun akan merasakan kesedihan yang dialami oleh tokoh “Aku”. Tak hanya itu, pembaca akan dibuat kecewa karena melihat sang wanita telah selingkuh dengan kekasih lain. Kesedihan yang digabung dengan rasa kecewa, maka akan membuat perasaan pembaca campur aduk.
Tokoh “Aku” bukan hanya merasakan luka yang cukup perih, tetapi ia harus rela kehilangan wanita yang dicintainya untuk memilih orang lain. Rasa kehilangan itu membuat tokoh “Aku” harus kuat untuk menerima sebuah pengkhianatan yang berasal dari wanita cantik yang telah dicintai sejak lama. bahkan, ia harus menerima kenyataan bahwa kekasih yang sudah dianggap bisa menemani masa tuanya harus berpindah ke pelukan orang lain.
Dari pengkhianatan itu, perlahan-lahan tokoh “Aku” mulai menyadari bahwa tak selamanya cinta itu bisa memiliki dan hanya bisa melihat ia lebih memilih bersama orang lain. Meskipun sudah merasakan pengkhianatan oleh wanita yang dicintainya, tetapi terkadang tokoh “Aku” masih terkenang dengan masa lalu yang indah saat wanita itu masih menjadi kekasih hati.
Lalu, apakah setiap kenangan bahagia yang dialami oleh “Aku” bisa kembali lagi, dan mereka bisa menjadi kekasih hingga masa tua? Atau apakah wanita yang telah dicintai oleh “Aku” benar-benar memilih orang lain dan menikah dengan orang itu? Supaya kamu menemukan jawabannya, maka segera beli buku Garis Waktu di Gramedia.com dan temukan jawabannya dari akhir perjalanan kisah cinta “Aku” sekaligus ikut merasakan kebahagiaan dan kesedihan dalam suatu kisah cinta.
Kamu bisa hanya dengan mengklik tombol “beli sekarang” yang ada di bawah ini, maka buku novel Garis Waktu yang penuh dengan kesedihan ini bisa kamu miliki dan dibaca menemani hari-hari kamu.
Keunggulan dari Novel Garis Waktu – Fiersa Besari
Novel dengan judul Garis Waktu yang ditulis oleh Fiersa Besari cocok dijadikan bahan bacaan karena memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:
1. Cover Elegan
Cover atau sampul depan merupakan salah satu kunci agar suatu buku atau novel dilirik oleh banyak pembaca. Maka dari itu, dengan cover yang berdesain elegan akan menarik banyak orang apalagi kalau sampul depannya terlihat lebih modern. Pada novel Garis Waktu karya Bung Fiersa (sapaan Fiersa Besari) memiliki sampul depan yang elegan, sehingga pembaca akan penasaran dengan cerita-cerita yang ada di dalam novel ini.
Warna putih yang begitu dominan pada sampul depan membuat calon pembaca seperti merasakan adanya kesucian atau ketulusan yang terkandung di dalam cerita. Kemudian, terdapat beberapa warna hitam atau warna cenderung gelap yang menggambarkan seolah-olah ada hal yang tidak baik.
2. Bahasa yang Mudah Dimengerti
Ketika membaca novel dan kita dapat memahami makna sekaligus pesan dengan mudah pasti akan lebih menyenangkan. Begitu juga dengan novel Garis Waktu karya Fiersa Besari yang di mana penulis menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh para pembaca, sehingga novel ini bisa dibaca oleh berbagai macam umur, mulai dari berusia remaja hingga orang dewasa.
Meskipun terkadang di beberapa cerita, penulis menggunakan majas-majas tertentu, tetapi pembaca tetap akan mudah untuk memahami alur ceritanya. Dengan begitu, pembaca akan mudah untuk merasakan setiap suasana yang terjadi pada setiap cerita, seperti suasana bahagia, sedih, dan kecewa. Bahkan, perpaduan bahasa yang mudah dimengerti dengan majas-majas tertentu semakin membuat cerita pada novel ini menarik, sehingga pembaca tidak akan bosan ketika membacanya.
3. Mengajarkan Kita Untuk Ikhlas Menerima Kenyataan
Setiap novel pasti akan selalu ada pesan atau amanat yang bisa diambil dan dijadikan sebagai panduan dalam menjalani hidup. Ketika membaca novel seperti itu pasti kita akan merasa bangga karena bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Terlebih lagi pesan atau amanat akan mudah dipahami karena digambarkan melalui cerita yang diperankan oleh tokoh-tokoh yang ada di dalam novel.
Novel Garis Waktu ini berisi tentang seorang laki-laki yang memendam rasa cintanya kepada wanita cantik idamannya, tetapi setelah mereka menjalani suatu komitmen ternyata kisah cinta itu harus berakhir tidak seperti yang diharapkan. Sang pria yaitu “Aku” harus menerima kenyataan kalau kekasihnya selingkuh dan ia pun harus ikhlas menerima kenyataan ini. Dari keikhlasan yang ditunjukkan oleh “Aku” inilah kita sebagai pembaca akan sadar bahwa dalam menjalani kisah cinta dibutuhkan keikhlasan ketika kenyataan tak sesuai dengan harapan.
4. Adanya Beberapa Kutipan
Beberapa novel yang ada kutipannya akan terlihat lebih menarik, sehingga pembaca tidak merasa bosan ketika membacanya. Kutipan-kutipan ini tidak boleh terlalu banyak dan tidak boleh terlalu sedikit.
Pada beberapa bagian terutama pada bagian akhir dari novel Garis Waktu terdapat beberapa kutipan yang membangun suasana cerita. Meskipun diletakkan di bagian akhir, tetapi setiap kutipan itu bisa dijadikan sebagai motivasi kehidupan terutama yang berkaitan dengan percintaan. Oleh sebab itu, ketika membaca novel ini, kamu harus membacanya hingga akhir agar bisa mengetahui kutipan-kutipan yang penuh dengan makna.
Penasaran dengan isi lengkap dari buku Garis Waktu karya Fiersa Besari? Kamu bisa klik gambar buku di bawah ini atau klik “beli sekarang” dan milki bukunya sekarang juga.
Kekurangan dari Novel Garis Waktu – Fiersa Besari
Novel yang ditulis oleh Fiersa Besari dengan judul Garis Waktu bukan hanya memiliki kelebihan, tetapi juga memiliki kekurangan. Beberapa kekurangan buku Garis Waktu sebagai berikut.
Alur Maju
Novel Garis Waktu menggunakan alur maju, sehingga pembaca akan merasa bosan karena tidak ada cerita masa lalu dari “Aku” atau “Kamu”. Selain itu, alur maju ini bisa saja membuat pembaca kurang menarik untuk menyelesaikan novel ini. Bahkan, bagi sebagian pembaca dengan alur maju ini akan mudah menebak jalan ceritanya. Meskipun alur maju bisa dibilang sebagai kekurangan dari buku Garis Waktu, tetapi tidak akan meninggalkan kesan kagum setelah membaca novel ini.
Hanya Mengutamakan Cerita “Aku” dan “Kamu”
Kekurangan berikutnya yang ada pada novel Garis Waktu adalah penulis lebih mengutamakan tokoh “Aku” dan “Kamu”, bahkan hampir pada semua cerita isinya hanya ada dua tokoh itu, sehingga bisa membuat pembaca merasa kalau cerita kurang berwarna. Meskipun begitu, cerita-cerita yang ada di dalam novel ini masih tetap bisa dinikmati dan mendapatkan pesan atau amanat.
Quote Buku Garis Waktu – Fiersa Besari
Uniknya dari buku Garis Waktu lainnya adalah didalamnya terdapat quote atau kutipan yang bisa membuat pembaca semakin tersentuh ketika membacanya. Quote buku Garis Waktu karya Fiersa Besari sebagai berikut.
1. Perasaan laksana hujan, tak pernah datang dengan maksud yang jahat. Keadaan dan waktulah yang membuat kita membenci kedatangannya.
2. Terkadang, pertemuan dan perpisahan terjadi terlalu cepat. Namun kenangan dan perasaan tinggal terlalu lama.
3. Cinta bukan melepas tapi merelakan. Bukan memaksa tapi memperjuangkan. Bukan menyerah tapi mengikhlaskan. Bukan merantai tapi memberi sayap.
4. Aku, biarlah seperti bumi. Menopang meski diinjak, memberi meski dihujani, diam meski dipanasi. Sampai kau sadar, jika aku hancur kau juga.
5. Jika saatnya tiba, sedih akan menjadi tawa, perih akan menjadi cerita, kenangan akan menjadi guru, rindu akan menjadi temu, kau dan aku akan menjadi kita.
6. Jatuh hati tidak pernah bisa memilih. Tuhan memilihkan. Kita hanyalah korban. Kecewa adalah konsekuensi, bahagia adalah bonus.
7. Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju, akan ada saatnya kau terluka dan kehilangan pegangan.
8. Jika kasmaran adalah narkotik, maka kau adalah bandarnya. Dan aku bagaikan pecandu yang rela menggadaikan jiwa demi menatap matamu sekali lagi.
9. Pada suatu ketika, jagat raya mempertemukan kita dengan caranya yang sederhana. Pada suatu ketika pula, jagat raya memisahkan kita dengan caranya yang luar biasa.
10. Aku ingin kau rindukan, aku ingin kau kejar, aku ingin kau buatkan puisi. Lalu aku akan bertingkah tidak peduli, agar kau tahu rasanya jadi aku.
Kesimpulan Novel Garis Waktu – Fiersa Besari
Kesimpulan dari resensi buku Garis Waktu karya Fiersa Besari adalah cerita-cerita yang ada pada buku Garis Waktu karya Fiersa Besari digambarkan oleh dua tokoh utama yaitu “Aku” dan “Kamu”. Kedua tokoh itu menggambarkan kisah cinta awalnya manis dan saling berkomitmen, tetapi di tengah jalan harus merasakan perih karena adanya sebuah pengkhianatan. Dengan cerita seperti itu, perasaan pembaca akan bercampur aduk, sehingga bisa merasakan apa yang dirasakan oleh “Aku”.
Pembaca akan dibuat sadar oleh Fiersa Besari melalui novel Garis Waktu kalau menatap seseorang yang kita cintai tak selamanya bisa menetap bersamanya di kemudian hari. Oleh karena itu, buku ini sangat pas untuk dijadikan teman baca terutama bagi kamu yang membutuhkan suatu kekuatan setelah mengalami patah hati. Dengan membaca novel ini, kamu akan sadar bahwa cinta tak selamanya harus memiliki, sehingga harus bisa belajar untuk mengikhlaskan seseorang yang dicintai lebih memilih orang lain.
Penulis: Restu Nasik Kamaluddin
- Novel Fantasi
- Novel Best Seller
- Novel Romantis
- Novel Fiksi
- Novel Non Fiksi
- Buku Tentang Perempuan
- Rekomendasi Novel Terbaik
- Rekomendasi Novel Horor
- Rekomendasi Novel Remaja Terbaik
- Rekomendasi Novel Fantasi
- Rekomendasi Novel Fiksi
- Rekomendasi Novel Dewasa
- Rekomendasi Novel Pernikahan
- Rekomendasi Novel Romantis Korea
- Rekomendasi Novel Romantis Islami
- Rekomendasi Novel Sejarah
- Rekomendasi Novel Tentang Kehidupan
- Review Novel Amba
- Review Novel Badai Pasti Berlalu
- Review Novel Catatan Harian Sang Pembunuh (Diary Of A Murderer)
- Review Novel Funiculi Funicula
- Review Novel Kita Pergi Hari Ini
- Review Novel Perempuan yang Menangis Kepada Bulan Hitam
- Review Novel Petualangan Jack dan Piggy Natal
- Review Novel The Architecture of Love
- Review Novel The Hunger Games
- Review Novel Samuel
- Review Novel One Of Us Is Next
- Review Novel Angkasa dan 56 Hari
- Review Novel Cantik Itu Luka
- Review Novel Dollagoot: Toko Penjual Mimpi
- Review Novel Guru Aini
- Review Novel Garis Waktu
- Review Novel The Star And I
- Resensi Novel Ruin and Rising
- Review Novel Crooked Kingdom
- Review Novel Six Of Crows
- Review Novel Kig Of Scars
- Review Novel Rules Of Wolves
- Review Novel Novel Botchan Natsume Soseki
- Review Novel Must Be a Happy Ending
- Review Novel Merindu Cahaya De Amstel
- Resensi Novel Teluk Alaska