in

Perbedaan Dropship dan Reseller, Cari Tahu Perbedaan Keduanya!

Sumber: Kompas.com

Perbedaan dropship dan reseller – Sistem penjualan memang banyak sekali jenisnya, mulai dari direct selling, dropship, reseller, dan masih banyak lagi. Semakin berkembangnya teknologi, maka kegiatan berjualan online semakin maju.

Mungkin Anda tidak asing dan sering mendengar tentang dropship dan reseller dalam dunia jual beli online. Pada kedua istilah ini tentu saja mempunyai makna yang berbeda dan masih banyak orang yang belum mengetahuinya. Pengertian reseller dan dropship harus kita ketahui lebih dahulu sebelum membahas mengenai perbedaannya.

Dropship adalah kegiatan seseorang untuk menjual barang kembali dengan mempromosikan sebuah barang tanpa harus memikirkan stok barang.

Konsep bisnis dropshipping yaitu si penjual dropship atau dropshipper menghubungkan produsen atau pemasok yang biasanya importir atau pusat kulakan dengan pembeli. Dalam hal ini, dropshipper menjadi pihak ketiga.

Jadi, Grameds bisa menjual suatu produk orang lain yang mana sudah bekerja sama atau lebih jelasnya penjual itu sebagai perantara antara pembeli dan pemilik barang. Bagi orang yang melakukan dropship disebut juga dropshipper. Dropshipper bisa kamu coba juga di e-commerce seperti Shopee.

https://www.gramedia.com/products/diet-keto-berani-mencoba-tantangan-diet-rendah-karbohidrat?utm_source=bestseller&utm_medium=bestsellerbuku&utm_campaign=seo&utm_content=BestSellerRekomendasi

Sedangkan reseller adalah seseorang yang menjual barang kembali dan mempromosikan barang dengan menyimpan stok barang. Biasanya reseller akan menghubungi langsung produsen atau distributor untuk melakukan pembelian barang dan menawarkan produk tersebut kepada pembeli.

Definisi lain mengenai reseller adalah perusahaan atau perorangan yang membeli barang atau jasa dari produsen atau distributor dengan tujuan menjualnya kembali kepada konsumen akhir untuk mendapatkan keuntungan.

Di sisi lain produsen bermitra dengan reseller adalah cara yang sangat efektif untuk pemasaran karena dapat menjual besar dengan cepat. Model bisnis reseller adalah memberikan kesempatan yang sangat menguntungkan karena tidak perlu repot untuk memproduksi barang atau jasa sendiri tapi cukup untuk memasarkan produk yang ada.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Perbedaan Dropship dan Reseller

Perbedaan Dropship dan Reseller
Sumber: Kompas.com

Perbedaannya antara reseller dan dropshipper salah satunya bisa kita lihat dari kebutuhan modalnya sendiri.

Dropshipper biasanya mempunyai modal yang cukup besar sedangkan untuk menjadi reseller tidak membutuhkan modal yang besar.

Perbedaan dropship dan reseller ada pada stok barang, modal, keuntungan, pemasaran dan lainnya.

1. Stok Barang

Kesamaan keduanya adalah tidak memerlukan modal yang besar. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, perbedaan pertama yang paling mendasar antara dropship dan reseller terletak dari stok barang.

Seorang dropshipper tidak perlu memasok barang sedangkan reseller kamu harus memasok barang tersebut terlebih dahulu dari produsen atau distributor.

Seorang reseller harus melakukan pembelian barang dalam jumlah yang banyak dengan tujuan agar harga barang yang diperoleh kompetitif sehingga selisih pembelian dan penjualan (keuntungan) yang didapat lebih besar.

Tugas reseller lainnya adalah mengurus pengemasan barang dan juga melakukan pengiriman barang ke alamat pembeli.

Sedangkan dropship tugasnya hanya mencari seorang konsumen atau calon pembeli dan bila ada konsumen yang menginginkan barang tersebut, maka dropshipper akan menjadi perantaranya untuk meneruskan orderan tersebut sampai pengiriman kepada produsen.

Dan pada intinya tugasnya seorang dropshipper adalah hanya memasarkan produk atau barang saja tidak sampai melakukan pengemasan dan pengiriman kepada pembeli.

2. Modal yang Dikeluarkan

Dalam hal modal yang akan dikeluarkan keduanya cukup berbeda. Reseller harus mempunyai modal yang cukup besar dibandingkan dropship karena dia harus menyetok barang. Dalam hal modal yang akan dikeluarkan keduanya cukup berbeda.

Reseller harus mempunyai modal yang cukup besar dibandingkan dropship karena dia harus menyetok barang yang lumayan banyak maka dari itu biaya yang dikeluarkan besar. Sementara dropship bisa dibilang tidak memerlukan biaya sama sekali.

Karena mereka hanya memasarkan produknya saja dan modal yang dikeluarkan hanya seperti pulsa atau kuota internet seperti yang sudah dijelaskan bahwa dropship hanya menjadi seorang perantara saja.

Oleh sebab itu, jika kamu ingin berjualan tanpa memerlukan modal yang besar kamu bisa mencoba menjadi dropshipper terlebih dahulu.

3. Keuntungan atau Profit

Bedanya reseller dan dropshipper ketiga adalah dari segi keuntungan atau profit yang didapatkan. Bisa dibilang reseller dapat meraup keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan dropship. Reseller itu biasanya mendapatkan harga yang lebih murah dari penyetok barang atau produsen.

Caranya seorang reseller akan melakukan pembelian barang dalam jumlah yang besar terlebih dahulu dari supplier bahkan distributor dan dari satu pihak reseller dengan leluasa menjual produk tersebut walaupun memberikan selisih harga yang cukup tinggi.

Inilah salah satu keuntungan dari reseller dengan memberikan selisih harga yang cukup tinggi maka keuntungan yang didapat juga tinggi. Jadi kalau dari segi keuntungan kira kira mending reseller atau dropship?

4. Strategi Pemasaran

Yang selanjutnya adalah perbedaan reseller dan dropship lainnya terletak pada segi strategi pemasaran. Pemasaran reseller bisa dilakukan dengan direct selling atau penjualan langsung kepada konsumen. Karena sebelumnya mereka sudah menyetok barang jualannya. Misalnya dengan membuka toko atau ke tetangga.

Sedangkan dropshipper berbeda dalam strategi pemasarannya biasanya mereka lakukan melalui media sosial, seperti Instagram, Facebook dan lainnya, e-commerce, grup WhatsApp, WhatsApp business. Jika dropshipper mendapatkan pesanan dari pembeli maka dia menghubungi supplier untuk melakukan pembelian barang tersebut.

5. Resiko

Dari segi resiko sendiri bedanya dropship dan reseller tentu tidak akan sama. Kalau dari resiko sudah terlihat bahwa yang dapat mengalami resiko lebih besar adalah seorang reseller. Karena reseller melakukan penyimpanan stok barang, jika barang tersebut tidak laku tentu hal tersebut bisa membuat reseller mengalami kerugian yang besar.

Tentu saja berbeda dengan dropshipper. Bila kita berjualan secara dropship kerugian yang akan kita alami tidak besar jika barang tidak laku karena salah satu faktornya dia tidak menyetok barang terlebih dahulu.

Apabila dilihat dari segi resiko, kalau kamu masih ragu untuk menjual barang secara besar kamu bisa mencoba langkah awal sebagai dropshipper dulu karena resiko yang diakibatkan tidak terlalu besar. Tentu saja berbeda dengan dropshipper. Bila kita berjualan secara dropship kerugian yang akan kita alami tidak besar jika barang tidak laku karena salah satu faktornya dia tidak menyetok barang terlebih dahulu.

Apabila dilihat dari segala resiko, kalau kamu masih ragu untuk menjual barang secara besar kamu bisa mencoba langkah awal sebagai dropshipper dulu karena resiko yang diakibatkan tidak terlalu besar.

https://ebooks.gramedia.com/id/buku/jualan-online-tanpa-repot-dengan-dropshipping?utm_source=bestseller&utm_medium=bestsellerbuku&utm_campaign=seo&utm_content=BestSellerRekomendasi

https://www.gramedia.com/products/diet-keto-berani-mencoba-tantangan-diet-rendah-karbohidrat?utm_source=bestseller&utm_medium=bestsellerbuku&utm_campaign=seo&utm_content=BestSellerRekomendasi

Kekurangan dan kelebihan dari reseller maupun dropship akan dijelaskan dan dijabarkan dari kedua sistem sebagai berikut.

Kelebihan dan Kekurangan dari Dropship dan Reseller

Perbedaan Dropship dan Reseller
Sumber: Pexels

A. Kelebihan Reseller

1. Menyimpan Stok

Dengan menyimpan stok kita jadi lebih tahu beberapa jumlah stok barang yang tersedia.

2. Risiko Rugi Kecil

Pada dasarnya reseller hanya menjual produk yang sudah tersedia, bukan memproduksi produk dari nol kemudian dipasarkan ke konsumen. Hal ini menjadi alasan utama mengapa reseller bisa mengalami risiko kerugian lebih kecil daripada produsen selaku tangan pertama.

Reseller juga bisa memperhitungkan berapa banyak barang yang bisa ia jual. Sehingga, stok barang yang dibeli dari tangan pertama pasti akan pas, tidak akan terlalu banyak maupun terlalu sedikit.

3. Fleksibel

Menjadi reseller, tugas Anda hanyalah melakukan promosi, yang mana dapat dilakukan secara online pula, sehingga Anda bisa mengelola bisnis reseller Anda secara fleksibel kapan saja, dimana saja, hanya dengan bermodal handphone dan internet.

4. Informasi Produk

Memiliki informasi yang banyak tentang produk yang dijual seperti ukuran, bahan dan kualitas sehingga ia bisa menjelaskan mengenai kondisi barang kepada pembeli.

5. Hemat waktu

Keuntungan menjadi reseller lainnya adalah karena Anda bisa menghemat waktu kerja. Bayangkan saja ketika membuat bisnis Anda sendiri dari nol, Anda harus sibuk melakukan riset, mencari supplier bahan, mencari investor, menjalin koneksi hingga mempromosikan produk.

Salah satu keuntungan jadi reseller yang utama adalah Anda hanya perlu mencari supplier dan mempromosikan produk, tidak perlu mengurus hal-hal rumit dan memakan waktu seperti operasional maupun tenaga kerja.

6. Penjual Bebas Memasarkan

Penjual tidak terbatas memasarkan hanya melalui penjualan langsung tetapi reseller bisa memasarkannya melalui marketplace juga.

Reseller bisa memasarkan produk sesuai dengan kemampuannya. Jika sibuk menjadi ibu rumah tangga, maka bisa memasarkan produk di rumah saja secara online. Reseller juga bisa memasarkan produk di tempat-tempat ramai seperti festival atau bahkan pasar kaget jika ingin produk segera habis terjual.

B. Kekurangan Reseller

1. Keterbatasan Inovasi

Karena reseller sebagai penjual produk orang lain, Anda tidak bisa memperbaharui produk maupun metode operasional seenaknya. Satu-satunya variabel yang bisa Anda ubah adalah metode promosi.

2. Reseller Melakukan Pengemasan Barang

Reseller harus melakukan pengemasan barang dan pengiriman langsung kepada pembeli.

3. Keuntungan Lebih Kecil

Sebagai tangan kedua, keuntungan yang diambil dari penjualan suatu produk sudah dibagi dengan tangan pertama. Reseller membeli barang dari tangan pertama, ia kemudian menjual barang tersebut ke konsumen.

Ada dua laba yang diambil dalam penjualan produk tersebut, yakni oleh tangan pertama dan oleh tangan kedua. Biasanya, reseller tidak bisa menaikkan harga jual produk dengan tinggi, apalagi berbeda jauh dengan harga produk yang dijual langsung oleh tangan pertama, sebab peluang konsumen membeli produk akan berkurang.

4. Persaingan yang Tinggi

Banyak reseller lebih tertarik menjual produk tangan pertama yang sudah memiliki ‘nama’ alias mereknya dikenal luas oleh konsumen. Karena banyak yang berpikiran demikian, maka saingan reseller akan semakin banyak pula.

Banyaknya persaingan dalam menjual produk yang sama akan memunculkan masalah baru dalam marketing, sebab jika harga diturunkan agar konsumen datang, Anda akan mendapatkan keuntungan lebih sedikit.

Tapi, jika harga tidak diturunkan, kemungkinan konsumen membeli produk dari Anda juga akan berkurang.

Walau demikian, ada banyak cara mengatasi masalah tersebut, seperti mengemas produk menjadi lebih elegan atau memberikan pelayanan yang lebih baik pada konsumen agar mereka percaya pada Anda.

Sebelum memutuskan untuk menjadi reseller, pastikan Anda paham mengenai keuntungan dan kerugiannya. Hal ini penting untuk manajemen risiko dan menyusun strategi dalam marketing.

C. Kelebihan Dropship

1. Tidak Perlu Modal yang Besar

Tidak melakukan pengadaan maupun pengiriman barang.

2. Lebih Hemat Tenaga

Kelebihan lain sistem dropship, yaitu lebih hemat tenaga. Mengapa bisa demikian? Anda tidak perlu melakukan berbagai hal yang biasanya dilakukan oleh penjual konvensional, cukup fokus pada bagian marketing agar barang yang dijual laris.

Untuk urusan produksi, pengemasan, hingga pengiriman barang akan diurus oleh supplier langsung.

3. Resiko Kerugian Tidak Besar

Karena tidak perlu mengeluarkan modal awal yang besar, maka resiko kerugiannya pun kecil.

4. Bisa Dilakukan di Mana Saja

Keuntungan lainnya ada pada bagian lokasi dan jam kerja. Dengan menjadi dropshipper cukup menyenangkan karena pekerjaan ini sangatlah fleksibel.

Bahkan tidak menutup kemungkinan bahwa dropship ini hanya dijadikan pekerjaan sampingan sehingga mendapat pemasukan tambahan.

5. Mudah Dijalankan

Menjalani sistem dropship tidak perlu membuatmu melakukan pengecekan barang jualan satu persatu. Kamu hanya perlu melakukan penjualan, tanpa perlu melakukan produksi dan pengiriman barang.

Tentunya hal ini menyebabkan sistem dropship banyak dipilih karena kemudahannya dan efisiensinya terutama jika dibandingkan dengan sistem reseller.

6. Produk yang Dijual Bervariasi

Ketika bekerja sebagai seorang dropshipper, Anda bisa menjual berbagai produk dari berbagai pihak sekaligus. Dengan begitu, produk yang dijual bisa beragam. Hal ini merupakan keuntungan tersendiri bagi seorang dropshipper.

Meski demikian, tidak disarankan untuk menjual terlalu banyak jenis barang di awal. Jika Grameds baru terjun di dunia dropship sebaiknya cukup menjual 3 sampai 5 jenis barang yang berbeda dan usahakan dari satu supplier yang sama.

7. Tak Repot dengan Pengemasan dan Pengiriman Barang

Pengemasan dan pengiriman barang dilakukan oleh supplier.

8. Tidak Perlu Memiliki Penyimpanan

Stok barang disimpan di tempat supplier, atau bisa jadi bahkan di gudang distributor.

D. Kekurangan Dropship

1. Keuntungan yang Didapat Lebih Kecil

Sistem dropship memang menawarkan banyak keuntungan termasuk modal yang sedikit. Namun, laba yang bisa diambil dari penjualan pun tidak bisa terlalu tinggi.

Hal ini disebabkan jika harga terlalu mahal maka akan kalah bersaing dengan dropshipper yang lainnya sehingga konsumen tidak mau membeli ke tempat Anda.

2. Tidak Mengetahui Stok dan Kondisi Barang yang Dijual

Dropshipper tidak memiliki kontrol terhadap suatu barang. Hal ini menyebabkan ketergantungan terhadap pemasok barang.

Selain itu, konsistensi adanya barang atau tidak juga tidak bisa diatur sendiri. Dengan begitu, Anda harus selalu mengecek ketersediaan barang pada pihak supplier.

3. Margin Keuntungan Rendah

Pembagian keuntungan rendah karena harus dibagi dengan pemasok.

4. Sistem Pengiriman Kompleks

Jika barang yang dijual beragam serta menggunakan supplier yang berbeda-beda, tentunya kamu akan direpotkan ketika seorang konsumen membeli berbagai barang.

Selain itu, jika ada barang yang tidak sesuai. Dan mengalami kegagalan pengiriman, akan sangat repot ketika mengurusnya.

5. Status Ketersediaan Barang Tidak Jelas

Dropshipper tidak bisa memastikan ketersediaan barang.

6. Nama Baik Dropshiper Rentan

Nama baik dropshiper sangat tergantung pada kualitas barang dari pemasok

7. Kecepatan Pengiriman Tidak Pasti

Kecepatan pengiriman barang bergantung pada pemasok.

8. Akurasi Pengiriman Barang

Pemasok seringkali mengalami kesalahan dalam pengiriman produk.

Grameds itulah perbedaan antara dropship dan reseller yang wajib diketahui. Semua tergantung dari apakah modal yang Grameds miliki cukup besar sehingga dapat memasok barang atau kamu masih takut terkait resiko kerugian yang akan ditanggung.

Kalau Grameds masih takut akan risiko dari kerugian yang nantinya bisa terjadi ditambah belum memiliki modal yang besar maka kamu bisa menjadi dropshipper terlebih dahulu. Jika sistem penjualan dropship kamu semakin berkembang, kamu bisa mencoba menjadi reseller.

Alur Sistem Dropship

  1. Berikut ini alur kegiatan bisnis dropship, yaitu:
    Konsumen memesan barang melalui toko online milik dropshipper kemudian melakukan konfirmasi pemesanan dan pembayaran.
  2. Setelah pembayaran telah selesai dilakukan oleh konsumen, maka dropshipper akan menghubungi penyedia barang untuk melakukan pemesanan.
  3. Pihak penyedia barang akan melakukan pengemasan, kemudian barang otomatis langsung dikirim ke alamat konsumen.

Alur Sistem Reseller

1. Menemukan Produk yang Tepat

Ketika Anda ingin menjual suatu barang atau ingin menjadi reseller, Anda harus mencari tahu terlebih dahulu bagaimana produk tersebut.

Cara menjadi reseller yang baik dengan mencari tahu terlebih dahulu bagaimana suatu produk yang akan dijual kepada para konsumennya.

Apakah kualitas produk tersebut layak untuk dijual atau tidak, bagaimana harga produk tersebut dengan kualitas yang diberikan. Apakah produk tersebut tinggi peminat dari masyarakat atau tidak.

Karena jika Anda memulai menjadi reseller tanpa modal, hal tersebut merupakan kunci dari cara menjadi reseller yang baik agar Anda sukses dan mendapatkan untung yang besar.

2. Melihat Pasar dan Kompetitor

Cara menjadi reseller yang satu ini dilakukan guna menghindari kerugian yang akan ditimbulkan kedepannya. Cara menjadi reseller yang baik selanjutnya dengan melihat kompetitor dari produk tersebut.

Anda harus melihat seberapa besar atau seberapa banyak kompetitor Anda dalam menjalankan bisnis reseller. Karena seringkali supplier tidak memberikan atau membuka terlalu banyak reseller yang akan menjual produknya di daerah yang sama.

3. Cari Supplier yang Tepat

Cara menjadi reseller yang tepat selanjutnya adalah dengan memilih supplier dengan tepat. Selain dari kelayakan dan kualitas produk, Anda juga harus melihat supplier berkomunikasi dan kecepatan tanggapan yang diberikan.

Sehingga nantinya Anda tidak akan merasa rugi karena supplier terpercaya dan tanggap ketika ada pesanan. Dengan begitu Anda akan menjalankan kerjasama yang lama dengan supplier.

4. Berikan Pelayanan Konsumen yang Terbaik

Cara menjadi reseller yang baik dimana Anda menjalankan usaha tanpa modal, Anda harus memberikan pelayanan yang maksimal kepada konsumen. Sangat penting bagi Anda untuk memberikan pelayanan yang terbaik agar mempertahankan kepercayaan para konsumen Anda.

Konsumen dari bisnis online hanya bisa Anda pertahankan dengan memberikan pelayanan yang maksimal, agar konsumen tersebut tidak mudah pergi berpindah ke toko online lainnya.

5. Jangan Lama Dalam Memperbaharui Informasi Suatu Produk

Selalu update mengenai barang yang Anda jual. Anda harus secara konsisten dan disiplin dalam memperbaharui informasi dari produk yang Anda jual.

Cara menjadi reseller yang satu ini dilakukan agar konsumen dapat melihat lebih jelas informasi mengenai suatu barang.

6. Gunakan Taktik Penjualan Online

Cara menjadi reseller yang efektif adalah dengan memasang iklan mengenai produk Anda di media sosial. Pemasaran melalui sosial media merupakan cara yang efektif dalam memasarkan produk yang Anda jual.

Pemasaran melalui media sosial ini bahkan Anda bisa menggunakan fitur iklan langsung ke target konsumen yang Anda harapkan.

Jadi saat membayar untuk melakukan iklan, Anda akan diminta memilih karakteristik pengguna media sosial seperti apa yang Anda inginkan untuk melihat iklan dari produk yang Anda jual.

Itulah mengapa semakin tinggi juga peluang Anda bisa menjual produk dengan pemasaran di media sosial.

7. Melakukan Evaluasi Penjualan Bisnis

Cara menjadi reseller yang berjalan dengan lancar, Anda harus rajin dalam melakukan evaluasi penjualan secara berkala. Hal ini dilakukan guna mengembangkan bisnis Anda menjadi lebih baik lagi.

Anda bisa memeriksa bagaimana penjualan Anda selama satu bulan. Apakah ada kenaikan atau malah penurunan, dengan begitu Anda dapat memperbaiki hal tersebut dengan segera.

8. Kelola Uang dengan Baik

Pastikan Anda melakukan pengelolaan setiap uang yang Anda dapatkan dari menjadi reseller. Anda bisa menabung keuntungan yang Anda punya dan menggunakan keuntungan tersebut untuk membuka usaha lainnya.

https://www.gramedia.com/products/diet-keto-berani-mencoba-tantangan-diet-rendah-karbohidrat?utm_source=bestseller&utm_medium=bestsellerbuku&utm_campaign=seo&utm_content=BestSellerRekomendasi

Dengan begitu mungkin Anda tidak perlu lagi bergantung kepada supplier tempat Anda biasanya mengambil barang.

Demikian perbedaan dropship dan reseller yang harus Grameds ketahui agar bisnismu lebih untung. Grameds bisa membaca buku-buku terkait dropship dan reseller yang tersedia di www.gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu memberikan produk-produk terbaik!

Penulis: Yufi Cantika Sukma Ilahiah

Baca juga:



ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Rosyda Nur Fauziyah

Saya adalah Rosyda Nur Fauziyah dan biasa dipanggil Rosyda. Menulis adalah bagian dari aktivitas saya, karena menulis menjadi salah satu hal yang menarik. Sesuai dengan latar pendidikan saya, tema yang saya suka seputar ekonomi dan manajemen.

Kontak media sosial Linkedin saya Rosyda Nur Fauziyah