in

Review Buku Kuasa Uang Karya Burhanuddin Muhtadi

Kuasa Uang – Secara umum, buku ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana dinamika politik uang yang ada dalam pemilu di Indonesia. Selain itu, juga untuk melihat bagaimana tatanan kelembagaan politik yang terjadi pada pasca orde baru tersebut dapat menjelaskan prevalensi atas pertanyaan-pertanyaan mendasar yang dikemukakan dalam kajian klientelisme, seperti pola politik uang, faktor determinan yang mempengaruhi, mekanisme penargetan, serta efektivitas politik uang.

Buku ini menyajikan secara detail sebuah studi komprehensif mengenai dinamika praktik jual-beli suara dalam demokrasi Indonesia pasca orde baru. Buku yang diadopsi dari disertasi penulisnya, yaitu Burhanuddin Muhtadi di Australia National University (ANU) ini seakan membenarkan bahwa senyatanya politik Indonesia dibangun atas praktik patronase dan praktik politik uang.

Untuk kamu yang tertarik dengan pembahasan terkait politik uang di Indonesia, buku ini cocok sekali untuk kamu kulik. Sebelum itu, biar kamu semakin yakin untuk memiliki buku ini, maka kamu bisa lihat dulu review singkat di sini, ya.

Sinopsis Buku Kuasa Uang

Politik uang dalam pelaksanaan pemilu pasca orde baru karya Burhanuddin Muhtadi, menjelaskan terkait apa saja dampak politik uang terhadap akuntabilitas lembaga demokrasi serta bagaimana representasi kebijakan di negara-negara demokrasi.

Dalam konteks kegiatan pemilu di Indonesia, tidak dipungkiri bahwa praktik pembelian uang berupa jual-beli suara sudah dianggap sebagai hal yang lumrah. Dapat dilihat dari adanya sebagian masyarakat yang justru sangat antusias menunggu pemilu, dikarenakan pada saat-saat inilah mereka akan menerima amplop berisi uang atau sembako dari para politisi yang mencalonkan diri.

Jika diibaratkan pemilu di Indonesia ini seperti kegiatan perdagangan; situ jual berapa, gua beli sini, kalau kurang kita tukar tambah lewat jabatan saja ya. Oleh sebab itu, tidak heran jika kita sering dibohongi oleh politisi yang selalu menggembar-gemborkan kata-kata keadilan, kesejahteraan, kesuksesan, dan omong kosong lain.

Tentunya, kita juga sudah bosan dengan ajang politik yang begitu-begitu saja dengan pola yang sama, tidak hanya politisi karatan saja yang berkali-kali mencalonkan diri, melainkan juga  keluarga politisi, kolega oligarki, dan tentunya beberapa pengusaha yang mencoba peruntungan dalam politik ini. Sudah dapat dipastikan semuanya akan masuk ke lingkaran setan politik uang, baik itu dari suap surat rekomendasi partai sampai vote buying.

Review Buku Kuasa Uang

Argumen utama dalam buku ini yaitu tentang faktor-faktor kontekstual, terutama terkait bagaimana penggunaan sistem proporsional terbuka dalam pemilu legislatif di Indonesia dapat menjelaskan dinamika praktik politik uang.

Pada pemilu yang diselenggarakan dari tahun 2009-2019, kita ditunjukkan suatu fenomena politik uang yang terjadi secara masif, yaitu fenomena jual-beli suara. Jual-beli suara yaitu kegiatan pemberian uang dari calon legislatif kepada masyarakat dengan tujuan untuk merebut suara masyarakat.

Sehingga tidak heran ketika pemilu legislatif berlangsung, terdapat beberapa anekdot tentang pemilu diantaranya yang sering kita dengar yaitu NPWP (nomor piro wani piro). Lelucon semacam itu membuktikan bahwa praktik jual-beli suara sudah marak terjadi di Indonesia.

Buku ini berhasil menggambarkan betapa buruknya praktik demokrasi di Indonesia. Adanya malpraktek elektoral ini tidak hanya menonjol dalam pemilu nasional saja, tetapi juga dalam pemilu kepala daerah.

The Architecture of Love | Di balik Pena

Oleh karena itu, dengan mengakarnya praktik politik uang, maka secara alami para calon legislatif justru seolah menghindari jalur akademik. atau hal yang sifatnya substantif dalam meraih suara masyarakat, tapi justru menikmati serta memilih jalan pintas yang sederhana dengan menggunakan uang.

Profil Penulis

Buku Kuasa Uang merupakan karya Burhanuddin Muhtadi. Burhanuddin merupakan seorang penulis, dosen, dan Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia sejak tahun 2013. Selain sebagai peneliti dan pengajar, Burhanuddin juga dikenal sebagai analis atau pengamat politik yang kerap kali muncul di berbagai media sebagai narasumber untuk berbicara masalah-masalah terkait sosial-politik.

Burhanuddin mendapatkan gelar doktor dalam bidang ilmu politik dari Australia National University (ANU), ia mengangkat disertasi yang berjudul “Buying Votes in Indonesia Partisans, Personal Networks, and Winning Margins”. Disertasi tersebut kemudian dibuat versi bahasa Indonesia dan diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia dengan judul “Kuasa Uang: Politik Uang dalam Pemilu Pasca-Orde Baru”

Kelebihan, Kekurangan, dan Rating

Pros & Cons

Pros
  • Mengangkat isu praktik politik uang pada kegiatan pemilu di Indonesia
  • Menyuguhkan informasi tentang politik uang dengan sangat elegan
  • Dapat dijadikan bahan evaluasi untuk politik Indonesia kedepannya
Cons
  • Gaya bahasa cukup sulit dipahami

 

Setelah membahas sinopsis dan review buku ini, selanjutnya kita akan membahas apa saja kelebihan, kekurangan, serta rating buku Kuasa Uang karya Burhanuddin Muhtadi. Karena setiap buku pasti memiliki penggemarnya masing-masing, sehingga akan ada yang disukai dan tidak disukai oleh para pembacanya.

Kelebihan pertama dalam buku ini yaitu buku ini mengangkat isu tentang praktik politik uang pada kegiatan pemilu di Indonesia. Maraknya praktik politik uang selama pemilu diperlihatkan sangat jelas dalam buku ini. Buku ini pun bukan sekedar mengomentari permainan politik uangnya, menghajar oknum yang melakukannya, tetapi juga menghancurkan arena permainan politik uangnya.

Kedua, buku ini menyuguhkan informasi-informasi tentang politik uang dengan sangat elegan dengan menggunakan referensi yang ketat, penyajian serta analisis data yang sangat ilmiah. Hal tersebut tentunya dapat menghancurkan gap antara teori dan praktik yang pada kenyataannya sangat jauh perbedaannya, yang nantinya justru dapat menjadi kekuatan memikat pada buku ini.

Ketiga, buku ini dapat dijadikan bahan evaluasi untuk politik Indonesia kedepannya. Hal ini karena, salah satu gagasan yang ditawarkan oleh Burhanuddin dalam buku ini adalah melakukan evaluasi terhadap sistem pemilu proporsional terbuka ke proporsional tertutup. Dengan ini diharapkan akan mengurangi jual beli suara pada saat kegiatan pemilu dilaksanakan, agar kontestasi elektoral bergerak ke arah politik yang lebih programatik.

Selain terdapat kelebihan, dalam buku ini juga terdapat kekurangan. Kekurangan dalam buku ini yaitu gaya bahasa yang sulit dipahami. Meskipun judul buku ini terkesan mudah dipahami yang diibaratkan hanya perlu satu kali perjalanan, namun sebenarnya juga tidak semudah itu.

Buku ini penuh dengan pembahasan politik Indonesia yang mungkin hanya dapat dipahami oleh orang-orang yang tertarik dalam dunia politik yang dapat melakukan analisa lebih lanjut mengenai apa yang sudah dibacanya dalam buku ini.

Buku ini mendapatkan rating yang cukup bagus, bahkan bisa dikatakan mendekati sempurna. Rating yang didapatkan buku ini sebesar 4.8 dari 5 bintang. Tentunya ini menunjukkan bahwa cukup banyak pembaca tertarik dengan isu politik di dalam buku ini.

Penutup

Demikianlah review singkat mengenai buku Kuasa Uang karya Burhanuddin Muhtadi. Buku ini memiliki pembahasan yang menarik terkait politik uang bagi penggemar isu politik sehingga mendapatkan rating  yang bagus.

Pengangkatan isu politik terkait praktik politik uang dalam pemilu di Indonesia tentunya akan membuat para pembaca penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi pada kegiatan pemilu di Indonesia.

Buku ini berhasil menampilkan betapa buram dan kacaunya praktik demokrasi di Indonesia. Malapraktik pun banyak terjadi di berbagai tingkatan pemilu yang dilaksanakan di Indonesia. Secara gamblang buku ini menjelaskan latar belakang dan cara yang digunakan untuk pembelian suara di Indonesia.

Jika kamu tertarik dengan pembahasan isu politik di Indonesia dan penasaran bagaimana praktik politik uang bisa terjadi, buku Kuasa Uang bisa jadi salah satu daftar bacaan kamu. Kamu dapat membeli buku ini di gramedia.com, ya.

Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Fiska Rahma Rianda

 

Rekomendasi Buku

1. Semburan Kritik Pedas

Buku Semburan Kritik Pedas merupakan karya Tjipta Lesmana yang didalamnya berisi banyak tulisan lepas Tjipta Lesmana. Dapat kita rasakan bahwa Tjipta sangat menonjolkan perumpamaan-perumpamaan ketika menulis. Tulisan yang rumit pun dapat diubahnya menjadi tulisan yang mudah dimengerti, bahkan dapat mengundang rasa penasaran pembaca untuk mengulik tulisannya lebih dalam.

Pembahasan dalam buku ini berisi banyak persoalan, mulai dari soal tentang ketidakadilan yang terjadi pada akar sampai soal elite yang menurutnya sangatlah penting untuk dicarikan solusinya. Sebuah gambaran seorang Tjipta Lesmana untuk negeri tercinta ini memang terasa pedas, karena disampaikan sesuai fakta yang ada.

Tjipta Lesmana merupakan salah satu penulis yang mempunyai gaya tulisan mirip reportase, tidak heran jika ia dijuluki sebagai “Sang Jurnalis-Profesor” dalam buku ini. Gaya nya dalam menyampaikan pesan dan gagasan tidak hanya terpaku pada akademik saja.

Buku ini dibuat sebagai persembahan untuk penggemar karya-karya Tjipta Lesmana yang selama ini hanya menikmati tulisannya melalui Koran Harian Rakyat Merdeka. Dengan diterbitkannya buku ini, diharapkan dapat mengobati rasa rindu kalian akan tulisan-tulisan “Sang Jurnalis-Profesor”.

2. Politik Pemberantasan Korupsi

Buku Politik Pemberantasan Korupsi merupakan buku yang ditulis oleh Rizki Febari. Pada akhir abad ke-20 institusi badan anti-korupsi menjadi sangat populer di tiap negara untuk memberantas korupsi yang semakin merajalela. Namun sejauh ini, sistem dan kinerja institusi anti-korupsi masih penuh dengan teka-teki.

Negara-negara yang banyak membentuk institusi ini adalah negara yang baru saja mengalami transisi menuju negara demokrasi. Hongkong menjadi salah satu negara yang sukses menjadi panutan karena badan anti-korupsi nya efektif dalam menerapkan strateginya.

Melalui buku ini, kita dapat melihat bagaimana badan anti-korupsi Indonesia yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dapat mencontoh dan menerapkan kesuksesan Independent Commission Against Corruption (ICAC) yang merupakan badan anti-korupsi milik Hongkong.

Apersepsi, Modus, dan Kasus Korupsi

Buku ini mencoba memberi alternatif literasi tentang korupsi dengan kemasan sederhana dan mudah dicerna. Mulai dari membangun apersepsi pembaca tentang pasal korupsi, dan diakhiri dengan contoh kasus yang sudah menjadi berita di media massa cetak, elektronik, dan digital sesuai dengan waktu pemberitaannya.

Penyajian contoh kasus yang menayangkan berita disertai gambar yang disangkakan atau divonis sesuai dengan berita dari media yang dikutip tidaklah memiliki maksud berlebih selain memberi tambahan keyakinan pada pembaca tentang peristiwa hukum berkaitan dengan pembahasan pasal menurut delik hukumnya yang terjadi saat itu sesuai dengan hari dan waktu ketika berita ditayangkan oleh media tersebut tanpa ada unsur penambahan materi beritanya.

Sumber:

  • https://suarakampus.com/demokrasi-for-sale-kuasa-uang-dalam-pemilu-indonesia/

 

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy