in

Review Novel Moby Dick Karya Herman Melville

Moby Dick – “Panggil aku Ismail.” merupakan kalimat pembuka yang menjadi sejarah besar dalam dunia sastra. Novel Moby Dick yang sempat tidak diakui keberadaannya kini menjadi salah satu novel yang paling dicari para pembaca di seluruh dunia.

Herman Melville, adalah seorang penulis besar Amerika Serikat. Berkat karyanya tentang paus putih raksasa ini membuat namanya melambung tinggi dan menjadi salah satu novel klasik dunia. Novel ini disebut sebagai sebuah novel epik tentang perburuan ikan paus yang legendaris.

Moby Dick ditulis oleh Melville dalam kurun waktu satu tahun. Pemilihan judul Moby Dick ini terinspirasi dari kapal The Essex yang tenggelam karena paus buas jenis Mocha Dick pada tahun 1821. Kapten Pollard, kapten kapal The Essex terombang-ambing di laut tanpa makanan dan air bersih selama tiga bulan dan mereka terpaksa menjadi kanibal sebelum akhirnya diselamatkan.

Pengalaman Pollard inilah yang membawa Menville pada maha karyanya “Moby Dick”. Novel ini Melville tulis berdasarkan observasinya terhadap sejumlah laporan serangan paus di dunia nyata. Melville sendiri memiliki pengalaman kelautan, pada usianya 18 tahun ia bergabung dengan kapal dagang, yang sedikit banyak mempengaruhi karyanya di kapal penjelajah Pequod dalam Moby Dick.

Meskipun “Moby-Dick” awalnya tidak mendapat banyak pengakuan saat diterbitkan, karya ini kemudian diakui sebagai salah satu novel Amerika yang paling penting dan berpengaruh dalam sastra dunia. Novel yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1852 ini dijanjikan oleh Melville sebagai sebuah cerita petualangan yang mencekam.

Karena Moby Dick dinilai epik yang tragis membuat pembaca sulit menerimanya hingga pada tahun 1920-an, para sarjana menemukan karya-karya Melville, terutama “Moby Dick” ini yang kemudian menjadi daftar bacaan pokok di sekolah menengah di seluruh Amerika Serikat.

Moby Dick, Kisah Perburuan Paus Putih Raksasa yang Legendaris

Moby Dick bercerita tentang pengajar yang bernama Ismail. Kalimat pembuka di dalam novel ini menjadi salah satu ikon besar dalam dunia sastra. “Panggil aku Ismail.” Ismail digambarkan sebagai seorang anak muda dengan wawasan yang luar biasa.

Ia merasa jenuh dan hasratnya memanggil-memanggil Ismail untuk berpetualang. Sampai suatu hari Ismail ikut dalam sebuah pelayaran kapal laut untuk memburu ikan paus. Pada masa itu, abad 19, minyak ikan paus adalah sumber energi utama karena minyak fosil belum banyak digunakan.

Ismail berteman dengan seorang pagan bar-bar yang kanibal bernama Queequeg, seorang penembak harpoon yang di tubuhnya dipenuhi dengan tato. Mereka berdua kemudian bergabung dengan kapal Pequod yang berangkat dari Nantucket. Kapal tersebut dinahkodai oleh Kapten Ahab –yang diketahui belakangan sebagai seseorang yang obsesif.

Di Nantucket, tempat itu merupakan pusat industri perburuan paus dan Ismail menemukan kapal Pequod yang unik –yang bahan-bahan pembangunan kapal tersebut berasal dari bagian-bagian tubuh dan tulang-belulang ikan paus sampai ke gigi-giginya.

Kapal Pequod berlayar di lautan dengan Ahab sebagai komandannya, ia memiliki tujuan yang tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun untuk menemukan dan mengalahkan Moby-Dick, seekor ikan paus sperma putih yang membuat Kapten Ahab hanya memiliki satu kaki akibat dari pelayaran sebelumnya.

The Architecture of Love | Di balik Pena

Ahab meyakini bahwa Moby Dick ini adalah makhluk jahat dan Ahab ingin membalas dendam dengan membawa semua kru kapalnya untuk menangkap Moby-Dick. Ahab memiliki obsesi yang besar untuk memburu ikan paus putih raksasa tersebut.

Kapten Ahab membawa seluruh krunya hingga ke ujung dunia, dendam kesumatnya pada Moby Dick membuat ia hilang akal dan tidak memikirkan bagaimana nasib para kru di kapal Pequod tersebut.

Ketika para kru kapal mendengar bahwa tujuan pelayaran tersebut adalah untuk memburu Moby Dick, mereka lantar tidak menyetujuinya. Karena mereka hanya ingin berburu paus biasa dan pulang dengan membawa keuntungan yang besar.

Namun, karena Kapten Ahab yang bersikeras bahwa mereka harus menuruti perintahnya dengan mengiming-imingi para kru dengan koin emas bagi awak kapal siapa saja yang berhasil menemukan ikan paus putih raksasa tersebut pertama kali.

Akhirnya, kapal Pequod pun tiba di Samudra Hindia. Beberapa awak kapal menangkap paus dan mengambil lemaknya. Namun, Ahab tetap menginginkan Moby Dick, bahkan setiap kali ia bertemu dengan sesame kapal pemburu, Kapten Ahab selalu bertanya tentang penampakan Moby Dick yang terlihat di bagian laut sebelah mana.

Kapten Boomer dari kapal Samuel Enderby yang telah kehilangan satu tangan akibat bergulat dengan Moby Dick memperingatkan Ahab tentang tragedi yang selalu menimpa siapa saja karena memburu Moby Dick.

Peringatan Boomer menjadi kenyataan. Tashtego, salah seorang penombak nyaris tenggelam bersama bangkai paus yang ia tangkap sendiri. Bahkan para awak kapal lainnya sempat tercebur ke tengah Samudra dan menjadi gila. Tak lama kemudian, topan mengamuk dan menghantam kapal Pequod yang mengakibatkan salah satu kru terjatuh dan tenggelam.

Kapten Ahab malah kegirangan dan menganggap kejadian tersebut sebagai pertanda sudah dekat dan akan segera bertemunya ia dengan Moby Dick. Sebaliknya, para awak kapal Pequod, anak buah Kapten Ahab justru ketakutan melihat obsesi yang tiada hentinya sang kapten dan berpikir untuk membunuh Ahab agar perburuan tersebut cepat berakhir.

Akhirnya, mereka bertemu dengan paus legendaris si Moby Dick itu. Moby Dick selalu berkelit, para penombak siap-siap untuk beraksi. Paus itu mengamuk dan menghantam kapal Pequod dan menewaskan para awak kapal tersebut.

Kapten Ahab pun terjun langsung menjadi penombak, merasa penuh dendam ia menghujamkan tombak ke tubuh Moby Dick. Akan tetapi, leher sang kapten terjerat tali tombak dan paus putih raksasa itu menyeret Kapten Ahab ke dasar Samudra.

Kapal Pequod hancur lembur tidak menyisakan apa-apa dengan membawa seluruh awak kapal. Yang tersisa hanyalah Ismail, ia selamat dengan terlempar jauh dari kapal. Semalaman Ismail berpegangan pada peti kayu hingga sebuah kapal pemburu paus lainnya menyelamatkannya.

Ismail di dalam novel “Moby Dick” berperan sebagai narator yang menceritakan pengalamannya sebagai pelaut di kapal Pequod. Ismail menjadi saksi dari obsesi Ahab dan kegilaannya mengejar Moby Dick. Ismail menjadi seorang pengamat yang cerdik, ia mencerminkan kompleksitas manusia tentang dendam, obsesi, konflik dengan alam, dan ambisi yang melampaui batas.

Yakin nggak penasaran dengan kemampuan dari Ismail? Yuk, biar rasa penasarannya hilang langsung dapatkan bukunya dengan klik gambar buku di bawah ini, ya.

 

Review Novel Moby Dick Karya Herman Melville

Pros & Cons

Pros
  • Sebuah novel besar dengan banyak referensi, Melville menggabungkan fiksi, biologi, puisi, dan panduan menangkap ikan dalam satu buku.
  • Terdapat pembahasan yang ilmiah, seperti ilmu tentang ikan paus yang sangat rinci, bagaimana cara berlayar, dan berburu ikan paus.
  • Novel yang memiliki karakterisasi yang kuat, gambaran yang hidup tentang kelautan, dan pesan moral yang berlimpah.
Cons
  • Sang narator, Ismail, lama-kelamaan seperti menghilang yang padahal diceritakan sebagai tokoh utama. Cerita berfokus pada Kapten Ahab dengan obsesinya yang tinggi.

 

Moby Dick menjadi salah satu klasik yang sangat layak mendapat apresiasi tinggi. Novel yang ditulis selama kurun waktu satu tahun ini tentunya tidak menyajikan cerita yang biasa saja. Herman Melville sebagai penulis banyak menggunakan referensi yang kaya. Kita bisa membayangkan, Melville menghabiskan satu tahun untuk menulis novel ini dengan berapa banyak buku-buku yang telah ia baca.

Novel ini menjadi salah satu novel proyek terbesar Melville, karena novel “Moby Dick” ini tidak hanya terbatas pada kisah perburuan seorang pelaut untuk memburu ikan paus legendaris. Tapi juga di dalamnya terdapat banyak pengetahuan dan wawasan tentang kelautan.

Melville menggabungkan fiksi, biologi, puisi, drama, kenyataan, dan panduan dalam menangkap ikan dalam satu buku. Pembaca akan menemukan pembahasan ilmiah tentang ikan paus secara rinci, tentang bagaimana menjadi seorang pelaut dan melakukan pelayaran, dan tentunya tentang bagaimana menangkap atau berburu ikan paus.

Melville yang memiliki pengalaman langsung dalam pelayaran di kelautan terlihat jelas dalam deskripsi-deskripsi yang hidup dan realistis tentang kehidupan laut, kapal, dan ikan paus dalam novel ini. Ia menggambarkan keindahan sekaligus keganasan lautan dengan detail.

“Moby Dick” juga adalah novel yang memiliki karakterisasi yang kuat tentang para tokoh yang digambarkan dalam novel, lewat tokoh Kapten Ahab kita bisa menilai betapa manusia dipenuhi dengan obsesi dan ambisi yang tak kunjung puas.

Melalui tokoh Ahab juga kita bisa mengambil pesan moral bahwa manusia harus bisa dan senantiasa mengerem sifat serakah tersebut dan memaafkan dendam sebelum pada akhirnya malah mendatangkan malapetaka dan bahaya yang tidak hanya berlaku untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk orang lain.

Kehadiran Ismail sebagai narator yang perlahan-lahan seperti menghilang –yang padahal diceritakan sebagai tokoh utama tidak membuat novel ini kehilangan wibawanya untuk dibaca. Meskipun cerita jadi berfokus pada Kapten Ahab dengan obsesinya yang tinggi, Ismail sebagai narator rupanya cukup mahir sebagai tokoh yang bisa belajar dari sekitarnya.

Di era sekarang, novel “Moby Dick” menjadi bacaan wajib. Karena merupakan sebuah karya sastra klasik yang paling penting dalam sejarah. Dengan membaca novel ini, pembaca bisa memperoleh wawasan tentang sifat-sifat manusia, menggali nilai moral, dan merasakan sensasi kehidupan di laut lepas

Dapatkan buku “Moby Dick” ini di gramedia.com, ya. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Melani Wulandari

 

Rekomendasi Buku Terkait

English Classics: Peter Pan

 

“Menjadi anak-anak selamanya, sangat menyenangkan” salah satu kutipan kata menarik yang menjadi garis besar cerita yang terdapat dalam buku Peter Pan karya J. M. Barrie. Dalam buku ini mengisahkan tokoh fiksi bernama Peter Pan yang cukup familiar pada tahun 90an. Peter Pan yang digambarkan sebagai sosok pemuda berandal tetapi baik hati yang menjadi pemimpin para anak-anak hilang yang akan mengikuti kemanapun Peter Pan akan pergi.

Buku berbahasa Inggris ini memiliki kisah perjalanan yang dapat dibaca untuk segala usia karena berbagai masalah, bagaimana mengatasi masalah-masalah tersebut serta berbagai pengalaman dan ilmu tentang kehidupan serta juga terdapat kisah romance yang cocok untuk pembaca usia remaja yang dikemas dengan sangat baik oleh penulis tetapi tidak berat untuk dibaca anak-anak menjadikan buku ini dapat menjadi salah satu pilihan bacaan yang asik.

English Classics: The Strange Case of Dr. Jekyll and Mr. Hyde

 

“Inilah, menurut pendapat saya, karena banyaknya manusia, sehingga kita bertemu dengan meraka, maka bercampurlah dari manusia yang baik hingga yang jahat”

Klasik Bahasa Inggris: Kasus Aneh Dr. Jekyll dan Mr Hyde

Klasik Bahasa Inggris merupakan koleksi literasi yang diperuntukkan untuk meningkatkan ketertarikan dalam membaca buku-buku klasik. Buku ini salah satunya juga memasukkan cerita Kasus Aneh Dr. Jekyll dan Mr Hyde.

Ayo kita rasakan kegelapan dan ketegangan cerita di Kasus Aneh Dr. Jekyll dan Mr Hyde

Sumber: Berbagai sumber

 

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy