The Book of Two Ways – Apa jadinya jika kamu memiliki jalan hidup yang tidak pernah kamu bayangkan? Novel ini menceritakan bagaimana jadinya jika kamu membuat sebuah pilihan hidup yang berbeda dari sebelumnya. Pilihan hidup itu akan dituangkan dalam tokoh utama di dalam novel ini, yaitu Dawn Edelstein.
Novel ini memperlihatkan mengenai eksplorasi kehidupan, cinta, egyptology, dan sejarah Mesir yang membuatmu tertarik untuk membaca novel ini. Penulis novel ini seakan-akan memperlihatkan bahwa menjadi manusia itu memang rumit.
Hal itu karena pilihan yang telah kita buat, orang-orang yang penting dalam hidup kita, cinta, dan kematian tidak akan membuat manusia itu puas dengan satu pilihan saja. Secara keseluruhan, novel ini membuat kamu akan terbawa suasana karena penulis novel membuat sosok Dawn sangat deskriptif dan mendetail.
Penyesalan hanya akan datang saat di akhir cerita. Itulah yang akan diperlihatkan dalam novel ini. Penyesalan seperti apa yang dihadirkan dalam novel ini? Yuk, sebelum memiliki novelnya, kamu simak review singkat ini, ya.
Table of Contents
Sinopsis Novel The Book of Two Ways
Semuanya berubah dalam satu waktu untuk Dawn Edelstein. Dia berada di pesawat saat pramugari membuat pengumuman: bersiap untuk pendaratan darurat. Dia berusaha menguatkan dirinya saat suatu pikiran melintas di benaknya. Hal yang mengejutkan adalah, pikirannya bukan tentang suaminya, tetapi seorang pria yang terakhir dilihatnya lima belas tahun yang lalu: Wyatt Armstrong.
Dawn, secara ajaib dapat selamat dari kecelakaan itu, tetapi semua keraguan yang tiba-tiba muncul. Dia telah menjalani kehidupan yang baik. Kembali ke Boston, ada suaminya, Brian, putri kesayangannya, dan pekerjaannya sebagai doula kematian, di mana dia membantu memudahkan transisi antara hidup dan mati bagi pasien di rumah sakit.
Tetapi, di suatu tempat di Mesir adalah Wyatt Armstrong, yang bekerja sebagai arkeolog yang menggali situs pemakaman kuno, pekerjaan yang pernah dipelajari, tetapi terpaksa ditinggalkan ketika kehidupan tiba-tiba mengintervensi. Dan sekarang, ketika tampaknya takdir menawarkan kesempatan keduanya, dia tidak begitu yakin dengan pilihan yang pernah dibuatnya.
Setelah pendaratan darurat, maskapai memastikan para penyintas diperiksa oleh dokter, lalu menawarkan transportasi ke mana pun mereka ingin pergi. Pilihan yang jelas untuk Dawn adalah melanjutkan jalan yang dilaluinya dan pulang ke keluarganya.
Lalu yang lainnya adalah kembali ke situs arkeologi yang ditinggalkan bertahun-tahun sebelumnya, berhubungan kembali dengan Wyatt dan sejarah mereka yang belum terselesaikan, dan bahkan mungkin menyelesaikan penelitiannya tentang Kitab Dua Cara—peta alam baka pertama yang diketahui.
Saat cerita terungkap, dua kemungkinan masa depan Dawn terbuka berdampingan, begitu pula rahasia dan keraguan yang telah lama terkubur di sampingnya. Dawn harus menghadapi pertanyaan yang sebenarnya tidak pernah dia tanyakan:
Seperti apa kehidupan yang dijalani dengan baik? Ketika kita meninggalkan bumi ini, apa yang kita tinggalkan? Apakah kita yang membuat pilihan atau apakah pilihan kita yang membuat kita seutuhnya? Dan akan menjadi siapa Anda, jika Anda tidak menjadi diri Anda yang sekarang?
Review Novel The Book of Two Ways
Novel The Book of Two Ways merupakan karya Jodi Picoult. Novel ini menceritakan bahwa menjadi manusia memanglah rumit, hal itu dikarenakan banyak orang yang mempertanyakan bagaimana jika ia membuat suatu pilihan hidup yang berbeda di kehidupan sebelumnya. Apakah ia akan bahagia atau akan menyesal?
Tokoh utama dalam novel ini adalah Dawn Edelstein. Ia tinggal di Boston, menikah dengan Brian dan memiliki putri. Di pesawat yang sedang jatuh dan pikirannya tidak pada kehidupan yang dia jalani sekarang, tetapi melayang kembali ke masa lalunya sebagai seorang Egyptologist, dan Wyatt Armstrong.
Dawn dilanda penyesalan lalu memikirkan bagaimana jadinya jika ia berakhir menikah dengan Wyatt dan tidak seharusnya menikah dengan orang lain karena adanya sebuah tekanan.
Penulis novel unggul dalam karakterisasi Dawn yang memperlihatkan komplikasi menyakitkan dan berantakan yang biasanya terjadi dalam hidup. Kemudian refleksinya tentang apa yang bisa terjadi, rasa identitasnya dan siapa dia sebenarnya.
Ini sangat deskriptif dan sangat mendetail, penceritaan berlapis-lapis, bijaksana, berwawasan luas, dan ditulis dengan baik tentang pertanyaan terdalam kehidupan tetapi tidak untuk semua orang. Novel ini sangat memuaskan dan menyentuh secara emosional.
Profil Penulis
Novel The Book of Two Ways merupakan karya Jodi Picoult. Jodi merupakan seorang penulis yang sangat populer dan terlaris di #1 New York Times dari 28 novel. Karya-karya tersebut termasuk Wish You Were Here, Small Great Things, Leaving Time, dan masih banyak lainnya.
Kelebihan, Kekurangan, dan Rating
Setiap novel tentunya ada hal yang disukai dan kurang disukai oleh pembaca. Namun, hal tersebut tidak mengurangi rasa suka pembaca pada bacaan favoritnya. Kali ini kita akan membahas kelebihan, kekurangan, serta rating yang terdapat dalam novel The Book of Two Days karya Jodi Picoult.
Kelebihan dalam novel ini adalah menampilkan sifat realistis manusia. Di dalam novel memperlihatkan seorang tokoh utama bernama Dawn Edelstein. Ia mengalami kecelakaan pesawat dan seketika membuatnya teringat kenangan di masa lalu. Namun, kenangan yang diingat bukan tentang keluarganya saat ini. Melainkan, tentang seseorang di masa lalu.
Orang di masa lalu itu bernama Wyatt Armstrong. Dawn merasa menyesal dengan pilihan yang dibuatnya saat ini dan berpikir bagaimana jadinya jika ia membuat pilihan hidup yang berbeda dari sebelumnya.
Hal ini menunjukkan sifat realistis manusia yang terkadang menyesal dengan pilihan yang sudah dibuatnya. Tokoh Dawn seakan-akan menggambarkan bahwa manusia selalu tidak merasa puas dengan pilihan yang sudah dibuatnya.
Lalu, terdapat pesan menyentuh. Melalui tokoh Dawn, kita dapat melihat bahwa penyesalan selalu datang di akhir. Oleh karena itu, kita sebagai manusia harus mampu membuat suatu pilihan hidup yang memiliki tujuan akhir yang baik.
Kekurangan dalam novel ini adalah gaya bahasa sulit dipahami. Novel ini memiliki gaya bahasa yang kuat dan memotivasi, tetapi agak sulit untuk dipahami. Namun, novel ini sangat bagus karena memberikan pelajaran mengenai hidup.
Novel The Book of Two Ways memiliki rating yang bagus di goodreads. Rating yang dihasilkan oleh buku ini sebesar 3.66 dari 5. Hal ini menandakan bahwa pembaca sangat menikmati isi cerita yang ditampilkan dalam novel ini.
Penutup
Itulah review singkat dari novel The Book of Two Ways karya Jodi Picoult. Setelah melihat rating pembaca di goodreads, novel ini memiliki antusiasme pembaca yang cukup tinggi. Hal itu dikarenakan isi cerita dalam novel ini sangatlah menarik.
Kisah Dawn Edelstein yang dilema dengan pilihan hidupnya saat ini dan berpikir bagaimana jadinya jika ia memilih pilihan hidup yang berbeda dari sebelumnya. Apakah ia akan bahagia atau akan menyesal?
Bagi kamu yang penasaran dengan kisah Dawn Edelstein yang ditulis oleh Jodi Picoult. Kamu dapat membaca novel The Book of Two Days dengan membelinya di gramedia.com dan dapatkan diskon menarik lainnya, ya.
Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Penulis: Fiska Rahma Rianda
Rekomendasi Novel
1. Children of Blood and Bone
Novel ini merupakan karya Tomi Adeyemi. Novel ini bergenre fiksi yang dibaluti dengan adegan aksi di dalamnya. Dikisahkan tentang sebuah balas dendam yang dilakukan oleh Zelie kepada kerajaan yang sangat keji. Mereka semua telah membunuh semua orang penting yang ada di dalam hidupnya.
Tetapi sekarang ia mencoba bangkit untuk melawan. Zelie Adebola teringat saat masa sihir masih hidup di Orisha. Di bawah perintah dari seorang raja yang keji, semuanya dihabisi meninggalkan Zelie tanpa seorang ibu dan kaumnya. Saatnya Zelie membawa kembali sihir itu dan menyerang kerajaan dengan bantuan seorang putri raja yang pemberani.
Zelie berhasil memperdaya musuh dengan membawa kabur putra mahkota. Putra mahkota itu ditugaskan untuk menghancurkan sihir di Kerajaan Orisha. Bahaya pun mengancam tanah Orisha. Di sisi lain, Zelie juga harus melawan perasaannya yang kian tumbuh pada sang musuh, yaitu putra mahkota.
2. Hidup-Mati di Burma
Novel Hidup-Mati di Burma merupakan karya George Orwell. Novel ini merupakan karya pertamanya sebagai penulis. Novel ini terinspirasi dari pengalaman dirinya saat menjadi petugas polisi di Burma pada masa penjajahan kolonial Inggris. Pada masa itu, orang pribumi dianggap lebih rendah tingkatnya dibandingkan oleh orang kulit putih.
Diceritakan seseorang bernama Flory, ia merupakan pedagang paruh baya berkulit putih yang berteman dengan Dr. Veraswami yang merupakan seorang berdarah India. Dokter itu terancam mendapatkan hukuman oleh U Po Kyin, seorang kepala distrik yang sangat keji dan suka korupsi.
Satu-satunya jalan keluar yang dapat membantunya adalah kalau ia bergabung di sebuah klub orang berkulit putih dan Flory dapat membantunya agar ia tak mendapatkan hukuman dari kepala distrik yang keji itu.
3. The Borrowed (13.67)
Novel The Borrowed (13.67) merupakan karya Chan Ho-Kei. Novel ini mengisahkan seorang detektif jenius asal Hong Kong yang bernama Kwan Chun-dok yang menyelesaikan kasus dengan hebat. Ia merupakan seorang inspektur yang sudah menjalani karirnya selama selama lebih dari 50 tahun.
Bahkan, ia dijuluki “Mata Surga” karena keterampilannya yang cerdas dan cenderung berpikir di luar nalar. Novel ini terbagi menjadi enam bagian yang dikisahkan dalam kronologi terbalik. Setiap kasus tersebut merupakan kasus yang penting dalam karir Kwan dan terjadi ketika ada masa-masa penting dalam sejarah Hong Kong.
Dalam novel ini terdapat enam kasus yang ditangani olehnya dan diceritakan dari kasus yang paling terakhir ditanganinya saat ia terbaring koma di rumah sakit pada tahun 2013. Setiap kasus dalam novel ini berlanjut ke masa lalu secara bertahap sampai kita diperlihatkan pertama kali bertemu inspektur Kwan untuk pertama kalinya dalam menangani kasus.
Sumber:
- https://www.goodreads.com/book/show/50265329-the-book-of-two-ways
- Review Buku 21 Pelajaran untuk Abad 21
- Review Buku A Slow Fire Burning
- Review Buku Alien Karya Lee Chanhyuk
- Review Buku Artemis Fowl
- Review Buku Boundary Boss: Berani Tentukan Batasan
- Review Buku Crying In H Mart
- Review Buku Dari Priyayi sampai Nyi Blorong
- Review Buku Esther Bunny Karya Esther Kim
- Review Buku Finding Ikigai in My Journey
- Review Buku How To Win An Argument
- Review Buku Jangan diklik #1: Rahasia Ayu
- Review Buku Jangan Diklik #2: Ketika Sukma Terjaga
- Review Buku Kambing Hitam Teori Rene Girard
- Review Buku Kisah dari Halaman Belakang
- Review Buku Kuasa Uang
- Review Buku Life Without Limits: Tanpa Lengan Dan Tungkai
- Review Buku Memory For Forgetfulness
- Review Buku Merakit Kapal
- Review Buku N Or M
- Review Buku Nusantara Karya Bernard H. M. Vlekke
- Review Buku Our Violet Ends
- Review Buku Para Perawan (The Maidens)
- Review Buku Perbaiki Diri, Perbarui Hati
- Review Buku Practical Step To Think And Grow Rich
- Review Buku Saga Dari Samudra Karya
- Review Buku Saha Mansion
- Review Buku Sepasang Sepatu Tua
- Review Buku Seribu Wajah Ayah
- Review Buku Stargirl
- Review Buku Ten Years Challenge
- Review Buku Tetap Waras Di Tengah Orang Toksik
- Review Buku The Circle Blueprint
- Review Buku The Devil All The Time
- Review Buku These Violent Delight
- Review Buku Verity
- Review Buku We Hunt The Flame
- Review Buku Wizard Bakery
- Review Komik Jujutsu Kaisen
- Review Novel Atharrazka
- Review Novel Buku Besar Peminum Kopi
- Review Novel Book Shamer
- Review Novel Catur Karya Blueantlawarm
- Review Novel Fahrenheit 451 Mass Market
- Review Novel Hijab for Sisters 4
- Review Novel Jiva: Kala Kehidupan Misteri Menyapa
- Review Novel Keep Up with Us
- Review Novel Moby Dick
- Review Novel Parijs van Java
- Review Novel Pemetik Bintang
- Review Novel Puisi Mbeling
- Review Novel Punching the Air
- Review Novel Second Chance
- Review Novel The Book of Two Ways
- Review Novel Tokyo dan Perayaan Kesedihan
- Review Novel To All the Boys I’ve Loved Before
- Review Novel To The Bone
- Review You, Ketika Cinta Tidak Pernah Terucap